Selasa, 25 Oktober 2022

Puisi Aisyah Sang Mujahidah Feminis; Aku kehilanganmu; Detak kehidupan

 

Aisyah Sang Mujahidah Feminis

 

Mulia anindya memancarkan abhati

Kulit putih bersih khumairah

Dia Aisyah, sang mujahidah feminis

Istri termuda Rasul

 

Membaca kisahmu, terbayang kisah dama manis Nabi mencintamu

Hingga Nabi minum di bekas bibirmu

Bila kau marah, Nabi kan bermanja untuk mengiburmu

Aisyah, romantisnya nabi dalam kisah damamu

 

Aisyah, sang mujahidah feminis

Dengan Baginda kau menghabiskan hari

Selalu bersama hingga ujung nyawa

Mencatat semua laku dayita

 

Aisyah, sungguh manis

Sirah romansa kasih damamu

Ya Aisyah, Ya Humairah padmarini

Rasul sayang, Rasul damamu

 

 (Cilacap, 15 Ramadhan 1443 H/17 April 2022)

 

Judul 2:

 

 

Aku kehilanganmu

 

Katanya orang mukmin dengan mukmin itu bagaikan bangunan

Saling dukung satu sama lain

Kemana kamu saat aku ditembak gas air mata?

Kemana kamu saat aku diintimidasi?

 

Saat kita belajar hadis bersama

Kita tahu pelaku adu domba tidak akan masuk surga

Kamu bicara apa disini, dan bicara apa kesana

Kamu bahkan tak segan mengedit dakwah seseorang

 

Bukankah sudah jelas dikatakan, dalam firman-Nya

Sebelum kamu berkata sesuatu

Fa tabayyan (Selidikilah)

Fa aslihu (lakukan dengan damai )

Laa yaskhar (Jangan menertawakan)

Wa aqsitu (Bertindak adil)

Wa laa tanaabaz (Jangan merendahkan)

Wa laa talmizu (Jangan saling menghina)

Ijtanabu kathiiran min aldhan (Hindari buruk sangka)

Wa laa tajassasu (jangan mencari kejelekan)

Wa laa yaghtab (Jangan ghibah)

 

Sanak saudara telah kemana

Teman-teman pergi kemana

Indahnya kebersamaan

Bak fatamorgana

 

‘Aku yang benar dan kau salah.’

‘Bukan, aku yang benar kau yang salah.’

Bertatap muka menghujat

Aku kehilanganmu, saudaraku dikala suka duka

 

(Cilacap, 15 Ramadhan 1443 H/17 April 2022)

 

Judul 3 :

 

Detak kehidupan

 

Tik tak tik tak

Suara jarum jam dinding berdetak

Tak terasa waktu terus merangkak

Rasa penyesalan mulai menghentak

 

Masa mudaku beranjak

Masa sehatku telah tercampak

Kekayaanku terbuang sia-sia meski terus menanjak

Waktu luangku terbuang tak bijak

Hidupku tak bermakna bagai ombak

 

Saat uban sudah merata

Kulit keriput tak bercahaya

Dekat dengan liang lahat

Baru teringat mencari bekal

 

Untuk itu,

Ingatlah, hai ya ma’syara as-syabab

Jangan sampai tertipu

Indahnya dunia, ingatlah

 

Mudamu sebelum masa tuamu

sehatmu sebelum sakitmu

kayamu sebelum miskinmu

waktu luangmu sebelum sibukmu

hidupmu sebelum matimu

 

(Cilacap, 15 Ramadhan 1443 H/17 April 2022)

 

Mulia anindya memancarkan abhati

Kulit putih bersih khumairah

Dia Aisyah, sang mujahidah feminis

Istri termuda Rasul

 

Membaca kisahmu, terbayang kisah dama manis Nabi mencintamu

Hingga Nabi minum di bekas bibirmu

Bila kau marah, Nabi kan bermanja untuk mengiburmu

Aisyah, romantisnya nabi dalam kisah damamu

 

Aisyah, sang mujahidah feminis

Dengan Baginda kau menghabiskan hari

Selalu bersama hingga ujung nyawa

Mencatat semua laku dayita

 

Aisyah, sungguh manis

Sirah romansa kasih damamu

Ya Aisyah, Ya Humairah padmarini

Rasul sayang, Rasul damamu

 

 (Cilacap, 15 Ramadhan 1443 H/17 April 2022)

 

Judul 2:

 

 

Aku kehilanganmu

 

Katanya orang mukmin dengan mukmin itu bagaikan bangunan

Saling dukung satu sama lain

Kemana kamu saat aku ditembak gas air mata?

Kemana kamu saat aku diintimidasi?

 

Saat kita belajar hadis bersama

Kita tahu pelaku adu domba tidak akan masuk surga

Kamu bicara apa disini, dan bicara apa kesana

Kamu bahkan tak segan mengedit dakwah seseorang

 

Bukankah sudah jelas dikatakan, dalam firman-Nya

Sebelum kamu berkata sesuatu

Fa tabayyan (Selidikilah)

Fa aslihu (lakukan dengan damai )

Laa yaskhar (Jangan menertawakan)

Wa aqsitu (Bertindak adil)

Wa laa tanaabaz (Jangan merendahkan)

Wa laa talmizu (Jangan saling menghina)

Ijtanabu kathiiran min aldhan (Hindari buruk sangka)

Wa laa tajassasu (jangan mencari kejelekan)

Wa laa yaghtab (Jangan ghibah)

 

Sanak saudara telah kemana

Teman-teman pergi kemana

Indahnya kebersamaan

Bak fatamorgana

 

‘Aku yang benar dan kau salah.’

‘Bukan, aku yang benar kau yang salah.’

Bertatap muka menghujat

Aku kehilanganmu, saudaraku dikala suka duka

 

(Cilacap, 15 Ramadhan 1443 H/17 April 2022)

 

Judul 3 :

 

Detak kehidupan

 

Tik tak tik tak

Suara jarum jam dinding berdetak

Tak terasa waktu terus merangkak

Rasa penyesalan mulai menghentak

 

Masa mudaku beranjak

Masa sehatku telah tercampak

Kekayaanku terbuang sia-sia meski terus menanjak

Waktu luangku terbuang tak bijak

Hidupku tak bermakna bagai ombak

 

Saat uban sudah merata

Kulit keriput tak bercahaya

Dekat dengan liang lahat

Baru teringat mencari bekal

 

Untuk itu,

Ingatlah, hai ya ma’syara as-syabab

Jangan sampai tertipu

Indahnya dunia, ingatlah

 

Mudamu sebelum masa tuamu

sehatmu sebelum sakitmu

kayamu sebelum miskinmu

waktu luangmu sebelum sibukmu

hidupmu sebelum matimu

 

(Cilacap, 15 Ramadhan 1443 H/17 April 2022)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar