Selasa, 25 Oktober 2022

Misteri Hutan Geometri 6

 Putri Burung Hantu

 

“O, begitu?. Ya, sudahlah. Tinggalkanlah aku sekarang,” kata Pangeran Saleem tidak ingin menyampaikan keheranannya pada Habeel .

Keesokan harinya, peristiwa serupa terjadi lagi. Pangeran Saleem semakin penasaran. Pangeran Saleem pun bertekad untuk mengetahui apa sesungguhnya yang telah terjadi. Pangeran Saleem ingin tahu, siapa orang yang begitu leluasa masuk dan memasak di istana di saat semua orang  tidur?

Malam harinya, Pangeran Saleem pun naik ke ranjangnya. Pangeran Saleem pura-pura tidur dengan lelap. Dengan penuh kewaspadaan Pangeran Saleem menunggu. Pangeran Saleem jadi teringat saat Pangeran Saleem menangkap burung Hantu dulu di depan rumah Kakek Kebayan. Suasana perasaannya saat ini persis seperti saat ini pula. Pangeran Saleem mengatur nafas pelan-pelan. Menunggu  dengan sabar. 

Sesaat terdengar suara aneh. Suara itu begitu mengerikan. Pangeran Saleem masih pura-pura tidur. Matanya masih dipejamkan, namun telinga terus mendengar suara agak aneh itu. Berdiri bulu-bulu halus di tengkuknya. Suara itu seperti daun kering yang terinjak atau diremas dan kepakan sayapan burung.  Rasa penasarannya kian membesar. Pangeran Saleem tidak tahan lagi terus memejamkan mata. Pelan-pelan Pangeran Saleem membuka mata. Masih dalam keadaan tertidur miring, Pangeran Saleem menoleh ke arah suara itu.

Apa yang dilihatnya sungguh tidak masuk akal.  Pangeran Saleem melihat Burung Hantu Bungsu menjelma menjadi Putri  cantik jelita.  Pangeran Saleem menahan diri menangkap Putri itu. Pangeran Saleem berpura tidur, namun dari pendengarannya bisa tahu Putri sedang membereskan kamarnya. Setelah membereskan kamarnya, Putri bungsu itu pun keluar. 

Astaghfirulloh, Masya Alloh,” sebut Pangeran Saleem dalam hati. Sekarang Pangeran Saleem tahu, burung Hantu itulah, Putri itulah yang membereskan kamar dan memasakkan makanan untuknya selama beberapa hari ini.

Pelan-pelan Pangeran Saleem bangkit dari ranjangnya. Pangeran Saleem berjalan menuju sangkar. Tampak bulu-bulu burung Hantu bertumpuk di tengah sangkar mewah dan besar itu.  Saat itu Pangeran Saleem juga mencium aroma bumbu yang merebak dari dapur istana.  Putri itu pasti sedang memasak, pikirnya.  Dengan perasaan yang tak terlukiskan, Pangeran Saleem pun mengumpulkan seluruh bulu-bulu itu dan menyembunyikannya di kolong ranjang.  Setelah itu, Pangeran Saleem kembali naik ke ranjang dan pura-pura tidur. Pangeran Saleem ingin menyaksikan apa yang akan dilakukan Putri itu saat masuk kembali ke sangkarnya.

Setelah memasak dan menghidangkan makanan ke meja kamar, Putri bungsu kembali ke sangkarnya. Sungguh terkejut sang Putri. Tak ada lagi bulu-bulunya di dalam sangkar. Padahal tanpa bulu-bulu itu Pangeran Saleem tidak bisa menjelma lagi menjadi burung Hantu. Putri kebingungan.

Pangeran Saleem menyaksikan semua itu dengan berbagai rasa. Ada perasaan lucu, kasihan, namun entah kenapa Pangeran Saleem jadi begitu suka pada Putri tersebut. Pangeran Saleem tetap menahan diri. Pangeran Saleem terus berpura tidur.

Putri yang merasa bingung pun segera keluar dari kamar Pangeran Saleem. Pangeran Saleem bersembunyi di halaman belakang istana.

Saat Putri telah keluar dari kamarnya, Pangeran Saleem pun bangkit. Seolah tidak mengetahui apa yang telah terjadi, Pangeran Saleem pun berseru memanggil Habeel .

“Ampun, Pangeran. Ada apa gerangan Pangeran berteriak memanggil?” tanya Habeel .

Pangeran Saleem menunjuk sarang burung yang telah kosong melompong. “Kemana burung Hantuku?”

Habeel  terkejut. Pintu sangkar terbuka lebar.  “Biar, biar Saya cari, Pangeran,” ucapnya.

“Ya, carilah segera,” jawab Pangeran Saleem.

Habeel  mengitari seluruh ruangan di dalam istana. Tidak ada burung Hantu  . Pangeran Saleem pun keluar istana. Dilihatnya dengan teliti setiap sudut di halaman depan, namun tidak dijumpai juga apa yang dicarinya. Pangeran Saleem pun ke belakang istana. Habeel  melihat Putri meringkuk ketakutan di balik pohon pisang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar