"Mana Paman?" tanya Yasmin. "Pamanmu sangat sibuk hari ini, Yasmin! Sejak tadi ia mendekam terus di dalam kamar kerjanya - dan katanya hari ini Ia tidak mau diganggu. Sedang aku sekarang harus cepat-cepat pergi berbelanja ke desa. Cerita kalian tentunya masih bisa menunggu sampai nanti petang, kan?"
Dengan perasaan kecewa
keempatnya itu hanya bisa memandang saja, sementara Maria berangkat untuk pergi
berbelanja di desa. Tidak ada kemungkinan lain bagi mereka saat itu, kecuali
menunggu dengan sabar! Tetapi kekecewaan Empat sekawan agak terobati oleh
nikmatnya makan kue bolu berisi selai strawberry.
Paman Geo ternyata sangat
sibuk dengan pekerjaannya, sehingga ia agak lambat keluar saat makan malam itu.
Dan begitu ia muncul dari kamar kerjanya, dengan segera anak-anak menceritakan
pengalaman aneh mereka padanya dan pada Maria. Paman Geo nampaknya sangat
tertarik.
"Wah,
sungguh-sungguh menarik!" katanya bersemangat. "SAMUDRA JAYA, kata
kalian" Aku rasanya pernah mendengar nama itu - tetapi di mana,ya"
Nanti dahulu kuingat-ingat sebentar! - Ah, sekarang aku ingat lagi! Itu nama
kapal pesiar yang pernah menjadi berita ramai, sekitar dua tahun yang
lewat!"
"Ya, sekarang aku
juga ingat lagi" kata Maria. "Kapal pesiar itu unik! Nama pemiliknya
Pak Jansen - dan ia menginginkan kapal layar untuk berpesiar dengan segala
perlengkapan paling modern, tetapi dengan penampilan semirip mungkin dengan
SAMUDRA JAYA!" Maria tertawa, lalu menambahkan, "Aku ingat, pernah
melihat kapal itu dalam berita televisi. Kelihatannya perpaduan dari kuna dan
modern!"
"Apakah Pak Jansen
itu pedagang emas batangan, Maria?" tanya Hasna. Maria tertawa lagi.
"Perdagangan emas
batangan" Aduh, bukan! Perdagangan emas dalam wujud batangan dilakukan
oleh Bank Sentral, dan bukan oleh orang-orang swasta. Dan jika ada pikiran
kalian bahwa mungkin saja Pak Jansen menyelundupkan emas batangan dengan kapal
pesiarnya itu, boleh Yasmin dan Saleem lupakan saja kemungkinan itu - ia tidak
perlu melakukannya, karena sudah kaya raya!"
"Kalau begitu, dari
mana emas batangan beberapa peti itu?" tanya Saleem.
"Tunggu! Tunggu dahulu!"
kata pamannya dengan tiba-tiba. Paman Geo mengerutkan kening, berpikir-pikir.
"Kalau paman tidak salah ingat, perahu layar bermotor itu dicuri orang
ketika sedang berlabuh di dekat Cuzco! Pak Jansen selalu datang berlibur ke
daerah sekitar sini - itu sudah sejak dahulu dilakukannya, setiap tahun. Dan
saat kapalnya dicuri, ia sedang ke darat bersama tamu-tamunya."
Husna kaget mendengar
keterangan itu. "Astaga! Siapa mau mencuri kapal aneh seperti itu? Paman
belum lihat sih!" serunya. "Maksudku, kan akan langsung
ketahuan!"
"Memang," jawab
pamannya. "Tetapi Yasmin, kalian berempat perlu tahu, kapal itu sangat
laju! Dan para penjahat yang mencurinya, hendak melarikan diri dari negara kita
ini dengan secepat-cepatnya!"
"Apa sebabnya?"
tanya Yasmin.
"Karena mereka habis
merampok bank!" kata Paman Geo menjelaskan. "Rupanya emas batangan
hasil rampokan itu mereka masukkan ke kapal itu. SAMUDRA JAYA! Nama yang cocok,
pada hari itu!"
"Dan kisah
selanjutnya dapat kutebak!" kata Yasmin. "Kapal itu tenggelam,
bersama emas batangan berpeti-peti yang merupakan muatannya saat itu!"
"Memang hampir
seperti itulah kejadiannya, kurang lebih," kata pamannya. "Para
penjahat berhasil menyelamatkan diri dengan sekoci. Kemudian mereka ditemukan
terapung apung di tengah laut, lalu diselamatkan untuk kemudian dijatuhi
hukuman dan dipenjarakan. Jumlah mereka tiga orang. Nama mereka masing-masing -
nanti dahulu, kuingat-ingat sebentar - ya, aku tahu lagi sekarang: Ibra, Noah
dan Zidan. Mereka tetap tidak mau mengaku bahwa merekalah yang merampok batang
batang emas itu. Mereka hanya mengakui pencurian kapal pesiar, yang mereka katakan
hanya dipinjam saja, karena 'iseng'! Dan memang hanya itu saja perbuatan mereka
yang bisa dibuktikan. Karenanya mereka hanya dijatuhi hukuman ringan. Dan jika
masa hukuman sudah dijalani, mereka akan dibebaskan kembali."
"Mereka sudah bebas
lagi sekarang" kata Maria menyela. "Aku membaca beritanya dalam surat
kabar, beberapa hari yang lalu!"
"Tetapi mengapa
tidak ada yang menyelamatkan harta yang ada di dalamnya?" kata Yasmin.
"Ada juga yang ingin
mencoba," kata Paman Geo.
"Tetapi tidak ada
yang tahu di mana kapal pesiar itu karam! Berdasarkan penemuan kalian, ternyata
SAMUDRA JAYA karam di dekat pesisir."
"Rupanya para
penjahat sengaja tidak mau memberi keterangan jelas mengenainya!" seru
Yasmin itu. "Alasannya jelas! Pertama, jika mereka mengatakan di mana
karamnya, maka rahasia perampokan mereka akan terbongkar. Dan alasan kedua,
mungkin mereka berniat akan kembali dan mengambil emas itu, begitu mereka sudah
dibebaskan dari penjara!"
"Ya, itu memang
masuk akal," kata Paman Geo. "Jadi kita sekarang ini akan menelepon
kantor polisi. Mereka tentu tahu, tindakan apa yang harus tepat!" Saat itu
sudah agak larut. Jadi petugas polisi yang menerima telepon rupanya agak
mengantuk. Tetapi kantuknya langsung lenyap, begitu Paman Geo menyampaikan
beritanya. Setelah berbicara sebentar, Paman mengembalikan gagang telepon ke
tempatnya. Ia tersenyum. "Mereka akan bertindak dengan segera!"
katanya.
"Sekarang sudah
larut. Sudah waktunya kalian masuk ke tempat tidur! Dan selamat, atas penemuan
kalian yang hebat!"
Malam itu Yasmin tidak
bisa tidur enak. Ia bermimpi, tentang harta karun, perampok bank, dan - tentang
paus!
Pagi-pagi benar Ia sudah
bangun. Dengan segera ketiganya dibangunkan. "Ayo bangun! Cepat, kita
harus bersiap-siap. Kita pasti diperlukan polisi, untuk menunjukkan tempat
kapal karam itu!" Tetapi polisi baru muncul menjelang pukul tiga siang,
bersama dua manusia katak, dan dipimpin seorang inspektur.
Inspektur itu mencatat
keterangan yang diberikan oleh Yasmin dan Saleem. Setelah itu dimintanya
anak-anak agar mengantar ke tempat kapal karam itu. Saleem dan Husna mendorong
perahu Yasmin ke air. Perahu itu kemudian dihela oleh kapal motor penjaga
pantai, yang datang membantu polisi. Yasmin dan ketiga nya sangat bangga!
Yasmin sebenarnya ingin ikut menyelam ke bawah, menemani kedua manusia katak.
Ia tidak perlu takut lagi pada paus yang kemarin, karena binatang itu tentunya
sudah cepat-cepat lari mendengar bunyi mesin kapal motor yang datang. Tetapi
Inspektur Luca tidak mengizinkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar