Putri Burung Hantu
“O, begitu?. Ya, sudahlah. Tinggalkanlah aku
sekarang,” kata Pangeran Saleem tidak ingin menyampaikan keheranannya pada Habeel
.
Keesokan harinya, peristiwa serupa terjadi
lagi. Pangeran Saleem semakin penasaran. Pangeran Saleem pun bertekad untuk
mengetahui apa sesungguhnya yang telah terjadi. Pangeran Saleem ingin tahu,
siapa orang yang begitu leluasa masuk dan memasak di istana di saat semua
orang tidur?
Malam harinya, Pangeran Saleem pun naik ke
ranjangnya. Pangeran Saleem pura-pura tidur dengan lelap. Dengan penuh
kewaspadaan Pangeran Saleem menunggu. Pangeran Saleem jadi teringat saat Pangeran
Saleem menangkap burung Hantu dulu di depan rumah Kakek Kebayan. Suasana
perasaannya saat ini persis seperti saat ini pula. Pangeran Saleem
mengatur nafas pelan-pelan. Menunggu dengan sabar.
Sesaat terdengar suara aneh. Suara itu begitu
mengerikan. Pangeran Saleem masih pura-pura tidur. Matanya masih dipejamkan,
namun telinga terus mendengar suara agak aneh itu.
Berdiri bulu-bulu halus di tengkuknya. Suara itu seperti daun
kering yang terinjak atau diremas dan kepakan sayapan
burung. Rasa penasarannya kian membesar. Pangeran Saleem tidak tahan lagi
terus memejamkan mata. Pelan-pelan Pangeran Saleem membuka mata. Masih dalam
keadaan tertidur miring, Pangeran Saleem menoleh ke
arah suara itu.
Apa yang dilihatnya
sungguh tidak masuk akal. Pangeran Saleem melihat Burung Hantu Bungsu
menjelma menjadi Putri cantik jelita. Pangeran Saleem menahan diri
menangkap Putri itu. Pangeran Saleem berpura tidur, namun dari pendengarannya
bisa tahu Putri sedang membereskan kamarnya. Setelah membereskan kamarnya,
Putri bungsu itu pun keluar.
“Astaghfirulloh, Masya Alloh,”
sebut Pangeran Saleem dalam hati. Sekarang Pangeran Saleem tahu, burung Hantu
itulah, Putri itulah yang membereskan kamar dan memasakkan makanan untuknya
selama beberapa hari ini.
Pelan-pelan Pangeran Saleem bangkit dari
ranjangnya. Pangeran Saleem berjalan menuju sangkar. Tampak bulu-bulu burung
Hantu bertumpuk di tengah sangkar mewah dan besar itu. Saat itu Pangeran
Saleem juga mencium aroma bumbu yang merebak dari dapur istana. Putri itu
pasti sedang memasak, pikirnya. Dengan perasaan yang tak terlukiskan,
Pangeran Saleem pun mengumpulkan seluruh bulu-bulu itu dan menyembunyikannya di
kolong ranjang. Setelah itu, Pangeran Saleem kembali naik ke ranjang dan
pura-pura tidur. Pangeran Saleem ingin menyaksikan apa yang akan dilakukan
Putri itu saat masuk kembali ke sangkarnya.
Setelah memasak dan menghidangkan makanan ke
meja kamar, Putri bungsu kembali ke
sangkarnya. Sungguh terkejut sang Putri. Tak
ada lagi bulu-bulunya di dalam sangkar. Padahal tanpa bulu-bulu itu Pangeran
Saleem tidak bisa menjelma lagi menjadi burung Hantu. Putri kebingungan.
Pangeran Saleem menyaksikan semua itu dengan
berbagai rasa. Ada perasaan lucu, kasihan, namun entah kenapa Pangeran Saleem
jadi begitu suka pada Putri tersebut. Pangeran Saleem tetap menahan diri. Pangeran
Saleem terus berpura tidur.
Putri yang merasa bingung pun segera keluar
dari kamar Pangeran Saleem. Pangeran Saleem bersembunyi di halaman belakang
istana.
Saat Putri telah keluar dari kamarnya,
Pangeran Saleem pun bangkit. Seolah tidak mengetahui apa yang telah terjadi, Pangeran
Saleem pun berseru memanggil Habeel .
“Ampun, Pangeran. Ada apa gerangan Pangeran
berteriak memanggil?” tanya Habeel .
Pangeran Saleem menunjuk sarang burung yang
telah kosong melompong. “Kemana burung Hantuku?”
Habeel
terkejut. Pintu sangkar terbuka lebar. “Biar, biar Saya cari,
Pangeran,” ucapnya.
“Ya, carilah segera,” jawab Pangeran Saleem.
Habeel
mengitari seluruh ruangan di dalam istana. Tidak ada burung Hantu . Pangeran Saleem pun keluar istana.
Dilihatnya dengan teliti setiap sudut di halaman depan, namun tidak
dijumpai juga apa yang dicarinya. Pangeran Saleem pun ke belakang istana.
Habeel melihat Putri meringkuk ketakutan
di balik pohon pisang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar