KEGUNDAHAN PANGERAN SALEEM
Nun jauh di Kerajaan Numeric, tepatnya di
Taman numeric, di antara Tanaman Numeric yang
indah, terlihat Pangeran Saleem tengah melamun, entah apa yang sedang
melanda hati Pangeran Saleem? Sudah
seminggu berlalu, Pangeran Saleem sering
termenung di halaman belakang istana. Hidangan Makanan yang disajikan selalu
bersisa banyak. Wajahnya tampak lelah. Sangat terlihat tidur malamnya
berkurang. Apa yang sedang terjadi di hatinya?
Pertanyaan itu berkembang di benak
Habeel , Habeel adalah kakak kandung Pangeran Saleem yang meminta pada Raja Numeric, agar
diberi kepercayaan untuk menjadi Asisten Pangeran Saleem. Tentu saja Habeel sangat mengenal
Pangeran Saleem. Sejak Pangeran Saleem bayi, dia telah mengasuhnya. Dia
tahu apa makanan dan minuman kesukaan Pangeran Saleem. Dia bisa mengerti saat-saat Pangeran Saleem merasa sedih dan tak ingin diganggu.
Dia sudah merasa dekat dengan Pangeran Saleem. Wajar saja jika Pangeran Saleem galau, hatinya ikut galau.
Pada suatu sore yang mendung, Habeel pun mendatangi Pangeran Saleem yang tengah duduk di belakang istana.
Pangeran Saleem tengah memegang busur
panah. Pandangannya kosong.
Habeel
mendehem. Pangeran Saleem
tersentak.
“Ampunkan saya, Putra Mahkota,” hormat Habeel.
“Saya tidak bermaksud membuat
Pangeran terkejut...” lanjut Habeel.
Walau terkejut dengan kehadiran Habeel ,
Pangeran Saleem tidaklah marah. Dia
malah tersenyum. Senyum itu tidak bisa menyembunyikan kegalauan di hati
Pangeran Saleem.
“Tidak mengapa Kakak Habeel . Dari kecil aku
telah Kakak asuh. Betapa tak berbudinya aku, jika marah hanya karena terkejut
mendengar deheman kakak?” ucap Pangeran Saleem.
“Terpujilah Pangeran dengan segala kebaikan hatinya,” puji Habeel .
“Sekarang, katakan, apa gerangannya yang
membuat Kakak Habeel menjumpaiku di
sini?” tanya Pangeran Saleem sembari
meletaknya busur panahnya ke atas meja.
“Ampun, Pangeran . Sebelumnya diberi
maaf atas kelancangan ini. Saya hanya ingin bertanya, apalagi yang bisa
menyusahkan Pangeran ? Tuanku adalah putra Raja yang sangat berkuasa di
Kerajaan numeric ini. Kebanggaan Raja Eric dan Permaisuri Alphabet. Pewaris sah
Kerajaan. Rakyat pun mencintai Pangeran . Dengan segala anugerah ini,
apalah yang bisa membuat Pangeran murung
seperti ini?” tanya Habeel .
Raja Muda Saleem dapat memahami rasa penasaran
Habeel . Dia tahu, Habeel sangat sayang
padanya.
“Kakak Habeel , aku merasa sepi dan lelah. Aku
lihat putri Yasmin masih asyik menimba ilmu. Aku jadi tambah merasa sepi. Rasa
sepi dan jenuh ini membuatku tidak mensyukuri pada anugerah yang kudapat. Aku
tidak menyukuri mempunyai istri seperti Putri Yasmin, dengan Ayahanda Raja Eric
dan Bunda Alphabet yang memiliki kerajaan yang luas ini. Sungguh tidak berbudi
aku...” ucap Pangeran Saleem.
“Jika Pangeran merasa sepi dan jenuh dengan pembelajaran
persiapan menjadi Raja, ingatlah kisah Ibu kita, Ibu Laknati yang telah salah
memilih jalan untuk mendapatkan keinginannya menguasai dunia
dengan cara yang salah. Kini Pangeran sudah sampai tahap ini, ambillah semangat Ibu
Laknati padahal Ibu kita itu berada dalam jalur yang salah, namun
semangatnya luar biasa, lihatlah! mengapa Pangeran yang berada dalam Jalur yang benar merasa
Lelah?” ujar Habeel dengan tersenyum.
Raja Muda Saleem terpana mendengar perkataan
Habeel nya itu. Dia tidak menyangka, Habeel
ternyata begitu bijak.
“Terima kasih, Kakak. Aku akan selalu ingat
nasihatmu ini,” kata Pangeran Saleem.
“Apalah hebatnya Saya menasihati Pangeran ?
Saya hanya mengingatkan. Lancar karena diulang,” ujar Habeel .
Raja Muda Saleem tersenyum. Kali ini lebih
lepas. “Ada lagi yang ingin Kakak sampaikan?” tanyanya.
Habeel
mengangguk.
“Apa itu?” tanya Pangeran Saleem.
“Jangan biarkan terbawa perasaan membuat
Pangeran melewati malam-malam dengan
lamunan dan kegundahan. Perasaan ada pada diri kita. Kita jugalah yang bisa
mengendalikannya. Tidurlah malam ini dengan lelap. Tanggalkanlah semua galau
sebelum Pangeran menaiki ranjang.
Berdoalah sebelum tidur,” sebut Habeel .
Raja Muda Saleem tertawa. “Baik, baik,
Kakak. Aku akan tidur cepat dan nyenyak malam ini,” ucapnya.
Beberapa waktu setelah pembicaraan itu, malam pun tiba. Cuaca serasa
sejuk. Tidak seperti malam-malam kemarin, rasa kantuk begitu kuat menyergap
Pangeran .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar