KATA PENGANTAR
Syukur
Alhamdulillah, berkat rahmat dan hidayah dari Allah SWT. Penulis dapat
menyelesaikan penulisan dan penyusunan proposal ini sesuai harapan dan tanpa kendala yang berarti.
Penulisan
Penelitian Tindakan Kelas ini tak lepas dari bantuan dari berbagai pihak karena memang
pengalaman dan kemampuan penulis sangat terbatas. Oleh sebab itu pada kesempatan ini
penulis ingin menghaturkan penghargaan dan mengucapkan terimaksih yang
sebesar-besarnya kepada :
- Kepala Madrasah MTs
Ma’arif NU yang telah memberikan kesempatan
penulisan dan penyusunan PTK ini.
- H. Adang, S.Pd, M.Pd. Selaku Pengawas
MA/MTs
yang dengan penuh kearifan dan kesabaran serta keihklasan selalu
memberikan bimbingan dan pengarahan.
- Bapak/Ibu Guru di MTs Ma’arif NU yang telah banyak
membantu jalannya PTK ini.
- Anak-anakku siswa-siswi
kelas IX MTs Ma’arif NU yang telah bekerja sama
dalam Penelitian Tindakan Kelas sehingga dapat terseleseikan PTK ini.
- Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril
maupun Materiil yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Berbagai
bantuan dari semua pihak tersebut di
atas, sekali lagi penulis hanya dapat mengucapkan terimakasih yang
sebeasr-besarnya dan tak terhingga, semoga jerih payah dan bantuan yang telah
diberikan akan mendapat balasan pahala dari Allah SWT dan dicatat sebagai salah
satu amal ibadah yang baik. Aamiin.
, 15 Mei
2015
Penulis
Nurlailatussaadah,
S.TH.I
NIP. 197511292007102001
LEMBAR PENGESAHAN
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL AYAT DAN TERJEMAH QS
AL-QORI’AH MELALUI METODE DRILL
(Penelitian
Tindakan Kelas Pada Bidang Studi Qur’an Hadits di Kelas IX A MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang Kecamatan Kabupaten Cilacap)
PTK dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal
ayat dan Terjemah QS.Al- Qoriah melalui Metode Drill” oleh Pengawas MTs Bapak H.Adang M.Pd dan Kepala MTs Ma’arif NU .telah
disahkan pada :
Hari :Senin
Tanggal :
16 Mei 2015
Jam :
08.00 – 10.00 WIB
Tempat :
MTs Ma’arif NU
Kecamatan :
Kabupaten :
Cilacap
, 16 Mei 2015
Pengawas MTs Kepala
Madrasah
H. Adang, S.Pd, M.Pd Siti
Ulfah Maemunah NIP. 196107121978031003
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL AYAT DAN TERJEMAH
QS AL-QORI’AH MELALUI METODE DRILL
(Penelitian
Tindakan Kelas Pada Bidang Studi Qur’an Hadits di Kelas IX A MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang Kecamatan Kabupaten Cilacap)
Guru
Mata Pelajaran : Nurlailatussaadah,
S.TH.I
NIP : 197511292007102001
LEMBAGA
PENNDIDIKAN MA’ARIF NU
MTs MA’ARIF NU
“TERAKREDITASI B”
JL.RAYA – MAJENANG KM.04
KELURAHAN CILEMPUYANG KECAMATAN KABUPATEN CILACAP 53256
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Dalam
proses pembelajaran Qur’an Hadits, membaca, memahami arti dan menghafal
Al-Quran merupakan Standar Kompetensi Lulusan untuk pembelajaran Qur’an Hadits
di Madrasah Tsanawiyah, selain dari bidang lainnya seperti fiqih, Tauhid,
Akhlak, dan Tarih Islam. Khususnya di semester I pada kelas IX siswa
diajarkan untuk mampu menulis, membaca surat pendek dengan baik dan memahami
arti serta kandungan maknanya (Puskur: 2004). Hafal surat-surat pendek menjadi
sangat penting mengingat fungsi al Quran sebagai sumber hukum Islam selain dari
kegunaan praktisnya untuk pelaksanaan sholat fardlu maupun sunnat.
Fenomena seperti dikemukakan di atas membuat penulis sebagai guru Qur’an Hadits
menjadi resah dan berfikir keras untuk mengatasinya. Dari kenyataan tersebut
teridentifikasi tiga masalah yang muncul, yaitu: 1) rendahnya kemampuan
menghafal ; 2) rendahnya kemampuan hafalan surat pendek; 3) rendahnya
mina untuk menghafal surat tersebut. Setelah direnungkan, dibahas dengan
guru lain, dikaji berdasarkan teori yang ada, maka ditemukan beberapa faktor
penyebab yang berhasil diidentifikasi, diantaranya: 1) metode dan media belajar
kurang menarik dan menumbuhkan kemampuan menghafal siswa; 2) diduga metode yang
digunakan dan nuansa pembelajaran kurang menyebabkan minat siswa meningkat; 3)
teknik hafalan yang diterapkan belum efektif mempercepat hafalan arti ayat-ayat
al-Quran. Sejalan dengan itu, maka terdapat beberapa alternatif solusi yang
diperlukan, diantaranya: 1) diperlukan metode dan media baru yang dapat
menumbuhkan minat menghafal dalam belajar; 2) diperlukan metode atau teknik
yang dapat meningkatkan kemampuan hafalan, dan 3) diperlukan teknik atau alat
yang dapat memudahkan menghafal arti dan ayat-ayat
al-Quran. Salah satu
Kompetensi Dasar (KD) dalam Sub Bidang Studi al-Quran al-Hadits di Kelas IX
pada semester I ialah mampu menghafal Surat Al-Qori’ah beserta tarjamahnya .
Dari pengalaman pada pengajaran di kelas sebelumnya, Siswa Kelas IX masih
banyak yang belum hafal surat-surat pendek kecuali surat yang sangat pendek
seperti Al Ikhlash, Al Ashri, Atau Al Kautsar. Diantara penyebabnya diduga
karena tidak semua siswa seusia MTs atau sebelumnya rajin mengaji atau
aktif di Madrasah Diniyah. Pada segi lain sering ditemukan kenyataan siswa yang
terlihat malas dan tidak bersemangat jika disuruh menghafalkan Al Quran.
Kurangnya kemampuan menghafal itu terlihat dari tidak ada gairah
dan antusias kalau disuruh menghafal sambil bergumam bersama-sama, masih banyak
yang menghafal sambil asal-asalan, sambil bercanda pada temannya, bahkan ada
yang mengobrol.Demikian pula dari hasil hafalannya terutama untuk hafal dengan
artinya masih banyak siswa yang belum bisa hafal secara benar dan lancar.
Ketiga masalah tersebut, tidak semuanya dapat diselesaikan secara sekaligus
dengan mudah oleh suatu tindakan atau penggunaan suatu metode. Masalahnya akan
menyangkut secara komprehensif terkait situasi pembelajaran, budaya belajar,
metode, teknik, dan ketersediaan media yang menarik kemampuan menghafal siswa
.Masalah yang dianggap mendesak untuk dipecahkan adalah menumbuhkan minat dan
kemampuan menghafal atau ketertarikan siswa untuk belajar hafalan
terlebih dahulu, dengan asumsi bahwa hafalan Ayat Quran dan artinya diduga akan
secara efektif dapat meningkat jika metode yang digunakan memberikan kemampuan
menghafal dan menyenangkan.
Menurut teori, belajar akan lebih berhasil bila situasinya menyenangkan
(Sagala; 2006:100). Proses belajar akan lebih baik jika siswa memiliki
kemampuan menghafal terhadap kegiatan belajar (Sutikno; 2009:16). Belajar
hafalan dapat lebih baik hasilnya, jika disertai kemampuan menghafal yang
tinggi, sebab kemampuan menghafal seperti menurut Kurt Singer,
adalah suatu landasan yang paling meyakinkan untuk keberhasilan suatu proses
belajar. Menurutnya lagi, jika siswa merasa ingin belajar, ia akan cepat
mengerti dan mengingatnya (Singer; 1987:78).
Metode Drill adalah suatu model pembelajaran menghafal materi (ayat dan
tarjamah) dengan cara mengulang-ulang hafalannya, yang dapat di lakukan dengan
berbagai variasi, agar kegiatan ini menyenangkan dan tidak membosankan,
kegiatan yang dilakukan dengan mengedepankan adanya unsur : a) kerjasama
dengan teman; b) persaingan untuk lebih dahulu hafal dapat point; c) ada pemberian
hadiah point bagi yang lebih cepat; d) dapat di variasikan dengan bentuk metode
drill yang barvariatif (Curran; 1994; Puskur; 2004). Metode ini diasumsikan
dapat meningkatkan kemampuan menghafal siswa dan sekaligus lebih
jauh dapat meningkatkan minat dan kemampuan hafalan siswa.
Atas dasar teori di atas, maka untuk pembelajaran Quran Hadits di Kelas IX A
semester I MTs Ma’arif NU Desa
Cilempuyang Kecamatan Kabupaten Cilacap dirancang suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan hafalan
Surat Al-Qori’ah dan terjemahnya dengan menggunakan Metode Drill. Untuk
memastikan proses dan keberhasilannya, akan diteliti melalui kegiatan
Penelitian Tindakan Kelas dengan judul: UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN
KEMAMPUAN MENGHAFAL AYAT DAN TERJEMAH QS AL-QORI’AH MELALUI METODE DRILL
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Bidang Studi Qur’an Hadits di Kelas
IX A MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang
Kecamatan Kabupaten Cilacap)
- Rumusan
Masalah
Agar
penelitian lebih terarah maka masalah yang menjadi fokus utama penelitian ini
adalah: “apakah proses penggunaan Metode Drill dapat meningkatkan minat dan
kemampuan menghafal QS Al-Qori’ah dan tarjamahnya?”
Sejalan
dengan fokus rumusan masalah penelitian tersebut, dengan model penelitian
kualitatif yang dipilih, secara lebih rinci diajukan pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
- Bagaimana
setting (latar alamiah) Kelas IX A MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang Kecamatan Kabupaten Cilacap pada saat pembelajaran dengan menggunakan Metode
Drill?
- Bagaimana
tingkat ketepatan proses pembelajaran Metode Drill pada pembelajaran
hafalan QS Al-Qori’ah dan tarjamahnya di Kelas IX A MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang Kecamatan Kabupaten Cilacap ?
- Bagaimana
kepastian hasil peningkatan minat dan kemampuan menghafal QS Al-Qori’ah
dan tarjamahnya setelah penggunaan Metode Drill di Kelas IX A MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang Kecamatan
Kabupaten Cilacap
?
- Tujuan dan Kegunaan Penelitian
- Tujuan Penelitian
Sejalan
dengan pertanyaan penelitian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
- Memastikan
bahwa setting Kelas IX A MTs Ma’arif NU
Desa Cilempuyang Kecamatan Kabupaten Cilacap kondusif pada saat pelaksanaan penggunaan Metode
Drill;
- Memastikan
bahwa proses pembelajaran dengan model Drill di Kelas IX A MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang Kecamatan Kabupaten Cilacap berjalan tepat sesuai dengan teori;
- Memastikan
terdapat peningkatan minat dan kemampuan menghafal QS Al-Qori’ah dan
terjemahnya, siswa Kelas IX A MTs Ma’arif NU
Desa Cilempuyang Kecamatan Kabupaten Cilacap.
- Kegunaan
Penelitian
- a.
Manfaat teoretik:
- Hasil
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam
pembelajaran;
- Dengan
dilakukannya Penelitian Tindakan Kelas semakin menumbuhkan proses kreatif
inovasi pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran Qur’an Hadits.
- b.
Manfaat Praktis:
- Hasil
penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil hafalan siswa, dalam
bidang Studi Qur’an Hadits, khususnya hafalan al Quran surat-surat pendek;
- Hasil
penelitian diharapkan dapat menambah kepastian dan keyakinan guru bahwa
metode yang digunakan dilakukan dengan proses yang benar dan hasil yang
baik.
- Kerangka
Pemikiran
Ada
pendapat beberapa ahli mengenai asumsi teoretik yang menyatakan bahwa minat
belajar sesuatu dapat ditumbuhkan oleh guru dengan menciptakan model belajar
yang menarik, dan jika siswa belajar disertai minat yang baik, maka akan mudah
mengerti (faham) dan mudah hafal, diantaranya:
- Minat dapat dipelajari dan
ditumbuhkan oleh guru dengan menciptakan pembelajaran menjadi menarik,
menyenangkan dan memuaskan (Singer; 1987:78).
- Minat merupakan landasan pokok
untuk keberhasilan suatu proses belajar; jika seorang murid memiliki
minat, rasa ingin belajar, maka akan cepat mengerti dan mengingatnya lebih
baik atau hafal (Singer:1987:78).
- Menurut Moh Surya, guru harus
berusaha menciptakan rangsangan yang menarik minat siswa, berupa
penampilan menarik, menggunakan berbagai metode dan teknik, serta
menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Sesuatu yang diminati akan
lebih menarik perhatian; dengan perhatian yang besar siswa akan melakukan
pengamatan yang lebih baik; sehingga proses dan hasil pembelajaran lebih
berhasil (Surya; 2004:72)
Penggunaan
metode dalam menghafal haruslah sesuai dengan situasi dan kondisi.Artinya
setiap penghafal haruslah menyesuaikan dengan kemampuan dalam memilih metode
yang dipakai dalam menghafal.Begitu juga dengan menghafal Al-Qur’an. Sebelum
memulai menghafal Al-Qur’an, hendaknya memperbaiki bacaan terlebih dahulu
dan memakai metode yang tepat sesuai dengan kemampuan
Metode-metode
diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa sebenarnya teknik atau metode apapun
yang digunakan oleh penghafal Al-Qur’an, tidak akan terlepas dari pembacaan
yang diulang-ulang sampai dapat mengucapkan tanpa melihat mushaf.
Hafalan
adalah (sesuatu) yang dihafalkan.[1]Atau serangkaian kegiatan berupa membaca,
memahami dan menghafal (belajar atau ingat di luar kepala)
Sebagaimana
halnya yang dilakukan oleh para siswa di sekolah formal seperti di SMP, SMU
atau sederajat, mengadakan hafalan surat pendek yang bertujuan untuk membaca
surat-surat pendek dari al-Qur’an (Juz ‘Amma), mempelajarinya dengan baik dan
seksama kemudian menghafalkannya
Atas
dasar Asumsi seperti di atas, maka dapat ditarik simpulan bahwa “penggunaan Metode
drill yang menarik dan menyenangkan diduga dapat meningkatkan minat dan
kemampuan menghafal siswa, dan dengan metode yang menyenangkan dan suasana pembelajaran
yang dilakukan dengan sistematis dapat meningkatkan minat dan hafalan siswa”
Atas dasar definisi operasional di atas, ditetapkan standar keberhasilan
tindakan mengenai minat dan kemampuan hafalan sebagai hasil suatu tindakan,
sebagai berikut:
- Keberhasilan meningkatnya minat
diukur dengan tiga indikator:
- Perhatian, memperhatikan dengan
antusias,
- curiousity: atau rasa ingin tahu;
- adanya perasaan senang; dan
merasa puas setelah belajar.
- Keberhasilan meningkatnya
kemampuan hafalan ditandai dengan: Dapat membacakan kembali di luar kepala
potongan ayat Surat Al-Qari’ah dan terjemahnya; diantaranya
dibuktikan dengan membacakannya di luar kepala dengan baik dan lancar
Untuk
lebih memudahkan pemahaman, secara skematik kerangka teori dan logika pemikiran
mengenai hubungan antara konsep Tindakan dan konsep masalah yang dipecahkan,
dapat dilihat pada gambar bagan sebagai berikut:
Berdasarkan
uraian di atas dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut :
– Pembelajaran
lebih banyak berpusat pada guru –
Siswa bosan dan enggan menghafal Qur’an Hadits –
Prestasi belajar Qur,an Hadits cenderung rendah. |
– Menerapkan
metode drill dalam pembelajaran Qur’an Hadits,(menghafal QS Al-Qari’ah dan
terjemahnya ) |
–
Hasil belajar Qur’an Hadits siswa meningkat, –
Siswa lebih senang dan tertarik untuk menghafal Qur’an. |
– Guru
mengetahui kemampuan rata-rata kelas dalam penerapan tajwid –
Guru mengajarkan siswa menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamehnya dengan metode
drill –
Guru membimbing semua siswa dalam menghafal QS Al-Qori’ah dan tarjamahnya –
Bagi siswa yang mengalami kesulitan, guru membimbing secara husus dan lebih
fokus |
Peningkatan Minat a.
Perhatian, memperhatikan dengan antusias, b.
curiousity: atau rasa ingin tahu; c.
adanya perasaan senang; dan merasa puas setelah belajar. Kemampuan
menghafal Meningkatnya
kemampuan hafalan ditandai dengan: Dapat membacakan kembali di luar kepala
potongan ayat Surat Al-Qari’ah dan terjemahnya; diantaranya dibuktikan
dengan membacakannya tanpa melihat teksnya. |
Tindakan |
Langkah-langkah Tindakan |
Kondisi Awal |
Kondisi Akhir |
Indikator keberhasilan |
Siklus I |
Siklus II |
PTK |
Gambar
1. Kerangka pemikiran
- Hipotesis
Tindakan
Hipotesis
yang peneliti ajukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah ada peningkatan
minat dan kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya melalui metode
drill di Kelas IX A MTs Ma’arif NU
Desa Cilempuyang Kecamatan Kabupaten Cilacap.
- Langah-langkah
Penelitian
Pada
bagian langkah-langkah atau posedur penelitian ini diurai sedikitnya mengenai :
- Jenis
data
- Sumber
data yang terkait dengan setting lokasi penelitian
- Metode
penelitian dan tehnik pengumpulan data yang didalamnya terdapat skenario
tindakan.
- Analisis
data sebagai hasil refleksi.
Uraian
selengkapnya pada bagian langkah-langkah atau prosedur penelitian ini adalah
sebagai berikut:
- Jenis
Data
Penelitian
tindakan kelas merupakan jenis penelitian yang menggunakan pendekatan “advokasi
partisipatoris”, suatu paradigma pemberdayaan pada penelitian jenis
kualitatif.Dengan pendekatan dan metode yang dipilih, maka jenis data yang
utama pada penelitian ini adalah jenis data kualitatif. Selain jenis data
utama, terutama mengenai setting dan proses tindakan, terdapat data
pelengkap yang bersipat kuantitatif terutama untuk data mengenai hasil tindakan
yang menggunakan test sebagai alat pengumpul datanya, dalam hal ini mengenai
minat untuk menguasai materi pada pokok bahasan membaca surat pendek pilihan
sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya pada siklus I dan
kemampuan menghafal pada siklus II.
- Sumber
Data
- Lokasi
penelitian:
Penelitian
Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang Kecamatan kabupaten cilacap. Siswa MTs Ma’arif NU
terdiri dari 6 rombongan belajar (Rombel): kelas I
terdiri atas 2 rombel, kelas II terdiri atas 2 rombel, kelas III terdiri atas2 rombel.
- Sampel
Kelas dan Jumlah Siswa
Mengingat
jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang termasuk jenis
penelitian kualitatif, dengan jenis metode studi kasus maka sampelnya merupakan
sampel kasuistik. Sampel kelas yang terdapat masalah yang dihadapi untuk
dipecahkan yaitu rombel kelas IX A sebanyak 20 orang siswa, terdiri atas 10 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan.
- Metode
dan Tehnik Pengumpulan Data
- Metode
Penelitian
Metode
yang digunakan adalah metode riset aksi yaitu penelitian tindakan kelas. Karena
merupakan jenis penelitian tindakan, yang dalam hal ini “Tindakan Kelas”, maka
pelaksanaan pengumpulan data dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan.
- Skenario
Tindakan
Langkah
skenario tindakan terdiri atas langkah secara umum, dan langkah khusus setiap
siklus dengan uraian sebagai berikut:
- Skenario
Tindakan Secara Garis Besar
- Penelitian
Tindakan Kelas ini direncanakan sebanyak dua siklus, dengan alasan karena
diperlukan siklus bertahap untuk dua tujuan yaitu fokus peningkatan minat
pada materi pada pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub
pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya pada siklus kesatu
(1), dan fokus peningkatan kemampuan menghafal pada siklus kedua (2),
tentu saja dengan tetap meneliti masalah setting dan ketepatan proses
tindakan.
- Tiap
siklus mengambil rincian langkah berdasarkan desain model dari Kemmis dan
Mc. Taggart, yaitu model desain PAOR yang terdiri dari empat langkah
pokok: Planning, Acting, Observing, dan Reflecting; Perencanaan, Tindakan,
Pengamatan, Refleksi (Mahmud dan Priatna, 2008: 60).
- Pada
setiap siklus tindakan, penelitian melibatkan kolaborator untuk setiap
tahapannya sejak perencanaan sampai analisis data atau refleksi, dalam hal
ini dibantu oleh guru kelas dan kepala sekolah.
- Skenario
Tindakan Siklus ke 1:
- Perencanaan
- Guru dan tim koloborasi
merancang dan menyiapkan bahan pembelajaran pokok bahasan membaca qur’an
surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan
tarjamahnya dengan menggunakan metode pembelajaran drill yaitu dengan:
- Menentukan
hasil belajar yang diharapkan atau tujuan yang hendak dicapai
- Menentukan
materi yang akan di hafal
- Menyusun
deskripsi pelaksanaan metode drill.
- Menyusun
petunjuk bagi para pelaku secara tertulis
- Identifikasi
hasil yang mungkin diperoleh oleh para pelaku
- Merancang
cara yang akan digunakan
- Menyusun
garis penilaian yaitu guru dan tim kolaborasi menyiapkan instrumen
pengumpul data dalam hal ini berupa lembar pengamatan berikut posedurnya,
dan test untuk mengetahui hasil tindakan.
(2).
Pelaksanaan Tindakan
- Kegiatan
awal
- Guru
membuka pelajaran dan meminpin berdo’a.
- Mengkondisikan
kelas dan apersepsi
- Guru
menjelaskan tujuan pembelajaran yang diharapkan atau tujuan yang hendak
dicapai.
- Pre-test:
secara sampling mengenai materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek
pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al Qari’ah dan tarjamahnya.
- Kegiatan
Inti
- Guru
memberi materi ayat dan tarjamahnya yang akan di hafalkan.
- Pelaksanaan
penugasan kepada beberapa siswa/pelaku
- Siswa
melaksanakan pembelajaran dengan metode drill
- Mengawasi
sambil menghayati jalannya kegiatan menghafal dengan metode drill
- Kontrol
terhadap aktivitas dan kesungguhan para pelaku
- Kegiatan
Penutup
- Guru
mengecek hafalan siswa dengan cara sampling
- Guru
memberi masukan dan refleksi untuk perbaikan pembelajaran
- Guru
memberikan tugas PR
- Guru
menutup pelajaran dengan meminpin do’a.
(3).
Pengamatan
Pengamatan
dilakukan oleh sesama guru qur’an hadits dan kepala sekolah sebagai pengamat
selama pembelajaran berlangsung dengan mengisi ceklist pada lembar pengamatan.
Pengamatan untuk siklus 1 difokuskan pada: “peningkatan minat siswa terhadap
materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan
menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan metode drill selain
setting kelas, proses pembelajaran dan test untuk mengamati hasil
penguasaan siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek
pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya”
(4).
Refleksi
- Kegiatan
refleksi dilakukan langsung setelah pembelajaran dan test selesai, yaitu
mengkritisi dan mendiskusikan hasil pengamatan dan test , antara pelaku
tindakan (peneliti) dengan sejawat yang menjadi observer yaitu guru quran
hadits dan kepala sekolah.
- Fokus
utama refleksi pada siklus 1 adalah: “peningkatan minat siswa terhadap
materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan
menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan metode drill selain setting
kelas, proses pembelajaran dan test untuk mengamati hasil penguasaan
siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan
sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya” Hasil refleksi
pada siklus I dijadikan bahan perencanaan untuk memperbaiki tindakan pada
siklus II.
3).
Skenario Tindakan Siklus ke 2
Pada
penelitian siklus ke 2, langkah-langkah yang dilakukan persis seperti pada
siklus ke 1, kecuali berbeda pada titik tekan fokus tindakan lebih pada
peningkatan kemampuan menghafal, demikian pula langkah observasi hasilnya
ditekankan pada analisis hasil mengenai peningkatan kemampuan menghafal.
4).
Pelaku Tindakan
Pelaku
tindakan adalah peneliti sebagai guru bidang studi quran hadits di kelas
IX A MTs Ma’arif NU .
- Tehnik
Pengumpulan Data:
Karena
jenis penelitian kualitatif maka Tehnik Pengumpulan Data (TPD) pokoknya adalah
observasi partisipasi yang dilakukan secara terlibat oleh pengamat atau teman
sejawat yaitu Guru Kolaborator (Umi Hani, S.Ag) serta kepala sekolah. (Siti Ulfah Maemunah, S.Pd). Observasi dilakukan terhadap
ketiga pokus masalah meliputi:
- Setting
lokasi penelitian
- Proses
PTK yang meliputi: langkah syntax KBM, perencanaan, aktivitas guru
dan aktivitas siswa.
- Hasil
tindakan yaitu tentang peningkatan minat dan kemampuan menghafal siswa
terhadap pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok
bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.
Sambil
melakukan observasi, pengamat mencatat melalui lembar ceklis untuk mendapatkan
hasil pengamatan dan dijadikan sebagai bahan untuk dianalisis dan direfleksi.
Pengamatan untuk siklus I difokuskan pada: “peningkatan minat siswa terhadap
materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan
menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan metode drill selain
setting kelas dan proses pembelajaran,” Sedangkan pada siklus II fokus
pengamatan diutamakan pada: “Peningkatan kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah dan
tarjamahnya selain setting dan proses pembelajaran. Selain observasi juga test
dilakukan untuk mengukur keberhasilan tindakan, dilakukan pada akhir siklus I.
Jenis test yang dilakukan berupa test peragaan untuk mengukur hasil tindakan
yaitu mengenai penguasaan materi pokok membaca qur’an surat pendek pilihan sub
pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Hasil test dicatat dan
dijadikan sebagai bahan untuk dianalisis dan direfleksi.
- Analisis
Data (Refleksi)
- Analisis
data pada penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan cara refleksi,
yaitu mengkritisi dan mendiskusikan hasil pengamatan antara pelaku
tindakan (peneliti) dengan guru Kolaborator
(Umi Hani,S.Ag) serta kepala sekolah. (Siti Ulfah Maemunah,S. Pd) yang menjadi observer.
- Analisis
data dilakukan terhadap hasil observasi yang dilakukan oleh observer
terhadap lembar ceklis.
- Sejalan
dengan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, asfek pokok yang dibahas
pada kegiatan refleksi adalah mengenai:
- Setting
lokasi penelitian
- Proses
PTK yang meliputi: langkah syntax KBM, perencanaan, aktivitas guru
dan siswa dalam pembelajaran
- Hasil
tindakan yaitu: peningkatan minat mempelajari materi pada pokok bahasan
membaca surat pendek pilihan sub pokok bahasan QS Al-Qari’ah dan
tarjamahnya dan kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.
- Fokus
utama refleksi pada siklus I adalah: “peningkatan minat siswa terhadap
materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan
menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan metode drill selain setting
kelas, proses pembelajaran dan test untuk mengamati hasil
penguasaan siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek
pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.”
- Fokus
utama refleksi pada siklus II adalah: “peningkatan kemampuan menghafal
siswa dengan asumsi peningkatan minat mempelajari materi pokok bahasan
membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS
Al-Qari’ah dan tarjamahnya sudah meningkat pada siklus I selain pengamatan
pada perbaikan kondisi setting dan proses tindakan.
- Hasil
diskusi refleksi menjadi simpulan jawaban terhadap pertanyaan penelitian.
Jika masih ditemukan beberapa catatan kelemahan proses dan hasil, maka
direkomendasikan untuk perbaikan pada Penelitian Tindakan Kelas
berikutnya.
- Analisis
data terhadap dua variabel yaitu:
- Variabel
(X) : penerapan metode drill yang terdiri dari: Setting lokasi penelitian
dan proses PTK. Maka langkah yang ditempuh adalah mencari
rata-ratanya dengan langkah-langkah :
- Menghitung
jumlah skor yang diperoleh dari tiap-tiap jawaban item dan mengelompokanya
sesuai dengan yang diperoleh dari hasil pengamatan.
- Menjumlah
seluruh jawaban item dalam tiap-tiap indikator dan membaginya dengan
banyaknya item yang diobservasi
- Menghitung
jumlah skor dan membaginya dengan jumlah seluruh item.
- Secara
sistematik dapat dirumskan; P : Q = S
Keterangan:
P
= Jumah seluruh skor item, Q = Banyaknya item, S = Rata-rata skor.
- Untuk
penafsiran dan mengiterpretasikan jelek atau baiknya skor yang diperoleh
pada lokasi penelitian dan proses KBM adalah dengan cara pengelompokan
pada interval yang dapat dilihat dari skala lima absolut sebagai berikut:
Antara
0,50 – 1,5 = sangat kurang
Antara
1,51 – 2,50 = kurang
Antara
2,51 – 3,50 = cukup
Antara
3,51 – 4,50 = baik
Antara
4,51 – 5,50 = sangat baik
(Suharsimi
Arikunto, 1997: 247)
- Analisis
terhadap variabel (Y) : peningkatan minat siswa terhadap membaca qur’an
surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan
tarjamahnya pada pre-test dan post-test, dilakukan analisis deskriptif
penjumlahan yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya. Maka langkah-langkah yang ditempuh adalah mencari rata-ratanya
dengan langkah-langkah :
- Menjumlah
skor seluruh jawaban dari tiap-tiap indikator dan membaginya dengan
banyaknya indikator yang diobservasi atau test yang dilakukan.
- Menghitung
jumlah seluruh skor siswa dan membaginya dengan jumlah seluruh siswa.
- Secara
sistematik dapat dirumuskan; P : Q = S
- Keterangan:
- P
= Jumah skor seluruh siswa, Q = Banyaknya siswa, S = Rata-rata skor
seluruh siswa.
- Untuk
penafsiran dan mengiterpretasikan gagal atau baiknya adalah dengan cara
pengelompokan pada skala penilaian angka yang dapat dilihat dari skala
lima penilaian angka sebagai berikut:
Antara
0 ‒ 49 = Gagal
Antara
50 – 59 = Kurang
Antara
60 ‒ 69 = Cukup
Antara
70 ‒ 79 = Baik
Antara
80 – 100 = Sangat Baik
(Suharsimi
Arikunto, 2000 : 207)
8).
Uji beda dua rata-rata tiap siklus
Uji
beda rata-rata tiap siklus dilakukan untuk melihat perubahan atau peningkatan
prestasi belajar akibat penggunaan metode yang diberikan dalam
pembelajaran. Misalnya dalam pelajaran pokok bahasan membaca qur’an surat
pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya guru
menggunakan metode drill, guru ingin mengetahui pengaruh penggunaan metode
drill dalam pelajaran pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan
sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya, maka peneliti
melakukan pengukuran dua kali yaitu sebelum pembelajaran (pree-test) dan
sesudah pembelajaran (post-test) kemudian dibandingkan rata-ratanya. Atas dasar
di atas terdapat data yang yang diperlukan untuk analisis, hanya datanya tidak
dihitung koefisien korelasi tetapi dibandingkan untuk melihat pengaruhnya
bedasarkan selisih rata-ratanya.Meskipun demikian masih terjadi keterkaitan
dengan perhitungan perbedaan dua rata-ratanya. Maka perhitungan uji beda dua
rata-rata dilakukan dengan langkah-langkah analisis sebagai berikut:
- Membuat
tabel uji beda dua rata-rata
- Hasil
uji beda dua rata-rata
Berdasarkan
tabel uji beda dua rata-rata diketahui dua jumlah seluruh skor, selisih dua
skor, dan jumlah selisih rata-ratanya, dengan selisih rata-rata tersebut
didapatkan perbedaan dua rata-rata dari kedua skor, yaitu dengan membagi jumlah
selisih rata-ratanya terhadap jumlah siswa.
BAB II
KAJIAN TEORETIK
- Metode
Drill
- Pengertian
Metode Drill
Sebelum
mendefinisikan tentang metode drill terlebih dahulu mengetahui tentang metode
mengajar itu sendiri. Metode mengajar adalah cara guru memberikan pelajaran dan
cara murid menerima pelajaran pada waktu pelajaran berlangsung, baik dalam
bentuk memberitahukan atau membangkitkan.[2] Oleh karena itu peranan metode pengajaran
ialah sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif.
Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan
dengan mengajar guru, dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif antara
guru dengan siswa. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau
pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing.
Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik jika siswa lebih aktif di
bandingkan dengan gurunya. Oleh karenanya metode mengajar yang baik adalah
metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa dan sesuai dengan kondisi
pembelajaran.
Salah
satu usaha yang tidak boleh ditinggalkan oleh guru adalah bagaimana guru
memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang mempengaruhi dalam
proses belajar mengajar. Kerangka berpikir yang demikian bukanlah suatu hal
yang aneh tetapi nyata dan memang betul-betul dipikirkan oleh guru.
Dari
definisi metode mengajar, maka metode drill adalah suatu cara mengajar dimana
siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan
atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari.[3]
Dalam
buku Nana Sudjana, metode drill adalah satu kegiatan melakukan hal yang sama,
berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu
asosiasi atau menyempurnakan suatu ketrampilan agar menjadi bersifat permanen.
Ciri yang khas dari metode ini adalah kegiatan berupa pengulangan yang
berkali-kali dari suatu hal yang sama.[4]
- Langkah-Langkah
(Syntax) Metode Drill
Tujuan
dari penggunaan metode dan teknik tersebut adalah agar siswa mampu menghafal
surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya sesuai makhrajnya dengan benar tanpa ada
kesalahan.
Untuk
mencapai tujuan itu ada beberapa hal yang harus dilakukan, baik dalam tahap
persiapan maupun tahap pelaksanaannya.
- Tahap Persiapan
Beberapa
hal yang harus dipersiapkan oleh guru adalah:
- Merumuskan
tujuan yang harus dicapai oleh murid setelah proses pembelajaran menghafal
surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya sesuai makhraj dan kaidah ilmu tajwid ini
berakhir. Tujuan ini meliputi tiga aspek yakni aspek pengetahuan (knowing),
aspek pelaksanaan (doing), dan aspek pembiasaan (being).
- Persiapkan
garis besar langkah-langkah pengajaran yang akan dilakukan. Garis-garis
besar langkah demonstrasi diperlukan sebagai panduan untuk menghindari
kegagalan.
- Mempersiapkan
alat bantu. Dalam tahap persiapan ini yang paling penting untuk
diperhatikan adalah alat bantu yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran menghafalkan surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Di antaranya
adalah alat multimedia seperti: (a) komputer/laptop beserta infocus; (b)
televisi dan VCD Player; (c) Tape dan kaset atau CD; (d)
transparansi dan OHP. Jika tidak ada, guru dapat memanfaatkan papan tulis
dan beberapa spidol dengan bermacam warna. Alat penutup untuk menutupi
teks arabnya, dapat menggunakan penggaris kayu atau kertas. Buatlah bagan,
dengan menggunakan power point untuk diproyeksikan lewat infocus
atau di transparansi untuk diproyeksikan melalui OHP, namun jika tidak
ada bisa langsung dengan dibuatkan di papan tulis.
Bagan
1
Hafalan
Surat Al-Qari’ah Dan Tarjamahnya
Pengulangan
Bacaan
BACAAN |
PENGULANGAN |
…………………………………. |
3 X |
…………………………………. |
3 X |
…………………………………. |
3 X |
Lembar
Kerja Siswa Yang Dibagikan
Tuliskan
Surat Al-Qari’ah Dan Tarjamahnya Dengan Baik Dan Benar!
Tulis
Kembali Bacaan
BACAAN |
TULIS KEMBALI |
…………………………………. |
…………………………………. |
…………………………………. |
…………………………………. |
…………………………………. |
…………………………………. |
…………………………………. |
…………………………………. |
- Tahap
Pelaksanaan
- Guru
mengadakan apersepsi sebagai pendahuluan dengan memberikan motivasi agar
anak lebih bergairah dalam mengikuti kegiatan belajar menghafal surat
Al-Qari’ah dan tarjamahnya . Dalam hal ini guru dapat melakukan pra-test
untuk mengetahui kemampuan murid terhadap materi yang akan diajarkan.
Misalnya:
- Siapa
diantara kalian yang telah hafal surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya ? Coba
lakukan!
- Apakah
Arti dari Al-Qari’ah dan tarjamahnya ?
- Turun
di kota manakah surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya itu?
- Ada
berapakah ayat surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya itu?
- Siapa
yang hafal ayat pertama? Coba lakukan!
- Siapa
yang hafal ayat terakhir? Coba lakukan!
- Guru
mengarahkan pada murid tentang jalannya kegiatan belajar yang akan
dilakukan, kemudian bertanya jawab.
- Guru
menunjukkan alat peraga berupa Surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya yang telah
dipersiapkan, baik dioperasikan dengan memproyeksikannya melalui infocus,
atau dengan media televisi atau jika tidak memungkinkan guru dapat
menuliskannya di papan tulis.
- Ajak
siswa berkonsentrasi untuk memperhatikan surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya
; media yang digunakan adalah bagan-bagan bertuliskan ayat-ayat dari surat
Al-Qari’ah dan tarjamahnya yang telah dipersiapkan.
- Awali
dengan mengajarkan cara membaca dan melafalkan Surat Al-Qari’ah dan
tarjamahnya dari ayat pertama hingga terakhir dengan baik dan benar.
- Bacakan
ayat demi ayat surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan baik dan benar;
untuk proses ini guru dapat memanfaatkan alat multimedia, jika tidak ada
guru mencontohkan langsung cara membacakannya yang baik dan benar.
Kemudian diikuti oleh murid sampai semuanya dapat membacakan tanpa ada
kesalahan. Dengan metode drill yang dilakukan dengan ketat,
pastikan seluruh murid dapat membaca ayat-ayat surat QS Al-Qari’ah dan
tarjamahnya sesuai makhraj dan kaidah tajwidnya dengan baik dan benar.
- Setelah
siswa mampu membacakannya dengan baik dan benar, mulailah meminta siswa
untuk menghafalkannya.
- Dimulai
dengan ayat pertama dibacakan tiga kali lalu tutuplah huruf tersebut.
- Mintalah
murid-murid melafalkan ayat pertama yang ditutup itu secara bersama-sama.
- Pastikan
semua murid dapat melafalkan dan menghafalnya dengan baik dan benar
- Setelah
semua murid hafal ayat yang pertama, mulailah untuk menghafal ayat yang
kedua. Perlu diingat bahwa guru dilarang mengajarkan untuk menghafal ayat
kedua sebelum ayat pertama telah dihafal oleh semua murid. Begitu
seterusnya hingga semua ayat dari surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya dapat
dihafalkan oleh semua murid.
- Ciptakan
suasana yang kondusif dan menyenangkan dengan menghindari suasana yang
menegangkan.
- Yakinkan
bahwa semua siswa mengikuti jalannya pembelajaran pelafalan dan
menghafalkan surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya ini dengan memperhatikan
ujaran yang dilakukan seluruh siswa.
- Berikan
kesempatan terbanyak kepada siswa untuk secara aktif menghafalkan surat
Al-Qari’ah dan tarjamahnya sesuai makhraj dan kaidah tajwidnya. Dalam
proses ini metode drill sangat berperan. Langkah-langkah yang dapat
dilakukan adalah:
- Bagilah
murid menjadi lima kelompok
- Kelompok
pertama menghafalkan ayat pertama kemudian kelompok kedua menghafalkan
ayat kedua, kelompok tiga menghafalkan ayat ketiga, kelompok keempat
menghafalkan ayat keempat, dan kelompok lima menghafalkan ayat kelima.
Kemudian dibalik kelompok terakhir membacakan ayat pertama, dan ayat
selanjutnya dibacakan oleh kelompok sebelumnya, begitu seterusnya sampai
selesai.
Berikut
ini ilustrasinya:
Kel.1
kel.2
kel.3
kel.
4
Setelah
semua tahap ini dilakukan dengan sempurna kemudian dilafalkan dan dihafalkan
oleh semua murid satu kelas secara bersama-sama.
- Tunjuklah
salah seorang murid untuk maju ke depan guna memimpin pembacaan
berdasarkan hafalan, yang kemudian diikuti oleh seluruh murid.
- Ujilah
hafalan semua murid satu per satu hingga mereka melakukan tanpa kesalahan.
- Pastikan
seluruh murid hafal seluruh ayat dari surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya
sesuai makhraj dan kaidah tajwidnya dengan baik dan benar.
- Guru
menguji setiap murid dengan secara spontan menunjuk murid secara acak agar
murid membacakan hafalan surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan baik dan
benar tanpa ada kesalahan.
- Bagikanlah
lembar kerja siswa yang telah dipersiapkan.
- Suruhlah
murid untuk mengerjakannya.
- Kumpulkan
kembali hasil pekerjaan murid untuk dinilai.
3).
Tahap Mengakhiri
Apabila
pelaksanaan pembelajaran menghafal surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya sesuai
makhraj dan kaidah ilmu tajwidnya telah selesai dilakukan, proses pembelajaran
perlu diakhiri dengan memberikan penugasan yang berkaitan dengan hafalan surat
Al-Qari’ah dan tarjamahnya sesuai makhraj dan kaidah ilmu tajwidnya. Hal ini
diperlukan untuk lebih memantapkan dan melancarkan pelafalan dan hafalan yang
dilakukan oleh murid.Sehingga murid selalu ingat dan terbiasa melafalkan dan
menghafalnya.Dalam tujuan pembelajaran, ini masuk dalam aspek pembiasaan (being).
Penugasan dapat berbentuk tugas menghafal surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya
sesuai makhraj dan kaidah ilmu tajwidnya di hadapan orang tuanya, dibuktikan
dengan kartu penugasan yang ditandatangai oleh orang tua murid.
4).
Peranan Guru Dalam Pelaksanaan Metode Drill
Dalam
melaksanakan metode drill, ada beberapa peranan guru yang dapat dikemukakan,
diantaranya sebagai berikut:
- Guru
dapat memberi contoh kegiatan yang akan dilatih.
- Guru
selalu memperhatikan langkah-langkah yang dilaksanakan di dalam metode
drill.
- Supaya
pelaksanaan metode drill lebih efektif dan tidak memboroskan waktu serta
tenaga, maka guru perlu memperhatikan tingkat latihan yang perlu dicapai.
- Guru
perlu memperhatikan adanya latihan-latihan pendahuluan yang perlu
diajarkan.
- Guru
perlu menghindarkan seawal mungkin kesalahan-kesalahan yang diperbuat
murid.
5).
Peran Murid Dalam Pelaksanaan Metode Drill
Peranan
murid yang diharapkan dari metode drill, antara lain:
- Agar
murid berusaha sedemikian rupa sehingga mempunyai gambaran yang jelas
bagaimana ia harus berbuat dalam latihan ini.
- Murid
perlu dengan secermat mungkin memperhatikan petunjuk-petunjuk yang
diberikan oleh guru terutama tentang kesalahan-kesalahan yang dilakukan.
- Diusahakan
dalam melaksanakan latihan, tidak ada keraguan pada murid.
Langkah
tersebut merupakan langkah pembelajaran yang sistematis dan keruntutan proses
mesti ditempuh, namun tidak boleh dilupakan motivasi bisa menjadi sangat
menunjang keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dapat
berbentuk materi maupun moril.Hal ini disampaikan dalam Sa’ad Riyadh bahwa anak
dalam mempelajari maupun menghafal Al Qur’an membutuhkan motivasi, baik berupa
materi maupun moril. Untuk anak yang masih kecil, motivasi berbentuk materi itu
lebih mengena, karena anak akan merasa segera memetik hasil dari jerih payah.
Hal
yang lain yang perlu diperhatikan adalah pemilihan waktu, dimana waktu
pelaksanaan menghafal dengan metode drill, perlu dijadwalkan dalam jadwal
pelajaran, dimana waktu pelaksanaan menghafal harus dipilih pada waktu yang
tepat. Anak dengan kondisi segar tentunya akan membantu meningkatkan kemampuan
menghafal anak. Dalam pemilihan waktu ini Sa’ad Riyadh menambahkan bahwa
pemilihan waktu yang tepat termasuk keterampilan yang dibutuhkan dalam proses
pendidikan agar mencapai keberhasilan.
Menghafal
merupakan kegiatan yang dilaksanakan dan hafalan merupakan kompetensi yang
diharapkan.Hafalan surat-surat pendek menjadi materi pelaksanaan
pembelajaran.Untuk mengetahui seberapa banyak materi hafalan perlu adanya
pengawasan hafalan. Dengan adanya agenda pengawasan akan diketahui kemampuan
hafalan anak seperti yang dituliskan oleh Sa’ad Riyadh yaitu agenda dalam
sepekan atau sebulan dapat diberlakukan untuk mengawasi keberlangsungan dan
perkembangan hafalan Al Qur’an.
- Keunggulan
dan Kekurangan Metode Drill
- Keuntungan
Atau Kebaikan Metode Drill
- Bahan pelajaran yang diberikan
dalam suasana yang sungguh-sungguh akan lebih kokoh tertanam dalam daya
ingatan murid, karena seluruh pikiran, perasaan, kemauan dikonsentrasikan
pada pelajaran yang dilatihkan.
- Anak didik akan dapat
mempergunakan daya fikirannya dengan bertambah baik, karena dengan
pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi lebih teratur, teliti
dan mendorong daya ingatnya.
- Adanya pengawasan, bimbingan
dan koreksi yang segera serta langsung dari guru, memungkinkan murid untuk
melakukan perbaikan kesalahan saat itu juga. Hal ini dapat menghemat waktu
belajar disamping itu juga murid langsung mengetahui prestasinya.[5]
- Kelemahan
Metode Drill
- Latihan yang dilakukan di bawah
pengawasan yang ketat dan suasana serius mudah sekali menimbulkan
kebosanan.
- Tekanan yang lebih berat, yang
diberikan setelah murid merasa bosan atau jengkel tidak akan menambah
gairah belajar dan menimbulkan keadaan psikis berupa mogok
belajar/latihan.
- Latihan yang terlampau berat
dapat menimbulkan perasaan benci dalam diri murid, baik terhadap pelajaran
maupun terhadap guru.
- Latihan yangs selalu diberikan
di bawah bimbingan guru, perintah guru dapat melemahkan inisiatif maupun
kreatifitas siswa.
- Karena tujuan latihan adalah
untuk mengkokohkan asosiasi tertentu, maka murid akan merasa asing
terhadap semua struktur-struktur baru dan menimbulkan perasan tidak
berdaya.[6]
Agar
metode ini dapat dilaksanakan dengan lebih efektif maka kita hendaknya
memperhatika hal – hal sebagai berikut :
- Tujuan
harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka diharapkan
dapat mengerjakan dengan tepat sesuai apa yang diharapkan
- Tentukan
dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang
harus dikerjakan
- Lama
latihan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa
- Selingilah
latihan agar tidak membosankan
- Perhatikan
kesalahan – kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan secara
kiasikal sedangkan kesalahan perorangan dibetulkan secara perorangan pula
- Indikator
Metode Drill
Model drill ini memiliki indikator sebagai berikut :
- Pendahuluan,
berisi identitas mata pelajaran, judul pokok materi pelajaran, petunjuk
atau langkah pembelajaran yang harus ditempuh selama proses metode drill
- Pokok
Materi, disajikan dalam bentuk materi hafalan
- Adanya
Fasilitas (berupa ikon-ikon tertentu) untuk melakukan proses pengulangan
dari materi yang dimaksud.
- Adanya
kegiatan dalam bentuk mengulang-ulang dari materi yang akan
dikuasai/dihafal.
- Pemberian
fasilitas pengulangan oleh peserta didik mengenai materi yang disajikan.
- Evaluasi
disajikan secara terpisah dari materi dalam bentuk hafalan
- Evaluasi
dilakukan dengan test lisan.
- Minat
- Pengertian Minat
Minat
selama ini hanya dikenal dengan sebuah keinginan yang dimiliki oleh seseorang,
sehingga antara satu dengan yang lain mempunyai perbedaan dalam keinginannya.
Terlepas dari anggapan tersebut, minat siswa belajar merupakan bagian penting
yang perlu dikaji dalam sebuah lembaga/ sekolah, karena tidak ada sekolah tanpa
proses pembelajaran, sehingga minat siswa belajar adalah kunci tercapainya visi
dan misi sekolah.
Minat
secara bahasa diartikan dengan kesukaan, kecenderungan hati terhadap suatu
keinginan. Sedangkan arti minat menurut istilah diartikan oleh sebagian tokoh
sebagai berikut :
- Menurut
Slamito, minat adalah suatu perasaan cenderung lebih cenderung atau
suka kepada sesuatu hak atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh.
- Mahfud
Shalahuddin, mengemukakan minat secara sederhana, minat adalah perhatian
yang mengandung unsur- unsur perasaan.
- Menurut
Abu Ahmadi, minat adalah sikap seseorang termasuk tiga fungsi jiwa
(kognisi, konasi, dan emosi) yang tertuju pada sesuatu dan dalam hubungan
itu terdapat unsure perasaan yang sangat kuat.
- Andi
Mappiare berpendapat bahwa, minat adalah suatu perangkat mental yang
terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka
takut atau kecenderungan- kecenderungan lain yang mengarahkan individu
kepada suatu pilihan tertentu.
- Menurut
Tidjan (1976 :71) adalah gejala psikologis yang menunjukan pemusatan
perhatian terhadap suatu obyek sebab ada perasaan senang. Dari
pengertian tersebut jelaslah
bahwa minat itu sebagai pemusatan perhatian
atau reaksi terhadap suatu obyek seperti benda tertentu
atau situasi tertentu yang didahului
oleh perasaan senang terhadap obyek tersebut.
- Dyimyati
Mahmud (1982), Minat adalah sebagai sebab yaitu kekuatan pendorong yang
memaksa seseorang menaruh perhatian pada orang situasi atau aktifitas
tertentu dan bukan pada yang lain, atau minat sebagai akibat yaitu
pengalaman efektif yang distimular oleh hadirnya seseorang atau sesuatu obyek,
atau karena berpartisipasi dalam suatu aktifitas.
- Menurut
Crow and Crow minat adalah pendorong yang menyebabkan seseorang memberi perhatian
terhadap orang, sesuatu, aktivitas-aktivitas tertentu. ( Johny Killis,
1988 : 26 )
- Minat
adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertatik pada sesuatu objek
atau menyenangi sesuatu objek ( Sumadi Suryabrata, 1988 : 109 ).
Pengertian
Minat
menurut para ahli tersebut penulis simpulkan bahwa minat adalah gejala
psikologis yang menunjukan bahwa minat adanya pengertian subyek terhadap obyek
yang menjadi sasaran karena obyek tersebut menarik perhatian dan menimbulkan
perasaan senang sehingga cenderung kepada obyek tersebut.
Untuk
mencapai prestasi yang baik disamping kecerdasan juga minat, sebab tanpa adanya
minat segala kegiatan akan dilakukan kurang efektif dan efesien. Dalam
percakapan sehari-hari pengertian perhatian dikacaukan dengan minat dalam
pelaksanaan perhatian seolah-olah kita menonjolkan fungsi pikiran, sedangkan
dalam minat seolah-olah menonjolkan fungsi rasa, tetapi kenyataanya apa yang
menarik minat menyebabkan pula kita kita berperhatian, dan apa yang menyebabkan
perhatian kita tertarik minatpun menyertai kita.” (Dakir. 1971 : 81)
Dari
pemaparan menganai definisi-deinisi minat diatas dapat disimpulkan bahwa, minat
adalah gejala psikis yang muncul dalam diri seseorang dan direalisasikan dengan
perasaan senang dan menimbulkan perhatian yang khusus terhadap sasaran,
sehingga seseorang cenderung berupaya untuk mencapai sasaran tersebut. Jadi
untuk melihat reaksi dari gejala psikis tersebut dapat di pastikan dari
sikap, prilaku, atau motivasi yang dimiliki oleh seseorang dalam beraktifitas.
- Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Peningkatan Minat
Minat
yang muncul dalam pikologis siswa merupakan sebuah gejala, sehingga munculnya
minat tersebut dipengaruhi oleh beberapa factor yang menjadi penyebabnya.Faktor
tersebut diantaraya; faktor individu dan faktor sosial.
- Faktor
Individu
Merupakan
pengaruh yang muncul dalam diri siswa secara alami, misalnya diakibatkan karena
; kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi dan sifat pribadi.
Setiap
individu mempunyai tingkat kematangan serta kecerdasan yang berbeda sehingga
minat yang muncul juga tidak sama antara individu satu dengan yang lain.
Misalnya, seseorang yang mempunyai kecerdasan dibidang mata pelajaran ekonomi
maka akan cenderung melakukan aktifitas dibidang kerja atau koperasi.
Sebaliknya sesorang yang mempunyai kecerdasan dibidang perikanan maka akan
cenderung melakukan aktivitas di sawah/tambak.
Perbedaan
kecerdasan tersebut terjadi karena setiap individu satu dengan yang lain mempunyai
tingkat motivasi diri yang berbeda, sedangkan motivasi tersebut diperoleh
melalui pengetahuan, pengalaman, atau pelatihan yang diikuti. Jadi apabila
siswa dilatih dan dibiasakan untuk mengenal perikanan melalui pengajaran muatan
lokal budidaya perikanan yang ada, maka secara otomatis minat belajar tersebut
akan muncul dalam diri siswa.
- Faktor
Sosial
Merupakan
pengaruh yang muncul diluar individu, misalnya diakibatkan karena ; kondisi
keluarga, lingkungan, pendidikan dan motivasi sosial.
Minat
yang dipengaruhi oleh faktor sosial misalnya; ketika siswa hidup dalam
masyarakat yang kesehariannya bersentuhan dengan padi (mayoritar petani padi),
maka siswa cenderung ingin tahu dan mengenal kegiatan tersebut karena merasa
menjadi bagian darinya, sebaliknya jika kesehariannya bersentuhan dengan ikan
(mayoritar pekerja tambak), maka siswa cenderung ingin tahu dan mengenal lebih
dalam mengenai perikanan. Jadi apabila siswa mempunyai latar belakang keluarga
atau masyarakat yang beroperasi dibidang perikanan, maka minat belajar muatan
lokal budidaya perikanan tersebut akan muncul dengan sendirinya.
- Indikator
Peningkatan Minat
Peningkatan
minat pada siswa dapat di lihat dengan indicator-indikator sebagai berikut :
- Siswa
lebih memperhatikan dengan antusias di saat pembelajaran dilaksanakan
- Curiousity: atau rasa ingin tahu;
memiliki semangat dan rasa ingin bisa yang kuat sehingga menubuhkan
kekuatan berfikir dan konsentrasi dengan baik
- Adanya
perasaan senang; dan merasa puas setelah belajar.
- Kemampuan
Menghafal
- Pengertian
Kemampuan
Kemampuan
adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan, yang berasal dari kata mampu yang
berarti kuasa (sanggup untuk melakukan sesuatu).[7] Sumadi Suryabrata mengutip dari
Woodworth dan Morgais mendefinisikan ability (kemampuan) pada tiga arti yaitu :
- Achievment, yang merupakan actual
ability, yang dapat diukur langsung dengan alat atau test tertentu.
- Capacity, yang merupakan
potensial ability, yang dapat diukur secara tidak langsung dengan
melalui pengukuran terhadap kecakapan individu, di mana kecakapan ini
berkembang dengan berpaduan antara dasar dengan training yang intensif dan
pengalaman.
- Aptidute, yaitu kualitas yang hanya
dapat diungkap atau diukur dengan test khusus yang sengaja dibuat untuk
itu.[8]
Dari
pernyataan tersebut di atas dapat diambil pengertian bahwa kemampuan adalah
potensi yang dimiliki daya kecakapan untuk melaksanakan suatu perbuatan,
baik fisik maupun mental dan dalam prosesnya diperlukan latihan yang intensif
di samping dasar dan pengalaman yang telah ada.
- Pengertian
Menghafal
Adapun
menghafal al-Qur’an pada dasarnya merupakan proses panjang yang membutuhkan
waktu luang, kesungguhan dan keseriusan. Sebelum menjelaskan lebih banyak
tentang menghafal al-Qur’an alangkah baiknya jika dipahami terlebih dahulu
definisi dan pengertian menghafal al-Qur’an, karena dengan memahami pengertian
menghafal al-Qur’an, maka dapat dijadikan sebagai gambaran awal untuk
mengetahui sekaligus memahami kaidah dasar dalam menghafal al-Qur’an.
Menghafal
al-Qur’an adalah satu istilah terdiri dari dua suku kata yang masing-masing
berdiri sendiri serta memiliki makna yang berbeda. Pertama, “menghafal” berasal
dari bahasa Indonesia bentukan dari kata kerja “hafal”, mendapat awalan “me”
menjadi “menghafal” yang berarti ‘usaha untuk meresapkan sesuatu ke dalam
pikiran agar selalu ingat, sehingga dapat mengucapkannya kembali di luar kepala
dengan tanpa melihat buku atau catatan’.[9] Oleh karena itu, hafal berarti lawan dari
lupa, yaitu selalu ingat dan sedikit lupa.[10]
James
Deese dan Stewart H. Hulse mendefinisikan menghafal adalah:
…
retention refers to the extent to which material originally learned is still
retained, and for getting to the portion lost.[11]Artinya, ingatan mengacu pada tingkat
mempelajari materi yang pada awalnya masih ditahan dan untuk mencapai porsi
hilang.
Secara
etimologis al-Qur’an berarti “bacaan” atau yang dibaca.[12] Kata tersebut berasal qara’a (قرأ)
yang berarti membaca.[13] Al-Qur’an sendiri memiliki pengertian
yang sangat luas tergantung sudut
pandang para ahli memahami kata al-Qur’an. Sa’id Abd
al-‘Azim mendefinisikan al-Qur’an sebagai berikut :
هوكلام الله أنزله على رسوله وتعبدون
بتلاوته[14]
Artinya
: “Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada utusannya dan menjadi
ibadah bagi yang membacanya.
Definisi yang lain Al-Qur’an adalah kalam Allah yang bernilai mukjizat, yang
diturunkan kepada penutup para nabi dan rasul dengan perantara malaikat jibril,
diriwayatkan kepada kita dengan mutawatir, membaca terhitung sebagai ibadah dan
tidak akan ditolak kebenarannya.[15]
Dari
pengertian “menghafal” dan “al-Qur’an” tersebut dapat diambil pengertian, bahwa
menghafal al-Qur’an adalah suatu proses untuk mengjaga dan memelihara al-Qur’an
diluar kepala (mengingat) dengan baik dan benar dengan syarat dan tata cara
telah ditentukan.
- Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Peningkatan Kemampuan Menghafal
Sama
halnya dengan mengahal materi pelajaran, menghafal al-Qur’an juga ditemukan
banyak hambatan dan kendala. Diantara faktor-faktor mendukung dalam
menghafal al-Qur’an adalah :
- Persiapan
Yang Matang
Persiapan
yang matang merupakan syarat penting bagi seseorang menghafal al-Qur’an.Faktor
persiapan sangat berkaitan dengan minat seseorang dalam menghafal
al-Qur’an.Minat yang tinggi sebagai usaha menghafal al-Qur’an adalah modal awal
seseorang mempersiapkan diri secara matang.[16]
Persiapan
personal ditunjang dengan minat yang tinggi secara tidak langsung akan
mewujudkan konsentrasi, sehingga dapat memperlancar proses menghafal al-Qur’an
secara cepat.
- Motivasi
Dan Stimulus
Selain
minat, motivasi dan stimulus juga harus diperharikan bagi seseorang yang
menghafal al-Qur’an.Menghafal al-Qur’an dituntut kesungguhan khusus, pekerjaan
yang berkesinambungan dan kemauan keras tanpa mengenal bosan dan putus
asa.Karena itulah motivasi yang tinggi untuk menghafal al-Qur’an harus selalu
dipupuk.[17]
- Faktor
Usia
Menghafal
al-Qur’an pada dasarnya tidak dibatasi dengan usia, namun setidaknya usia yang
ideal untuk menghafal al-Qur’an harus tetap dipertimbangkan. Seorang yang
menghafal al-Qur’an dalam usia produktif (5-20 tahun) lebih baik daripada
menghafal al-Qur’an dalam usia 30-40 .
Faktor
usia tetap harus diperhitungkan karena berkaitan dengan daya rekam
(memori) seseroang. Oleh karena itu, lebih baik usia menghafal
al-Qur’an adalah usia dini (masa anak dan remaja), karena daya rekam yang
dihasilkan sangat kuat dan daya ingat yang cukup tajam. Hal ini adalah wajar
sebab pepatah Arab sendiri menyatakan:
التّعلم فى الصغار كالنّقش على الحجر والتّعلم فى الكبر
كالنّقش على الماء
“Belajar
di masa kecil bagaikan mengukir di atas batu, sedangkan belajar di masa
tua bagaikan mengukir di atas air”[18]
- Manajemen
Waktu
Pengelolaan
dan pengaturan waktu sangat penting dalam menunjang keberhasilan menghafal
al-Qur’an.Seseorang yang menghafal al-Qur’an harus dapat memanfaatkan waktu
yang dimiliki dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, seseorang yang menghafal
al-Qur’an harus dapat memilah kapan ia harus menghafal dan kapan ia harus
melakukan aktivitas dan kegiatan lainnya.
Sehubungan
dengan manajemen waktu, Ahsin W. Al-Hafidh dalam bukunya Bimbingan Praktis
Menghafal al-Qur’an telah menginventarisir waktu-waktu yang dianggap
ideal untuk menghafal al-Qur’an sebagai berikut:
- Waktu
sebelum fajar
- Setelah
fajar, sehingga terbit matahari
- Setelah
bangun dari tidur siang
- Setelah
shalat
- Waktu
di antara Maghrib dan Isya’[19]
- Intellegensi
Dan Potensi Ingatan
Faktor
intellegensi dan potensi ingatan lebih menyangkut faktor psikologis. Seseorang
yang memiliki kecerdasan dan daya ingat yang tinggi akan lebih cepat menghafal
al-Qur’an daripada seseorang yang memiliki kecerdasan di bawah rata-rata. Namun
demikian, bukan berarti berarti kecerdasan satu-satunya faktor menentukan
kemampuan seseorang menghafal al-Qur’an.Realitas menunjukkan, bahwa banyak
orang yang memiliki kecerdasan cukup tinggi tidak dapat menghafal al-Qur’an,
sedangkan banyak orang yang memiliki kecerdasan rata-rata berhasil menghafal
al-Qur’an dengan baik karena motivasi yang tinggi dan bersungguh-sungguh.
- Tempat
Menghafal
Faktor
tempat merupakan faktor penentu kecepatan seseorang dalam menghafal
al-Qur’an.Faktor tempat berkaitan dengan situasi dan kondisi seseorang dalam
menghafal al-Qur’an. Menghafalkan al-Qur’an di tempat bising dan kumuh serta
penerangan yang kurang akan sulit untuk dilakukan daripada menghafal al-Qur’an
di tempat yang tenang, nyaman dan penerangan yang cukup. Hal ini dikarenakan,
faktor tempat menghafal sangat erat kaitannya dengan konsentrasi seseorang.[20]
- Panjang
Dan Pendek Surat Atau Ayat
Panjang
dan pendek surat atau ayat sangat berpengaruh terhadap kecepatan menghafal
al-Qur’an. Surat atau ayat yang panjang lebih sulit untuk dihafalkan daripada
surat atau yang pendek lebih dapat dihafalkan. Namun demikian, Abdurrahman
Abdul Khaliq bahwa menghafal al-Qur’an harus menggunakan satu mushaf, sebab
penggunaan lebih dari satu mushaf akan membingungkan pola hafalan dalam
bayangannya.[21]
Terdapatnya
kemampuan menghafal dapat di lihat dari meningkatnya kemampuan hafalan ditandai
dengan: Dapat membacakan kembali di luar kepala potongan ayat Surat
Al-Qari’ah dan terjemahnya; diantaranya dibuktikan dengan membacakannya
tanpa melihat teksnya
- Indikator
Hasil Peningkatan Kemampuan Menghafal
Terdapatnya
kemampuan menghafal dapat di lihat dari meningkatnya kemampuan hafalan ditandai
dengan: Dapat membacakan kembali di luar kepala potongan ayat Surat
Al-Qari’ah dan terjemahnya; diantaranya dibuktikan dengan membacakannya
tanpa melihat teksnya
- Hubungan
Penerapan Metode Drill
- Dengan
Peningkatan Minat Siswa Pada Materi Pelajaran Menghafal
QS Al-Qari’ah Dan Tarjamahnya
Kegiatan
menghafal ayat-ayat Al-Qur’an merupakan bagian dari pembelajaran yang
menggunakan kecerdasan otak yang mengedepankan keterampilan penguasaan materi
secara maksimal dan mebutuhkan potensi yang kuat, potensi adalah minat. Minat
merupakan suatu dorongan yang kuat untuk menguasai sasaran yang menjadi target
pembelajaran, maka minat akan sangat memberikan kemudahan dalam melakukan
pembelajaran yang bersifat hafalan.
Asumsi
hubungan antara tindakan yaitu penerapan metode drill dan penguasaan siswa pada
materi pelajaran hafalan adalah sebagai berikut:
Ada
pendapat beberapa para ahli mengenai asumsi teoritik yang menyatakan bahwa
penguasaan mempraktekkan dapat ditingkatkan dengan bentuk metode praktek yang
sifatnya untuk mengembangkan keterampilan belajar siswa (keterampilan mental
maupun fisik/teknis), diantaranya:
- Untuk
mencapai kompetensi mampu memprakktekkan adalah salah satunya guru
dapat menggunakan metode drill (jika materinya berbentuk
hafalan. (Lukman Zain M.S,2009: 192).
- Metode
drill adalah bentuk metode praktek yang sifatnya untuk mengembangkan
keterampilan siswa (keterampilan mental maupun fisik/teknis). Metode ini
memindahkan suatu situasi yang nyata ke dalam kegiatan ruang belajar
karena adanya kesulitan untuk melakukan praktek di dalam situasi yang
sesungguhnya. (Latuheru, 2002 : 80).
- Menghafal
QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya yaitu menguasai dan menghafal QS Al-Qari’ah
dan tarjamahnya dengan cara menguasai di luar kepala dan dapat membacakan
tanpa melihat teks ayat tersebut
Atas
dasar asumsi dan definisi operasional di atas, maka secara teoritik diyakini
bahwa penerapan metode drill dapat meningkatkan penguasaan siswa pada materi
pelajaran hafalan, khususnya pada penelitian ini yaitu: Penguasaan materi
pokok bahasan Membacakan surat-surat pendek sub pokok bahasan menghafal
QS-Aql-Qari’ah dan tarjamahnya.
- Dengan
Peningkatan Kemampuan Menghafal Siswa Pada Materi
Pelajaran Menghafal QS Al-Qari’ah Dan Tarjamahnya
Kemampuan
menghafal adalah kemampuan untuk dapat mengucapkan/ melafadzkan secara spontan
tanpa melihat sumber (bacaan yang harus dihafalkan).
Hal
ini menunjukkan bahwa di dalam kegiatan menghafal terdapat kegiatan berfikir
secara cepat. Kegiatan berfikir seperti ini akan lebih efektif apabila
dilakukan dengan cara melakukan latiha-latihan secara berkesinambungan atau
dengan cara diulang-ulang .
Dengan
demikian Metode Drill/Latihan Ulang sangat tepat dan efektif untuk meningkatkan
kemampuan menghafal bacaan-bacaan dalam shalat sebagaimana dinyatakan oleh
Dra.Zuhairini
(1983
:106 )bahwasanya Metode Drill /Latihan Siap biasanya digunakan pada
pelajara-pelajaran yang bersifat motoris dan pelajaran –pelajaran yang bersifat
kecakapan mental dalam arti melatih anak-anak berfikir cepat
- Al-Qur’an
Hadits Sebagai Bidang Studi di MTs
- Pengertian
Al-Qur’an Dan Hadits
- Pengertian
Al-Qur’an
Secara
Etimologi Al Qur’an merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja Qoro’a (قرأ)
yang bermakna Talaa (تلا) keduanya berarti: membaca, atau bermakna
Jama’a (mengumpulkan, mengoleksi). Anda dapat menuturkan, Qoro-’a Qor’an Wa
Qur’aanan (قرأ قرءا
وقرآنا). Berdasarkan
makna pertama (Yakni: Talaa) maka ia adalah mashdar (kata benda) yang semakna
dengan Ism Maf’uul, artinya Matluw (yang dibaca). Sedangkan berdasarkan makna
kedua (Yakni: Jama’a) maka ia adalah mashdar dari Ism Faa’il, artinya Jaami’
(Pengumpul, Pengoleksi) karena ia mengumpulkan/mengoleksi berita-berita dan
hukum-hukum.
Sedangkan
secara terminolgi Al-Quran adalah firman atau wahyu yang berasal dari Allah SWT
kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara melalui malaikat jibril sebagai
pedoman serta petunjuk seluruh umat manusia semua masa, bangsa dan
lokasi.Alquran adalah kitab Allah SWT yang terakhir setelah kitab taurat, zabur
dan injil yang diturunkan melalui para rasul. Hal ini juga senada dengan
pendapat yang menyatakan bahwa Al-Qur’an kalam atau wahyu Allah yang
diturunkan melalui perantaraan malaikat jibril sebagai pengantar wahyu yang
disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW di gua hiro pada tanggal 17 ramadhan
ketika Nabi Muhammad berusia 41 tahun yaitu surat al alaq ayat 1 sampai ayat 5.
Sedangkan terakhir alqu’an turun yakni pada tanggal 9 zulhijjah tahun 10
hijriah yakni surah almaidah ayat 3.
Allah
ta’ala menyebut al-Qur’an dengan sebutan yang banyak sekali, yang menunjukkan
keagungan, keberkahan, pengaruhnya dan universalitasnya serta menunjukkan bahwa
ia adalah pemutus bagi kitab-kitab terdahulu sebelumnya.
وَلَقَدْ آتَيْنَاكَ سَبْعًا مِنَ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنَ
الْعَظِيمَ
“Dan
sesunguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang
dan al-Qur’an yang agung.”
(al-Hijr:87)
ق وَالْقُرْآنِ الْمَجِيدِ
“Qaaf,
Demi al-Quran yang sangat mulia.”
(Qaaf:1)
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ تَنْزِيلا
“Sesungguhnya
Kami telah menurunkan al-Qur’an kepadamu (hai Muhammad) dengan
berangsur-angsur.”(al-Insaan:23)
- Pengertian
Hadits
Menurut
bahasa hadits adalah jadid, yaitu sesuatu yang baru, menunjukkan sesuatu
yang dekat atau waktu yang singkat. Hadits juga berarti khabar, artinya
berita, yaitu sesuatu yang diberitakan, diperbincangkan, dan dipindahkan dari
seseorang kepada orang lain. Selain itu, hadits juga berarti qarib,
artinya dekat, tidak lama lagi terjadi.
Menurut
ahli hadits, pengertian hadits adalah “Seluruh perkataan, perbuatan, dan hal
ihwal tentang Nabi Muhammad SAW”, sedangkan menurut yang lainnya adalah “Segala
sesuatu yang bersumber dari Nabi, baik berupa perkataan, perbuataan, maupun
ketetapannya.”
Adapun
menurut muhadditsin, hadits itu adalah “Segala apa yang disandarkan kepada Nabi
Muhammad SAW, baik itu hadits marfu’(yang disandarkan kepada Nabi), hadits
mauquf (yang disandarkan kepada sahabat) ataupun hadits maqthu’ (yang
disandarkan kepada tabi’in).
Pendapat
di atas didasarkan pada QS. Al-Ahzab: 21 dan QS. Asy-Syura: 52-53. Dalam hadits
riwayat Al-Hakim dari Abu Hurairah disebutkan: “Aku tinggalkan pada kalian dua
pusaka yang kalian tidak akan tersesat setelah kalian berpegang pada keduanya,
yaitu Kitab Allah dan Sunnahku.”
Ahli
ushul membatasi pengertian sunnah hanya pada sesuatu yang bersumber dari Nabi,
baik perkataan, perbuatan, maupun taqrirnya yang berkaitan dengan syara’ yang
terjadi setelah Nabi diutus menjadi Rasul.”
Mereka
beragumentasi pada QS. Al-Hasyr: 7 dan QS. An-Nahl: 44.
Sedangkan
Ahli fiqih mengartikan sunnah sebagai “Segala ketetapan yang berasal dari Nabi
selain yang difardhukan dan diwajibkan.” Menurut mereka, “Sunnah merupakan
salah satu hukum yang lima (wajib, sunah, haram, makruh, dan mubah), dan yang
tidak termasuk kelima hukum ini disebut bid’ah.”
- Tujuan
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Mata
pelajaran Al-Qur’an dan Hadits merupakan unsur mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) pada madrasah yang memberikan pendidikan kepada peserta didik untuk
memahami dan mencintai Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber ajaran Islam dan
mengamalkan isi kandungannya dalam kehidupannya sehari-hari
Pembelajaran
Al-Qur’an dan Hadits bertujuan agar peserta didik gemar untuk membaca Al-Qur’an
dan Hadits dengan benar, serta mempelajarinya, memahami, meyakini kebenarannya,
dan mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh aspek kehidupannya.
Dari
penjelaan di atas, maka dapat kita rumuska bahwa tujuan dari mata pelajaran
Al-Qur’an-Hadis adalah:
- Meningkatkan
kecintaan siswa terhadap Qur’an dan Hadis
- Membekali
siswa dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Qur’an dan Hadis sebagai
pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan
- Meningkatkan
kekhusyukan siswa dalam beribadah terlebih sholat, dengan menerapkan hukum
bacaan tajwid serta isi kandungan surat/ayat dalam surat-surat pendek yang
mereka baca
- Ruang
Lingkup Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Ruang
Lingkup Pembelajaran Al-Qur’an-Hadits meliputi :
- Membaca
/menulis yang merupakan unsur penerapan ilmu tajwid
- Menterjemahkan
makna (tafsiran) yang merupakan pemahaman, interpretasi ayat dan Hadis
dalam memperkaya khazanah intelektual
- Menerapkan
isi kandungan ayat/hadis yang merupakan unsur
- pengamalan
nyata dalam kehidupan sehari-hari.
- Membaca
Qur’an Surat Pendek (Qs Al-Qari’ah) Sebagai Pokok Bahasan Dan Sub Pokok
Bahasan Tentang Menghafal Qs Al-Qari’ah Dan Tarjamahnya
- Membaca
Surat Pendek Pilihan
Al-Quran
ialah Kitabullah yang terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad S.A.W.
Al-Quran merupakan mukjizat daripada Allah SWT, al-Quran juga adalah senjata
yang paling mujarab yang melimpah ruah, mata air yang tidak mungkin kering, di
dalamnya penuh dengan nur hidayah rahmat dan zikir.
Al-Quran
diturunkan untuk mengajar manusia tentang pengesaannya kepada Allah SWT
(tauhid). Konsep ibadat yang jelas dan menyeluruh agar manusia sentiasa
mendapat bekalan yang baru dan segar. Mengajak manusia berfikir tentang
ciptaan, pengawasan dan penjagaan yang ditadbirkan oleh yang Maha Agong agar
dapat mengenal sifat-sifatNya yang unggul.
Di
dalam al-Quran dipaparkan juga contoh tauladan dan juga kisah-kisah yang benar
berlaku sebelum turunnya al-Quran dan pada masa penurunan al-Quran. Dengan itu
manusia mendapat pengajaran dan panduan dalam mengharungi kehidupan sebagai
muslim yang sejati dan benar dalam semua bidang kehidupan.
Terdapat
15 kebaikan-kebaikan al-Quran di dalam hadis-hadis sahih :
Pertama
: Al-Quran akan menjadi syafaat dihari akhirat.
Daripada
Abu Umamah r.a berkata : Aku mendengar Rasulullah S.A.W. bersabda:
“Bacalah
al-Quran sesungguhnya ia akan datang di hari kiamat sebagai syafaat kepada
pembacanya”. (Hadis Riwayat Muslim)
Kedua
: Al-Quran sebagai pembela (mempertahankan) orang yang membacanya dihari
akhirat.
Daripada
Nawwas Bin Sam’an r.a. telah berkata : Aku mendengar Rasulullah S.A.W. bersabda
: “Di hari akhirat kelak akan didatangkan al-Quran dan orang yang membaca dan
mengamalkan isi kandungannya, didahului dengan Surah Al Baqarah dan Surah
Ali-Imraan, kedua-dua surah ini menghujah ( mempertahankan ) orang yang membaca
dan mengamalkannya”. (Hadis Riwayat Muslim)
Ketiga
: Sebaik-baik amalan adalah orang yang belajar dan mengajarkan al-Quran.
Daripada
Osman Bin ‘Affan r.a. telah berkata: Rasulullah S.A.W. bersabda : “Sebaik
manusia di antara kamu orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarnya kepada
orang lain”.
(Hadis
Riwayat Bukhari)
Keempat
: Membaca al-Quran dan susah menyebutnya mendapat dua pahala.
Daripada
Aisyah r.a. telah berkata: Bersabda Rasulullah S.A.W. : “Orang yang membaca
al-Quran dan susah untuk menyebut ayatnya ia mendapat dua pahala”.
(Hadis
Riwayat Bukhari dan Muslim)
Kelima
: Mukmin yang membaca al-Quran umpama buah yang harum dan sedap rasanya.
Daripada
Abu Musa Al Asy’ari r.a. telah berkata : Rasulullah S.A.W. bersabda : “Umpama
orang mukmin yang membaca al-Quran seperti buah Utrujjah ( seperti limau besar
) baunya wangi dan rasanya sedap. Umpama orang mukmin yang tidak membaca
al-Quran seperti buah tamar tidak ada bau dan rasanya manis, dan umpama orang
munafik yang membaca al- Quran seperti Raihanah (sejenis pokok) baunya wangi
dan rasanya pahit dan umpama orang munafik yang tidak membaca al-Quran seperti
buah labu yang tiada bau dan rasanya pahit”.
(Hadis
Riwayat Bukhari dan Muslim)
Keenam
: Allah SWT mengangkat martabat golongan yang membaca al-Quran.
Daripada
Omar Bin Al Khattab r.a. Bahawa Nabi Muhammad S.A.W. bersabda: “Sesungguhnya
Allah mengangkat martabat beberapa golongan dan merendahkan martabat yang lain
dengan sebab al-Quran”.(Hadis Riwayat Muslim)
Ketujuh
: Kefahaman yang sahih tentang al-Quran akan menjadi contoh ikutan.
Daripada
Ibnu Omar r.a. daripada Nabi Muhammad S.A.W. telah bersabda:
“Tidak
boleh berhasad dengki kecuali di dalam dua perkara : Lelaki yang dianugerahkan
kefahaman yang sahih tentang al-Quran, ia menunaikan ibadat siang dan malam ,
lelaki yang dianugerahkan kemewahan harta lalu dinafkahkannya siang dan malam”.
(Hadis
Riwayat Bukhari dan Muslim)
Kelapan
: Membaca al-Quran akan mendapat ketenangan (sakinah)
Daripada
Barra’ dan daripada ‘Azib r.a. telah berkata : “Seorang lelaki membaca Surah Al
Kahfi dan di sisinya seekor kuda yang diikat dengan dua tali, maka awan di
langit mula melindunginya dan semakin hampir, dan kudanya mula menjauhinya.
Apabila menjelang pagi beliau pergi berjumpa Nabi Muhammad S.A.W. dan
menceritakan peristiwa tersebut maka baginda bersabda : Itulah ( sakinah )
ketenangan yang turun disebabkan bacaan al-Quran”.
(Hadis
Riwayat Bukhari dan Muslim)
Kesembilan
: Sesiapa yang tidak mengingati ayat-ayat al-Quran umpama rumah yang roboh.
Daripada
Ibnu ‘Abbas r.a. beliau berkata : Rasulullah S.A.W. bersabda : “Sesungguhnya
orang yang tidak ada di dalam ingatannya sesuatu pun daripada ayat al-Quran
seperti rumah yang roboh”. (Hadis Riwayat Tarmizi dan beliau berkata: Hadis ini
hasan sahih)
Kesepuluh
: Membaca dan memperelokkan bacaan al-Quran akan mendapat kebaikannya.
Daripada
Abdullah Bin ‘Umru Bin Al ‘As r.a. Nabi Muhammad S.A.W. bersabda :
“Satu
masa nanti akan dikatakan kepada orang yang membaca al-Quran: Bacalah,
perbaikkilah dan perelokkanlah bacaan al-Quran sepertimana engkau memperelokkan
urusan di dunia, sesungguhnya tempat engkau akan ditentukan di akhir ayat yang
engkau bacakan”. ( Hadis Riwayat Abu Daud dan Tarmizi dan beliau berkata :
Hadis ini hasan sahih )
Kesebelas
: Membaca beberapa ayat al-Quran lebih baik daripada mendapat unta yang gemuk.
Daripada
‘Uqbah Bin ‘Amir r.a. menceritakan : Rasulullah S.A.W keluar dan kami berada di
tempat duduk masjid yang beratap. Maka beliau bersabda: “Siapakah di antara
kamu yang suka keluar di pagi hari pada setiap hari menuju ke Buthan atau
‘Atiq, dan dia mengambil darinya dua ekor unta yang gemuk dalam keadaan dia
tidak melakukan dosa dan tidak putus hubungan silaturrahim”. Kami menjawab :
“Kami suka demikian itu. Sabda Rasulullah S.A.W : “Kenapakah kamu tidak pergi
ke masjid belajar atau membaca dua ayat Al Quran lebih baik dari dua ekor unta,
tiga ayat lebih baik dari tiga ekor, empat ayat lebih baik dari empat ekor unta
demikianlah seterusnya mengikut bilangan ayatnya”. (Hadis Riwayat Muslim)
Kedua
belas : Sesiapa yang lebih fasih memebaca al-Quran lebih layak menjadi imam
solat berjemaah.
Daripada
Ibnu Mas’ud r.a bahawa Nabi Muhammad S.A.W bersabda : Orang yang paling layak
mengimami kaum di dalam sembahyang ialah mereka yang terfasih membaca
al-Quran”. (Hadis Riwayat Muslim )
Ketiga
belas : Nabi SAW mengutamakan sahabat yang paling kuat berpegang teguh kepada
al-Quran untuk dikebumikan jenazah mereka.
Daripada
Jabir Bin Abdullah r.a. bahawa Nabi Muhammad S.A.W. menghimpun antara dua
lelaki yang terbunuh di peperangan Uhud kemudian baginda bersabda : “Yang mana
satukah antara keduanya yang paling kuat berpegang teguh dengan al-Quran maka
apabila aku tunjukkan kepada salah seorang daripada keduanya maka dialah orang
yang pertama masuk ke liang lahad”. (Hadis Riwayat Bukhari, Tarmizi, Nasa’ie dan
Ibnu Majah)
Keempat
belas : Kelebihan berdoa selepas membaca al-Quran.
Daripada
‘Imran Bin Husain Bahawa beliau lalu di hadapan qari yang sedang membaca
al-Quran kemudian dia berdoa kepada Allah kemudian ia kembali membaca kemudian
ia berkata aku mendengar Rasulullah S.A.W. bersabda : “Barangsiapa yang membaca
al-Quran maka berdoalah kepada Allah dengan al-Quran maka sesungguhnya akan
datang beberapa kaum yang membaca al-Quran dan mereka berdoa dengannya”.
(Hadis
Riwayat Tarmizi, beliau berkata : Hadis ini hasan)
Kelima
belas : Setiap satu huruf membaca al-Quran akan mendapat sepuluh ganjaran
pahala.
Daripada
Ibnu Mas’ud r.a. ia berkata : “Barangsiapa yang membaca satu huruf daripada al-
Quran maka baginya satu kebaikan, satu kebaikan menyamai dengan sepuluh pahala,
aku tidak bermaksud : Alif , Lam , Mim ialah satu huruf, tetapi Alif satu
huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf”.(Hadis Riwayat Ad Darimi Tarmizi,
beliau berkata hadis ini hasan sahih)
Sahabat
yang dimuliakan,
Marilah
kita menjadikan al-Quran sebagai peduman hidup kita , apabila kita sentiasa
menjadikannya sebagai panduan dan peraturan hidup kita tidak akan sesat dan
sentiasa mendapat pimpinan daripada Allah S.W.T. Al-Quran juga merupakan
senjata yang paling berkesan untuk membersihkan jiwa dan menyinarkannya.
Dalam
sebuah hadis Rasulullah S.A.W.bersabda : Daripada Ibnu Umar r.a berkata:
“Rasulullah
S.A.W. telah bersabda maksudnya : “Hati manusia akan berkarat seperti besi yang
dikaratkan oleh air”. Apakah cara untuk menjadikan hati bersinar semula. Kata
baginda lagi, ” Dengan banyak mengingati mati dan membaca al-Quran.”
- Menghafal
QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya
Kemampuan
dalam menghafal AL-Qur’an dan hadist bagi umat islam adalah kemampuan yang
sangat baik untuk di miliki. sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa dalam
ritual shalat, seorang muslim wajib untuk dapat menghafal ayat-ayat Al-Qur’an.
karena membacaAl-Qur’an, terutama surat AL-Fatihah, menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dari shalat. Membaca ayat-ayat Al-Qur’an dalam
shalat di pahami sebagai bukan dalam pengertiaan membaca teks, akan
tetapi membaca berdasarkan hafalan yang tertanam kuat dalam memori. Demikian
halnya dengan menghafal hadist. Seseorang yang memiliki kemampuan hafal hadist,
maka berarti ia tidak sekedar tahu amal dan perbuatan yang di lakukan
berdasarkan hadist Nabi SAW, akan tetapi juga mampu menyebutkan hadist tersebut
di luar kepala.
Dalam
hal menghafal Al-Qur’an, penamaan wahyu yang diterma oleh Nabi Muhammad SAW
untuk disampaikan kepada umat islam dengan nama Al-Qur’an,memberikan pengertian
bahwa wahyu itu tersimpan di dalam “dada” manusia mengigat dalam Al-Qur’an
sendiri berasal dari kata qira’ah(bacaan) dan di dalam kata qira’ah
terkandung makna :agar selalu ingat, Wahyu yang diterima nabi SAW pada
dasarnya telah telah terpelihara dari kemusnahaan dengan dua cara utama:pertama
menyimpanya kedalam “dada manusia” atau menghafalkannya, dan kedua, mencatatnya
secara tertlis diatas berbagai jenis bahan yang bisa di tulis, semacam kulit
binatang, pelepah kurma, dan tulang belulang.
Salah
satu komponen penting dalam belajar adalah kemampuan ingatan dari peserta
didik, karena sebagian besar pelajaran di sekolah adalah mengingat. mengingat
juga memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Namun ada yang lebih
penting dalam peranan proses belajar adalah kemampuan peserta didik untuk
mereproduksi kembali pengetahuan yang sudah di terimanya,misalnya pada waktu
ujian para peserta didik harus mereproduksi kembali pengetahuandan pemahaman
yang di peroleh selama mengikuti pelajaran.
Menurut
Atkinson dan shiffrin (dalam Matlin, 1989), sistem ingatan manusia dibagi
menjadi 3 bagian yaitu: Pertama, Sensory Memory (sensory memory), Kedua,
ingatan jangka pendek (short term memory) dan Ketiga, ingatan jangka panjang
(Long term memory). sensory memori mencatat informasi atau stimulus yang masuk
melalui salah satu atau kombinasi panca indra yaitu secar visual melalui mata,
pendengaran melalui telinga, bau melalui hidung, rasa melalui lidah dan rabaan
melalui kuli.Bila informasi atau stimulus tersebut tidak diperhatikan akan
langsung terlupakaan, namun bila di perhatikan maka informasi tersebut di
transfer ke sistem jangka pendek. Sistem ingatan jangka pendek menyimpan
informasi atau stimulus selama +30 detik, dan hanya sekitar tujuh bongkahan
informasi (chunks) dapat di pelihara dan di simpan di sistem ingatan jangka
pendekdalam suatu saat (Solso,1988). Setelah berada di sistem ingatan jangka
pendek, informasi tersebut dapat di transfer lagi melalui proses rehearsal (
latihan/pengulangan) kesistem ingatan jangka panjang untuk di simpan, atau
dapat juga informasi tersebut hilang atau terlupakan karena tergantikan oleh
tambahan bongkahan informasi yang baru (Solso,1988). Dalam mata pelajaran
Al-Qur’an dan hadist,sejak dini anak perlu di latih menghafal atau
mengingat secara efektif atu efesien. Latihan-latihan tersebut
menurut Gie (1984), meliputi 3 hal yaitu pertama recall, anak didik untuk mampu
mengingat materi pelajaran di luar kepala, kedua recognition anak didik untuk
mampu mengenal kembali apa yang telah di pelajari setelah melihat atau
mendengarnya, ketiga, relearning: anak didik untuk mampu mempelajari
kembali dengan mudah apa yang pernah di pelajarinya.dalam pembelajara menghafal
Al-Qur’an dan hadist di madrasah ibtidaiyah, tahap yang di lakukan adalah murid
di upayakan untuk sampai pada tingkat recall, yakni murid mampu menghafalkan
materi pelajaran Al-Qur’an dan hadist di luar kepala. Dalam menghafal peserta
didik mempelajari sesuatu dengan tujuan memproduksi kembali kelak dalam bentuk
harfiah, sesuai dengan perumusan dan kata-kata yang terdapat dalam materi
asli.Dengan demikian peserta didik dapat belajar bagaimana cara-cara menghafal
yang baik sehingga materi cepat dihafal dan tersimpan dalam keadaan siap
direproduksi secara harfiah pada saat dibutuhkan.sebagaimana yang dikemukakan
oleh Winkel (1996) bahwa pada saat mempelajari materi untuk pertama kali
peserta didik mengolah bahan pelajar (fase fiksasi), yang kemudian disimpan
dalam ingatan (fase retensi) , akhirnya pengetahuan dan pemahaman yang telah
diperoleh diproduksi kembali. (http// www. ums. ac. id)
Dalam
proses menghafal orang menghadapi materi yang biasanya disajikan dalam bentuk
verbal (bahasa), baik materi itu dibaca sendiri atau diperdengarkan. Dalam pembelajaran
menghafal Al-Qur’an dan hadits materi dapat mengandung arti misalnya jumlah
ayat dalam suatu surat, ayat-ayat Al’Qurannya itu sendiri, isi kandungan suatu
surat dalam juz’amma, hadits-hadits dengan tema-tema tertentu, atau materi yang
tidak memiliki arti misalnya huruf-huruf hijaiyah. Orang akan tertolong dalam
menghafal bila membentuk skema kognitif dan mengulang-ulang kembali materi
hafalan sampai tertanam sungguh-sungguh dalam memori otaknya.
- Kompetensi
Dasar Dan Indikator Mata Pelajaran Qur’an Hadits
- Kompetensi
dasar yang di terapkan adalah sebagai berikut :
- Menerapkan
hukum mad lazim mukhoffaf kilmi, mutsaqqol kilmi, dan Farqi dalam
Al-Qur’an
- Menerapkan
Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan tentang hukum fenomena alam
- Menghafal
Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum fenomena alam
- Memahami
isi kandungan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum fenomena alam
- Memahami
keterkaitan isi kandungan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang
hukum fenomena alam dalam kehidupan
- Menerapkan
kandungan Al-Qari’ah, Al-Zalzalah dalam fenomena kehidupan sehari-hari
dan akibatnya
- Memahami
Hadis tentang menjaga dan melestarikan lingkungan alam
- Menulis
Hadis tentang menjaga dan melestarikan lingkungan alam
- Menerjemahkan
makna Hadis tentang menjaga dan melestarikan lingkungan alam
- Menghafal
Hadis tentang menjaga dan melestarikan lingkungan alam
- Menjelaskan
keterkaitan isi kandungan Hadis dalam perilaku menjaga dan melestarikan
lingkungan alam dalam fenomena kehidupan dan akibatnya
- Indikator
Pembelajaran Qur’an Hadits
Demikian
halnya dengan pembelajaraan menghafal Al-Qur’an dan hadist.indikator yang di
rumuskan dalam pembelajaraan menghafal Al-Qur’an dan hadist adalah di upayakan
agar murid mampu:
- Menghafal
huruf-huruf hijaiyah sesuai makhraj dan tanda bacannya.
- Menghafal
surat-surat pendek tertentu dalam juz’amma sesuai dengan makhraj dan
kaidah ilmu tajwid.
- Menghafal
hadist-hadist dengan tema-tema tertentu.
Penjabaran
secara lebih rinci indikator yang di sebutkan di atas adalah
sebagai berikut:
- Menghafal
huruf-huruf hijaiyah sesuai makhraj dan tanda bacanya.
- Proses
menghafal huruf-huruf hijaiyah ini menjadi tindak lanjut
pembelajaran membaca dan menulis huruf-huruf hijaiyah. Pada saat
siswa telah mampu mengindetifikasi dan membaca huruf-huruf hijaiyah sesuai
dengan makhrajnya, bahkan murid telah mampu menuliskan huruf-huruf
hijaiayah ini dengan benar dan tepat, maka pada tahap selanjutnya murid
diajarkan untuk menghafal huruf-huruf hijaiyah tersebut.
- Proses
menghafal huruf-huruf hijaiyah penting di lakukan oleh siswa, hal ini
karena pengetahuaanya tentang membaca dan menulis huruf-huruf hijaiyah,
yang telah di kuasainya akan tertanam kuat dalam ingatannya, sehingga
tidak mudah di lupakan. untuk itu di pastikan murid mampu menghafal
huruf-huruf hijaiyah dengan baik dan benar.
- Dengan
demikian indikator ketercapaian pembelajaran menghafal pada tahap ini, di
upayakan agar murid mampu:
- Menghafal
huruf-huruf hijaiyah sesuai makhrajnya.
- Menghafal
huruf-huruf hijaiyah sesuai dengan tanda baca dan makhrajnya dengan baik
dan benar.
- Menghafal
surat-surat pendek tertentu dalam juz’amma sesuai dengan makhrajnya dan
kaidah ilmu tajwid.
Setelah
murid mampu untuk menghafal huruf-huruf hijaiyah sesuai makhraj dan tanda
bacanya dengan baik dan benar,maka kondisi ini di lanjutkan dengan murid
menghafal surat-surat pendek tertentu dalam juza’amma sesuai dengan
makhraj dan kaidah ilmu tajwid. Proses menghafal surat-surat pendek
tertentu dalam juza’amma sesuai dengan makhraj dan ilmu tajwid ini,juga menjadi
kelanjututan dari proses pembelajaran membaca surat-surat pendek tertentu dalam
juza’amma sesuai dengan makhraj dan kaidah ilmu tajwid dan menuliskannya.
Pada
saat murid telah mampu dan terampil untuk membaca surat-surat
pendek tertentu dalam juza’amma sesuai dengan makhraj dan kaidah ilmu tajwid
dengan baik dan benar dan menuliskannya dengan baik, tepat dan rapih, maka
dengan menghafalnya akan semakin menguatkan pengetahuannya dalam hal
membaca dan menulis.
(5).
Menghafal hadist-hadist dengan tema-tema tertentu.
Menghafal
hadist-hadist dengan tema-tema tertentu, menjadi bagian tidak terpisahkan dari
proses pembelajaran membaca dan menulis hadiat. Ketika murid telah menguasai
dan terampil dalam membaca dan menulis hadist, maka kondisi ini di lanjutkan
agar murid mampu untuk menghafal hadist tersebut. Dengan menghafal hadist
yang di pelajarinya maka akan menguatkan pengetahuannya bahkan
dalam proses selanjutnya murid mampu untuk memahami dan mengamalkan kandungan
hadist tersebut.
- Metode
Yang Digunakan Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits
Ketika
mendengar nama salah satu pelajaran yang ada di madrasah ataupun di pesantren,
yakni pelajaran Al-Qur’n Hadis, mungkin akan terbayang di benak kita sebuah
pelajaran yang membosankan dan menjemukan. Ya, pantas saja kesan tersebut
segera menyeruak dalam benak kita. Sebab, selama ini pelajaran tersebut memang
disampaikan dengan cara dan metode yang membosankan. Metode yang ditempuh oleh
guru yang membimbing mata pelajaran tersebut hanya itu-itu saja, nyaris tidak
ada perubahan sama sekali. Membaca ayat atau hadis, mendengarkan ceramah guru
atau ustaz yang menjemukan dan membuat ngantuk, atau menghafal rangkaian ayat
Al-Qur’an dan hadis.Itulah rangkaian rutinitas pembelajaran Al-Qur’an Hadis
yang selama ini terjadi.Melihat tradisi pembelajaran Al-Qur’an Hadis yang
barusan disebut, pantas dan sangat wajar jika murid-murid merasa jenuh dan
bosan.
Dalam
kegiatan mengelola interaksi belajar mengajar guru paling tidak harus memiliki
dua modal dasar, yakni kemampuan mendisain program dan keterampilan
mengkomunikasikan program tersebut kepada anak didik. Seorang guru harus mampu
memilih dan memilah strategi apa yang akan digunakan dalam pembelajaran.
Strategi tersebut haruslah disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.
Dalam
Al-Qur’an juga dijelaskan bahwa dalam berdakwah Nabi Muhammad saw juga
menggunakan strategi – strategi:
ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ
الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
Artinya
: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang
lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (QS. An-Nahl : 125)
Strategi
pembelajaran berkaitan erat dengan tujuan yang akan dicapai. Seorang guru yang
mengajarkan ilmu pengetahuan dengan tujuan agar siswa mendapat suatu
pengetahuan yang bersifat kognitif, dengan menggunakan strategi pembelajaran
yang efektif yaitu strategi yang dapat membuat siswa menjadi lebih aktif sejak
memulai pelajaran sampai selesai.
Jika
mencermati dunia pendidikan Barat, setiap waktu muncul silih berganti aneka
inovasi pembelajaran.Usaha yang ditempuh oleh para praktisi dunia pendidikan
Barat ini bertujuan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan,
memberdayakan siswa, sekaligus mencerahkan. Berikut ini antara lain inovasi para
praktisi pendidikan Barat: quantum learning temuan Bobbi DePorter dan Mike
Hernacki; quantum teaching temuan Bobbi DePorter, Mark Reardon, dan Sarah
Singer-Nouri; accelerated learning temuan Dave Meier; multiple intelligences
temuan Howard Gardner, serta contextual teaching and learning (CTL) temuan
Elaine B. Johnson. Ini hanyalah beberapa contoh.Di luar itu masih banyak
teori-teori pembelajaran yang mencerahkan dan memberdayakan.
Jika
mencermati teori-teori dan konsep-konsep pembelajaran di atas, akan tersirat
bahwa inti pembelajaran yang digagas oleh para praktisi pendidikan Barat adalah
menciptakan suasana pembelajaran yang memandang siswa sebagai manusia secara
utuh, sebagai subjek bukan sebagai objek. Dengan demikian, kendali pembelajaran
bukan berada di tangan guru atau pendidik seutuhnya.Aktor pembelajaran adalah
siswa. Guru hanyalah sebagai fasilitator. Dengan suasana pembelajaran seperti
ini, praktis yang banyak terlibat adalah siswa. Dengan banyak terlibat secara
aktif, otomatis siswa tidak akan merasa bosan. Justru para siswa akan merasa
senang dan bergairah.
Kembali
pada metode mengajar al-qur’an dan hadits yang menyenangkan.Para pembimbing
pelajaran Al-Qur’an Hadis perlu melakukan inovasi dalam melakukan kegiatan
belajar mengajar.Tujuannya adalah agar suasana pembelajaran tampak baru dan
menarik minat para siswa.
Berikut
ini metode untuk menyajikan pelajaran Al-Qur’an Hadis yang menyenangkan,
menggairahkan, dan mencerahkan.
Pertama,
pembelajaran Al-Qur’an Hadis boleh saja mengadopsi teori-teori pembelajaran
Barat seperti yang disebutkan di atas. Misalnya, dengan menerapkan teori
pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) temuan Elaine B. Johnson.
Asumsi dasar teori ini adalah bahwa seorang pembelajar akan mau dan mampu
menyerap materi pelajaran jika mereka dapat menangkap makna dari pelajaran
tersebut. Teori ini dapat diaplikasikan dengan cara mengaitkan isi dari sebuah
mata pelajaran, misalnya pelajaran Al-Qur’an Hadis, dengan pengalaman para
siswa. Dengan cara seperti ini, para siswa akan mampu menemukan makna dari
materi pelajaran yang dipelajarinya. Jika mereka mampu menemukan makna
(kegunaan) dari pelajaran tersebut, mereka akan lebih antusias dalam belajar,
karena mereka mempunyai alasan untuk belajar.
Kedua,
mencoba menggali metode pembelajaran yang menyenangkan dari sumber utama ajaran
Islam, yaitu Al-Qur’an dan hadis.Karena dalam deretan ayat Al-Qur’an dan
himpunan hadis Nabi terkandung metode pembelajaran yang dipakai oleh Allah dan
Rasul-Nya dalam mendidik umat ini.
Sebagai
contoh, dalam ‘Ulumul Qur’an ada materi Qashash Al-Qur’an (kisah-kisah
Al-Qur’an) dan Amtsal Al-Qur’an (tamsil atau permisalan Al-Qur’an).Dua cabang
keilmuan Al-Qur’an ini sebenarnya bisa dijadikan sebagai salah satu strategi
pembelajaran Al-Qur’an Hadis. Dengan metode Qashash Al-Qur’an, pembelajaran
Al-Qur’an Hadis akan tampak lebih menyenangkan dan dramatis. Dan, dengan metode
Amtsal Al-Qur’an, pelajaran Al-Qur’an Hadis akan lebih menghunjam ke dalam
sanubari para siswa.
Demikian
juga dalam hadis Nabi, terdapat sekian puluh metode Rasulullah dalam mengajari
dan mendidik para sahabatnya. ‘Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam ar-Rasuul
al-Mu‘allim wa Asaalibuhu fii at-Ta‘liim merangkum sekitar 40 metode
pembelajaran Rasulullah. Jika masing-masing metode pembelajaran Rasulullah ini
diimplementasikan dalam pelajaran Al-Qur’an Hadis, tentu pelajaran tersebut
akan lebih menyenangkan dan menggairahkan.
Salah
satu metode pembelajaran Rasulullah yang disebutkan dalam kitab ini adalah
metode interaktif-dialogis (tanya jawab).
Ketiga,
dengan memanfaatkan teknologi.Misalnya, pembelajaran Al-Qur’an Hadis
diselenggarakan dengan menggunakan LCD dan laptop lewat presentasi power point
yang atraktif.Atau, pembelajaran Al-Qur’an Hadis juga sesekali diselingi dengan
pemutaran film Islami yang inspiratif. Dengan cara seperti ini, insya Allah
suasana pembelajaran Al-Qur’an Hadis akan lebih menyenangkan dan menggairahkan.
Dampaknya, para siswa akan lebih antusias dalam mengikuti dan mencermati
pelajaran Al-Qur’an Hadis.
Kedepan,
seorang guru yang membimbing pelajaran Al-Qur’an Hadis harus lebih inovatif
dalam menyajikan pelajaran Al-Qur’an Hadis.Mereka juga dituntut agar selalu
meng-up grade pengetahuannya, baik pengetahuan tentang materi pelajaran
Al-Qur’an Hadis maupun materi tentang metode pembelajaran. Dengan setumpuk
pengetahuan yang dimiliki, bisa dipastikan para guru akan mampu mengemas
pelajaran Al-Qur’an Hadis dengan lebih baik. Mereka akan lebih atraktif, lebih
inovatif, dan selalu memiliki cara baru dalam menyajikan materi pelajaran
Al-Qur’an Hadis.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
(PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS)
- Setting
Lokasi Penelitian:
- Lokasi
Penelitian
Penelitian
Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MTs. Ma’arif NU , Jln Raya – Majenang KM.04 Desa Cilempuyang RT.03/RW.04
Kec. Kabupaten Cilacap53256.
- Kondisi Kelas Dan Jumlah Siswa
Siswa
MTs Ma’arif NU terdiri atas 6 rombongan
belajar, kelas VII (2 rombongan belajar) Kelas VIII (2rombongan belajar) Kelas
IX (2 Rombongan belajar) sedangkan tata Letak Ruang Kelas Denah tempat duduk
membentuk hurup 11, penataan posisi tempat duduk siswa saat akan dilaksanakan
tindakan mengikuti alur denah tempat duduk. selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran lembar pengamatan setting lokasi. Kondisi lingkungan baik selain
nyaman, aman, juga tidak bising karena terletak di tengah-tengah masyarakat
yang tidak padat dan jauh dari jalan raya atau aktivitas produktif.
Sementara
sarana kelas ada tapi dalam kategori cukup.Selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran lembar pengamatan setting lokasi. Suasana Saat PTK Suasana kelas
sebelum menggunakan metode drill , siswa pasif tapi setelah digunakannya metode
drill suasana kelas menjadi aktif, inovatip, kreatif dan menyenangkan.
- Pelaku Tindakan Dan Observer
Dalam
penelitian ini pelaku tindakan adalah peneliti, peneliti dibantu oleh observer
yang bernama Umi Hani, S.Ag serta Kepala Sekolah , beliau sudah berpengalaman
dalam mengajar. Observer test ebut berpendidikan SI dan sedang melanjutkan pada
jenjang .Dilihat dari profil observer di atas guru tersebut memiliki kelayakan
menjadi observer dalam penelitian ini.
- Perencanaan
- Penyusunan
Program Penelitian
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) model Kemmis dan Mc. Taggart. PTK model Kemmis dan Mc. Taggart pada
hakikatnya terdiri dari empat tahap dalam tiap siklus, yaitu perencanaan,
tindakan dalam bentuk pembelajaran, observasi, dan analisis/refleksi yang dapat
diulang sebagai siklus dan refleksi dalam rangka memecahkan masalah. Penelitian
tindakan kelas merupakan studi yang sistematis dilakukan dalam upaya
merperbaiki praktek-praktek dalam pendidikan. Menurut Kasbolah (1998: 13-14)
bahwa PTK adalah:
“Penelitian
yang dilaksanakan di kelas dalam bentuk pembelajaran dengan tujuan
merperbaiki dan meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa
dengan melakukan tindakan terentu secara kolaboratif dan sistematis melalui
perencanaan, tindakan, observasi dan analisis/refleksi.”
Penyusunan
program PTK dilaksanakan dalam bentuk proses berdaur (siklus). Setiap siklus
terdiri dari empat tahapan (fase) : perencanaan (planning), tindakan (action),
pengamatan (observation) dan Refleksi (reflection). Secara lebih
rinci empat tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
- Perencanaan
- Peneliti
menetapkan observer, yaitu mitra kerja. Peneliti mengemukan pada observer
permasalahan dan rencana memecahkan masalah. Peneliti, observer dan kepala
sekolah mendiskusikan permasalahan, serta menetapkan waktu pelaksanaan
PTK.
- Guru
dan tim koloborasi merancang dan menyiapkan bahan pembelajaran pokok
bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS
Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan menggunakan metode pembelajaran
drill yaitu dengan:
- Menentukan
hasil belajar yang diharapkan atau tujuan yang hendak dicapai
- Menentukan
banyaknya siswa yang akan terlibat dalam penampilan dari pengetahuan yang
telah mereka miliki
- Menyusun
materi dan kegiatan meliputi suasana tempat beserta fisik, para
pelaku dan perannya, pembatasan bagi para pelaku, suasana mental yang
diharapkan, dan interaksi antar pelaku.
- Menyusun
petunjuk bagi para pelaku secara tertulis
- Identifikasi
hasil yang mungkin diperoleh oleh para pelaku
- Menyusun
target hafalan yang telah ditentukan
- Menyusun
ayat dan tarjamahnya yang akan di hafal
- Merancang
cara yang akan digunakan
- Menyusun
garis penilaian yaitu guru dan tim kolaborasi menyiapkan instrumen pengumpul
data dalam hal ini berupa lembar pengamatan berikut posedurnya, dan test
untuk mengetahui hasil tindakan.
2).
Pelaksanaan
Setelah
dicapai kesepakatan dan kesiapan antara peneliti dan observer tentang segala
sesuatu yang berkaitan dengan persiapan dan persyaratan pelaksanaan PTK,
maka dimulailah pelaksanaan PTK yang terdiri dari dua siklus. Pelaksanaan KBM
setiap siklus terdiri dari:
- Kegiatan
awal
- Kegiatan
inti
- Kegiatan
penutup
- Observasi
Observasi
dilakukan pada saat tindakan dilakukan, observasi dilakukan terhadap hal hal
berikut:
- Seting
lokasi kelas
- Langkah-langkah
KBM, perencanaan, aktivitas guru, dan aktivitas siswa
- Penguasaan
Siswa
- Refleksi
Hasil
observasi setting lokasi kelas, aktivitas guru, aktivitas siswa dalam langkah-langkah
KBM dan penguasaan siswa dianalisis dengan sasaran berikut:
Target
analisis terhadap setting lokasi kelas, target analisis terhadap
langkah-langkah PTK, target analisis terhadap perencanaan KBM, target analisis
terhadap aktivitas guru pada saat tindakan dengan penggunaan metode drill
dalam pembelajaran, target analisis aktivitas siswa dalam KBM dan target
analisis terhadap penguasaan materi pembelajaran
Kemudian
peneliti melakukan refleksi terhadap hasil analisis yang telah diuraikan di atas.
Berdasarkan hasil refleksi penelitian maka merumuskan hipotest is tindakan baru
atau rekomendasi tindakan pembelajaran yang baik.
Berikut
ini langkah pelaksanaan PTK mengikuti bagan PTK model Kemmis dan Mc.
Taggart dengan dua siklus dapat dilihat pada bagan 3.1 sebagai berikut:
BAGAN
3.1
PTK
MODEL KEMMIS DAN MC. TAGGART
Identifikasi
Menyusun
Masalah
Rencana
Masalah
Refleksi Siklus I
Siklus
I
Tindakan Dan Observasi
Pembelajaran Siklus I
Masalah
Perbaikan
Rencana
Siklus
II
Refleksi Siklus II
Tindakan Observasi
Pembelajaran
Siklus II
Evaluasi Hasil Keseluruhan
Dan Membuat Rekomendasi
- Kolaborasi
Dengan Siapa Dan Apa Yang Dibahas
Peneliti
berkoloborasi dengan teman sejawat yang akan menjadi observer yaitu guru Fiqih
(Umi Hani ,S.Ag ) dan kepala sekolah (Siti Ulfah Maemunah, S.Pd) dengan
membahas beberapa hal sebagai berikut:
- Orientasi
dan Identifikasi Masalah
Pada
tahap ini tim kolaborasi mengorientasi dan mengidentifiasi masalah yang
merupakan tahap awal dalam kegiatan penelitian. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut:
- Melakukan
kegiatan orientasi dari identifikasi masalah
- Melakukan
kegiatan pemilihan orientasi penetapan antisivasi untuk mengatasi masalah
yang telah diidentifikasi.
- Melakukan
kegiatan penetapan orientasi antisivasi untuk mengatasi masalah yang telah
diidentifikasi.
- Perencanaan
Tindakan Penelitian
- Penentuan
siklus tindakan penelitian
Siklus
tindakan penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan jenis PTK yang akan
digunakan adalah model Kemmis dan Mc. Taggart
- Penentuan
skenario dan penekanan pada setiap siklus PTK
- Penetapan
tehnik PTK
Tehnik
PTK terdiri dari empat kegiatan yaitu: Perencanaan, tindakan, observasi dan
refleksi. Namun PTK model ini kegiatan tindakan dan observasi dilaksanakan
secara serempak.
- Penetapan
instrumen pengumpulan data yang meliputi: lokasi penelitian, proses penelitian
tindakan kelas dan instrumen pengumpulan data terhadap penguasaan siswa
pada pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan
menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.
- Pelaksanaan
tindakan penelitian
- Pembelajaran
siklus I
- Kegiatan
awal
- Kegiatan
inti
- Kegiatan
penutup
- Pembelajaran
siklius II
- Kegiatan
awal
- Kegiatan
inti
- Kegiatan
penutup.
- Pelaksanaan
refleksi dan analisis
Refleksi
dan analisiss sehari setelah dilakukan tindakan yang meliputi:
(1).
Setting lokasi penelitian,
(2).
Proses KBM
(3).
Hasil penguasaan siswa
Hasil
refleksi dan analisis dijadikan bahan bagi tindakan pembelajaran pada siklus
selanjutnya.
- Penyusunan
Jadwal
Pelaksanaan
penelitian tindakan kelas ini akan berlangsung selama tiga bulan (Pebruari-April)
dengan jadwal dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut
Tabel
3.4
Jadwal
Penelitian
KEGIATAN |
BULAN |
||||||||||||||
Pebruari |
Maret |
April |
|||||||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|
A. Persiapan 1.
Studi Pendahuluan 2.
Penyusunan Proposal |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
B.
Pelaksanaan Penelitian 1.
Perencanaan 2.
Pelaksanaan Tindakan Siklus I 3.
Pelaksanaan Tindakan Siklus II |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
C.
Penulisan 1.
Penulisan Bab I – IV 2.
Penyelesaian |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
- Pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas
- Siklus
I
Pelaksanaan
siklus I dilaksanaan hari senin tanggal 5 Pebruari 2015 pukul 08.00 s/d 09.10.
Peneliti melakukan proses pembelajaran dan bertindak sebagai pengajar. Peneliti
dibantu oleh guru mitra yang bertindak sebagai observer. Kegiatan penelitian
pada siklus I fokus peningkatan minat belajar materi pada pokok bahasan membaca
qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan
tarjamahnya. Selain setting lokasi, ketepatan proses KBM. Kegiatan penelitian
pada tindakan pertama berisi kegiatan pembelajaran yang berpedoman pada
Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Langkah-langkah
pelaksanaan pada tindakan pertama meliputi:
- Kegiatan
awal
- Guru
membuka pelajaran dan meminpin berdo’a.
- Mengkondisikan
kelas
- Melakukan
apersesi kepada siswa
- Guru
menjelaskan tujuan pembelajaran yang diharapkan atau tujuan yang hendak
dicapai.
- Pre-test:
secara sampling mengenai materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek
pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya, dengan
pretest terungkap pengalaman siswa dan pengetahuan awal siswa dalam
membaca dan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Pemberian gambaran pelaksanakan pretest
pada siklus I dapat dilihat pada gambar 3.3 dibawah ini:
Gambar 3.3
Pemberian
Gambaran Pre-test Siklus I
- Kegiatan
Inti
- Guru
memberi materi dan gambaran secara garis besarnya tentang situasi yang
akan hafalkan dengan menggunakan media atau alat peraga.
- Pelaksanaan
pemberian gambaran secara garis besar dapat dilihat pada gambar 3.4
dibawah ini:
Gambar
3.4
Guru
Sedang Memberikan Materi
Pelaksanaan penugasan kepada
beberapa siswa/pelaku
Pelaksanaan
penugasan kepada siswa berdasarkan pemilihan dari pengetahuan dan keberanian
siswa untuk tampil. Pemilihan dilakukan agar didapatkan para pelaku yang telah
menguasai hafalan QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dalam membaca qur’an surat
pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.
Setelah para pelaku siap maka dimulailah penampilan pelaksanaan menghafal QS
Al-Qari’ah dan tarjamahnya yang dilakukan secara variatif baik individu maupun
kelompok atau secara bersama-sama.
- Pelaksanaan
hafalan sesuai dengan kemampuan dan kenyamanan masing-masing siswa dapat
dilihat pada gambar 3.5 di bawah ini:
Gambar
3.5
Kegiatan
siswa menghafal QS Al-Qari’ah dan Tarjamahnya secara bersama-sama
Gambar
3…..
Kegiatan
menghafal dengan metode drill secara bersama-sama
Gambar
3…..
Kegiatan
menghafal dengan metode drill secara kelompok
Gambar
3…..
Kegiatan
menghafal dengan metode drill secara indifidu
Gambar
…..
Kegiatan
free test hafalan siswa
Gambar
3.6
Kegiatan
pengamatan observer.
Gambar
3.8
Keadaan
kelas saat pembelajaran
Gambar
3.12
Guru
sedang memberikan bimbingan metode drill
Gambar
3.13
Saat
melaksanakan refleksi
- Mengawasi
sambil menghayati jalannya drill
Pelaksana
yang mengawasi jalannya drill adalah peneliti dan observer, peneliti
bertugas untuk menghayati titik kelemahan dan kekuranganya dari jalanya drill ,
sedangkan observer bertugas melaksanakan pengamatan.
- Kontrol
terhadap aktivitas dan kesungguhan para pelaku
Kontrol
dilakukan oleh peneliti terhadap aktivitas dan kesungguhan para pelaku untuk
menjadi bahan pertimbangan dan perbaikan.
- Kegiatan
Penutup
- Guru
menyimpulkan pembelajaran
- Guru
melakukan post-test pada siklus I secara sampling untuk mengetahui hasil
penguasaan siswa pada titik tekan tindakan pertama yaitu penguasaan siswa
terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub
pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Pemberian gambaran
sebelum pelaksanaan post-test
pada siklus I dapat dilihat pada gambar 3.15.
Gambar
3.15
Pemberian
Gambaran Pelaksanaan Post-Test Siklus I Terhadap Materi Pokok menghafal QS
Al-Qari’ah dan tarjamahnya.
- Guru
melakukan perbaikan pembelajaran
- Guru
memberikan analisis dan refleksi
- Guru
menutup pelajaran dengan meminpin do’a
- Siklus
II
Pelaksanaan
siklus II dilaksanaan hari senin tanggal 12 Maret 2015 pukul 08.00 s/d 09.10.
Peneliti melakukan proses pembelajaran dan bertindak sebagai pengajar. Peneliti
dibantu oleh guru mitra yang bertindak sebagai observer.Kegiatan penelitian
pada siklus II fokus peningkatan kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah dan
tarjamahnya. Kegiatan penelitian pada tindakan pertama berisi kegiatan
pembelajaran yang berpedoman pada Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
telah disusun. Langkah-langkah pelaksanaan pada tindakan siklus kedua persis
sama dengan pelaksanaan tindakan pada siklus I kecuali berbeda pada titik
tekan fokus tindakan lebih pada peningkatan kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah
dan tarjamahnya, selain setting lokasi, proses KBM, demikian pula langkah
observasi dan refleksi ditekankan pada analisis hasil mengenai peningkatan
kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.
- Pelaksanaan
Pengamatan
- Pelaku
Kegiatan Pengamatan (Observer)
Pelaku
kegiatan pengamatan (observer) pada siklus I dan siklus II adalah teman
sejawat yaitu: guru quran hadits yang bernama Nurlailatussaadah, S.Th.I dan Umi
Hani, S.Ag sertaKepala Madrasah.
- Langkah-Langkah
Kegiatan Pengamatan
Karena
jenis penelitian kualitatif maka Tehnik Pengumpulan Data (TPD) pokoknya adalah
observasi partisipasi yang dilakukan secara terlibat oleh pengamat. Observasi
dilakukan terhadap ketiga pokus masalah meliputi:
- Setting
lokasi penelitian
- Proses
PTK yang meliputi: langkah syntax KBM, perencanaan, aktivitas guru
dan aktivitas siswa.
- Hasil
tindakan yaitu tentang penguasaan siswa terhadap pokok membaca qur’an
surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan
tarjamahnya.
- Selain
tehnik observasi, digunakan pula tehnik test untuk mengukur hasil
tindakan.
Pengamatan
untuk siklus 1 difokuskan pada: “peningkatan minat siswa terhadap materi pokok
bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS
Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan metode drill selain setting kelas,
proses pembelajaran dan test untuk mengamati hasil penguasaan siswa
terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok
bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.” Sedangkan pada penelitian
siklus ke 2, langkah-langkah pengamatan yang dilakukan persis seperti pada
siklus ke 1, kecuali berbeda pada titik tekan fokus pengamatan lebih pada
peningkatan kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Secara rinci,
langkah-langkah pengamatan adalah sebagai berikut:
- Siklus
I
- Pengamatan
Setting Lokasi Penelitian
- Keadaan
Sekolah MTs Ma’arif NU
- Letak
sekolah MTs Ma’arif NU
- Kondisi
fisik bangunan MTs Ma’arif NU
- Guru
MTs Ma’arif NU
- Siswa
MTs Ma’arif NU
- Keadaan
Kelas Pada Saat PTK
- Jumlah
siswa
- Tata
letak ruang kelas
- Kondisi
lingkungan (luar kelas)
- Sarana
kelas
- Suasana
kelas saat PTK
- Pengamatan
Proses PTK
- Langkah-lankah
(syintax) PTK
- Perencanaan
PTK
- Aktivitas
guru pada saat tindakan
- Kegiatan
awal
- Kegiatan
Inti
- Kegiatan
Penutup
- Aktivitas
siswa pada saat tindakan
- Kegiatan
awal
- Kegiatan
Inti
- Kegiatan
Penutup
- Test
hasil Kemampuan
Penekanan
pada penguasaan siswa terhadap materi pada pokok bahasan membaca qur’an surat
pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.
- Pre-test
- Post-test
- Siklus
II
- Pengamatan
Setting Lokasi Penelitian
- Keadaan
Sekolah MTs Ma’arif NU .
- Letak
sekolah MTs Ma’arif NU
- Kondisi
fisik bangunan MTs Ma’arif NU
- Guru
MTs Ma’arif NU
- Siswa
MTs Ma’arif NU
2)
Keadaan Kelas Pada Saat PTK
(a)
Jumlah siswa
(b)
Tata letak ruang kelas
(c)
Kondisi lingkungan (luar kelas)
(d)
Sarana kelas
(e)
Suasana kelas saat PTK
- Pengamatan
Proses PTK
- a)
Langkah-langkah (syntax) PTK
- b)
Perencanaan PTK
- c)
Aktivitas guru pada saat tindakan
- Kegiatan
awal
- Kegiatan
Inti
- Kegiatan
Penutup
- d)
Aktivitas siswa pada saat tindakan
(a)
Kegiatan awal
(b)
Kegiatan Inti
(c)
Kegiatan Penutup
- Pengamatan
Hasil Kemampuan
Penekanan
pada penguasaan siswa terhadap sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan
tarjamahnya.
- Pre-test
- Pos-test
- Pengamatan
hasil kemampuan seluruh siklus (I dan II)
- (a)
Test Praktek Pada peningkatan minat siswa pada materi pokok bahasan
menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.
- (b)
Pengamatan pada kemampuan menghafal siswa pada materi sub pokok bahasan
menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.
- Catatan
Hasil Pengamatan
Karena
jenis penelitian kualitatif maka hasil pengamatan diambil dari Tehnik
Pengumpulan Data (TPD) pokoknya adalah observasi partisipasi. Hasil pengamatan
pada siklus I difokuskan pada: “minat siswa terhadap materi pokok bahasan
membaca quran surat pendek pilihan dan sub pokok bahasan menghafal QS
Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan metode drill selain setting kelas,
proses pembelajaran dan test untuk mengukur hasil penguasaan siswa
terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok
bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.” Sedangkan pada penelitian
siklus ke 2, hasil pengamatan difokuskan pada: “Peningkatan kemampuan menghafal
pada materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok
bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya selain setting lokasi
penelitian, dan proses pembelajaran.
- Analisis
Data (Refleksi)
- Pelaku
Refleksi
Pelaku
kegiatan refleksi pada siklus I dan siklus II adalah peneliti, sesame
guru qur’an hadits yang bernama Nurlailatussaadah, S.Th.I dan Umi Hani, S.Ag
serta kepala Mts yang bernama Siti Ulfah Maemunah, S.Pd
- Langkah-Langkah
Kegiatan Refleksi
Analisis
data pada Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengan cara refleksi, yaitu
mengkritisi dan mendiskusikan hasil pengamatan antara pelaku tindakan
(peneliti) dengan guru quran hadits (Nurlailatussaadah, S.Th.I dan Umi Hani, S.Ag)
serta kepala Madrasah (Siti Ulfah Maemunah, S.Pd) yang menjadi observer.
Analisis data dilakukan terhadap hasil observasi yang dilakukan oleh observer
terhadap lembar ceklis.
Sejalan
dengan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, langkah-langkah atau
asfek pokok yang dibahas pada kegiatan refleksi adalah mengenai:
- Setting
lokasi penelitian
- Proses
PTK yang meliputi: langkah syntax KBM, perencanaan, aktivitas guru
dan siswa dalam pembelajaran dan hasil tindakan yaitu: peningkatan minat
dan kemampuan menghafal materi pada pokok bahasan membaca surat pendek
pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.
- Minat
dan kemampuan menghafal siswa terhadap materi pokok bahasan membaca surat
pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.
Fokus
utama refleksi pada siklus I adalah: “Peningkatan minat siswa terhadap materi
pokok bahasan membaca surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS
Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan metode drill selain setting kelas,
proses pembelajaran dan tes untuk mengamati minat siswa terhadap materi
pokok bahasan membaca surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS
Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Fokus utama refleksi pada siklus II adalah:
“meningkatkan kemampuan menghafal siswa dengan asumsi minat untuk mempelajari
materi pokok bahasan membaca surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal
QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya sudah meningkat pada siklus I selain pengamatan
pada perbaikan kondisi setting dan proses tindakan. Hasil diskusi refleksi
menjadi simpulan jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Jika masih ditemukan
beberapa catatan kelemahan proses dan hasil, maka direkomendasikan untuk
perbaikan pada Penelitian Tindakan Kelas berikutnya.
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
Kondisi
Objektif Lokasi Penelitian
o Keadaan Sekolah MTs Ma’arif NU .
- Letak
Sekolah MTs Ma’arif NU
MTs
As-Sawiyah beralamat MTs Ma’arif NU Kecamatan kabupaten Cilacap . Letak MTs Ma’arif NU
sangat strategis, lokasi bangunan yang terletak ditengah-tengah masyarakat.
- Kondisi
Fisik Bangunan MTs Ma’arif NU
Kondisi
fisik bangunan MTs Ma’arif NU baik, baik pada temperatur,
instalasi listrik dan keamanan. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran lembar
pengamatan setting lokasi.
- Guru
MTs Ma’arif NU
Guru
MTs Ma’arif NU dapat dikatagorikan sangat memadai karena selain
kualifikasi SI dilihat dari usia masih produktif. Selengkapnya dapat dilihat
pada lampiran lembar pengamatan setting lokasi.
- Siswa
MTs Ma’arif NU
Jumlah
MTs Ma’arif NU terdiri dari 141 siswa yang terdiri dari 6 rombel
(kelas), jumlah rombel tidak memadai dengan jumlah ruang kelas, hanya jumlah
siswa tiap kelas memadai dengan luas tiap ruangan kelas MTs Ma’arif NU . Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran
lembar pengamatan setting lokasi.
- Setting
Kelas IX A
- Siklus
I
- Jumlah
Siswa
Jumlah
siswa pada penelitian tindakan kelas ini adalah: siswa perempuan 53 orang,
siswa laki-laki 27 orang, jumlah 27 orang, usia rata-rata baik dan memadai.
- Tata
Letak Ruang Kelas
Tata
letak ruang kelas tidak efektif, selengkapnya dapat dilihat pada lampiran
lembar pengamatan setting lokasi
- Kondisi
Lingkungan (Luar kelas)
Kondisi
lingkungan cukup karena selain kurang nyaman, karna bising dengan para
pedagang yang ada di luar.
- Sarana
Kelas
Sarana
kelas ada tapi belum lengkap.Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran lembar
pengamatan setting lokasi.
- Suasana
Pada Saat PTK
Suasana
kelas pada saat PTK dengan metode drill pada tindakan siklus I siswa
aktip dan merasa senang tapi dalam suasana ribut tidak beraturan, inopatip
siswa dan kreatip siswa masih kurang. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran
lembar pengamatan setting lokasi.
Secara
keseluruhan catatan hasil dari lembar pengamatan setting lokasi pada
siklus I diperoleh skor 31 dengan rata-rata = = 31 : 9 = 3,44.
Selengkapnya hasil pengamatan setting lokasi dapat di lihat pada tabel 3.5 di
bawah ini:
Tabel
3.5
Tabel
Hasil Pengamatan Setting Lokasi Siklus I
No |
Aspek Pengamatan Setting Lokasi |
Nilai |
Skor |
Jumlah Item |
1. 2. |
Keadaan Sekolah a.
Letak sekolah b.
Kondisi fisik skolah c.
Guru d.
Siswa Keadaan
pada saat PTK a.
Jumlah siswa b.
Tata letak ruang kelas c.
Kondisi luar kelas d.
Sarana kelas e.
Suasana pada saat tindakan |
SB B SB B B J J C J |
5 4 5 4 4 2 2 3 2 |
9
observasi |
Jumlah skor |
|
31 |
|
|
Rata-rata = |
|
3,44 |
|
Keterangan
SB B C J SJ |
: : : : : |
Sangat Baik Baik Cukup Jelek Sangat
Jelek |
= 5 = 4 = 3 = 2 = 1 |
- Siklus
II
Catatan
hasil pengamatan setting lokasi penelitian pada siklus II hampir sama kecuali
pada bagian tertentu yang harus di tingkatkan diantaranya kelas pada saat
tindakan yaitu: kondisi lingkungan luar kelas, tata letak ruang kelas, sarana
kelas dan suasana kelas. Setelah adanya perbaikan hasil mengenai setting meningkat,
secara keseluruhan hasil pengamatan setting lokasi memperoleh skor 43 dengan
rata-rata = = 43 : 9 = 4,77. Hasil observasi setting lokasi siklus II
dapat dilihat pada tabel 3.6 di bawah ini sebagai berikut:
Tabel
3.6
Tabel
Hasil Pengamatan Setting Lokasi Siklus II
No |
Aspek Pengamatan Setting Lokasi |
Nilai |
Skor |
Jumlah Item |
1. 2. |
Keadaan Sekolah a.
Letak sekolah b.
Kondisi fisik sekolah c.
Guru d.
Siswa Keadaan
pada saat PTK a.
Jumlah siswa b.
Tata letak ruang kelas c.
Kondisi luar kelas d.
Sarana kelas e.
Suasana pada saat tindakan |
SB B SB SB SB SB |
5 4 5 4 5 5 5 5 5 |
9
observasi |
|
Jumah skor |
43 |
|
|
|
Rata-rata = |
|
4,77 |
|
Keterangan
SB B C J SJ |
: : : : |
Sangat Baik Baik Cukup Jelek Sangat
Jelek |
= 5 = 4 = 3 = 2 = 1 |
- Proses
PTK (Langkah KBM)
Pengamatan
proses PTK adalah pengamatan terhadap langkah syntax PTK, perencanaan,
aktivitas guru pada saat tindakan dan aktivitas siswa pada saat tindakan.
Selengkapnya hasil pengamatan proses PTK, baik langkah syitax PTK,
perencanaan, aktivitas guru, aktivitas siswa siklus I dan II dapat dilihat pada
lampiran lembar pengamatan proses PTK. Secara lebih rinci catatan hasil proses
PTK pada siklus I dan II adalah sebagai berikut:
- Langkah
Syntax PTK
Hasil
jumlah skor yang diperoleh dari lembar pengamatan langkah syntax PTK pada
siklus I sebesar 13 dengan jumlah item obserasi 4. Setelah adanya perbaikan
hasil jumlah skor yang diperoleh dari lembar pengamatan langkah syntax
PTK pada siklus II sebesar 19 dengan jumlah item observasi 4.
- Perencanaan
Hasil
jumlah skor yang diperoleh dari lembar pengamatan perencanaan pada siklus I
sebesar 46 dengan jumlah item observasi 13. Setelah adanya perbaikan Hasil
jumlah skor yang diperoleh dari lembar pengamatan perencanaan pada siklus II
sebesar 67 dengan jumlah item observasi 13.
- Aktivitas
Guru
Hasil
jumlah skor yang diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas guru pada siklus I
sebesar 52 dengan jumlah item observasi 15.Setelah adanya perbaikan hasil
jumlah skor yang diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas guru pada siklus I
sebesar 73 dengan jumlah item observasi 15.
- Aktivitas
Siswa
Hasil
jumlah skor yang diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas siswa pada siklus I
sebesar 41 dengan jumlah item observasi 12. Setelah adanya perbaikan hasil
jumlah skor yang diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas siswa pada siklus
II sebesar 57 dengan jumlah item observasi 12.
Secara
keseluruhan dari lembar pengamatan proses PTK pada siklus I skor yang
didapat sebesar 152 dengan skor tersebut diperoleh rata-rata =
= 152 : 44 = 3,45. Sedangkan secara keseluruhan dari lembar pengamatan
proses PTK pada siklus II skor yang didapat sebesar 216, dengan skor
tersebut diperoleh rata-rata = = 216 : 44 = 4,90. untuk
lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel 3.7 di bawah ini:
Tabel
3.7
Hasil
Proses PTK Siklus I dan II
No |
Pengamatan Proses PTK |
Perolehan Skor |
Jumlah Item Observasi |
||
Siklus I |
Siklus II |
Siklus I |
Siklus II |
||
1. |
Langkah Syintax PTK |
13 |
19 |
4 |
4 |
2. |
Perencanaan |
46 |
67 |
13 |
13 |
3. |
Aktivitas Guru |
52 |
73 |
15 |
15 |
4. |
Aktivitas Siswa |
41 |
57 |
12 |
12 |
Jumlah |
152 |
216 |
44 |
44 |
|
Rata-Rata Siklus I |
= 152 : 44 = 3,45 |
||||
Rata-Rata Siklus II |
= 216 : 44 = 4,90. |
- Hasil
Tindakan Kelas
- Tindakan
Kelas (Minat Siswa)
(1).
Sikus I
Pada
siklus I selain tehnik observasi / pengamatan, digunakan pula
tehnik test untuk mengukur hasil tindakan terhadap penguasaan siswa pada
materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok
bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Secara rinci, hasil penggunaan
tehnik test tersebut adalah sebagai berikut:
- Pre-test
Pre-test
dilakukan pada awal pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui konsepsi awal
kemampuan siswa terhadap materi pelajaran sebelum dilakukan tindakan.
- Post-test
Post-test
dilakukan di akhir pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa
terhadap materi pada pokok membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok
bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.
Instrumennya
berupa test praktek yang dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran. Adapun
hasil nilai pre-test siklus I siswa kelas IX MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang Kecamatan kabupaten cilacap terhadap materi pada
pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal
QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Menunjukkan dari jumlah siswa 23 orang skor yang
diperoleh sebesar 1330 dengan skor tersebut diperoleh rata-rata = =
1330 : 25 = 53,2. Sedangkan Hasil pots-test siklus I, setelah dilakukan
pembelajaran dengan metode drill terhadap materi pada pokok bahasan
membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah
dan tarjamahnya. Menunjukkan dari jumlah skor siswa 25 orang diperoleh
skor sebesar 1645 dengan skor tersebut diperoleh rata-rata = = 1645 : 25
= 66,15
Selengkapnya
hasil pre-test dan post-test siklus I terdapat pada tabel 3.8
berikut ini:
Tabel
3.8
Hasil
Pre-Test dan Post-Test Siklus I Kelas IX A MTs Ma’arif NU
peningkatan minat Pada Materi Pokok Bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan
sub pokok Bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.
No |
Nama Siswa |
Perolehan Skor |
Jumlah Soal Test |
|
||||
Pre-test |
Post-test |
Pre-test |
Post-test |
|
||||
1. |
Agun Ali Rahmat |
60 |
70 |
3 |
3 |
|
||
2. |
Aimmatunnadzifah |
70 |
80 |
3 |
3 |
|
||
3. |
Ali Nur Hakim |
75 |
80 |
3 |
3 |
|
||
4. |
Atik Astiyanti |
80 |
85 |
3 |
3 |
|
||
5. |
DenisWulandari |
75 |
80 |
3 |
3 |
|
||
6. |
Eka Yuliyanto |
45 |
60 |
3 |
3 |
|
||
7. |
Habib Mustofa |
60 |
65 |
3 |
3 |
|
||
8. |
Ika Sartika |
50 |
65 |
3 |
3 |
|
||
9. |
Irfan Nurmawan |
60 |
65 |
3 |
3 |
|
||
10. |
Laelatul Rohimah |
70 |
70 |
3 |
3 |
|
||
11. |
Mila Afitasari |
50 |
65 |
3 |
3 |
|
||
12. |
M.Agil Al-Munawar |
75 |
75 |
3 |
3 |
|
||
13. |
Oman Abdurrahman |
60 |
70 |
3 |
3 |
|
||
14. |
Risma Qurrotun F |
60 |
70 |
3 |
3 |
|
||
15. |
Slamet Riyadi |
50 |
60 |
3 |
3 |
|
||
16. |
Solihah Romadoni |
40 |
60 |
3 |
3 |
|
||
17. |
Sunarti |
45 |
60 |
3 |
3 |
|
||
18. |
Tasiman |
40 |
60 |
3 |
3 |
|
||
19. |
Tati Fitani |
45 |
65 |
3 |
3 |
|
||
20. |
Wahyu Suhendra |
55 |
65 |
3 |
3 |
|
||
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
||||||
Rata-Rata Pre-Test |
= 1165 : 20
= 58,25 |
|
||||||
Rata-Rata Post-Test |
= 1370 : 20 = 68,50 |
|
(2).
Siklus II
Pada
siklus II tehnik observasi/pengamatan, digunakan pula untuk mengukur hasil
tindakan terhadap kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.
Secara
rinci, hasil observasi terhadap penguasaan siswa dalam dalam menghafal QS
Al-Qari’ah dan tarjamahnya adalah sebagai berikut:
- Pre-test
Pretest
dilakukan pada awal pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui konsepsi awal
kemampuan siswa terhadap materi pelajaran sebelum dilakukan tindakan.
- Post-test
Post
test dilakukan di akhir pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan
siswa dalam menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.
Instrumennya
berupa pengamatan terhadap praktek siswa dalam menghafal QS Al-Qari’ah dan
tarjamahnya, yang harus dilakukan siswa sebelum dan sesudah pembelajaran.
Adapun
hasil nilai pre-test siklus II siswa kelas IX A MTs Ma’arif NU Desa
Cilempuyang Kecamatan kabupaten cilacap
pada pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan
menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya, menunjukkan dari jumlah siswa 20 orang
diperoleh skor sebesar 1165 dengan skor tersebut diperoleh rata-rata =
= 1165 : 20 = 58,25. Sedangkan Hasil pots-test siklus II siswa kelas IX
A MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang
Kecamatan kabupaten Cilacap
setelah dilakukan pembelajaran dengan metode drill pada pokok bahasan
membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah
dan tarjamahnya, menunjukkan dari jumlah skor siswa 20 orang diperoleh skor sebesar
2265 dengan skor tersebut diperoleh rata-rata =
= 1370 : 20 = 68,50
Selengkapnya
hasil pre-test dan post-test siklus II terdapat pada tabel 3.9
berikut ini:
Tabel
3.9
Hasil
Pre-test dan Post-Test Siklus II Kelas IX A MTs Ma’arif NU Desa
Cilempuyang Kecamatan kabupaten Cilacap
Terhadap sub pokok bahasan kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.
No |
Nama Siswa |
Nilai |
Jumlah Item Observasi |
||
Pre-test |
Post-test |
Pre-test |
Post-test |
||
1. |
Agun Ali Rahmat |
80 |
85 |
3 |
3 |
2. |
Aimmatunnadzifah |
90 |
100 |
3 |
3 |
3. |
Ali Nur Hakim |
80 |
95 |
3 |
3 |
4. |
Atik Astiyanti |
80 |
100 |
3 |
3 |
5. |
DenisWulandari |
80 |
100 |
3 |
3 |
6. |
Eka Yuliyanto |
70 |
85 |
3 |
3 |
7. |
Habib Mustofa |
75 |
85 |
3 |
3 |
8. |
Ika Sartika |
70 |
80 |
3 |
3 |
9. |
Irfan Nurmawan |
75 |
85 |
3 |
3 |
10. |
Laelatul Rohimah |
70 |
85 |
3 |
3 |
11. |
Mila Afitasari |
80 |
100 |
3 |
3 |
12. |
M.Agil Al-Munawar |
75 |
90 |
3 |
3 |
13. |
Oman Abdurrahman |
75 |
85 |
3 |
3 |
14. |
Risma Qurrotun F |
75 |
95 |
3 |
3 |
15. |
Slamet Riyadi |
70 |
85 |
3 |
3 |
16. |
Solihah Romadoni |
75 |
85 |
3 |
3 |
17. |
Sunarti |
75 |
85 |
3 |
3 |
18. |
Tasiman |
70 |
85 |
3 |
3 |
19. |
Tati Fitani |
80 |
100 |
3 |
3 |
20. |
Wahyu Suhendra |
75 |
90 |
3 |
3 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah |
1520
1800 |
||||
Rata-Rata Pre-test |
= 1520 : 20 = 76 |
||||
Rata-Rata Post-Test |
= 1800 : 20 = 90 |
- Hasil
Kemampuan Menghafal
o
Siklus I
Kegiatan
refleksi/analisis kemampuan dilakukan langsung setelah post-test selesai, yaitu
mengkritisi dan mendiskusikan hasil test . Fokus refleksi hasil pada
siklus 1 adalah: “minat siswa terhadap materi pokok bahasan membaca
qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan
tarjamahnya, dari hasil test praktek pre-test siklus I sebesar 1520
dengan jumlah skor tersebut diperoleh rata-rata = = 1520 : 20
= 76 . Nilai tersebut berkategori kurang karena jika dilihat dari skala
penilaian, angka tersebut berada pada interval 50 – 59 dari lima skala
penilaian angka yaitu: (0 – 49 = Gagal, 50 – 59 = Kurang, 60 – 69 = Cukup, 70 –
79 = Baik, 80 – 100 = Baik sekali). Sedangkan pada post-test pada siklus I
setelah dilakukan tindakan dengan metode drill diperoleh jumlah nilai
dari 20 siswa sebesar 1800 , dengan jumlah skor tersebut diperoleh
rata-rata = = 1800 : 20 = 90. Nilai tersebut berkategori cukup
karena jika dilihat dari skala penilaian, angka tersebut berada
pada interval 60 – 69 dari lima skala penilaian angka yaitu: (0 – 49 =
Gagal, 50 – 59 = Kurang, 60 – 69 = Cukup, 70 – 79 = Baik, 80 – 100 = Baik
sekali). Dari data tersebut perbandingan nilai sebelum dan sesudah tindakan
atau pre-test dan post-test pada siklus I menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa meningkat dan penelitian ini diteruskan pada siklus
II karena hasil belajar siswa walaupun sudah memenuhi target kriteria KKM
tapi belum optimal.
- Siklus II
Kegiatan
refleksi/analisis kemampuan dilakukan langsung setelah post-test selesai, yaitu
mengkritisi dan mendiskusikan hasil pengamatan. Fokus refleksi hasil pengamatan
kemampuan pada siklus II adalah: “kemampuan menghafal siswa terhadap membaca
qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan
tarjamahnya, dari hasil pengamatan praktek pre-test siklus II
sebesar 1905 dengan jumlah skor tersebut diperoleh rata-rata = = 1520 : 20
= 76. Nilai tersebut berkategori baik karena jika dilihat dari skala penilaian,
angka tersebut berada pada interval 70 – 79 dari lima skala
penilaian angka yaitu: (0 – 49 = Gagal, 50 – 59 = Kurang, 60 – 69 = Cukup, 70 –
79 = Baik, 80 – 100 = Baik sekali). Sedangkan pada post-test pada siklus
II setelah dilakukan tindakan dengan metode drill diperoleh jumlah nilai
dari 25 siswa sebesar 2265, dengan jumlah skor tersebut diperoleh
rata-rata = = 1800 : 20 = 90. Nilai tersebut berkategori sangat baik
karena jika dilihat dari skala penilaian, angka tersebut berada
pada interval 80 – 100 dari lima skala penilaian angka yaitu: (0 – 49 = Gagal,
50 – 59 = Kurang, 60 – 69 = Cukup, 70 – 79 = Baik, 80 – 100 = Baik
sekali). Dari data tersebut perbandingan nilai antara sebelum tindakan
dan sesudah tindakan atau pre-test dan post-test siklus II menunjukkan
bahwa hasil belajar siswa meningkat.
Analisis
perbedaan antara dua beda rata-rata pada pokok bahasan membaca qur’an
surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya
dengan menggunakan metode drill terhadap hasil kemampuan siswa kelas IX A
MTs Ma’arif NU terdiri dari:
- Uji
beda dua rata-rata pre-test dan post-test pada siklus I
- Uji
beda dua rata-rata pre-test dan post-test pada siklus II
- Uji
beda dua rata-rata post-test siklus I dan post-test siklus II
Atas
dasar di atas terdapat data yang yang diperlukan untuk analisis, hanya datanya
tidak dihitung koefisien korelasi tetapi dibandingkan untuk melihat pengaruhnya
bedasarkan selisih rata-ratanya. Meskipun demikian masih terjadi keterkaitan
dengan perhitungan perbedaan dua rata-ratanya
Selengkapnya
langkah-langkah analisis dua beda rata-rata adalah sebagai berikut:
- Membuat
tabel uji beda dua rata-rata
Tabel
untuk analisis beda dua rata-rata pada pokok bahasan membaca qur’an surat
pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan
menggunakan metode drill terhadap hasil belajar siswa kelas IX MTs Ma’arif NU terdiri dari:
- Tabel
uji beda dua rata-rata pre-test dan post-test pada siklus I
Tabel
uji beda dua rata-rata pre-test dan post-test pada siklus I dapat dilihat
pada tabel 3.10 di bawah ini:
Tabel
3.10
Uji
Beda Dua Rata-Rata Pre-Test dan Post-Test Siklus I
|
Nama
siswa |
Perolehan
Skor |
D – |
|
No |
Pre-test
siklus I (
) |
Post
test siklus I ) |
||
1. |
Agun Ali Rahmat |
60 |
85 |
10 |
2. |
Aimmatunnadzifah |
70 |
100 |
10 |
3. |
Ali Nur Hakim |
75 |
95 |
5 |
4. |
Atik Astiyanti |
80 |
100 |
15 |
5. |
DenisWulandari |
75 |
100 |
15 |
6. |
Eka Yuliyanto |
45 |
85 |
15 |
7. |
Habib Mustofa |
60 |
85 |
5 |
8. |
Ika Sartika |
50 |
80 |
15 |
9. |
Irfan Nurmawan |
60 |
85 |
5 |
10. |
Laelatul Rohimah |
70 |
85 |
10 |
11. |
Mila Afitasari |
50 |
100 |
15 |
12. |
M.Agil Al-Munawar |
75 |
90 |
10 |
13. |
Oman Abdurrahman |
60 |
85 |
10 |
14. |
Risma Qurrotun F |
60 |
95 |
10 |
15. |
Slamet Riyadi |
50 |
85 |
10 |
16. |
Solihah Romadoni |
40 |
85 |
20 |
17. |
Sunarti |
45 |
85 |
15 |
18. |
Tasiman |
40 |
85 |
20 |
19. |
Tati Fitani |
45 |
100 |
20 |
20. |
Wahyu Suhendra |
55 |
90 |
10 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah |
1520
1800 |
315 |
- Tabel
uji beda dua -rata pre-test dan post-test pada siklus II
Tabel
uji beda dua rata-rata pre-test dan post-test siklus II, terdapat pada
tabel 3.11 di bawah ini:
Tabel
3.11
Uji
Beda Dua Rata-Rata Pre-Test dan Post-Test Siklus II
|
Nama
siswa |
Perolehan Skor |
D – |
|
No |
Pre-test siklus II ( ) |
Post test siklus II ) |
||
1. |
Agun Ali Rahmat |
85 |
100 |
15 |
2. |
Aimmatunnadzifah |
90 |
100 |
10 |
3. |
Ali Nur Hakim |
80 |
95 |
15 |
4. |
Atik Astiyanti |
80 |
90 |
10 |
5. |
DenisWulandari |
75 |
85 |
10 |
6. |
Eka Yuliyanto |
70 |
85 |
15 |
7. |
Habib Mustofa |
75 |
85 |
10 |
8. |
Ika Sartika |
70 |
80 |
10 |
9. |
Irfan Nurmawan |
75 |
85 |
10 |
10. |
Laelatul Rohimah |
70 |
85 |
15 |
11. |
Mila Afitasari |
80 |
100 |
20 |
12. |
M.Agil Al-Munawar |
75 |
90 |
15 |
13. |
Oman Abdurrahman |
80 |
95 |
15 |
14. |
Risma Qurrotun F |
75 |
95 |
20 |
15. |
Slamet Riyadi |
70 |
85 |
15 |
16. |
Solihah Romadoni |
70 |
85 |
15 |
17. |
Sunarti |
75 |
85 |
10 |
18. |
Tasiman |
70 |
85 |
15 |
19. |
Tati Fitani |
80 |
100 |
20 |
20. |
Wahyu Suhendra |
75 |
90 |
15 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah |
1905 |
2265 |
360 |
- Tabel
uji beda dua rata-rata antara pre-test pada siklus I dengan test
praktek seluruh siklus pada materi pokok bahasan membaca qur’an surat
pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.
Tabel
uji beda dua rata-rata pre-test siklus I dengan test praktek
seluruh siklus pada materi sub pokok bahasan membaca qur’an surat pendek
pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.terdapat pada
tabel 3.12 di bawah ini:
Tabel
3.12
Uji
Beda Dua Rata-Rata Post-Test Siklus I dan Post-Test Siklus II
|
Nama Siswa |
Perolehan
Skor |
D – |
|
No |
Pre-test
siklus I (
) |
Test
praktek seluruh siklus ) |
||
1. |
Agun Ali Rahmat |
60 |
100 |
40 |
2. |
Aimmatunnadzifah |
70 |
100 |
30 |
3. |
Ali Nur Hakim |
75 |
95 |
20 |
4. |
Atik Astiyanti |
50 |
90 |
40 |
5. |
DenisWulandari |
45 |
85 |
40 |
6. |
Eka Yuliyanto |
45 |
85 |
40 |
7. |
Habib Mustofa |
60 |
85 |
25 |
8. |
Ika Sartika |
50 |
80 |
30 |
9. |
Irfan Nurmawan |
60 |
85 |
25 |
10. |
Laelatul Rohimah |
50 |
85 |
35 |
11. |
Mila Afitasari |
50 |
100 |
50 |
12. |
M.Agil Al-Munawar |
55 |
90 |
35 |
13. |
Oman Abdurrahman |
60 |
95 |
35 |
14. |
Risma Qurrotun F |
60 |
95 |
35 |
15. |
Slamet Riyadi |
50 |
85 |
35 |
16. |
Solihah Romadoni |
40 |
85 |
45 |
17. |
Sunarti |
45 |
85 |
40 |
18. |
Tasiman |
40 |
85 |
45 |
19. |
Tati Fitani |
45 |
100 |
55 |
20. |
Wahyu Suhendra |
55 |
90 |
35 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah |
1330 |
2265 |
935 |
- Catatan
hasil uji beda dua rata-rata
Berdasarkan
tabel diatas yaitu tabel 3.10, 3.11, 3.12 bahwa hasil uji beda dua rata-rata
adalah sebagai berkut:
- Beda
dua rata-rata antara pre-test dan post-test siklus I adalah sebesar =
Ʃ( ) = = 12,5
Perhitungan
di atas menunjukkan bahwa beda dua rata-rata antara pre-test dan
post-test siklus I adalah sebesar = 12,5. Dengan hasil tersebut menunjukkan
terdapat perbedaan yang signifikan dan menunjukkan adanya hasil pembelajaran
yang berarti dengan menggunakan metode drill . Maka penerapan metode drill
berpengaruh terhadap penguasaan siswa.
- Beda
dua rata-rata antara pre-test dan post-test siklus II adalah sebesar =
Ʃ( ) = = 14,4
Perhitungan
di atas menunjukkan bahwa bahwa beda dua rata-rata antara pre-test dan
post-test siklus I adalah sebesar = 14,4. Dengan hasil tersebut menunjukkan
terdapat perbedaan yang signifikan dan menunjukkan adanya hasil pembelajaran
yang berarti dengan menggunakan metode drill . Maka penerapan metode
drill berpengaruh terhadap penguasaan siswa.
- Beda
dua rata-rata antara post-test siklus I dan pos-test siklus II adalah
sebesar = Ʃ( ) = = 10,4
Perhitungan
di atas menunjukkan bahwa beda dua rata-rata antara pre-test dan
post-test siklus I adalah sebesar = 10,4. Dengan hasil tersebut menunjukkan
terdapat perbedaan yang signifikan dan menunjukkan adanya hasil pembelajaran
yang berarti dengan menggunakan metode drill . Maka penerapan metode
drill berpengaruh terhadap penguasaan siswa.
3).
Hasil dan Simpulan Refleksi
- Hasil
Refleksi
Setelah
selesai pembelajaran siklus I, refleksi dilakukan terhadap kegiatan yang
terkait dengan pelaksanaan PTK, refleksi dilakukan sehari setelah pembelajaran
siklus I selesai.Hasil diskusi refleksi menjadi simpulan jawaban terhadap
pertanyaan penelitian. Jika masih ditemukan beberapa catatan kelemahan settinng
lokasi, proses dan hasil, maka direkomendasikan untuk perbaikan pada
Penelitian Tindakan Kelas berikutnya.
Hasil
refleksi diperoleh dari Analisis Data hasil pengamatan dan test terhadap
dua variabel yaitu analsis terhadap variabel (X) : penerapan metode drill
yang terdiri dari: Setting lokasi penelitian, Proses PTK. Dan analisis terhadap
variabel (Y): minat siswa terhadap pokok bahasan membaca qur’an surat pendek
pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya pada pre-test
, post-test dan seluruh siklus. Analisis yang dilakukan adalah analisis
deskriptif penjumlahan yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya.
Secara
lebih rinci hasil analisis adalah sebagai berikut:
- Setting
Lokasi Penelitian
Analisis
Setting Lokasi Penelitian bersumber pada hasil observasi dan wawancara setting
lokasi penelitian, dari hasil observasi dan wawancara diperoleh informasi bahwa
secara keseluruhan setting lokasi penelitian pada siklus I diperoleh skor
31, dengan skor tersebut diperoleh rata-rata = = 31 : 9 = 3,44. Nilai
tersebut berkategori cukup, karena berada pada interval antara 2,51 – 3,50 dari
skala lima absolut yaitu: (antara 0,50 – 1,50 = Sangat jelek, 1,51- 2,50 =
Jelek, 2,51- 3,50 = Cukup, 3,51- 4,50 = Baik 4,51- 5,50 = Sangat baik.
Hal-hal yang perlu ditingkatkan adalah sarana kelas, kondisi luar
kelas dan tata letak sarana kelas pada ruang kelas. Setelah
dilakukan refleksi dan perbaikan maka sarana kelas di lengkapi,
kondisi luar kelas dikondisikan dengan baik, dan tata letak kursi, meja
dikondisikan sesuai dengan metode yang di gunakan sehingga suasana kelas
menjadi sangat baik dan kondusif. Sedangkan pada siklus II diperoleh informasi
bahwa secara keseluruhan setting lokasi penelitian pada siklus II
diperoleh skor 43, dengan skor tersebut diperoleh rata-rata =
= 43 : 9 = 4,78. Nilai tersebut berkategori sangat baik, karena
berada pada nterval antara 4,51 – 5,50 dari skala lima absolut yaitu: (antara
0,50 – 1,50 = Sangat jelek, 1,51- 2,50 = Jelek, 2,51- 3,50 = Cukup, 3,51- 4,50
= Baik 4,51- 5,50 = Sangat baik. Setting lokasi telah kondusif dalam kategori
sangat baik, kondisi lokasi PTK pada siklus II secara umum dari awal sampai
akhir telah efektif dan sangat baik.
b).
Simpulan Refleksi
Dari
hasil refleksi dapat ditarik simpulan bahwa:
- Setting
lokasi penelitian
- Pada
siklus I berkategori cukup dengan rata-rata 3,44 berada pada interval (2,51-3,50).
- Pada
siklus II berkategori sangat baik dengan rata-rata 4,90 berada pada
interval (4,51-5,50).
- Proses
PTK
- Pada
siklus I berkategori cukup dengan rata-rata 3,45 berada pada interval
(2,51-3,50).
- Pada
siklus II berkategori sangat baik dengan rata-rata 4,90 berada pada
interval (4,51-5,50).
- Hasil
Peningkatan Minat Dan Kemampuan Menghafal
- Minat
siswa pada pre-test siklus I berkategori kurang dengan rata-rata
53,2 berada pada interval 50 – 59
- Minat
siswa pada post-test siklus I berkategori cukup dengan rata-rata 65,15
berada pada interval (60 – 69).
- Kemampuan
menghafal siswa pada pre-test siklus II berkategori baik dengan rata-rata
76,2 berada pada interval (70 – 79).
- Kemampuan
menghafal siswa pada pos-test siklus II berkategori sangat baik dengan
rata-rata 90,6 berada pada interval (80 – 100).
Untuk
lebih jelasnya hasil simpulan refleksi dapat dilihat pada tabel 3.13 dibawah
ini sebagai berikut:
Tabel
3.13
Simpulan
Refleksi
No |
Asfek-Asfek pengamatan/Refleksi |
Catatan Hasil Pengamatan
dan Refleksi |
|||
Siklus I |
Siklus II |
||||
Rata-Rata Skor/Nilai |
Kategori |
Rata-Rata Skor/Nilai |
Kategori |
||
1 |
Setting Lokasi Penelitian |
3,44 |
Cukup |
4,78 |
Sangat baik |
2 |
Proses PTK/KBM |
3,45 |
Cukup |
4,90 |
Sangat baik |
3 |
Hasil Penguasaan 1.
Pre-test 2. Post-test |
53,2 76,2 |
Kurang Cukup |
76,2 90,6 |
Cukup Sangat
Baik |
Untuk
memperjelas perbandingan hasil dan analisis mengenai setting lokasi,
proses PTK dan hasil penelitian dapat dilihat pada grafik 3.1 dan 3.2 Sebagai
berikut:
Grafik
3.1
Perbandingan
Setting Lokasi dan Proses PTK
Antara :
5,50……………………………………………………………………………………………………………….
SB
4,51
………………………………………………………………………………………………………………
4,50
………………………………………………………………………………………………………………
B
3,51……………………………………………………………………………………………………………….
3,50……………………………………………………………………………………………………………….
C
2,51……………………………………………………………………………………………………………….
2,50……………………………………………………………………………………………………………….
J
1,51……………………………………………………………………………………………………………….
1,50……………………………………………………………………………………………………………….
SJ
0,50……………………………………………………………………………………………………………....
Rata-rata:
(3,44) (3,45)
(4,78) (4,90)
Siklus I
Siklus II
Keterangan:
Setting
Lokasi :
Proses
PTK
:
SB B C J SJ |
: : : : : |
Sangat Baik Baik Cukup Jelek Sangat
Jelek |
Grafik
3.2
Perbandingan
Hasil PTK
Antara
:
100……………………………………………………………………………………………………………
SB
- ……………………………………………………………………………………………………………
79
…………………………………………………………………………………………………………….
B
70……………………………………………………………………………………………………………..
69……………………………………………………………………………………………………………..
C
60……………………………………………………………………………………………………………..
59……………………………………………………………………………………………………………..
K
50……………………………………………………………………………………………………………..
49……………………………………………………………………………………………………………..
G
0………………………………………………………………………..…….……………………………….
Rata-rata:
(53,18) (65,68) (76,14) (90,23)
Siklus I
Siklus II
Keterangan:
Pre
– tes
:
Post
– test :
Antara
0 ‒ 49 = Gagal
Antara
50 – 59 = Kurang
Antara
60 ‒ 69 = Cukup
Antara
70 ‒ 79 = Baik
Antara
80 – 100 = Sangat Baik
BAB
V
PENUTUP
- Simpulan
Simpulan
yang diperoleh berdasarkan uraian bab III dan sealur dengan rumusan masalah
atau pertanyaan penelitian bahwa penerapan metode drill dalam meningkatkan
minat dan kemampuan menghafal siswa terhadap pokok bahasan membaca Surat pendek
pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-qari’ah dan tarjamahnya adalah
sebagai berkut:
- Setting
Lokasi Penelitian
Setting
Lokasi Penelitian bersumber pada hasil observasi dan analisis, dari hasil
observasi dan analisis diperoleh informasi bahwa secara umum setting lokasi
penelitian pada siklus I diperoleh nilai dengan jumlah skor 31, dengan skor
tersebut diperoleh rata-rata = = 31 : 9 = 3,44. Nilai tersebut
berkategori cukup, karena berada pada interval antara 2,51 – 3,50 dari skala
lima absolut Sedangkan pada siklus II kondisi setting telah kondusif dengan
diperoleh nilai dalam jumlah skor 43. Dengan skor tersebut diperoleh rata-rata
= 43 : 9 = 4,77 Nilai tersebut berkategori sangat baik, karena berada
pada interval antara 4,51 – 5,50 dari skala lima absolut Kondisi setting lokasi
PTK pada siklus II secara umum dari awal sampai akhir telah efektif dan sangat
baik. Hal ini menunjukkan bahwa setting lokasi penelitian dalam melaksanakan
penerapan metode drill pada pokok bahasan membaca surat pendek
pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya, mengalami
perbaikan dan peningkatan, sehingga dapat dikategorikan bahwa setting lokasi
pada penelitian mendukung atau kondusif.
- Proses
PTK (Langkah KBM)
Berdasarkan
hasil pengamatan proses dan analisis PTK pada langkah syntax PTK,
perencanaan, aktivitas guru dan aktipitas siswa, Secara keseluruhan proses PTK
siklus I, berdasarkan hasil observasi proses PTK siklus I diperoleh skor
sebesar 152, dengan jumlah skor tersebut diperoleh rata-rata = = 152 : 44
= 3,45. Nilai tersebut berkategori cukup karena pada interval (2,51-3,50)
dari skala lima absolut. Sedangkan secara keseluruhan pada proses PTK siklus
II, berdasarkan hasil observasi proses PTK siklus II diperoleh skor sebesar
216, dengan jumlah skor tersebut diperoleh rata-rata = = 216 : 44 = 4,90.
Nilai tersebut berkategori sangat baik karena berada pada interval
(4,51-5,50) dari skala lima absolut. Hal ini menunjukkan bahwa proses PTK
telah relevan sehingga penerapan metode drill pada pokok bahasan membaca
surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QA Al-Qari’ah dan tarjamahnya
mengalami perbaikan dan peningkatan.
- Hasil
Tindakan Kelas
Minat
siswa terhadap materi pokok bahasan membaca surat pendek pilihan sub pokok
bahasan menghafal QA Al-Qari’ah dan tarjamahnya, dari hasil pre-test pada
siklus I diperoleh jumlah nilai dari 25 siswa sebesar 1330 , dengan jumlah skor
tersebut diperoleh rata-rata = = 1330 : 20 = 53,2 .
Nilai tersebut berkategori kurang, karena berada pada interval 50 – 59
dari skala lima penilaian angka. Sedangkan penguasaan siswa terhadap kemampuan
menghafal, berdasarkan hasil post-test siklus I diperoleh jumlah skor dari 20
siswa sebesar 1520, dengan jumlah skor tersebut diperoleh rata-rata = =
1645 : 25 = 66,16. Nilai tersebut berkategori cukup karena berada
pada interval 60 – 69 dari skala lima penilaian angka. Sedangkan dari hasil
pre-test pada siklus II diperoleh jumlah skor dari 25 siswa sebesar 1645,
dengan jumlah skor tersebut diperoleh rata-rata = = 1520 : 20
= 76. Nilai tersebut berkategori baik karena berada pada interval 70 -79
dari skala lima penilaian angka. Sedangkan penguasaan siswa terhadap
mempraktekkan shalat ‘id, berdasarkan hasil post-test siklus II diperoleh
jumlah nilai dari 20 siswa sebesar 1800 dengan jumlah skor tersebut
diperoleh rata-rata = = 1800 : 20 = 90. Nilai tersebut
berkategori sangat baik karena berada pada interval 80 – 100 dari skala
lima penilaian angka, dengan demikian hasil kemampuan siswa secara keseluruhan
mengalami perubahan dan peningkatan.
- Implikasi
Hasil Penelitian Tindakan Kelas
Imlikasi
hasil dari kesimpulan di atas maka akibat kausal dari Penelitian Tindakan Kelas
dengan penerapan metode drill pada materi selain berpengaruh terhadap
pelaksanaan pembelajaran juga berpengaruh terhadap hasil penguasaan
DAFTAR
PUSTAKA
al-Kahiil,
Abdud Daa-im. Metode baru menghafal al-Quran yang mulia :
Innovative way to memorize the Quran. Diterjemahkan Oleh ; Farid Zainal
Effendi PP Assalam – Cepu Jawa Tengah – Indonesia 2010
Depag
R.I. Al-Quran dan Terjemahnya. Proyek Pengadaan Kitab Suci Al Quran.
Jakarta: 1982
Mahmud
dan Priatna, Tedi.Penelitian Tindakan Kelas; Teori dan Praktik.Tsabita.
Bandung: 2008.
Nasih,
Ahmad Munjuin, dkk. 2009. Metode & teknik Pembelajaran PAI. Bandung:
Refika Aditama
Suparjo.Materi
Pendidikan Agama Islam IX.Tiga Serangkai. Jakarta: 1996.
Surya,
Mohamad. Psikologi Pengajaran dan Pembelajaran, Pustaka Bani Quraisy.
Bandung: 2004.
Suryana,
Yaya & Priatna, Tedi.Metode Penelitian Pendidikan. Azkia Pustaka
Utama. Bandung: 2007.
Suryana,
Yaya. Prosedur dan Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas; Suatu
Model Desain Pendekatan Kualitatif.(Makalah) Suplemen Pelatihan Peningkatan
Kualitas Guru PAI Kemenag Tasikmalaya. Tasikmalaya: 2012
Sutikno,
Sobri M. Belajar dan Pembelajaran; Upaya Kreatif dalam mewujudkan
Pembelajaran yang Berhasil.Prospect. Bandung: 2009.
Usman,
Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat
Pers
Zuhairini
& Abdul Ghofur, dkk. 1983. Methodik Pendidikan Agama. Surabaya:
Usana Offset Printing
[1] Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), hlm.
334.
[2] Abu, Ahmad. 1986. Metode Khusus
Pendidikan Agama.Bandung: CV Amrico, hal: 152
[3] Abu, Ahmad. Ibid, hal: 125
[4] Nana, Sudjana. 1991. Dasar-Dasar
Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru, hal: 86
[5]Jusup, Djajadisastra. Op. Cit,
hal: 65
[6]Ibid, hal: 66-67
[7] Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), hlm. 623.
[8] Sumadi Suryabrata, Psikologi
Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1984), hlm. 169
[9] Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1995), hlm. 333.
[10] Abdulrab Nawabuddin, Kaifa
Tahfadzul Qur’an, terj. Bambang Saiful Ma’arif, “Teknik Menghafal
al-Qur’an”, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1996), hlm. 23.
[11] James Deese dan Stewart H. Hulse, The
Psychology of Learning, (USA: McGraw-Hill, 1967), hlm.370-371.
[12] Muslim Nurdin dkk.,Moral dan
Kognisi Islam, (Jawa Barat: Alfabeta, 2001), hlm. 48.
[13] Lihat, QS. al-Qiyamah: 18
[15] Ahsin W., Bimbingan Praktis
Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hal. 1
[16] M. Ziyad Abbas, Abdul Aziz Abdul
Rouf, Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur’an Daiyah, Bandung, Syamil,
2004. hlm. 32.
[17] Abdulrab Nawabuddin, Abdul Aziz
Abdul Rouf, Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur’an Daiyah, Bandung,
Syamil, 2004. hlm. 47.. 48-49.
[18] Ahsin W., Bimbingan Praktis
Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 56-57.
[19] Ahsin W., Bimbingan Praktis
Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000),hal. 60
[20] Ahsin W., Bimbingan Praktis
Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 61.
[21] Abdurrahman Abdul Khaliq, al-Qawaid
al-Dzahabiyat li al-Hifz al-Qur’an al-Karim, terj. Abdul Rosyad Shiddiq,
“Bagaimana Menghafal al-Qur’an”, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1991), hal.
18
[1] Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), hlm.
334.
[2] Abu, Ahmad. 1986. Metode Khusus
Pendidikan Agama.Bandung: CV Amrico, hal: 152
[3] Abu, Ahmad. Ibid, hal: 125
[4] Nana, Sudjana. 1991. Dasar-Dasar
Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru, hal: 86
[5]Jusup, Djajadisastra. Op. Cit,
hal: 65
[6]Ibid, hal: 66-67
[7] Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), hlm. 623.
[8] Sumadi Suryabrata, Psikologi
Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1984), hlm. 169
[9] Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1995), hlm. 333.
[10] Abdulrab Nawabuddin, Kaifa
Tahfadzul Qur’an, terj. Bambang Saiful Ma’arif, “Teknik Menghafal
al-Qur’an”, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1996), hlm. 23.
[11] James Deese dan Stewart H. Hulse, The
Psychology of Learning, (USA: McGraw-Hill, 1967), hlm.370-371.
[12] Muslim Nurdin dkk.,Moral dan
Kognisi Islam, (Jawa Barat: Alfabeta, 2001), hlm. 48.
[13] Lihat, QS. al-Qiyamah: 18
[15] Ahsin W., Bimbingan Praktis
Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hal. 1
[16] M. Ziyad Abbas, Abdul Aziz Abdul
Rouf, Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur’an Daiyah, Bandung, Syamil,
2004. hlm. 32.
[17] Abdulrab Nawabuddin, Abdul Aziz
Abdul Rouf, Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur’an Daiyah, Bandung,
Syamil, 2004. hlm. 47.. 48-49.
[18] Ahsin W., Bimbingan Praktis
Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 56-57.
[19] Ahsin W., Bimbingan Praktis
Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000),hal. 60
[20] Ahsin W., Bimbingan Praktis
Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 61.
[21] Abdurrahman Abdul Khaliq, al-Qawaid
al-Dzahabiyat li al-Hifz al-Qur’an al-Karim, terj. Abdul Rosyad Shiddiq,
“Bagaimana Menghafal al-Qur’an”, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1991), hal.
18
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
1.1 Nilai Praktek Pelajaran Al-Qur’an
hadits Pokok Bahasan
Membaca Qur’an Surat Pendek QS Al-Qari’ah Sub Pokok
Bahasan Menghafal QS Al-Qari’ah dan Tarjamahnya di
Kelas IX MTs Ma’arif NU Tahun 2013-2014……….
1
Tabel
3.1 Fasilitas Bangunan MTs Ma’arif NU
Desa Cilempuyang
Kecamatan Kabupaten Cilacap ………………………..
68
Tabel
3.2 Guru-guru dan Tenaga Administrasi MTs Ma’arif NU Desa
Cilempuyang Kecamatan Kabupaten Cilacap……………….
68
Tabel
3.3 Keadaan Siswa MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang
Kecamatan Kabupaten Cilacap…………………………
69
Tabel
3.4 Jadwal Penelitian……………………………………………………………
77
Tabel
3.5 Tabel Hasil Pengamatan Setting Lokasi Siklus I…………………
94
Tabel
3.6 Tabel Hasil Pengamatan Setting Lokasi Siklus II………………..
95
Tabel
3.7 Hasil Proses PTK Siklus I dan II………………………………………
97
Tabel
3.8 Hasil Pre -Test dan Post-TestSiklus I Kelas IX A
MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang
Kecamatan Kabupaten
Cilacap Pada Materi Pokok Bahasan membaca QS Pendek
Pilihan QS Al-Qari’ah dan Sub Pokok Bahasan menghafal
QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya……………………………………….
99
Tabel
3.9 Hasil Pre-test dan Post-Test Siklus II Kelas IX A
MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang
Kecamatan Kabu –
patenCilacap Terhadap Peningkatan Minat…………………….
101
Tabel
3.10 Hasil Pre-test dan Post-Test Siklus II Kelas IX A MTs Ma’arif
NU Desa Cilempuyang
Kecamatan Kabu-
patenCilacap Terhadap Peningkatan Kemampuan meng –
hafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya……………………………….
101
Tabel
3.11 Uji Beda Dua Rata-Rata Pre-Test dan Post-Test Siklus I……
113
Tabel
3.12 Uji Beda Dua Rata-Rata Pre-Test dan Post-Test Siklus II…..
114
Tabel
3.13 Uji Beda Dua Rata-Rata Pos – Test
Siklus I dan Pos – test
siklus II……………………………………………………………
115
Tabel
3.14 Simpulan Refleksi…………………………………………………………… 118
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
1.1 Kerangka Pemikiran…………………………………………………………….. 11
Gambar
2.1 Kegiatan Menghafal dengan metode Drill secara
bersama………… ……….46
Gambar
2.2 Kegiatan Menghafal dengan metode Drill secara kelompok……………….
49
Gambar
2.3 Kegiatan Menghafal dengan metode Drill secara
individu…………………. 51
Gambar
2.4 Kegiatan Pre test Hafalan siswa……………………………………………..
52
Gambar
2.5 Kegiatan Post Test Hafalan siswa…………………………………………..
53
Gambar
2.6 Kegiatan pengamatan observer……………………………………………… 55
Gambar
2.7 Kegiatan Test secara sampling………………………………………………. 55
Gambar
2.8 Keadaan Kelas saat Pembelajaran…………………………………………..
56
Gambar
3.1 Kondisi Lingkungan Luar Kelas……………………………………….. …..
70
Gambar
3.2 Empat Tahap PTK…………………………………………………………… 72
Gambar
3.3 Pemberian Gambaran Pre-test Siklus
I…………………………………… 79
Gambar
3.4 Guru Sedang Memberikan bimbingan metode
drill……………………….. 79
Gambar
3.5 Saat melaksanakan Refleksi……………………………………………… ….. 80
Gambar
3.14 Pelaksanaan Musofahah……………………………………………………….. 85
Gambar
3.15 Pemberian Gambaran Pelaksanaan Post-Test Siklus I
Terhadap Materi Pokok Bahasan membaca QS pendek
pilihan (QS Al-Qari’ah Sub Pokok Bahasan menghafal
QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya…………………………………………….. 86
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan
3.1 Bagan Kemmis dan Taggart Dua Siklus…………………………………..
75
DAFTAR
GRAFIK
Halaman
Grafik
3.1 Perbandingan Hasil Setting Lokasi Dan Proses PTK………………….. …….119
Grafik
3.2 Perbandingan Hasil PTK………………………………………………………… 120
DAFTAR
LAMPIRAN
Halaman
Lampiran
I : Kisi-Kisi Penelitan
- Setting
Lokasi Penelitian…………………………………………………………….. 126
- Proses
PTK……………………………………………………………………………….. 127
- Hasil
Tindakan Kelas………………………………………………………………….. 133
Lampiran
II : Instrumen Penelitian
- Lembar
Pengamatan Setting Lokasi Penelitian Siklus I…………………… ……..134
- Lembar
Pengamatan Setting Lokasi Penelitian Siklus II………………………….. 137
- Lembar
Observasi Langkah Syntax Siklus I…………………………………… …..138
- Lembar
Observasi Langkah Syntax Siklus II…………………………………. ……139
- Lembar
Observasi Perencanaan Tindakan Siklus I………………………….. ……..140
- Lembar
Observasi Perencanaan Tindakan Siklus II……………………… ……….. 142
- Lembar
Observasi Aktivitas Guru Siklus I…………………………………………. 144
- Lembar
Observasi Aktivitas Guru Siklus II………………………………….. …….146
- Lembar
Observasi Aktivitas Siswa Siklus I…………………………………… ……148
- Lembar
Observasi Aktivitas Siswa Siklus II…………………………………. …….150
- Lembar
Test Praktek Pre-test Siklus I…………………………………………. …..152
- Lembar
Test Praktek Post-Test Siklus I………………………………………… ….155
- Lembar
Pengamatan Praktek Pre-test Siklus II……………………………… …….158
- Lembar
Pengamatan Praktek Post-test siklus II……………………………… …….160
Lampiran
III : Silabus
- Silabus
Siklus I……………………………………………………………………. 162
- Silabus
Siklus II…………………………………………………………………… 163
Lampiran
IV : RPP
- RPP
Siklus I………………………………………………………………………. 164
- RPP
Siklus II……………………………………………………………………… 171
Lampiran
V : Sampel Jawaban Responden
- Pre-test
Siklus I…………………………………………………………………... 177
- Post-Test
Siklus I………………………………………………………………… 180
- Pre-test
Siklus II………………………………………………………………….. 183
- Post-test
Siklus II………………………………………………………………… 185
- Wawancara
(Interview) Peneliti dengan Responden Siklus I…………… ………187
- Wawancara
(Interview) Peneliti dengan Responden Siklus II………. ………… 188
Lampiran
VI : Surat Keputusan Dekan Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sunan Gunung Djati Bandung.
Lampiran
VII : Surat Permohonan Ijin Penelitian.
Lampiran
VIII : Surat Keterangan Penelitian dari MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang kecamatan Kabupaten Cilacap…………………………………………………………………………..
199
Lampiran
I :
Kisi-Kisi
Penelitan
Lampiran
II :
Instrumen
Penelitian
Lampiran
III :
Silabus
Lampiran
IV :
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran
V :
Sampel
Jawaban Responden
Lampiran
VII :
Surat
Permohonan Ijin Penelitian.
Lampiran
VIII :
Surat
Keterangan Penelitian dari MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang kecamatan Kabupaten Cilacap
Lampiran
VI :
DAFTAR PUSTAKA
al-Kahiil, Abdud Daa-im.
Metode baru menghafal al-Quran yang mulia : Innovative way to memorize
the Quran. Diterjemahkan Oleh ; Farid Zainal Effendi PP Assalam – Cepu Jawa
Tengah – Indonesia 2010
Depag
R.I. Al-Quran dan Terjemahnya. Proyek Pengadaan Kitab Suci Al Quran.
Jakarta: 1982
Mahmud
dan Priatna, Tedi.Penelitian Tindakan Kelas; Teori dan Praktik.Tsabita.
Bandung: 2008.
Nasih,
Ahmad Munjuin, dkk. 2009. Metode & teknik Pembelajaran PAI. Bandung:
Refika Aditama
Suparjo.Materi
Pendidikan Agama Islam IX.Tiga Serangkai. Jakarta: 1996.
Surya,
Mohamad. Psikologi Pengajaran dan Pembelajaran, Pustaka Bani Quraisy.
Bandung: 2004.
Suryana,
Yaya & Priatna, Tedi.Metode Penelitian Pendidikan. Azkia Pustaka
Utama. Bandung: 2007.
Suryana,
Yaya. Prosedur dan Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas; Suatu
Model Desain Pendekatan Kualitatif.(Makalah) Suplemen Pelatihan Peningkatan
Kualitas Guru PAI Kemenag Tasikmalaya. Tasikmalaya: 2012
Sutikno,
Sobri M. Belajar dan Pembelajaran; Upaya Kreatif dalam mewujudkan
Pembelajaran yang Berhasil.Prospect. Bandung: 2009.
Usman,
Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat
Pers
Zuhairini
& Abdul Ghofur, dkk. 1983. Methodik Pendidikan Agama. Surabaya:
Usana Offset
hal.
18
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR
PENGESAHAN
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………………………I
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………………………………………………………….2
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………………………………….3
LATAR BELAKANG………………………………………………………………………………………………………………………5
RUMUSAN
MASALAH…………………………………………………………………………………………………………………5
TUJUAN DAN
KEGUNAAN PENELITIAN………………………………………………………………………………………..6
KERANGKA
PEMIKIRAN………………………………………………………………………………………………………………6
LANGKAH LANGKAH
PENELITIAN……………………………………………………………………………………………….8
METODE DAN
TEHNIK PENGUMPULAN DATA……………………………………………………………………………10
BAB
II……………………………………………………………………………………………………………………………………….15
KAJIAN
TEORITIK……………………………………………………………………………………………………………………….15
BAB III……………………………………………………………………………………………………………………………………….38
METODOLOGI
PENELITIAN
PELAKSANAAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS…………………………………………………………………………..39
BAB IV
ANALISIS HASIL
PENELITIAN………………………………………………………………………………………………………50
SIKLUS
I…………………………………………………………………………………………………………………………………….51
SIKLUS
II…………………………………………………………………………………………………………………………………..53
PROSES
PTK(LANGKAH KBM)……………………………………………………………………………………………………54
HASIL PROSES
PTK SIKLUS I DAN SIKLUS II………………………………………………………………………………..55
HASIL TINDAKAN
KELAS…………………………………………………………………………………………………………….56
TINDAKAN KELAS
(MINAT SISWA)
SIKLUS
I……………………………………………………………………………………………………………………………………..56
SIKLUS
II…………………………………………………………………………………………………………………………………….57
HASIL
KEMAMPUAN MENGHAFAL……………………………………………………………………………………………..59
UJI BEDA DUA
RATA RATA PRE TEST DAN POST TEST………………………………………………………………….60
HASIL
KESIMPULAN REFLEKSI……………………………………………………………………………………………………..64
PERBANDINGAN
HASIL PTK………………………………………………………………………………………………………..65
BAB V
PENUTUP……………………………………………………………………………………………………………………………………70
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………………………71
LAMPIRAN
–LAMPIRAN……………………………………………………………………………………………………………..72
KATA PENGANTAR
Syukur
Alhamdulillah, berkat rahmat dan hidayah dari Allah SWT. Penulis dapat
menyelesaikan penulisan dan penyusunan proposal ini sesuai harapan dan tanpa kendala yang berarti.
Penulisan
Penelitian Tindakan Kelas ini tak lepas dari bantuan dari berbagai pihak karena memang
pengalaman dan kemampuan penulis sangat terbatas. Oleh sebab itu pada kesempatan ini
penulis ingin menghaturkan penghargaan dan mengucapkan terimaksih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Kepala Madrasah MTs Ma’arif NU yang telah memberikan
kesempatan penulisan dan penyusunan PTK
ini.
2. H.
Adang, S.Pd,
M.Pd. Selaku Pengawas MA/MTs yang dengan penuh kearifan dan
kesabaran serta keihklasan selalu memberikan bimbingan dan pengarahan.
3. Bapak/Ibu Guru
di MTs Ma’arif NU yang telah banyak
membantu jalannya PTK ini.
4. Anak-anakku
siswa-siswi kelas IX MTs Ma’arif NU yang telah bekerja sama dalam
Penelitian Tindakan Kelas sehingga dapat terseleseikan PTK ini.
5. Semua pihak yang telah memberikan
bantuan baik moril maupun Materiil yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Berbagai
bantuan dari semua pihak tersebut di
atas, sekali lagi penulis hanya dapat mengucapkan terimakasih yang
sebeasr-besarnya dan tak terhingga, semoga jerih payah dan bantuan yang telah
diberikan akan mendapat balasan pahala dari Allah SWT dan dicatat sebagai salah
satu amal ibadah yang baik. Aamiin.
,
15 Mei 2015
Penulis
Nurlailatussaadah,
S.TH.I
NIP. 197511292007102001
Tidak ada komentar:
Posting Komentar