Selasa, 25 Oktober 2022

Misteri Hutan Geometri 3

 KEGUNDAHAN PANGERAN SALEEM

Nun jauh di Kerajaan Numeric, tepatnya di Taman numeric, di antara Tanaman Numeric yang indah, terlihat Pangeran  Saleem tengah melamun, entah apa yang sedang melanda hati Pangeran  Saleem? Sudah seminggu berlalu, Pangeran  Saleem sering termenung di halaman belakang istana. Hidangan Makanan yang disajikan selalu bersisa banyak. Wajahnya tampak lelah. Sangat terlihat tidur malamnya berkurang.  Apa yang sedang terjadi di hatinya?

Pertanyaan itu  berkembang di benak Habeel , Habeel adalah kakak kandung Pangeran  Saleem yang meminta pada Raja Numeric, agar diberi kepercayaan untuk menjadi Asisten Pangeran  Saleem. Tentu saja Habeel sangat mengenal Pangeran  Saleem.  Sejak Pangeran  Saleem bayi, dia telah mengasuhnya.  Dia tahu apa makanan dan minuman kesukaan Pangeran  Saleem. Dia bisa mengerti saat-saat Pangeran  Saleem merasa sedih dan tak ingin diganggu. Dia sudah merasa dekat dengan Pangeran  Saleem. Wajar saja jika Pangeran  Saleem galau, hatinya ikut galau.

Pada suatu sore yang mendung, Habeel  pun mendatangi Pangeran  Saleem yang tengah duduk di belakang istana. Pangeran  Saleem tengah memegang busur panah. Pandangannya kosong.

Habeel  mendehem. Pangeran  Saleem tersentak.

“Ampunkan saya, Putra Mahkota,” hormat Habeel. “Saya tidak bermaksud membuat Pangeran terkejut...” lanjut Habeel.

Walau terkejut dengan kehadiran Habeel , Pangeran  Saleem tidaklah marah. Dia malah tersenyum. Senyum itu tidak bisa menyembunyikan kegalauan di hati Pangeran  Saleem.

“Tidak mengapa Kakak Habeel . Dari kecil aku telah Kakak asuh. Betapa tak berbudinya aku, jika marah hanya karena terkejut mendengar deheman kakak?” ucap Pangeran  Saleem.

“Terpujilah Pangeran  dengan segala kebaikan hatinya,” puji Habeel .

“Sekarang, katakan, apa gerangannya yang membuat Kakak Habeel  menjumpaiku di sini?” tanya Pangeran  Saleem sembari meletaknya busur panahnya ke atas meja.

“Ampun, Pangeran .  Sebelumnya diberi maaf atas kelancangan ini. Saya hanya ingin bertanya, apalagi yang bisa menyusahkan Pangeran ? Tuanku adalah putra Raja yang sangat berkuasa di Kerajaan numeric ini. Kebanggaan Raja Eric dan Permaisuri Alphabet. Pewaris sah Kerajaan. Rakyat pun mencintai Pangeran .  Dengan segala anugerah ini, apalah yang bisa membuat Pangeran  murung seperti ini?” tanya Habeel .

Raja Muda Saleem dapat memahami rasa penasaran Habeel . Dia tahu, Habeel  sangat sayang padanya.

“Kakak Habeel , aku merasa sepi dan lelah. Aku lihat putri Yasmin masih asyik menimba ilmu. Aku jadi tambah merasa sepi. Rasa sepi dan jenuh ini membuatku tidak mensyukuri pada anugerah yang kudapat. Aku tidak menyukuri mempunyai istri seperti Putri Yasmin, dengan Ayahanda Raja Eric dan Bunda Alphabet yang memiliki kerajaan yang luas ini. Sungguh tidak berbudi aku...” ucap Pangeran  Saleem.

“Jika Pangeran  merasa sepi dan jenuh dengan pembelajaran persiapan menjadi Raja, ingatlah kisah Ibu kita, Ibu Laknati yang telah salah memilih jalan untuk mendapatkan keinginannya menguasai dunia dengan cara yang salah. Kini Pangeran  sudah sampai tahap ini, ambillah semangat Ibu Laknati padahal Ibu kita itu berada dalam jalur yang salah, namun semangatnya luar biasa, lihatlah! mengapa Pangeran  yang berada dalam Jalur yang benar merasa Lelah?” ujar Habeel dengan tersenyum.

Raja Muda Saleem terpana mendengar perkataan Habeel nya itu. Dia tidak menyangka, Habeel  ternyata begitu bijak.

“Terima kasih, Kakak. Aku akan selalu ingat nasihatmu ini,” kata Pangeran  Saleem.

“Apalah hebatnya Saya menasihati Pangeran ? Saya hanya mengingatkan. Lancar karena diulang,” ujar Habeel .

Raja Muda Saleem tersenyum. Kali ini lebih lepas. “Ada lagi yang ingin Kakak sampaikan?” tanyanya.

Habeel  mengangguk.

“Apa itu?” tanya Pangeran  Saleem.

“Jangan biarkan terbawa perasaan membuat Pangeran  melewati malam-malam dengan lamunan dan kegundahan. Perasaan ada pada diri kita. Kita jugalah yang bisa mengendalikannya. Tidurlah malam ini dengan lelap. Tanggalkanlah semua galau sebelum Pangeran  menaiki ranjang. Berdoalah sebelum tidur,” sebut Habeel .

Raja Muda Saleem tertawa.  “Baik, baik, Kakak. Aku akan tidur cepat dan nyenyak  malam ini,” ucapnya.

Beberapa waktu setelah pembicaraan itu,  malam pun tiba. Cuaca serasa sejuk. Tidak seperti malam-malam kemarin, rasa kantuk begitu kuat menyergap Pangeran .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar