Kembali ke Vila cuzco
Bunyi dan gerakan yang terjadi dengan tiba-tiba itu
mengagetkan ikan paus. Ikan paus itu mengelak agak ke samping, dan setelah
beberapa saat kemudian menghilang.
Yasmin dan Saleem
harus melewati jalan yang sama, jika hendak meninggalkan kapal tenggelam itu.
"Semoga saja paus itu tidak menunggu Dinda Yasmin di atas!" kata
Saleem dalam hati mengkhawatirkan Putri Yasmin. Yasmin lebih luas
pengetahuannya tentang laut serta segala jenis penghuninya. Ia tahu, ikan yang
ketakutan pasti cepat-cepat pergi meninggalkan tempat yang dianggapnya
berbahaya, dan jarang berbalik untuk menantang bahaya itu. Karena itulah Yasmin
sama sekali tidak merasa takut, ketika Yasmin menggerakkan sepatu renangnya
untuk naik ke geladak lagi. Beberapa menit kemudian Keduanya itu sudah kembali
ke perahu dengan selamat, menggabungkan diri lagi dengan Hasna dan Husna.
"Mukamu pucat, Kak Yasmin!" seru Hasna dengan
cemas. "Kau kedinginan, ya?"
"Tidak, bukan kedinginan, cuma capek," kata
Yasmin. "Menyelam tiga kali berturut-turut - "
"Dan mengalami kejadian menegangkan!" sambung
Saleem. "Kami menemukan harta segudang, dan nyaris disambar paus!"
Husna tertawa, karena
menyangka Saleem main-main. Ia pun menyambung,
"Ya, dan ketika kalian berdua sedang di bawah, aku dan
Hasna menemukan seekor paus, dan hampir saja memakan harta!"
"Jangan main-main," desah Yasmin, dengan suara
lesu. Ia memang benar-benar capek! "Apa kata Kak Saleem tadi memang
benar." Yasmin menoleh ke arah Saleem, sambil nyengir. "Terima kasih,
Kanda Saleem! Coba kau tidak ada tadi, kurasa aku saat ini sudah menjadi mangsa
paus!"
Husna berhenti
tertawa, sementara Hasna terpekik karena kaget bercampur ngeri.
Sansanpun ikut bersikap, seakan-akan ingin mendengarkan
cerita tuannya.
"Kak Saleem. kak Yasmin, Kita harus segera pulang
dengan segera ke Vila Cuzco, untuk melaporkan pengalaman kita pada Paman
Geo!" seru Hasna, ketika Yasmin selesai bercerita. "Paman pasti tahu
apa yang harus dilakukan!"
"Ya," kata Saleem, "Paman pasti tahu pada
siapa hal itu harus dilaporkan, supaya kita bisa mengetahui siapa pemilik emas
berpeti-peti itu!"
Sementara itu Yasmin sudah tidak capek lagi. Ia agak jengkel
terhadap dirinya, karena tadi terpaksa melepaskan batang emas dari genggaman.
Tapi ia berharap, semoga itu tidak berarti petualangan mereka sudah berakhir.
Begitu sampai di pantai, dengan cepat perahu ditambatkan ke
tempat yang biasa, lalu keempat remaja itu lari secepat-cepatnya menuju Vila
Cuzco. Maria menarik napas lega, ketika mereka muncul di ambang pintu.
"Halo, Para petualang! Lega hatiku, melihat kalian
berempat sudah pulang. Aku sudah cemas saja membayangkan keadaan kalian
berempat, ketika badai mengamuk tadi malam! Nah, sekarang lekaslah ke dapur,
dan buatlah sendiri minuman coklat panas untuk kalian. Aku juga baru saja
membuat kue bolu. Masih hangat, karena baru saja kukeluarkan dari oven."
Yasmin sangat menyukai minuman coklat susu panas, begitu
pula kue bolu. Tapi sekali itu Ia beranggapan bahwa urusan mereka harus
didahulukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar