Selasa, 25 Oktober 2022

Misteri Hutan Geometri 16

"Mana Paman?" tanya Yasmin. "Pamanmu sangat sibuk hari ini, Yasmin! Sejak tadi ia mendekam terus di dalam kamar kerjanya - dan katanya hari ini Ia tidak mau diganggu. Sedang aku sekarang harus cepat-cepat pergi berbelanja ke desa. Cerita kalian tentunya masih bisa menunggu sampai nanti petang, kan?"

Dengan perasaan kecewa keempatnya itu hanya bisa memandang saja, sementara Maria berangkat untuk pergi berbelanja di desa. Tidak ada kemungkinan lain bagi mereka saat itu, kecuali menunggu dengan sabar! Tetapi kekecewaan Empat sekawan agak terobati oleh nikmatnya makan kue bolu berisi selai strawberry.

Paman Geo ternyata sangat sibuk dengan pekerjaannya, sehingga ia agak lambat keluar saat makan malam itu. Dan begitu ia muncul dari kamar kerjanya, dengan segera anak-anak menceritakan pengalaman aneh mereka padanya dan pada Maria. Paman Geo nampaknya sangat tertarik.

"Wah, sungguh-sungguh menarik!" katanya bersemangat. "SAMUDRA JAYA, kata kalian" Aku rasanya pernah mendengar nama itu - tetapi di mana,ya" Nanti dahulu kuingat-ingat sebentar! - Ah, sekarang aku ingat lagi! Itu nama kapal pesiar yang pernah menjadi berita ramai, sekitar dua tahun yang lewat!"

"Ya, sekarang aku juga ingat lagi" kata Maria. "Kapal pesiar itu unik! Nama pemiliknya Pak Jansen - dan ia menginginkan kapal layar untuk berpesiar dengan segala perlengkapan paling modern, tetapi dengan penampilan semirip mungkin dengan SAMUDRA JAYA!" Maria tertawa, lalu menambahkan, "Aku ingat, pernah melihat kapal itu dalam berita televisi. Kelihatannya perpaduan dari kuna dan modern!"

"Apakah Pak Jansen itu pedagang emas batangan, Maria?" tanya Hasna. Maria tertawa lagi.

"Perdagangan emas batangan" Aduh, bukan! Perdagangan emas dalam wujud batangan dilakukan oleh Bank Sentral, dan bukan oleh orang-orang swasta. Dan jika ada pikiran kalian bahwa mungkin saja Pak Jansen menyelundupkan emas batangan dengan kapal pesiarnya itu, boleh Yasmin dan Saleem lupakan saja kemungkinan itu - ia tidak perlu melakukannya, karena sudah kaya raya!"

"Kalau begitu, dari mana emas batangan beberapa peti itu?" tanya Saleem.

"Tunggu! Tunggu dahulu!" kata pamannya dengan tiba-tiba. Paman Geo mengerutkan kening, berpikir-pikir. "Kalau paman tidak salah ingat, perahu layar bermotor itu dicuri orang ketika sedang berlabuh di dekat Cuzco! Pak Jansen selalu datang berlibur ke daerah sekitar sini - itu sudah sejak dahulu dilakukannya, setiap tahun. Dan saat kapalnya dicuri, ia sedang ke darat bersama tamu-tamunya."

Husna kaget mendengar keterangan itu. "Astaga! Siapa mau mencuri kapal aneh seperti itu? Paman belum lihat sih!" serunya. "Maksudku, kan akan langsung ketahuan!"

"Memang," jawab pamannya. "Tetapi Yasmin, kalian berempat perlu tahu, kapal itu sangat laju! Dan para penjahat yang mencurinya, hendak melarikan diri dari negara kita ini dengan secepat-cepatnya!"

"Apa sebabnya?" tanya Yasmin.

"Karena mereka habis merampok bank!" kata Paman Geo menjelaskan. "Rupanya emas batangan hasil rampokan itu mereka masukkan ke kapal itu. SAMUDRA JAYA! Nama yang cocok, pada hari itu!"

"Dan kisah selanjutnya dapat kutebak!" kata Yasmin. "Kapal itu tenggelam, bersama emas batangan berpeti-peti yang merupakan muatannya saat itu!"

"Memang hampir seperti itulah kejadiannya, kurang lebih," kata pamannya. "Para penjahat berhasil menyelamatkan diri dengan sekoci. Kemudian mereka ditemukan terapung apung di tengah laut, lalu diselamatkan untuk kemudian dijatuhi hukuman dan dipenjarakan. Jumlah mereka tiga orang. Nama mereka masing-masing - nanti dahulu, kuingat-ingat sebentar - ya, aku tahu lagi sekarang: Ibra, Noah dan Zidan. Mereka tetap tidak mau mengaku bahwa merekalah yang merampok batang batang emas itu. Mereka hanya mengakui pencurian kapal pesiar, yang mereka katakan hanya dipinjam saja, karena 'iseng'! Dan memang hanya itu saja perbuatan mereka yang bisa dibuktikan. Karenanya mereka hanya dijatuhi hukuman ringan. Dan jika masa hukuman sudah dijalani, mereka akan dibebaskan kembali."

"Mereka sudah bebas lagi sekarang" kata Maria menyela. "Aku membaca beritanya dalam surat kabar, beberapa hari yang lalu!"

"Tetapi mengapa tidak ada yang menyelamatkan harta yang ada di dalamnya?" kata Yasmin.

"Ada juga yang ingin mencoba," kata Paman Geo.

"Tetapi tidak ada yang tahu di mana kapal pesiar itu karam! Berdasarkan penemuan kalian, ternyata SAMUDRA JAYA karam di dekat pesisir."

"Rupanya para penjahat sengaja tidak mau memberi keterangan jelas mengenainya!" seru Yasmin itu. "Alasannya jelas! Pertama, jika mereka mengatakan di mana karamnya, maka rahasia perampokan mereka akan terbongkar. Dan alasan kedua, mungkin mereka berniat akan kembali dan mengambil emas itu, begitu mereka sudah dibebaskan dari penjara!"

"Ya, itu memang masuk akal," kata Paman Geo. "Jadi kita sekarang ini akan menelepon kantor polisi. Mereka tentu tahu, tindakan apa yang harus tepat!" Saat itu sudah agak larut. Jadi petugas polisi yang menerima telepon rupanya agak mengantuk. Tetapi kantuknya langsung lenyap, begitu Paman Geo menyampaikan beritanya. Setelah berbicara sebentar, Paman mengembalikan gagang telepon ke tempatnya. Ia tersenyum. "Mereka akan bertindak dengan segera!" katanya.

"Sekarang sudah larut. Sudah waktunya kalian masuk ke tempat tidur! Dan selamat, atas penemuan kalian yang hebat!"

Malam itu Yasmin tidak bisa tidur enak. Ia bermimpi, tentang harta karun, perampok bank, dan - tentang paus!

Pagi-pagi benar Ia sudah bangun. Dengan segera ketiganya dibangunkan. "Ayo bangun! Cepat, kita harus bersiap-siap. Kita pasti diperlukan polisi, untuk menunjukkan tempat kapal karam itu!" Tetapi polisi baru muncul menjelang pukul tiga siang, bersama dua manusia katak, dan dipimpin seorang inspektur.

Inspektur itu mencatat keterangan yang diberikan oleh Yasmin dan Saleem. Setelah itu dimintanya anak-anak agar mengantar ke tempat kapal karam itu. Saleem dan Husna mendorong perahu Yasmin ke air. Perahu itu kemudian dihela oleh kapal motor penjaga pantai, yang datang membantu polisi. Yasmin dan ketiga nya sangat bangga! Yasmin sebenarnya ingin ikut menyelam ke bawah, menemani kedua manusia katak. Ia tidak perlu takut lagi pada paus yang kemarin, karena binatang itu tentunya sudah cepat-cepat lari mendengar bunyi mesin kapal motor yang datang. Tetapi Inspektur Luca tidak mengizinkannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar