Senin, 14 Desember 2009

Cloud Callout: Buah pikiran dari : Rr. Syarifah Hani'ah,S.Pd.I  PPG Kelas A


HUMANIS BEHAVIORIS KONSRUKTIFISME yang AGAMIS

  1. Pendahuluan

Setelah mencermati selintas semua aliran yang ada dalam modul teori belajar (mengingat tugasnya sangat berat yaitu membuat sebuah teori) dan melihat kondisi pendidikan dalam madrasah akhirnya setelah tiga hari meluangkan waktu untuk berpikir teori apa yang cocok maka tercetuslah ide untuk membuat sebuah formula teori belajar yang akan menghilangkan semua kelemahan dari semua aliran teori konstrukifisme dan aliran Behavioristik dan humanisme, formula ini bersifat fleksibel sesuai dengan situasi dan kondisi misalnya pada mata pelajaran apa,dan pada materi apa,serta kondisi psikologis siswa yang dihadapi. Baiklah untuk selengkapnya marilah kita lihat dalam bahasan inti

  1. Inti

Seperti yang sudah peneliti ungkapkan dalam pendahuluan bahwa formula ini merupakan gabungan dari tiga aliran teori belajar yaitu humanisme, konstruktifisme dan behaviorisme. Maksud hati peneliti intinya adalah mengambil semua kelebihan yang ada pada tiga teori belajar tersebut serta menghilangkan semua kelemahan yang ada pada tiga teori tersebut dan mewarnainya dengan aplikasi agama yang disesuaikan dengan materi sehingga pada akhirnya membentuk generasi cerdas yang soleh.

Fakta yang ada dalam kehidupan sehari-hari peneliti sebagai guru dihadapkan dengan berbagai materi pelajara yang semua mempunyai ciri yang berbeda serta peserta didik yang beragam pula dalam hal kemampuan intelektual,motivasi dan latar belakang kehidupannya

Agar bahan ajar tersampaikan kepada peserta didik dengan baik dan efektif beerbagai pendekatan pembelajaran dalam teori belajar semua dipakai dengan memperhatikan kondisi yang ada. Hal ini peneliti wujudkan dalam bentuk strategi pembelajaran dengan kompleksitas tujuan yang hendak dicapai. Strategi pembelajaran yang berlandaskan teori behavioris peneliti pakai untuk memfasiliasi penguasaan materi yang memerlukan tingkatan memproses sebuah info pengetahuan seperti mengingat dan membedakan Aplikasi teori ini dalam pembelajaran, ditekankan sebagai aktivitas “mimetic” yang menuntut siswa untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari. Penyajian materi pelajaran mengikuti urutan dari bagian-bagian ke keseluruhan. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil, dan evaluasi menuntut satu jawaban benar. Jawaban yang benar menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan tugas belajarnya. Strategi pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivis peneliti pakai menggali pengetahuan yang sudah ada dalam diri peserta didik dan untuk membawa peserta didik pada kegiatan berfikir, memahami, mengingat dan mahir untuk menyelesaikan masalah, dan membuat keputusan. Sedang Strategi pembelajaran yang berlandaskan teori humanis peneliti pakai untuk memberi kebebasan pada peserta didik agar lambat laun mampu mencapai aktualisasi diri sebaik baiknya. Karena dalam teori ini menjelaskan bahwa pada hakekatnya setiap diri manusia adalah unik, memiliki potensi individual dan dorongan internal untuk berkembang dan menentukan perilakunya.Dalam kaitan itu maka setiap diri manusia adalah bebas dan memiliki kecenderungan untuk tumbuh dan berkembang mencapai aktualisasi diri. Lebih lanjut dinyatakan bahwa kebutuhan manusia adalah bertingkat-tingkat, terdiri dari tingkatan = kebutuhan keamanan,pengakuan dan aktualisasi diri.

Jika seseorang tidak aktif membangun pengetahuannya , meskipun usianya tua tetap tidak akan berkembang pengetahuannya ,Suatu pengetahuan diangap benar bila pengetahuan itu berguna untuk menghadapi dan memecahkan persoalan atau fenomena yang sesuai.Pengetahuan tidak bisa ditransfer begitu saja , melainkan harus diinterpretasikan sendiri oleh masing – masing orang. Pengetahuan juga bukan sesuatu yang sudah ada,melainkan suatu proses yang berkembang terus – menerus. Dalam proses itu keaktifan seseorang sangat menentukan untuk mengembangkan pengetahuanya.

Jadi Formula ini bisa dibuat seperti es Jus, yang tidak terlihat mana humanisme,mana behavioris dan mana konstruktivisme dalam satu kali pertemuan mata pelajaran tertentu. Atau bisa juga dalam bentuk es campur yang masih terlihat sekat-sekat antara humanis, behavioris dan konstrutifisme, misalnya untuk satu mata pelajaran 2 jam pelajaran maka 15 menit pertama memakai behavioris untuk penyampaian teori,20 menit selanjutnya memakai humanisme dan 1 jam pelajaran untuk konstruktifisme.sedangkan untuk warna agama melebur (seperti es jus) ke dalam tiga teori yang dipakai

  1. Kelebihan dan kekurangan

Jadi peneliti berharap bahwa semua kelebihan dalam tiga teori tetap dapat,tetapi untuk kelemahannya tidak terjadi.

Jadi kelebihan dari formula ini diharapkan yang terjadi nantinya adalah :

1. Formula teori ini cenderung mengarahkan siswa untuk berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shapping yaitu membawa siswa menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan peserta didik untuk berimajinasi

2. Formula ini mengajak siswa berfikir,memahami,mengingat,berani mengungkapkan ide dan pintar beradaptasi (jika berinteraksi dengan teman dan guru

3. Formula ini menciptakan Pembelajaran yang membuat siswa harus berusaha agar lambat laun mampu mencapai aktualisasi diri sebaik baiknya.

Sedangkan menurut analisis peneliti dari formula ini kelemahan yang akan terjadi nantinya adalah :

1. Menuntut kecermatan analisis guru untuk penempatan ketiga teori ini, disesuaikan dengan materi dan kondisi serta tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam pertemuan tersebut.


  1. Penutup

Apa yang peneliti ungkapkan tentu saja bukanlah merupakan sebuah formula yang sudah final jadi diskursus intelektual masih dan harus terus dilakukan untuk follow up dari apa yang peneliti ungkapkan. Saran yang membangun akan peneliti terima dengan terbuka dan mohon unuk disampaikan dengan cara yang makruf. Akhirnya peneliti hanya mampu mengucapkan "Jazakumullohu khoiron katsir" atas perhatian,masukan dan kesempatan untuk menulis apa yang ada dalam pemikiran peneliti dan "Selamat berproses menjadi guru yang berwawasan filsafat untuk memajukan madrasah"

Wallohu a'lam bishshowwab..........................