Selasa, 25 Oktober 2022

Misteri Hutan Geometri 15

 Kembali ke Vila cuzco

 

Bunyi dan gerakan yang terjadi dengan tiba-tiba itu mengagetkan ikan paus. Ikan paus itu mengelak agak ke samping, dan setelah beberapa saat kemudian menghilang.

 Yasmin dan Saleem harus melewati jalan yang sama, jika hendak meninggalkan kapal tenggelam itu. "Semoga saja paus itu tidak menunggu Dinda Yasmin di atas!" kata Saleem dalam hati mengkhawatirkan Putri Yasmin. Yasmin lebih luas pengetahuannya tentang laut serta segala jenis penghuninya. Ia tahu, ikan yang ketakutan pasti cepat-cepat pergi meninggalkan tempat yang dianggapnya berbahaya, dan jarang berbalik untuk menantang bahaya itu. Karena itulah Yasmin sama sekali tidak merasa takut, ketika Yasmin menggerakkan sepatu renangnya untuk naik ke geladak lagi. Beberapa menit kemudian Keduanya itu sudah kembali ke perahu dengan selamat, menggabungkan diri lagi dengan Hasna dan Husna.

"Mukamu pucat, Kak Yasmin!" seru Hasna dengan cemas. "Kau kedinginan, ya?"

"Tidak, bukan kedinginan, cuma capek," kata Yasmin. "Menyelam tiga kali berturut-turut - "

"Dan mengalami kejadian menegangkan!" sambung Saleem. "Kami menemukan harta segudang, dan nyaris disambar paus!"

 Husna tertawa, karena menyangka Saleem main-main. Ia pun menyambung,

"Ya, dan ketika kalian berdua sedang di bawah, aku dan Hasna menemukan seekor paus, dan hampir saja memakan harta!"

"Jangan main-main," desah Yasmin, dengan suara lesu. Ia memang benar-benar capek! "Apa kata Kak Saleem tadi memang benar." Yasmin menoleh ke arah Saleem, sambil nyengir. "Terima kasih, Kanda Saleem! Coba kau tidak ada tadi, kurasa aku saat ini sudah menjadi mangsa paus!"

 Husna berhenti tertawa, sementara Hasna terpekik karena kaget bercampur ngeri.

Sansanpun ikut bersikap, seakan-akan ingin mendengarkan cerita tuannya.

"Kak Saleem. kak Yasmin, Kita harus segera pulang dengan segera ke Vila Cuzco, untuk melaporkan pengalaman kita pada Paman Geo!" seru Hasna, ketika Yasmin selesai bercerita. "Paman pasti tahu apa yang harus dilakukan!"

"Ya," kata Saleem, "Paman pasti tahu pada siapa hal itu harus dilaporkan, supaya kita bisa mengetahui siapa pemilik emas berpeti-peti itu!"

Sementara itu Yasmin sudah tidak capek lagi. Ia agak jengkel terhadap dirinya, karena tadi terpaksa melepaskan batang emas dari genggaman. Tapi ia berharap, semoga itu tidak berarti petualangan mereka sudah berakhir.

Begitu sampai di pantai, dengan cepat perahu ditambatkan ke tempat yang biasa, lalu keempat remaja itu lari secepat-cepatnya menuju Vila Cuzco. Maria menarik napas lega, ketika mereka muncul di ambang pintu.

"Halo, Para petualang! Lega hatiku, melihat kalian berempat sudah pulang. Aku sudah cemas saja membayangkan keadaan kalian berempat, ketika badai mengamuk tadi malam! Nah, sekarang lekaslah ke dapur, dan buatlah sendiri minuman coklat panas untuk kalian. Aku juga baru saja membuat kue bolu. Masih hangat, karena baru saja kukeluarkan dari oven." 

Yasmin sangat menyukai minuman coklat susu panas, begitu pula kue bolu. Tapi sekali itu Ia beranggapan bahwa urusan mereka harus didahulukan.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar