Minggu, 23 Oktober 2022

CONTOH PTK UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENGHAFAL AYAT DAN TERJEMAH QS AL-QORI’AH MELALUI METODE DRILL

 KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, berkat rahmat dan hidayah dari Allah SWT. Penulis dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan proposal ini sesuai harapan  dan tanpa kendala yang berarti.

Penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini tak lepas dari bantuan dari berbagai pihak karena memang pengalaman dan kemampuan penulis sangat terbatas. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan penghargaan dan mengucapkan terimaksih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Kepala Madrasah MTs Ma’arif NU   yang telah memberikan kesempatan penulisan dan penyusunan PTK ini.
  2. H. Adang, S.Pd, M.Pd. Selaku Pengawas MA/MTs yang dengan penuh kearifan dan kesabaran serta keihklasan selalu memberikan bimbingan dan pengarahan.
  3. Bapak/Ibu Guru di MTs Ma’arif NU   yang telah banyak membantu jalannya PTK ini.
  4. Anak-anakku kelas IX MTs Ma’arif NU  yang telah bekerja sama dalam Penelitian Tindakan Kelas sehingga dapat terseleseikan PTK ini.
  5. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun Materiil yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Berbagai bantuan dari semua  pihak tersebut di atas, sekali lagi penulis hanya dapat mengucapkan terimakasih yang sebeasr-besarnya dan tak terhingga, semoga jerih payah dan bantuan yang telah diberikan akan mendapat balasan pahala dari Allah SWT dan dicatat sebagai salah satu amal ibadah yang baik. Aamiin. 

, 15  Mei 2015

Penulis

 

Nurlailatussaadah, S.TH.I

NIP. 197511292007102001 

LEMBAR PENGESAHAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL AYAT DAN TERJEMAH QS AL-QORI’AH MELALUI METODE DRILL

(Penelitian  Tindakan  Kelas Pada Bidang Studi Qur’an  Hadits di Kelas IX A MTs Ma’arif NU  Desa Cilempuyang Kecamatan  Kabupaten Cilacap)

 

 

 PTK dengan judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal ayat dan Terjemah QS.Al- Qoriah melalui Metode Drill oleh Pengawas MTs Bapak H.Adang M.Pd dan Kepala MTs Ma’arif NU .telah disahkan pada :

Hari                                                     :Senin

Tanggal                                               : 16 Mei 2015

Jam                                                      : 08.00 – 10.00 WIB

Tempat                                                : MTs Ma’arif NU

Kecamatan                                          :

Kabupaten                                           : Cilacap

 

 

 

, 16 Mei 2015

 

           Pengawas MTs                                                             Kepala Madrasah

 

            H. Adang, S.Pd, M.Pd                                                Siti Ulfah Maemunah                          NIP. 196107121978031003                                                                                                                           

 

 

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL AYAT DAN TERJEMAH QS AL-QORI’AH MELALUI METODE DRILL

(Penelitian  Tindakan  Kelas Pada Bidang Studi Qur’an  Hadits di Kelas IX A MTs Ma’arif NU  Desa Cilempuyang Kecamatan  Kabupaten Cilacap)

 

 

 

 

 

 

 

Guru Mata Pelajaran      : Nurlailatussaadah, S.TH.I

NIP         : 197511292007102001

 

 

 

LEMBAGA PENNDIDIKAN MA’ARIF NU

      MTs MA’ARIF NU

                 “TERAKREDITASI B”

JL.RAYA  – MAJENANG KM.04 KELURAHAN CILEMPUYANG

 KEC.    KABUPATEN CILACAP  53256

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang Masalah

Dalam proses pembelajaran Qur’an Hadits, membaca, memahami arti dan menghafal Al-Quran merupakan Standar Kompetensi Lulusan untuk pembelajaran Qur’an Hadits di Madrasah Tsanawiyah, selain dari bidang lainnya seperti fiqih, Tauhid, Akhlak, dan Tarih Islam. Khususnya di semester I pada kelas IX A siswa diajarkan untuk mampu menulis, membaca surat pendek dengan baik dan memahami arti serta kandungan maknanya (Puskur: 2004). Hafal surat-surat pendek menjadi sangat penting mengingat fungsi al Quran sebagai sumber hukum Islam selain dari kegunaan praktisnya untuk pelaksanaan sholat fardlu maupun sunnat.

Fenomena seperti dikemukakan di atas membuat penulis sebagai guru Qur’an Hadits menjadi resah dan berfikir keras untuk mengatasinya. Dari kenyataan tersebut teridentifikasi tiga masalah yang muncul, yaitu: 1) rendahnya kemampuan menghafal  ; 2) rendahnya kemampuan hafalan surat pendek; 3) rendahnya mina untuk  menghafal surat tersebut. Setelah direnungkan, dibahas dengan guru lain, dikaji berdasarkan teori yang ada, maka ditemukan beberapa faktor penyebab yang berhasil diidentifikasi, diantaranya: 1) metode dan media belajar kurang menarik dan menumbuhkan kemampuan menghafal siswa; 2) diduga metode yang digunakan dan nuansa pembelajaran kurang menyebabkan minat siswa meningkat; 3) teknik hafalan yang diterapkan belum efektif mempercepat hafalan arti ayat-ayat al-Quran. Sejalan dengan itu, maka terdapat beberapa alternatif solusi yang diperlukan, diantaranya: 1) diperlukan metode dan media baru yang dapat menumbuhkan minat menghafal dalam belajar; 2) diperlukan metode atau teknik yang dapat meningkatkan kemampuan hafalan, dan 3) diperlukan teknik atau alat yang dapat memudahkan menghafal arti dan ayat-ayat al-Quran.          Salah satu Kompetensi Dasar (KD) dalam Sub Bidang Studi al-Quran al-Hadits di Kelas IX pada semester I ialah mampu menghafal Surat Al-Qori’ah beserta tarjamahnya . Dari pengalaman pada pengajaran di kelas sebelumnya, Siswa Kelas IX masih banyak yang belum hafal surat-surat pendek kecuali surat yang sangat pendek seperti Al Ikhlash, Al Ashri, Atau Al Kautsar. Diantara penyebabnya diduga karena tidak semua siswa seusia MTs  atau sebelumnya rajin mengaji atau aktif di Madrasah Diniyah. Pada segi lain sering ditemukan kenyataan siswa yang terlihat malas dan tidak bersemangat jika disuruh menghafalkan Al Quran. Kurangnya kemampuan menghafal   itu terlihat dari tidak ada gairah dan antusias kalau disuruh menghafal sambil bergumam bersama-sama, masih banyak yang menghafal sambil asal-asalan, sambil bercanda pada temannya, bahkan ada yang mengobrol.Demikian pula dari hasil hafalannya terutama untuk hafal dengan artinya masih banyak siswa yang belum bisa hafal secara benar dan lancar.

          Ketiga masalah tersebut, tidak semuanya dapat diselesaikan secara sekaligus dengan mudah oleh suatu tindakan atau penggunaan suatu metode. Masalahnya akan menyangkut secara komprehensif terkait situasi pembelajaran, budaya belajar, metode, teknik, dan ketersediaan media yang menarik kemampuan menghafal siswa .Masalah yang dianggap mendesak untuk dipecahkan adalah menumbuhkan minat dan kemampuan menghafal  atau ketertarikan siswa untuk belajar hafalan terlebih dahulu, dengan asumsi bahwa hafalan Ayat Quran dan artinya diduga akan secara efektif dapat meningkat jika metode yang digunakan memberikan kemampuan menghafal  dan menyenangkan.

          Menurut teori, belajar akan lebih berhasil bila situasinya menyenangkan (Sagala; 2006:100). Proses belajar akan lebih baik jika siswa memiliki kemampuan menghafal  terhadap kegiatan belajar (Sutikno; 2009:16). Belajar hafalan dapat lebih baik hasilnya, jika disertai kemampuan menghafal  yang tinggi, sebab kemampuan menghafal   seperti menurut Kurt Singer, adalah suatu landasan yang paling meyakinkan untuk keberhasilan suatu proses belajar. Menurutnya lagi, jika siswa merasa ingin belajar, ia akan cepat mengerti dan mengingatnya (Singer; 1987:78).

          Metode Drill adalah suatu model pembelajaran menghafal materi (ayat dan tarjamah) dengan cara mengulang-ulang hafalannya, yang dapat di lakukan dengan berbagai variasi, agar kegiatan ini menyenangkan dan tidak membosankan, kegiatan yang dilakukan dengan mengedepankan adanya unsur  : a) kerjasama dengan teman; b) persaingan untuk lebih dahulu hafal dapat point; c) ada pemberian hadiah point bagi yang lebih cepat; d) dapat di variasikan dengan bentuk metode drill yang barvariatif (Curran; 1994; Puskur; 2004). Metode ini diasumsikan dapat meningkatkan kemampuan menghafal   siswa dan sekaligus lebih jauh dapat meningkatkan minat dan kemampuan hafalan siswa.

          Atas dasar teori di atas, maka untuk pembelajaran Quran Hadits di Kelas IX A semester I MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang Kecamatan  Kabupaten  Cilacap dirancang suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan hafalan Surat Al-Qori’ah dan terjemahnya dengan menggunakan Metode Drill. Untuk memastikan proses dan keberhasilannya, akan diteliti melalui kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul:  UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENGHAFAL AYAT DAN TERJEMAH QS AL-QORI’AH MELALUI METODE  DRILL (Penelitian  Tindakan  Kelas Pada Bidang Studi Qur’an Hadits di Kelas IX A MTs Ma’arif NU  Desa Cilempuyang Kecamatan  Kabupaten Cilacap)

  1. Rumusan Masalah

Agar penelitian lebih terarah maka masalah yang menjadi fokus utama penelitian ini adalah: “apakah proses penggunaan Metode Drill dapat meningkatkan minat dan kemampuan menghafal QS Al-Qori’ah dan tarjamahnya?”

Sejalan dengan fokus rumusan masalah penelitian tersebut, dengan model penelitian kualitatif yang dipilih, secara lebih rinci diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

  1. Bagaimana setting (latar alamiah) Kelas IX A MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang  Kecamatan  Kabupaten Cilacap pada saat pembelajaran dengan menggunakan Metode Drill?
  2. Bagaimana tingkat ketepatan proses pembelajaran Metode Drill pada pembelajaran hafalan QS Al-Qori’ah dan tarjamahnya di Kelas IX A MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang Kecamatan    Kabupaten  Cilacap ?
  3. Bagaimana kepastian hasil peningkatan minat dan kemampuan menghafal QS Al-Qori’ah dan tarjamahnya setelah penggunaan Metode Drill di Kelas IX A MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang  Kecamatan   Kabupaten  Cilacap ?

 

 

  1. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
  2. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan pertanyaan penelitian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

  1. Memastikan bahwa setting Kelas IX A MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang  Kecamatan  Kabupaten Cilacap kondusif pada saat pelaksanaan penggunaan Metode Drill;
  2. Memastikan bahwa proses pembelajaran dengan model Drill di Kelas IX A MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang Kecamatan  Kabupaten  Cilacap berjalan tepat sesuai dengan teori;
  3. Memastikan terdapat peningkatan minat dan kemampuan menghafal QS Al-Qori’ah dan terjemahnya, siswa Kelas IX A MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang Kecamatan  Kabupaten Cilacap.
  4. Kegunaan Penelitian
  5. a. Manfaat teoretik:
  6. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam pembelajaran;
  7. Dengan dilakukannya Penelitian Tindakan Kelas semakin menumbuhkan proses kreatif inovasi pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran Qur’an Hadits.
  8. b. Manfaat Praktis:
  9. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil hafalan siswa, dalam bidang Studi Qur’an Hadits, khususnya hafalan al Quran surat-surat pendek;
  10. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah kepastian dan keyakinan guru bahwa metode yang digunakan dilakukan dengan proses yang benar dan hasil yang baik.
  1. Kerangka Pemikiran

Ada pendapat beberapa ahli mengenai asumsi teoretik yang menyatakan bahwa minat belajar sesuatu dapat ditumbuhkan oleh guru dengan menciptakan model belajar yang menarik, dan jika siswa belajar disertai minat yang baik, maka akan mudah mengerti (faham)  dan mudah hafal, diantaranya:

  1. Minat dapat dipelajari dan ditumbuhkan oleh guru dengan menciptakan pembelajaran menjadi menarik, menyenangkan dan memuaskan (Singer; 1987:78).
  2. Minat merupakan landasan pokok untuk keberhasilan suatu proses belajar; jika seorang murid memiliki minat, rasa ingin belajar, maka akan cepat mengerti dan mengingatnya lebih baik atau hafal (Singer:1987:78).
  3. Menurut Moh Surya, guru harus berusaha menciptakan rangsangan yang menarik minat siswa, berupa penampilan menarik, menggunakan berbagai metode dan teknik, serta menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Sesuatu yang diminati akan lebih menarik perhatian; dengan perhatian yang besar siswa akan melakukan pengamatan yang lebih baik; sehingga proses dan hasil pembelajaran lebih berhasil (Surya; 2004:72)

Penggunaan metode dalam menghafal haruslah sesuai dengan situasi dan kondisi.Artinya setiap penghafal haruslah menyesuaikan dengan kemampuan dalam memilih metode yang dipakai dalam menghafal.Begitu juga dengan menghafal Al-Qur’an. Sebelum memulai menghafal  Al-Qur’an, hendaknya memperbaiki bacaan terlebih dahulu dan memakai metode yang tepat sesuai dengan kemampuan

Metode-metode diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa sebenarnya teknik atau metode apapun yang digunakan oleh penghafal Al-Qur’an, tidak akan terlepas dari pembacaan yang diulang-ulang sampai dapat mengucapkan tanpa melihat mushaf.

Hafalan adalah (sesuatu) yang dihafalkan.[1]Atau serangkaian kegiatan berupa membaca, memahami dan menghafal (belajar atau ingat di luar kepala)

Sebagaimana halnya yang dilakukan oleh para siswa di sekolah formal seperti di SMP, SMU atau sederajat, mengadakan hafalan surat pendek yang bertujuan untuk membaca surat-surat pendek dari al-Qur’an (Juz ‘Amma), mempelajarinya dengan baik dan seksama kemudian menghafalkannya

Atas dasar Asumsi seperti di atas, maka dapat ditarik simpulan bahwa “penggunaan Metode drill yang menarik dan menyenangkan diduga dapat meningkatkan minat dan kemampuan menghafal siswa, dan dengan metode yang menyenangkan dan suasana pembelajaran yang dilakukan dengan sistematis dapat meningkatkan minat dan hafalan siswa”

   Atas dasar definisi operasional di atas, ditetapkan standar keberhasilan tindakan mengenai minat dan kemampuan hafalan sebagai hasil suatu tindakan, sebagai berikut:

  1. Keberhasilan meningkatnya minat diukur dengan tiga indikator:
  2. Perhatian, memperhatikan dengan antusias,
  3. curiousity: atau rasa ingin tahu;
  4. adanya perasaan senang; dan merasa puas setelah belajar.
  5. Keberhasilan meningkatnya kemampuan hafalan ditandai dengan: Dapat membacakan kembali di luar kepala potongan ayat Surat Al-Qari’ah  dan terjemahnya; diantaranya dibuktikan dengan membacakannya di luar kepala dengan baik dan lancar

Untuk lebih memudahkan pemahaman, secara skematik kerangka teori dan logika pemikiran mengenai hubungan antara konsep Tindakan dan konsep masalah yang dipecahkan, dapat dilihat pada gambar bagan sebagai berikut:

Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut :

–    Pembelajaran lebih banyak berpusat pada guru

–    Siswa bosan dan enggan menghafal Qur’an Hadits

–    Prestasi belajar Qur,an Hadits cenderung rendah.

 

–    Menerapkan metode drill dalam pembelajaran Qur’an Hadits,(menghafal QS Al-Qari’ah dan terjemahnya )

 

–    Hasil belajar Qur’an Hadits siswa meningkat,

–    Siswa lebih senang dan tertarik untuk menghafal Qur’an.

 

–    Guru mengetahui kemampuan rata-rata kelas dalam penerapan tajwid

–    Guru mengajarkan siswa menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamehnya dengan metode drill

–    Guru membimbing semua siswa dalam menghafal QS Al-Qori’ah dan tarjamahnya

–    Bagi siswa yang mengalami kesulitan, guru membimbing secara husus dan lebih fokus

 

Peningkatan Minat

a.    Perhatian, memperhatikan dengan antusias,

b.    curiousity: atau  rasa ingin tahu;

c.     adanya perasaan senang; dan merasa puas setelah belajar.

 Kemampuan menghafal

Meningkatnya kemampuan hafalan ditandai dengan: Dapat membacakan kembali di luar kepala potongan ayat Surat Al-Qari’ah  dan terjemahnya; diantaranya dibuktikan dengan membacakannya tanpa melihat teksnya.

 

Tindakan

Langkah-langkah Tindakan

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Indikator keberhasilan

Siklus I

Siklus II

PTK

Gambar 1. Kerangka pemikiran

  1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah ada peningkatan minat dan kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya melalui metode drill di Kelas IX A MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang Kecamatan  Kabupaten  Cilacap.

 

  1. Langah-langkah Penelitian

Pada bagian langkah-langkah atau posedur penelitian ini diurai sedikitnya mengenai :

  1. Jenis data
  2. Sumber data yang terkait dengan setting lokasi penelitian
  3. Metode penelitian dan tehnik pengumpulan data yang didalamnya terdapat skenario tindakan.
  4. Analisis data sebagai hasil refleksi.

Uraian selengkapnya pada bagian langkah-langkah atau prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Jenis Data

Penelitian tindakan kelas merupakan jenis penelitian yang menggunakan pendekatan “advokasi partisipatoris”, suatu paradigma pemberdayaan pada penelitian jenis kualitatif.Dengan pendekatan dan metode yang dipilih, maka jenis data yang utama pada penelitian ini adalah jenis data kualitatif. Selain jenis data utama, terutama mengenai setting dan proses tindakan, terdapat  data pelengkap yang bersipat kuantitatif terutama untuk data mengenai hasil tindakan yang menggunakan test sebagai alat pengumpul datanya, dalam hal ini mengenai minat untuk menguasai materi pada pokok bahasan membaca surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya pada siklus I dan kemampuan menghafal pada siklus II.

  1. Sumber Data
  2. Lokasi penelitian:

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang Kecamatan  kabupaten cilacap.  Siswa MTs Ma’arif NU   terdiri dari 6 rombongan belajar (Rombel): kelas I terdiri atas 2 rombel, kelas II terdiri atas 2 rombel, kelas III terdiri  atas2 rombel.

  1. Sampel Kelas dan Jumlah Siswa

Mengingat jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang termasuk jenis penelitian kualitatif, dengan jenis metode studi kasus maka sampelnya merupakan sampel kasuistik. Sampel kelas yang terdapat masalah yang dihadapi untuk dipecahkan yaitu rombel kelas IX A sebanyak  20 orang siswa, terdiri atas 10 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan.

  1. Metode dan Tehnik Pengumpulan Data
  2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode riset aksi yaitu penelitian tindakan kelas. Karena merupakan jenis penelitian tindakan, yang dalam hal ini “Tindakan Kelas”, maka pelaksanaan pengumpulan  data dilakukan  bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

 

  1. Skenario Tindakan

Langkah skenario tindakan terdiri atas langkah secara umum, dan langkah khusus setiap siklus dengan uraian sebagai berikut:

  • Skenario Tindakan Secara Garis Besar
  • Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan sebanyak dua siklus, dengan alasan karena diperlukan siklus bertahap untuk dua tujuan yaitu fokus peningkatan minat pada materi pada pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya pada siklus kesatu (1), dan fokus peningkatan kemampuan menghafal pada siklus kedua (2), tentu saja dengan tetap meneliti masalah setting dan ketepatan proses tindakan.
  • Tiap siklus mengambil rincian langkah berdasarkan desain model dari Kemmis dan Mc. Taggart, yaitu model desain PAOR yang terdiri dari empat langkah pokok: Planning, Acting, Observing, dan Reflecting; Perencanaan, Tindakan, Pengamatan, Refleksi (Mahmud dan Priatna, 2008: 60).
  • Pada setiap siklus tindakan, penelitian melibatkan kolaborator untuk setiap tahapannya sejak perencanaan sampai analisis data atau refleksi, dalam hal ini dibantu oleh guru kelas dan kepala sekolah.
  • Skenario Tindakan Siklus ke 1:
  • Perencanaan
  1. Guru dan tim koloborasi merancang dan menyiapkan bahan pembelajaran pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan menggunakan metode pembelajaran drill yaitu dengan:
  • Menentukan hasil belajar yang diharapkan atau tujuan yang hendak dicapai
  • Menentukan materi yang akan di hafal
  • Menyusun deskripsi pelaksanaan metode drill.
  • Menyusun petunjuk bagi para pelaku secara tertulis
  • Identifikasi hasil yang mungkin diperoleh oleh para pelaku
  • Merancang cara yang akan digunakan
  • Menyusun garis penilaian yaitu guru dan tim kolaborasi menyiapkan instrumen pengumpul data dalam hal ini berupa lembar pengamatan berikut posedurnya, dan test untuk mengetahui hasil tindakan.

(2). Pelaksanaan Tindakan

  1. Kegiatan awal
  • Guru membuka pelajaran dan meminpin berdo’a.
  • Mengkondisikan kelas dan apersepsi
  • Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang diharapkan atau tujuan yang hendak dicapai.
  • Pre-test: secara sampling mengenai materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al Qari’ah dan tarjamahnya.

 

  1. Kegiatan Inti
  • Guru memberi materi ayat dan tarjamahnya yang akan di hafalkan.
  • Pelaksanaan penugasan kepada beberapa siswa/pelaku
  • Siswa melaksanakan pembelajaran dengan metode drill
  • Mengawasi sambil menghayati jalannya kegiatan menghafal dengan metode drill
  • Kontrol terhadap aktivitas dan kesungguhan para pelaku
  1. Kegiatan Penutup
  • Guru mengecek hafalan siswa dengan cara sampling
  • Guru memberi masukan dan refleksi untuk perbaikan pembelajaran
  • Guru memberikan tugas PR
  • Guru menutup pelajaran dengan meminpin do’a.

 

(3).  Pengamatan

Pengamatan dilakukan oleh sesama guru qur’an hadits dan kepala sekolah sebagai pengamat selama pembelajaran berlangsung dengan mengisi ceklist pada lembar pengamatan. Pengamatan untuk siklus 1 difokuskan pada: “peningkatan minat siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan metode drill  selain setting kelas, proses pembelajaran dan test  untuk mengamati  hasil penguasaan siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya”

(4). Refleksi

  1. Kegiatan refleksi dilakukan langsung setelah pembelajaran dan test selesai, yaitu mengkritisi dan mendiskusikan hasil pengamatan dan test , antara pelaku tindakan (peneliti) dengan sejawat yang menjadi observer yaitu guru quran hadits dan kepala sekolah.
  2. Fokus utama refleksi pada siklus 1 adalah: “peningkatan minat siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan metode drill selain setting kelas, proses pembelajaran dan test untuk mengamati  hasil penguasaan siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya” Hasil refleksi pada siklus I dijadikan bahan perencanaan untuk memperbaiki tindakan pada siklus II.

3).  Skenario Tindakan Siklus ke 2

Pada penelitian siklus ke 2, langkah-langkah yang dilakukan persis seperti pada siklus ke 1, kecuali berbeda pada titik tekan fokus tindakan lebih pada peningkatan kemampuan menghafal, demikian pula langkah observasi hasilnya ditekankan pada analisis hasil mengenai peningkatan kemampuan menghafal.

 

4).  Pelaku Tindakan

Pelaku tindakan adalah peneliti sebagai guru bidang studi quran hadits  di kelas IX A  MTs Ma’arif NU  .

  1. Tehnik Pengumpulan Data:

Karena jenis penelitian kualitatif maka Tehnik Pengumpulan Data (TPD) pokoknya adalah observasi partisipasi yang dilakukan secara terlibat oleh pengamat atau teman sejawat yaitu Guru Kolaborator (Umi Hani, S.Ag) serta kepala sekolah. (Siti Ulfah Maemunah, S.Pd). Observasi dilakukan terhadap ketiga pokus masalah meliputi:

  1. Setting lokasi penelitian
  2. Proses PTK yang meliputi: langkah syntax KBM, perencanaan, aktivitas guru dan aktivitas siswa.
  3. Hasil tindakan yaitu tentang peningkatan minat dan kemampuan menghafal siswa terhadap pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

Sambil melakukan observasi, pengamat mencatat melalui lembar ceklis untuk mendapatkan hasil pengamatan dan dijadikan sebagai bahan untuk dianalisis dan direfleksi. Pengamatan untuk siklus I difokuskan pada: “peningkatan minat siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan metode drill  selain setting kelas dan proses pembelajaran,” Sedangkan pada siklus II fokus pengamatan diutamakan pada: “Peningkatan kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya selain setting dan proses pembelajaran. Selain observasi juga test dilakukan untuk mengukur keberhasilan tindakan, dilakukan pada akhir siklus I. Jenis test yang dilakukan berupa test peragaan untuk mengukur hasil tindakan yaitu mengenai penguasaan materi pokok membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Hasil test dicatat dan dijadikan sebagai bahan untuk dianalisis dan direfleksi.

  1. Analisis Data (Refleksi)
  • Analisis data pada penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan cara refleksi, yaitu mengkritisi dan mendiskusikan hasil pengamatan antara pelaku tindakan (peneliti) dengan guru Kolaborator (Umi Hani,S.Ag) serta kepala sekolah. (Siti Ulfah Maemunah,S. Pd) yang menjadi observer.
  • Analisis data dilakukan terhadap hasil observasi yang dilakukan oleh observer terhadap lembar ceklis.
  • Sejalan dengan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, asfek pokok yang dibahas pada kegiatan refleksi adalah mengenai:
  • Setting lokasi penelitian
  • Proses PTK yang meliputi: langkah syntax KBM, perencanaan, aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran
  • Hasil tindakan yaitu: peningkatan minat mempelajari materi pada pokok bahasan membaca surat pendek pilihan sub pokok bahasan QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dan kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.
  • Fokus utama refleksi pada siklus I adalah: “peningkatan minat siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan metode drill selain setting kelas, proses pembelajaran dan test  untuk mengamati  hasil penguasaan siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.”
  • Fokus utama refleksi pada siklus II adalah: “peningkatan kemampuan menghafal siswa dengan asumsi peningkatan minat mempelajari materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya sudah meningkat pada siklus I selain pengamatan pada perbaikan kondisi setting dan proses tindakan.
  • Hasil diskusi refleksi menjadi simpulan jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Jika masih ditemukan beberapa catatan kelemahan proses dan hasil, maka direkomendasikan untuk perbaikan pada Penelitian Tindakan Kelas berikutnya.
  • Analisis data terhadap dua variabel yaitu:
  • Variabel (X) : penerapan metode drill yang terdiri dari: Setting lokasi penelitian dan proses PTK. Maka langkah yang ditempuh adalah mencari  rata-ratanya dengan langkah-langkah :
  1. Menghitung jumlah skor yang diperoleh dari tiap-tiap jawaban item dan mengelompokanya sesuai dengan yang diperoleh dari hasil pengamatan.
  2. Menjumlah seluruh jawaban item dalam tiap-tiap indikator dan membaginya dengan banyaknya item yang diobservasi
  3. Menghitung jumlah skor dan membaginya dengan jumlah seluruh item.
  4. Secara sistematik dapat dirumskan; P : Q = S

Keterangan:

P = Jumah seluruh skor item, Q = Banyaknya item, S = Rata-rata skor.

  1. Untuk penafsiran dan mengiterpretasikan jelek atau baiknya skor yang diperoleh pada lokasi penelitian dan proses KBM adalah dengan cara pengelompokan pada interval yang dapat dilihat dari skala lima absolut sebagai berikut:

 

Antara 0

50 –  1

5    =  sangat kurang

Antara 1

51 –  2

50  =  kurang

Antara 2

51 –  3

50  =  cukup

Antara 3

51 –  4

50  =  baik

Antara 4

51 –  5

50  =  sangat baik

(Suharsimi Arikunto

1997: 247)

 

  • Analisis terhadap variabel (Y) : peningkatan minat siswa terhadap membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya pada pre-test dan post-test, dilakukan analisis deskriptif penjumlahan yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Maka langkah-langkah yang ditempuh adalah mencari rata-ratanya dengan langkah-langkah :
  1. Menjumlah skor seluruh jawaban dari tiap-tiap indikator dan membaginya dengan banyaknya indikator yang diobservasi atau test  yang dilakukan.
  2. Menghitung jumlah seluruh skor siswa dan membaginya dengan jumlah seluruh siswa.
  3. Secara sistematik dapat dirumuskan; P : Q = S
  4. Keterangan:
  5. P = Jumah skor seluruh siswa, Q = Banyaknya siswa, S = Rata-rata skor seluruh siswa.
  6. Untuk penafsiran dan mengiterpretasikan gagal atau baiknya adalah dengan cara pengelompokan pada skala penilaian angka yang dapat dilihat dari skala lima penilaian angka sebagai berikut:

Antara                                  0 ‒ 49                                        =  Gagal

Antara                                 50 – 59                                       =  Kurang

Antara                                 60 ‒ 69                                       =  Cukup

Antara                                 70 ‒ 79                                       =  Baik

Antara                                 80 – 100                                     =  Sangat Baik

(Suharsimi Arikunto, 2000 : 207)

8).  Uji beda dua rata-rata tiap siklus

Uji beda rata-rata tiap siklus dilakukan untuk melihat perubahan atau peningkatan prestasi belajar akibat  penggunaan metode yang diberikan dalam pembelajaran. Misalnya dalam pelajaran  pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya guru menggunakan metode drill, guru ingin mengetahui pengaruh penggunaan metode drill  dalam pelajaran pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya, maka peneliti melakukan pengukuran dua kali yaitu sebelum pembelajaran (pree-test) dan sesudah pembelajaran (post-test) kemudian dibandingkan rata-ratanya. Atas dasar di atas terdapat data yang yang diperlukan untuk analisis, hanya datanya tidak dihitung koefisien korelasi tetapi dibandingkan untuk melihat pengaruhnya bedasarkan selisih rata-ratanya.Meskipun demikian masih terjadi keterkaitan dengan perhitungan perbedaan dua rata-ratanya. Maka perhitungan uji beda dua rata-rata dilakukan dengan langkah-langkah analisis sebagai berikut:

  1. Membuat tabel uji beda dua rata-rata
  2. Hasil uji beda dua rata-rata

Berdasarkan tabel uji beda dua rata-rata diketahui dua jumlah seluruh skor, selisih dua skor, dan jumlah selisih rata-ratanya, dengan selisih rata-rata tersebut didapatkan perbedaan dua rata-rata dari kedua skor, yaitu dengan membagi jumlah selisih rata-ratanya terhadap jumlah siswa.

 

 

 

 

 

BAB   II

KAJIAN TEORETIK

  1. Metode Drill
  2. Pengertian Metode Drill

Sebelum mendefinisikan tentang metode drill terlebih dahulu mengetahui tentang metode mengajar itu sendiri. Metode mengajar adalah cara guru memberikan pelajaran dan cara murid menerima pelajaran pada waktu pelajaran berlangsung, baik dalam bentuk memberitahukan atau membangkitkan.[2] Oleh karena itu peranan metode pengajaran ialah sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif. Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan mengajar guru, dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif antara guru dengan siswa. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik jika siswa lebih aktif di bandingkan dengan gurunya. Oleh karenanya metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa dan sesuai dengan kondisi pembelajaran.

Salah satu usaha yang tidak boleh ditinggalkan oleh guru adalah bagaimana guru memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang mempengaruhi dalam proses belajar mengajar. Kerangka berpikir yang demikian bukanlah suatu hal yang aneh tetapi nyata dan memang betul-betul dipikirkan oleh guru.

Dari definisi metode mengajar, maka metode drill adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari.[3]

Dalam buku Nana Sudjana, metode drill adalah satu kegiatan melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu ketrampilan agar menjadi bersifat permanen. Ciri yang khas dari metode ini adalah kegiatan berupa pengulangan yang berkali-kali dari suatu hal yang sama.[4]

  1. Langkah-Langkah (Syntax) Metode Drill

Tujuan dari penggunaan metode dan teknik tersebut adalah agar siswa mampu menghafal surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya sesuai makhrajnya dengan benar tanpa ada kesalahan.

Untuk mencapai tujuan itu ada beberapa hal yang harus dilakukan, baik dalam tahap persiapan maupun tahap pelaksanaannya.

  • Tahap Persiapan

Beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh guru adalah:

  • Merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh murid setelah proses pembelajaran menghafal surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya sesuai makhraj dan kaidah ilmu tajwid ini berakhir. Tujuan ini meliputi tiga aspek yakni aspek pengetahuan (knowing), aspek pelaksanaan (doing), dan aspek pembiasaan (being).
  • Persiapkan garis besar langkah-langkah pengajaran yang akan dilakukan. Garis-garis besar langkah demonstrasi diperlukan sebagai panduan untuk menghindari kegagalan.
  • Mempersiapkan alat bantu. Dalam tahap persiapan ini yang paling penting untuk diperhatikan adalah alat bantu yang akan digunakan dalam proses pembelajaran menghafalkan surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Di antaranya adalah alat multimedia seperti: (a) komputer/laptop beserta infocus; (b) televisi dan VCD Player; (c) Tape dan kaset atau CD; (d) transparansi dan OHP. Jika tidak ada, guru dapat memanfaatkan papan tulis dan beberapa spidol dengan bermacam warna. Alat penutup untuk menutupi teks arabnya, dapat menggunakan penggaris kayu atau kertas. Buatlah bagan, dengan menggunakan power point untuk diproyeksikan lewat infocus atau di transparansi untuk diproyeksikan melalui OHP, namun jika tidak ada bisa langsung dengan dibuatkan di papan tulis.

Bagan 1

Hafalan Surat Al-Qari’ah Dan Tarjamahnya

 

Pengulangan Bacaan

BACAAN

PENGULANGAN

3 X

3 X

3 X

Lembar Kerja Siswa Yang Dibagikan

Tuliskan Surat Al-Qari’ah Dan Tarjamahnya Dengan Baik Dan Benar!

 

Tulis Kembali Bacaan

BACAAN

TULIS KEMBALI

………………………………….

………………………………….

………………………………….

………………………………….

………………………………….

………………………………….

 

  • Tahap Pelaksanaan
  • Guru mengadakan apersepsi sebagai pendahuluan dengan memberikan motivasi agar anak lebih bergairah dalam mengikuti kegiatan belajar menghafal surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya . Dalam hal ini guru dapat melakukan pra-test untuk mengetahui kemampuan murid terhadap materi yang akan diajarkan. Misalnya:
    1. Siapa diantara kalian yang telah hafal surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya ? Coba lakukan!
    2. Apakah Arti dari Al-Qari’ah dan tarjamahnya ?
    3. Turun di kota manakah surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya itu?
    4. Ada berapakah ayat surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya itu?
    5. Siapa yang hafal ayat pertama? Coba lakukan!
    6. Siapa yang hafal ayat terakhir? Coba lakukan!
  • Guru mengarahkan pada murid tentang jalannya kegiatan belajar yang akan dilakukan, kemudian bertanya jawab.
  • Guru menunjukkan alat peraga berupa Surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya yang telah dipersiapkan, baik dioperasikan dengan memproyeksikannya melalui infocus, atau dengan media televisi atau jika tidak memungkinkan guru dapat menuliskannya di papan tulis.
  • Ajak siswa berkonsentrasi untuk memperhatikan surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya ; media yang digunakan adalah bagan-bagan bertuliskan ayat-ayat dari surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya yang telah dipersiapkan.
  • Awali dengan mengajarkan cara membaca dan melafalkan Surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya dari ayat pertama hingga terakhir dengan baik dan benar.
  • Bacakan ayat demi ayat surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan baik dan benar; untuk proses ini guru dapat memanfaatkan alat multimedia, jika tidak ada guru mencontohkan langsung cara membacakannya yang baik dan benar. Kemudian diikuti oleh murid sampai semuanya dapat membacakan tanpa ada kesalahan. Dengan metode drill yang dilakukan dengan ketat, pastikan seluruh murid dapat membaca ayat-ayat surat QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya sesuai makhraj dan kaidah tajwidnya dengan baik dan benar.
  • Setelah siswa mampu membacakannya dengan baik dan benar, mulailah meminta siswa untuk menghafalkannya.
  • Dimulai dengan ayat pertama dibacakan tiga kali lalu tutuplah huruf tersebut.
  • Mintalah murid-murid melafalkan ayat pertama yang ditutup itu secara bersama-sama.
  • Pastikan semua murid dapat melafalkan dan menghafalnya dengan baik dan benar
  • Setelah semua murid hafal ayat yang pertama, mulailah untuk menghafal ayat yang kedua. Perlu diingat bahwa guru dilarang mengajarkan untuk menghafal ayat kedua sebelum ayat pertama telah dihafal oleh semua murid. Begitu seterusnya hingga semua ayat dari surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya dapat dihafalkan oleh semua murid.
  • Ciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.
  • Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya pembelajaran pelafalan dan menghafalkan surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya ini dengan memperhatikan ujaran yang dilakukan seluruh siswa.
  • Berikan kesempatan terbanyak kepada siswa untuk secara aktif menghafalkan surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya sesuai makhraj dan kaidah tajwidnya. Dalam proses ini metode drill sangat berperan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah:
    1. Bagilah murid menjadi lima kelompok
    2. Kelompok pertama menghafalkan ayat pertama kemudian kelompok kedua menghafalkan ayat kedua, kelompok tiga menghafalkan ayat ketiga, kelompok keempat menghafalkan ayat keempat, dan kelompok lima menghafalkan ayat kelima. Kemudian dibalik kelompok terakhir membacakan ayat pertama, dan ayat selanjutnya dibacakan oleh kelompok sebelumnya, begitu seterusnya sampai selesai.

Berikut ini ilustrasinya:

Kel.1                 kel.2              kel.3                 kel. 4

Setelah semua tahap ini dilakukan dengan sempurna kemudian dilafalkan dan dihafalkan oleh semua murid satu kelas secara bersama-sama.

  1. Tunjuklah salah seorang murid untuk maju ke depan guna memimpin pembacaan berdasarkan hafalan, yang kemudian diikuti oleh seluruh murid.
  2. Ujilah hafalan semua murid satu per satu hingga mereka melakukan tanpa kesalahan.
  • Pastikan seluruh murid hafal seluruh ayat dari surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya sesuai makhraj dan kaidah tajwidnya dengan baik dan benar.
  • Guru menguji setiap murid dengan secara spontan menunjuk murid secara acak agar murid membacakan hafalan surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan baik dan benar tanpa ada kesalahan.
  • Bagikanlah lembar kerja siswa yang telah dipersiapkan.
  • Suruhlah murid untuk mengerjakannya.
  • Kumpulkan kembali hasil pekerjaan murid untuk dinilai.

3).  Tahap Mengakhiri

Apabila pelaksanaan pembelajaran menghafal surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya sesuai makhraj dan kaidah ilmu tajwidnya telah selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan penugasan yang berkaitan dengan hafalan surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya sesuai makhraj dan kaidah ilmu tajwidnya. Hal ini diperlukan untuk lebih memantapkan dan melancarkan pelafalan dan hafalan yang dilakukan oleh murid.Sehingga murid selalu ingat dan terbiasa melafalkan dan menghafalnya.Dalam tujuan pembelajaran, ini masuk dalam aspek pembiasaan (being). Penugasan dapat berbentuk tugas menghafal surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya sesuai makhraj dan kaidah ilmu tajwidnya di hadapan orang tuanya, dibuktikan dengan kartu penugasan yang ditandatangai oleh orang tua murid.

4).  Peranan Guru Dalam Pelaksanaan Metode Drill

Dalam melaksanakan metode drill, ada beberapa peranan guru yang dapat dikemukakan, diantaranya sebagai berikut:

  • Guru dapat memberi contoh kegiatan yang akan dilatih.
  • Guru selalu memperhatikan langkah-langkah yang dilaksanakan di dalam metode drill.
  • Supaya pelaksanaan metode drill lebih efektif dan tidak memboroskan waktu serta tenaga, maka guru perlu memperhatikan tingkat latihan yang perlu dicapai.
  • Guru perlu memperhatikan adanya latihan-latihan pendahuluan yang perlu diajarkan.
  • Guru perlu menghindarkan seawal mungkin kesalahan-kesalahan yang diperbuat murid.

 

5).  Peran Murid Dalam Pelaksanaan Metode Drill

Peranan murid yang diharapkan dari metode drill, antara lain:

  • Agar murid berusaha sedemikian rupa sehingga mempunyai gambaran yang jelas bagaimana ia harus berbuat dalam latihan ini.
  • Murid perlu dengan secermat mungkin memperhatikan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh guru terutama tentang kesalahan-kesalahan yang dilakukan.
  • Diusahakan dalam melaksanakan latihan, tidak ada keraguan pada murid.

Langkah tersebut merupakan langkah pembelajaran yang sistematis dan keruntutan proses mesti ditempuh, namun tidak boleh dilupakan motivasi bisa menjadi sangat menunjang keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dapat berbentuk materi maupun moril.Hal ini disampaikan dalam Sa’ad Riyadh bahwa anak dalam mempelajari maupun menghafal Al Qur’an membutuhkan motivasi, baik berupa materi maupun moril. Untuk anak yang masih kecil, motivasi berbentuk materi itu lebih mengena, karena anak akan merasa segera memetik hasil dari jerih payah.

Hal yang lain yang perlu diperhatikan adalah pemilihan waktu, dimana waktu pelaksanaan menghafal dengan metode drill, perlu dijadwalkan dalam jadwal pelajaran, dimana waktu pelaksanaan menghafal harus dipilih pada waktu yang tepat. Anak dengan kondisi segar tentunya akan membantu meningkatkan kemampuan menghafal anak. Dalam pemilihan waktu ini Sa’ad Riyadh menambahkan bahwa pemilihan waktu yang tepat termasuk keterampilan yang dibutuhkan dalam proses pendidikan agar mencapai keberhasilan.

Menghafal merupakan kegiatan yang dilaksanakan dan hafalan merupakan kompetensi yang diharapkan.Hafalan surat-surat pendek menjadi materi pelaksanaan pembelajaran.Untuk mengetahui seberapa banyak materi hafalan perlu adanya pengawasan hafalan. Dengan adanya agenda pengawasan akan diketahui kemampuan hafalan anak seperti yang dituliskan oleh Sa’ad Riyadh yaitu agenda dalam sepekan atau sebulan dapat diberlakukan untuk mengawasi keberlangsungan dan perkembangan hafalan Al Qur’an.

  1. Keunggulan dan Kekurangan Metode Drill
    • Keuntungan Atau Kebaikan Metode Drill
  • Bahan pelajaran yang diberikan dalam suasana yang sungguh-sungguh akan lebih kokoh tertanam dalam daya ingatan murid, karena seluruh pikiran, perasaan, kemauan dikonsentrasikan pada pelajaran yang dilatihkan.
  • Anak didik akan dapat mempergunakan daya fikirannya dengan bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi lebih teratur, teliti dan mendorong daya ingatnya.
  • Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera serta langsung dari guru, memungkinkan murid untuk melakukan perbaikan kesalahan saat itu juga. Hal ini dapat menghemat waktu belajar disamping itu juga murid langsung mengetahui prestasinya.[5]
    • Kelemahan Metode Drill
  • Latihan yang dilakukan di bawah pengawasan yang ketat dan suasana serius mudah sekali menimbulkan kebosanan.
  • Tekanan yang lebih berat, yang diberikan setelah murid merasa bosan atau jengkel tidak akan menambah gairah belajar dan menimbulkan keadaan psikis berupa mogok belajar/latihan.
  • Latihan yang terlampau berat dapat menimbulkan perasaan benci dalam diri murid, baik terhadap pelajaran maupun terhadap guru.
  • Latihan yangs selalu diberikan di bawah bimbingan guru, perintah guru dapat melemahkan inisiatif maupun kreatifitas siswa.
  • Karena tujuan latihan adalah untuk mengkokohkan asosiasi tertentu, maka murid akan merasa asing terhadap semua struktur-struktur baru dan menimbulkan perasan tidak berdaya.[6]

Agar metode ini dapat dilaksanakan dengan lebih efektif maka kita hendaknya memperhatika hal – hal sebagai berikut :

  • Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka diharapkan dapat mengerjakan dengan tepat sesuai apa yang diharapkan
  • Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan
  • Lama latihan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa
  • Selingilah latihan agar tidak membosankan
  • Perhatikan kesalahan – kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan secara kiasikal sedangkan kesalahan perorangan dibetulkan secara perorangan pula
  1. Indikator Metode Drill

   Model drill ini memiliki indikator sebagai berikut :

  • Pendahuluan, berisi identitas mata pelajaran, judul pokok materi pelajaran, petunjuk atau langkah pembelajaran yang harus ditempuh selama proses metode drill
  • Pokok Materi, disajikan dalam bentuk materi hafalan
  • Adanya Fasilitas (berupa ikon-ikon tertentu) untuk melakukan proses pengulangan dari materi yang dimaksud.
  • Adanya kegiatan dalam bentuk mengulang-ulang dari materi yang akan dikuasai/dihafal.
  • Pemberian fasilitas pengulangan oleh peserta didik mengenai materi yang disajikan.
  • Evaluasi disajikan secara terpisah dari materi dalam bentuk hafalan
  • Evaluasi dilakukan dengan test lisan.
  1. Minat
  2. Pengertian Minat

Minat selama ini hanya dikenal dengan sebuah keinginan yang dimiliki oleh seseorang, sehingga antara satu dengan yang lain mempunyai perbedaan dalam keinginannya. Terlepas dari anggapan tersebut, minat siswa belajar merupakan bagian penting yang perlu dikaji dalam sebuah lembaga/ sekolah, karena tidak ada sekolah tanpa proses pembelajaran, sehingga minat siswa belajar adalah kunci tercapainya visi dan misi sekolah.

Minat secara bahasa diartikan dengan kesukaan, kecenderungan hati terhadap suatu keinginan. Sedangkan arti minat menurut istilah diartikan oleh sebagian tokoh sebagai berikut :

  • Menurut Slamito, minat adalah  suatu perasaan cenderung lebih cenderung atau suka kepada sesuatu hak atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh.
  • Mahfud Shalahuddin, mengemukakan minat secara sederhana, minat adalah perhatian yang mengandung unsur- unsur perasaan.
  • Menurut Abu Ahmadi, minat adalah sikap seseorang termasuk tiga fungsi jiwa (kognisi, konasi, dan emosi) yang tertuju pada sesuatu dan dalam hubungan itu terdapat unsure perasaan yang sangat kuat.
  • Andi Mappiare berpendapat bahwa, minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka takut atau kecenderungan- kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.
  • Menurut Tidjan (1976 :71) adalah gejala psikologis yang menunjukan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek sebab ada perasaan senang. Dari   pengertian   tersebut  jelaslah   bahwa   minat   itu   sebagai pemusatan perhatian atau reaksi terhadap suatu obyek seperti benda tertentu  atau   situasi   tertentu  yang  didahului oleh  perasaan   senang terhadap obyek tersebut.
  • Dyimyati Mahmud (1982), Minat adalah sebagai sebab yaitu kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh perhatian pada orang situasi atau aktifitas tertentu dan bukan pada yang lain, atau minat sebagai akibat yaitu pengalaman efektif yang distimular oleh hadirnya seseorang atau sesuatu obyek, atau karena berpartisipasi dalam suatu aktifitas.
  • Menurut Crow and Crow minat adalah pendorong yang menyebabkan seseorang memberi perhatian terhadap orang, sesuatu, aktivitas-aktivitas tertentu. ( Johny Killis, 1988 : 26 )
  • Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertatik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek ( Sumadi Suryabrata, 1988 : 109 ).

Pengertian Minat  menurut para ahli tersebut penulis simpulkan bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukan bahwa minat adanya pengertian subyek terhadap obyek yang menjadi sasaran karena obyek tersebut menarik perhatian dan menimbulkan perasaan senang sehingga cenderung kepada obyek tersebut.

Untuk mencapai prestasi yang baik disamping kecerdasan juga minat, sebab tanpa adanya minat segala kegiatan akan dilakukan kurang efektif dan efesien. Dalam percakapan sehari-hari pengertian perhatian dikacaukan dengan minat dalam pelaksanaan perhatian seolah-olah kita menonjolkan fungsi pikiran, sedangkan dalam minat seolah-olah menonjolkan fungsi rasa, tetapi kenyataanya apa yang menarik minat menyebabkan pula kita kita berperhatian, dan apa yang menyebabkan perhatian kita tertarik minatpun menyertai kita.” (Dakir. 1971 : 81)

Dari pemaparan menganai definisi-deinisi minat diatas dapat disimpulkan bahwa, minat adalah gejala psikis yang muncul dalam diri seseorang dan direalisasikan dengan perasaan senang dan menimbulkan perhatian yang khusus terhadap sasaran, sehingga seseorang cenderung berupaya untuk mencapai sasaran tersebut. Jadi untuk melihat reaksi dari gejala psikis tersebut dapat  di pastikan dari sikap, prilaku, atau motivasi yang dimiliki oleh seseorang dalam beraktifitas.

 

  1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Minat

Minat yang muncul dalam pikologis siswa merupakan sebuah gejala, sehingga munculnya minat tersebut dipengaruhi oleh beberapa factor yang menjadi penyebabnya.Faktor tersebut diantaraya; faktor individu dan faktor sosial.

  • Faktor Individu

Merupakan pengaruh yang muncul dalam diri siswa secara alami, misalnya diakibatkan karena ; kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi dan sifat pribadi.

Setiap individu mempunyai tingkat kematangan serta kecerdasan yang berbeda sehingga minat yang muncul juga tidak sama antara individu satu dengan yang lain. Misalnya, seseorang yang mempunyai kecerdasan dibidang mata pelajaran ekonomi maka akan cenderung melakukan aktifitas dibidang kerja atau koperasi. Sebaliknya sesorang yang mempunyai kecerdasan dibidang perikanan maka akan cenderung melakukan aktivitas di sawah/tambak.

Perbedaan kecerdasan tersebut terjadi karena setiap individu satu dengan yang lain mempunyai tingkat motivasi diri yang berbeda, sedangkan motivasi tersebut diperoleh melalui pengetahuan, pengalaman, atau pelatihan yang diikuti. Jadi apabila siswa dilatih dan dibiasakan untuk mengenal perikanan melalui pengajaran muatan lokal budidaya perikanan yang ada, maka secara otomatis minat belajar tersebut akan muncul dalam diri siswa.

  • Faktor Sosial

Merupakan pengaruh yang muncul diluar individu, misalnya diakibatkan karena ; kondisi keluarga, lingkungan, pendidikan dan motivasi sosial.

Minat yang dipengaruhi oleh faktor sosial misalnya; ketika siswa hidup dalam masyarakat yang kesehariannya bersentuhan dengan padi (mayoritar petani padi), maka siswa cenderung ingin tahu dan mengenal kegiatan tersebut karena merasa menjadi bagian darinya, sebaliknya jika kesehariannya bersentuhan dengan ikan (mayoritar pekerja tambak), maka siswa cenderung ingin tahu dan mengenal lebih dalam mengenai perikanan. Jadi apabila siswa mempunyai latar belakang keluarga atau masyarakat yang beroperasi dibidang perikanan, maka minat belajar muatan lokal budidaya perikanan tersebut akan muncul dengan sendirinya.

  1. Indikator Peningkatan Minat

Peningkatan minat pada siswa dapat di lihat dengan indicator-indikator sebagai berikut :

  • Siswa lebih memperhatikan dengan antusias di saat pembelajaran dilaksanakan
  • Curiousity: atau rasa ingin tahu; memiliki semangat dan rasa ingin bisa yang kuat sehingga menubuhkan kekuatan berfikir dan konsentrasi dengan baik
  • Adanya perasaan senang; dan merasa puas setelah belajar.

 

  1. Kemampuan Menghafal
  2. Pengertian Kemampuan

Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan, yang berasal dari kata mampu yang berarti kuasa (sanggup untuk melakukan sesuatu).[7] Sumadi Suryabrata mengutip  dari Woodworth dan Morgais mendefinisikan ability (kemampuan) pada tiga arti yaitu :

  • Achievment, yang merupakan actual ability, yang dapat diukur langsung dengan alat atau test tertentu.
  • Capacity, yang merupakan potensial  ability, yang dapat diukur secara tidak langsung dengan melalui pengukuran terhadap kecakapan individu, di mana kecakapan ini berkembang dengan berpaduan antara dasar dengan training yang intensif dan pengalaman.
  • Aptidute, yaitu kualitas yang hanya dapat diungkap atau diukur dengan test khusus yang sengaja dibuat untuk itu.[8]

Dari pernyataan tersebut di atas dapat diambil pengertian bahwa kemampuan adalah potensi yang  dimiliki daya kecakapan untuk melaksanakan suatu perbuatan, baik fisik maupun mental dan dalam prosesnya diperlukan latihan yang intensif di samping dasar dan pengalaman yang telah ada.

  1. Pengertian Menghafal

Adapun menghafal al-Qur’an pada dasarnya merupakan proses panjang yang membutuhkan waktu luang, kesungguhan dan keseriusan. Sebelum menjelaskan lebih banyak tentang menghafal al-Qur’an alangkah baiknya jika dipahami terlebih dahulu definisi dan pengertian menghafal al-Qur’an, karena dengan memahami pengertian menghafal al-Qur’an, maka dapat dijadikan sebagai gambaran awal untuk mengetahui sekaligus memahami kaidah dasar dalam menghafal al-Qur’an.

Menghafal al-Qur’an adalah satu istilah terdiri dari dua suku kata yang masing-masing berdiri sendiri serta memiliki makna yang berbeda. Pertama, “menghafal” berasal dari bahasa Indonesia bentukan dari kata kerja “hafal”, mendapat awalan “me” menjadi “menghafal” yang berarti ‘usaha untuk meresapkan sesuatu ke dalam pikiran agar selalu ingat, sehingga dapat mengucapkannya kembali di luar kepala dengan tanpa melihat buku atau catatan’.[9] Oleh karena itu, hafal berarti lawan dari lupa, yaitu selalu ingat dan sedikit lupa.[10]

James Deese dan Stewart H. Hulse mendefinisikan menghafal adalah:

… retention refers to the extent to which material originally learned is still retained, and for getting to the portion lost.[11]Artinya, ingatan mengacu pada tingkat mempelajari materi yang pada awalnya masih ditahan dan untuk mencapai porsi hilang.

 Secara etimologis al-Qur’an berarti “bacaan” atau yang dibaca.[12] Kata tersebut berasal qara’a (قرأ) yang berarti membaca.[13] Al-Qur’an sendiri memiliki pengertian yang   sangat   luas  tergantung  sudut  pandang  para  ahli  memahami  kata al-Qur’an.

 

 Sa’id Abd al-‘Azim mendefinisikan al-Qur’an sebagai berikut :

 

 هوكلام الله أنزله على رسوله وتعبدون بتلاوته                          [14]

 Artinya : “Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada utusannya dan menjadi ibadah bagi yang membacanya.

    Definisi yang lain Al-Qur’an adalah kalam Allah yang bernilai mukjizat, yang diturunkan kepada penutup para nabi dan rasul dengan perantara malaikat jibril, diriwayatkan kepada kita dengan mutawatir, membaca terhitung sebagai ibadah dan tidak akan ditolak kebenarannya.[15]

Dari pengertian “menghafal” dan “al-Qur’an” tersebut dapat diambil pengertian, bahwa menghafal al-Qur’an adalah suatu proses untuk mengjaga dan memelihara al-Qur’an diluar kepala (mengingat) dengan baik dan benar dengan syarat dan tata cara telah ditentukan.

  1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Kemampuan Menghafal

Sama halnya dengan mengahal materi pelajaran, menghafal al-Qur’an juga ditemukan banyak hambatan dan kendala. Diantara  faktor-faktor mendukung dalam menghafal al-Qur’an adalah :

  • Persiapan Yang Matang

Persiapan yang matang merupakan syarat penting bagi seseorang menghafal al-Qur’an.Faktor persiapan sangat berkaitan dengan minat seseorang dalam menghafal al-Qur’an.Minat yang tinggi sebagai usaha menghafal al-Qur’an adalah modal awal seseorang mempersiapkan diri secara matang.[16]

Persiapan personal ditunjang dengan minat yang tinggi secara tidak langsung akan mewujudkan konsentrasi, sehingga dapat memperlancar proses menghafal al-Qur’an secara cepat.

  • Motivasi Dan Stimulus

Selain minat, motivasi dan stimulus juga harus diperharikan bagi seseorang yang menghafal al-Qur’an.Menghafal al-Qur’an dituntut kesungguhan khusus, pekerjaan yang berkesinambungan dan kemauan keras tanpa mengenal bosan dan putus asa.Karena itulah motivasi yang tinggi untuk menghafal al-Qur’an harus selalu dipupuk.[17]

  • Faktor Usia

Menghafal al-Qur’an pada dasarnya tidak dibatasi dengan usia, namun setidaknya usia yang ideal untuk menghafal al-Qur’an harus tetap dipertimbangkan. Seorang yang menghafal al-Qur’an dalam usia produktif (5-20 tahun) lebih baik daripada menghafal al-Qur’an  dalam usia 30-40 .

Faktor usia tetap harus diperhitungkan karena berkaitan dengan daya rekam  (memori)  seseroang. Oleh  karena itu, lebih baik usia menghafal al-Qur’an adalah usia dini (masa anak dan remaja), karena daya rekam yang dihasilkan sangat kuat dan daya ingat yang cukup tajam. Hal ini adalah wajar sebab pepatah Arab sendiri menyatakan:

التّعلم فى الصغار كالنّقش على الحجر والتّعلم فى الكبر كالنّقش على الماء         

 “Belajar di masa kecil  bagaikan mengukir di atas batu, sedangkan belajar di masa tua bagaikan mengukir di atas air”[18]

  • Manajemen Waktu

Pengelolaan dan pengaturan waktu sangat penting dalam menunjang keberhasilan menghafal al-Qur’an.Seseorang yang menghafal al-Qur’an harus dapat memanfaatkan waktu yang dimiliki dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, seseorang yang menghafal al-Qur’an harus dapat memilah kapan ia harus menghafal dan kapan  ia harus melakukan aktivitas dan kegiatan lainnya.

Sehubungan dengan manajemen waktu, Ahsin W. Al-Hafidh dalam bukunya Bimbingan Praktis Menghafal al-Qur’an telah menginventarisir waktu-waktu yang dianggap ideal  untuk menghafal al-Qur’an sebagai berikut:

  1. Waktu sebelum fajar
  2. Setelah fajar, sehingga terbit matahari
  3. Setelah bangun dari tidur siang
  4. Setelah shalat
  5. Waktu di antara Maghrib dan Isya’[19]
  • Intellegensi Dan Potensi Ingatan

Faktor intellegensi dan potensi ingatan lebih menyangkut faktor psikologis. Seseorang yang memiliki kecerdasan dan daya ingat yang tinggi akan lebih cepat menghafal al-Qur’an daripada seseorang yang memiliki kecerdasan di bawah rata-rata. Namun demikian, bukan berarti berarti kecerdasan satu-satunya faktor menentukan kemampuan seseorang menghafal al-Qur’an.Realitas menunjukkan, bahwa banyak orang yang memiliki kecerdasan cukup tinggi tidak dapat menghafal al-Qur’an, sedangkan banyak orang yang memiliki kecerdasan rata-rata berhasil menghafal al-Qur’an dengan baik karena motivasi yang tinggi dan bersungguh-sungguh.

  • Tempat Menghafal

Faktor tempat merupakan faktor penentu kecepatan seseorang dalam menghafal al-Qur’an.Faktor tempat berkaitan dengan situasi dan kondisi seseorang dalam menghafal al-Qur’an. Menghafalkan al-Qur’an di tempat bising dan kumuh serta penerangan yang kurang akan sulit untuk dilakukan daripada menghafal al-Qur’an di tempat yang tenang, nyaman dan penerangan yang cukup. Hal ini dikarenakan, faktor tempat menghafal sangat erat kaitannya dengan konsentrasi seseorang.[20]

 

  • Panjang Dan Pendek Surat Atau Ayat

Panjang dan pendek surat atau ayat sangat berpengaruh terhadap kecepatan menghafal al-Qur’an. Surat atau ayat yang panjang lebih sulit untuk dihafalkan daripada surat atau yang pendek lebih dapat dihafalkan. Namun demikian, Abdurrahman Abdul Khaliq bahwa menghafal al-Qur’an harus menggunakan satu mushaf, sebab penggunaan lebih dari satu mushaf akan membingungkan pola hafalan dalam bayangannya.[21]

Terdapatnya kemampuan menghafal dapat di lihat dari meningkatnya kemampuan hafalan ditandai dengan: Dapat membacakan kembali di luar kepala potongan ayat Surat Al-Qari’ah  dan terjemahnya; diantaranya dibuktikan dengan membacakannya tanpa melihat teksnya

  1. Indikator Hasil Peningkatan Kemampuan Menghafal

Terdapatnya kemampuan menghafal dapat di lihat dari meningkatnya kemampuan hafalan ditandai dengan: Dapat membacakan kembali di luar kepala potongan ayat Surat Al-Qari’ah  dan terjemahnya; diantaranya dibuktikan dengan membacakannya tanpa melihat teksnya

  1. Hubungan Penerapan Metode Drill
  2. Dengan Peningkatan  Minat  Siswa  Pada Materi Pelajaran Menghafal  QS Al-Qari’ah Dan Tarjamahnya

Kegiatan menghafal ayat-ayat Al-Qur’an merupakan bagian dari pembelajaran yang menggunakan kecerdasan otak yang mengedepankan keterampilan penguasaan materi secara maksimal dan mebutuhkan potensi yang kuat, potensi adalah minat. Minat merupakan suatu dorongan yang kuat untuk menguasai sasaran yang menjadi target pembelajaran, maka minat akan sangat memberikan kemudahan dalam melakukan pembelajaran yang bersifat hafalan.

Asumsi hubungan antara tindakan yaitu penerapan metode drill dan penguasaan siswa pada materi pelajaran hafalan adalah sebagai berikut:

Ada pendapat beberapa para ahli mengenai asumsi teoritik yang menyatakan bahwa penguasaan mempraktekkan dapat ditingkatkan dengan bentuk metode praktek yang sifatnya untuk mengembangkan keterampilan belajar siswa (keterampilan mental maupun fisik/teknis), diantaranya:

  • Untuk mencapai kompetensi mampu memprakktekkan adalah salah satunya guru dapat  menggunakan  metode drill (jika materinya berbentuk hafalan.  (Lukman Zain M.S,2009: 192).
  • Metode drill adalah bentuk metode praktek yang sifatnya untuk mengembangkan keterampilan siswa (keterampilan mental maupun fisik/teknis). Metode ini memindahkan suatu situasi yang nyata ke dalam kegiatan  ruang belajar karena adanya kesulitan untuk melakukan praktek di dalam situasi yang sesungguhnya. (Latuheru, 2002 : 80).
  • Menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya yaitu menguasai dan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan cara menguasai di luar kepala dan dapat membacakan tanpa melihat teks ayat tersebut

 

Atas dasar asumsi dan definisi operasional di atas, maka secara teoritik diyakini bahwa penerapan metode drill dapat meningkatkan penguasaan siswa pada materi pelajaran hafalan, khususnya pada penelitian  ini yaitu: Penguasaan materi pokok bahasan Membacakan surat-surat pendek sub pokok bahasan menghafal QS-Aql-Qari’ah dan tarjamahnya.

  1. Dengan Peningkatan  Kemampuan Menghafal Siswa  Pada Materi Pelajaran  Menghafal  QS Al-Qari’ah Dan  Tarjamahnya

Kemampuan menghafal adalah kemampuan untuk dapat mengucapkan/ melafadzkan secara spontan tanpa melihat sumber (bacaan yang harus dihafalkan).

Hal ini menunjukkan bahwa di dalam kegiatan menghafal terdapat kegiatan berfikir secara cepat. Kegiatan berfikir seperti ini akan lebih efektif apabila dilakukan dengan cara melakukan latiha-latihan secara berkesinambungan atau dengan cara diulang-ulang .

Dengan demikian Metode Drill/Latihan Ulang sangat tepat dan efektif untuk meningkatkan kemampuan menghafal bacaan-bacaan dalam shalat sebagaimana dinyatakan oleh Dra.Zuhairini

(1983 :106 )bahwasanya Metode Drill /Latihan Siap biasanya digunakan pada pelajara-pelajaran yang bersifat motoris dan pelajaran –pelajaran yang bersifat kecakapan mental dalam arti melatih anak-anak berfikir cepat

  1. Al-Qur’an Hadits Sebagai Bidang Studi di MTs
  2. Pengertian Al-Qur’an Dan Hadits
    1. Pengertian Al-Qur’an

Secara Etimologi Al Qur’an merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja Qoro’a (قرأ) yang bermakna Talaa (تلا) keduanya berarti: membaca, atau bermakna Jama’a (mengumpulkan, mengoleksi). Anda dapat menuturkan, Qoro-’a Qor’an Wa Qur’aanan (قرأ قرءا وقرآنا). Berdasarkan makna pertama (Yakni: Talaa) maka ia adalah mashdar (kata benda) yang semakna dengan Ism Maf’uul, artinya Matluw (yang dibaca). Sedangkan berdasarkan makna kedua (Yakni: Jama’a) maka ia adalah mashdar dari Ism Faa’il, artinya Jaami’ (Pengumpul, Pengoleksi) karena ia mengumpulkan/mengoleksi berita-berita dan hukum-hukum.

Sedangkan secara terminolgi Al-Quran adalah firman atau wahyu yang berasal dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara melalui malaikat jibril sebagai pedoman serta petunjuk seluruh umat manusia semua masa, bangsa dan lokasi.Alquran adalah kitab Allah SWT yang terakhir setelah kitab taurat, zabur dan injil yang diturunkan melalui para rasul. Hal ini juga senada dengan pendapat yang menyatakan bahwa  Al-Qur’an kalam atau wahyu Allah yang diturunkan melalui perantaraan malaikat jibril sebagai pengantar wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW di gua hiro pada tanggal 17 ramadhan ketika Nabi Muhammad berusia 41 tahun yaitu surat al alaq ayat 1 sampai ayat 5. Sedangkan terakhir alqu’an turun yakni pada tanggal 9 zulhijjah tahun 10 hijriah yakni surah almaidah ayat 3.

Allah ta’ala menyebut al-Qur’an dengan sebutan yang banyak sekali, yang menunjukkan keagungan, keberkahan, pengaruhnya dan universalitasnya serta menunjukkan bahwa ia adalah pemutus bagi kitab-kitab terdahulu sebelumnya.

وَلَقَدْ آتَيْنَاكَ سَبْعًا مِنَ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنَ الْعَظِيم                           َ

“Dan sesunguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan al-Qur’an yang agung.” (al-Hijr:87)

ق وَالْقُرْآنِ الْمَجِيد                                                                                 ِ

                             “Qaaf, Demi al-Quran yang sangat mulia.” (Qaaf:1)

 

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ تَنْزِيلا                                             

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan al-Qur’an kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur.”(al-Insaan:23)

 

  1. Pengertian Hadits

Menurut bahasa hadits adalah jadid, yaitu sesuatu yang baru, menunjukkan sesuatu yang dekat atau waktu yang singkat. Hadits juga berarti khabar, artinya berita, yaitu sesuatu yang diberitakan, diperbincangkan, dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain. Selain itu, hadits juga berarti qarib, artinya dekat, tidak lama lagi terjadi.

Menurut ahli hadits, pengertian hadits adalah “Seluruh perkataan, perbuatan, dan hal ihwal tentang Nabi Muhammad SAW”, sedangkan menurut yang lainnya adalah “Segala sesuatu yang bersumber dari Nabi, baik berupa perkataan, perbuataan, maupun ketetapannya.”

Adapun menurut muhadditsin, hadits itu adalah “Segala apa yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik itu hadits marfu’(yang disandarkan kepada Nabi), hadits mauquf (yang disandarkan kepada sahabat) ataupun hadits maqthu’ (yang disandarkan kepada tabi’in).

Pendapat di atas didasarkan pada QS. Al-Ahzab: 21 dan QS. Asy-Syura: 52-53. Dalam hadits riwayat Al-Hakim dari Abu Hurairah disebutkan: “Aku tinggalkan pada kalian dua pusaka yang kalian tidak akan tersesat setelah kalian berpegang pada keduanya, yaitu Kitab Allah dan Sunnahku.”

Ahli ushul membatasi pengertian sunnah hanya pada sesuatu yang bersumber dari Nabi, baik perkataan, perbuatan, maupun taqrirnya yang berkaitan dengan syara’ yang terjadi setelah Nabi diutus menjadi Rasul.”

 

Mereka beragumentasi pada QS. Al-Hasyr: 7 dan QS. An-Nahl: 44.

Sedangkan Ahli fiqih mengartikan sunnah sebagai “Segala ketetapan yang berasal dari Nabi selain yang difardhukan dan diwajibkan.” Menurut mereka, “Sunnah merupakan salah satu hukum yang lima (wajib, sunah, haram, makruh, dan mubah), dan yang tidak termasuk kelima hukum ini disebut bid’ah.”

  1. Tujuan Pembelajaran Al-Qur’an Hadits

Mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadits merupakan unsur mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada madrasah yang memberikan pendidikan kepada peserta didik untuk memahami dan mencintai Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber ajaran Islam dan mengamalkan isi kandungannya dalam kehidupannya sehari-hari

Pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits bertujuan agar peserta didik gemar untuk membaca Al-Qur’an dan Hadits dengan benar, serta mempelajarinya, memahami, meyakini kebenarannya, dan mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh aspek kehidupannya.

Dari penjelaan di atas, maka dapat kita rumuska bahwa tujuan dari mata pelajaran Al-Qur’an-Hadis adalah:

  • Meningkatkan kecintaan siswa terhadap Qur’an dan Hadis
  • Membekali siswa dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Qur’an dan Hadis sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan
  • Meningkatkan kekhusyukan siswa dalam beribadah terlebih sholat, dengan menerapkan hukum bacaan tajwid serta isi kandungan surat/ayat dalam surat-surat pendek yang mereka baca

 

  1. Ruang Lingkup Pembelajaran Al-Qur’an Hadits

Ruang Lingkup Pembelajaran Al-Qur’an-Hadits meliputi :

  • Membaca /menulis yang merupakan unsur penerapan ilmu tajwid
  • Menterjemahkan makna (tafsiran) yang merupakan pemahaman, interpretasi ayat dan Hadis dalam memperkaya khazanah intelektual
  • Menerapkan isi kandungan ayat/hadis yang merupakan unsur
  • pengamalan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
  1. Membaca Qur’an Surat Pendek (Qs Al-Qari’ah) Sebagai Pokok Bahasan Dan Sub Pokok Bahasan Tentang Menghafal Qs Al-Qari’ah Dan Tarjamahnya
    • Membaca Surat Pendek Pilihan

Al-Quran ialah Kitabullah yang terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad S.A.W. Al-Quran merupakan mukjizat daripada Allah SWT, al-Quran juga adalah senjata yang paling mujarab yang melimpah ruah, mata air yang tidak mungkin kering, di dalamnya penuh dengan nur hidayah rahmat dan zikir.

 Al-Quran diturunkan untuk mengajar manusia tentang pengesaannya kepada Allah SWT (tauhid). Konsep ibadat yang jelas dan menyeluruh agar manusia sentiasa mendapat bekalan yang baru dan segar. Mengajak manusia berfikir tentang ciptaan, pengawasan dan penjagaan yang ditadbirkan oleh yang Maha Agong agar dapat mengenal sifat-sifatNya yang unggul.

 Di dalam al-Quran dipaparkan juga contoh tauladan dan juga kisah-kisah yang benar berlaku sebelum turunnya al-Quran dan pada masa penurunan al-Quran. Dengan itu manusia mendapat pengajaran dan panduan dalam mengharungi kehidupan sebagai muslim yang sejati dan benar dalam semua bidang kehidupan.

  Terdapat 15 kebaikan-kebaikan al-Quran di dalam hadis-hadis sahih :

 Pertama : Al-Quran akan menjadi syafaat dihari akhirat.

 Daripada Abu Umamah r.a berkata : Aku mendengar Rasulullah S.A.W. bersabda:

“Bacalah al-Quran sesungguhnya ia akan datang di hari kiamat sebagai syafaat kepada pembacanya”. (Hadis Riwayat Muslim)

Kedua : Al-Quran sebagai pembela (mempertahankan) orang yang membacanya dihari akhirat.

 Daripada Nawwas Bin Sam’an r.a. telah berkata : Aku mendengar Rasulullah S.A.W. bersabda : “Di hari akhirat kelak akan didatangkan al-Quran dan orang yang membaca dan mengamalkan isi kandungannya, didahului dengan Surah Al Baqarah dan Surah Ali-Imraan, kedua-dua surah ini menghujah ( mempertahankan ) orang yang membaca dan mengamalkannya”. (Hadis Riwayat Muslim)

 Ketiga : Sebaik-baik amalan adalah orang yang belajar dan mengajarkan al-Quran.

Daripada Osman Bin ‘Affan r.a. telah berkata: Rasulullah S.A.W. bersabda : “Sebaik manusia di antara kamu orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarnya kepada orang lain”.

(Hadis Riwayat Bukhari)

 Keempat : Membaca al-Quran dan susah menyebutnya mendapat dua pahala.

 Daripada Aisyah r.a. telah berkata: Bersabda Rasulullah S.A.W. : “Orang yang membaca al-Quran dan susah untuk menyebut ayatnya ia mendapat dua pahala”.

(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

Kelima : Mukmin yang membaca al-Quran umpama buah yang harum dan sedap rasanya.

Daripada Abu Musa Al Asy’ari r.a. telah berkata : Rasulullah S.A.W. bersabda : “Umpama orang mukmin yang membaca al-Quran seperti buah Utrujjah ( seperti limau besar ) baunya wangi dan rasanya sedap. Umpama orang mukmin yang tidak membaca al-Quran seperti buah tamar tidak ada bau dan rasanya manis, dan umpama orang munafik yang membaca al- Quran seperti Raihanah (sejenis pokok) baunya wangi dan rasanya pahit dan umpama orang munafik yang tidak membaca al-Quran seperti buah labu yang tiada bau dan rasanya pahit”.

(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

 Keenam : Allah SWT mengangkat martabat golongan yang membaca al-Quran.

 Daripada Omar Bin Al Khattab r.a. Bahawa Nabi Muhammad S.A.W. bersabda: “Sesungguhnya Allah mengangkat martabat beberapa golongan dan merendahkan martabat yang lain dengan sebab al-Quran”.(Hadis Riwayat Muslim)

 Ketujuh : Kefahaman yang sahih tentang al-Quran akan menjadi contoh ikutan.

Daripada Ibnu Omar r.a. daripada Nabi Muhammad S.A.W. telah bersabda:

“Tidak boleh berhasad dengki kecuali di dalam dua perkara : Lelaki yang dianugerahkan kefahaman yang sahih tentang al-Quran, ia menunaikan ibadat siang dan malam , lelaki yang dianugerahkan kemewahan harta lalu dinafkahkannya siang dan malam”.

(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

 Kelapan : Membaca al-Quran akan mendapat ketenangan (sakinah)

 Daripada Barra’ dan daripada ‘Azib r.a. telah berkata : “Seorang lelaki membaca Surah Al Kahfi dan di sisinya seekor kuda yang diikat dengan dua tali, maka awan di langit mula melindunginya dan semakin hampir, dan kudanya mula menjauhinya. Apabila menjelang pagi beliau pergi berjumpa Nabi Muhammad S.A.W. dan menceritakan peristiwa tersebut maka baginda bersabda : Itulah ( sakinah ) ketenangan yang turun disebabkan bacaan al-Quran”.

(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

 Kesembilan : Sesiapa yang tidak mengingati ayat-ayat al-Quran umpama rumah yang roboh.

 Daripada Ibnu ‘Abbas r.a. beliau berkata : Rasulullah S.A.W. bersabda : “Sesungguhnya orang yang tidak ada di dalam ingatannya sesuatu pun daripada ayat al-Quran seperti rumah yang roboh”. (Hadis Riwayat Tarmizi dan beliau berkata: Hadis ini hasan sahih)

 Kesepuluh : Membaca dan memperelokkan bacaan al-Quran akan mendapat kebaikannya.

Daripada Abdullah Bin ‘Umru Bin Al ‘As r.a. Nabi Muhammad S.A.W. bersabda :

“Satu masa nanti akan dikatakan kepada orang yang membaca al-Quran: Bacalah, perbaikkilah dan perelokkanlah bacaan al-Quran sepertimana engkau memperelokkan urusan di dunia, sesungguhnya tempat engkau akan ditentukan di akhir ayat yang engkau bacakan”. ( Hadis Riwayat Abu Daud dan Tarmizi dan beliau berkata : Hadis ini hasan sahih )

 Kesebelas : Membaca beberapa ayat al-Quran lebih baik daripada mendapat unta yang gemuk.

 Daripada ‘Uqbah Bin ‘Amir r.a. menceritakan : Rasulullah S.A.W keluar dan kami berada di tempat duduk masjid yang beratap. Maka beliau bersabda: “Siapakah di antara kamu yang suka keluar di pagi hari pada setiap hari menuju ke Buthan atau ‘Atiq, dan dia mengambil darinya dua ekor unta yang gemuk dalam keadaan dia tidak melakukan dosa dan tidak putus hubungan silaturrahim”. Kami menjawab : “Kami suka demikian itu. Sabda Rasulullah S.A.W : “Kenapakah kamu tidak pergi ke masjid belajar atau membaca dua ayat Al Quran lebih baik dari dua ekor unta, tiga ayat lebih baik dari tiga ekor, empat ayat lebih baik dari empat ekor unta demikianlah seterusnya mengikut bilangan ayatnya”. (Hadis Riwayat Muslim)

 Kedua belas : Sesiapa yang lebih fasih memebaca al-Quran lebih layak menjadi imam solat berjemaah.

 Daripada Ibnu Mas’ud r.a bahawa Nabi Muhammad S.A.W bersabda : Orang yang paling layak mengimami kaum di dalam sembahyang ialah mereka yang terfasih membaca al-Quran”. (Hadis Riwayat Muslim )

  Ketiga belas : Nabi SAW mengutamakan sahabat yang paling kuat berpegang teguh kepada al-Quran untuk dikebumikan jenazah mereka.

 Daripada Jabir Bin Abdullah r.a. bahawa Nabi Muhammad S.A.W. menghimpun antara dua lelaki yang terbunuh di peperangan Uhud kemudian baginda bersabda : “Yang mana satukah antara keduanya yang paling kuat berpegang teguh dengan al-Quran maka apabila aku tunjukkan kepada salah seorang daripada keduanya maka dialah orang yang pertama masuk ke liang lahad”. (Hadis Riwayat Bukhari, Tarmizi, Nasa’ie dan Ibnu Majah)

 Keempat belas : Kelebihan berdoa selepas membaca al-Quran.

Daripada ‘Imran Bin Husain Bahawa beliau lalu di hadapan qari yang sedang membaca al-Quran kemudian dia berdoa kepada Allah kemudian ia kembali membaca kemudian ia berkata aku mendengar Rasulullah S.A.W. bersabda : “Barangsiapa yang membaca al-Quran maka berdoalah kepada Allah dengan al-Quran maka sesungguhnya akan datang beberapa kaum yang membaca al-Quran dan mereka berdoa dengannya”.

(Hadis Riwayat Tarmizi, beliau berkata : Hadis ini hasan)

 Kelima belas : Setiap satu huruf membaca al-Quran akan mendapat sepuluh ganjaran pahala.

 Daripada Ibnu Mas’ud r.a. ia berkata : “Barangsiapa yang membaca satu huruf daripada al- Quran maka baginya satu kebaikan, satu kebaikan menyamai dengan sepuluh pahala, aku tidak bermaksud : Alif , Lam , Mim ialah satu huruf, tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf”.(Hadis Riwayat Ad Darimi Tarmizi, beliau berkata hadis ini hasan sahih)

 Sahabat yang dimuliakan,

Marilah kita menjadikan al-Quran sebagai peduman hidup kita , apabila kita sentiasa menjadikannya sebagai panduan dan peraturan hidup kita tidak akan sesat dan sentiasa mendapat pimpinan daripada Allah S.W.T. Al-Quran juga merupakan senjata yang paling berkesan untuk membersihkan jiwa dan menyinarkannya.

 

Dalam sebuah hadis Rasulullah S.A.W.bersabda : Daripada Ibnu Umar r.a berkata:

“Rasulullah S.A.W. telah bersabda maksudnya : “Hati manusia akan berkarat seperti besi yang dikaratkan oleh air”. Apakah cara untuk menjadikan hati bersinar semula. Kata baginda lagi, ” Dengan banyak mengingati mati dan membaca al-Quran.”

  • Menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya

Kemampuan dalam menghafal AL-Qur’an dan hadist bagi umat islam adalah kemampuan yang sangat baik untuk di miliki. sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa dalam ritual shalat, seorang muslim wajib untuk dapat menghafal ayat-ayat Al-Qur’an. karena membacaAl-Qur’an, terutama surat AL-Fatihah, menjadi bagian yang  tidak terpisahkan dari shalat. Membaca ayat-ayat Al-Qur’an  dalam shalat di pahami sebagai  bukan dalam pengertiaan membaca teks, akan tetapi membaca berdasarkan hafalan yang tertanam kuat dalam memori. Demikian halnya dengan menghafal hadist. Seseorang yang memiliki kemampuan hafal hadist, maka berarti ia tidak sekedar tahu amal dan perbuatan yang di lakukan berdasarkan hadist Nabi SAW, akan tetapi juga mampu menyebutkan hadist tersebut di luar kepala.

Dalam hal menghafal Al-Qur’an, penamaan wahyu yang diterma oleh Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umat islam dengan nama Al-Qur’an,memberikan pengertian bahwa wahyu itu tersimpan di dalam “dada” manusia mengigat dalam Al-Qur’an sendiri berasal dari kata qira’ah(bacaan) dan di dalam kata qira’ah  terkandung makna :agar selalu ingat, Wahyu yang diterima nabi SAW pada dasarnya telah telah terpelihara dari kemusnahaan dengan dua cara utama:pertama menyimpanya kedalam “dada manusia” atau menghafalkannya, dan kedua, mencatatnya secara tertlis diatas berbagai jenis bahan yang bisa di tulis, semacam kulit binatang, pelepah kurma, dan tulang belulang.

Salah satu komponen penting dalam  belajar adalah kemampuan ingatan dari peserta didik, karena sebagian besar pelajaran di sekolah adalah mengingat. mengingat juga memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Namun ada yang lebih penting dalam peranan proses belajar adalah kemampuan peserta didik untuk mereproduksi kembali pengetahuan yang sudah di terimanya,misalnya pada waktu ujian para peserta didik harus mereproduksi kembali pengetahuandan pemahaman yang di peroleh selama mengikuti pelajaran.

Menurut Atkinson dan shiffrin (dalam Matlin, 1989), sistem ingatan manusia dibagi menjadi 3 bagian yaitu: Pertama, Sensory Memory (sensory memory), Kedua, ingatan jangka pendek (short term memory) dan Ketiga, ingatan jangka panjang (Long term memory). sensory memori mencatat informasi atau stimulus yang masuk melalui salah satu atau kombinasi panca indra yaitu secar visual melalui mata, pendengaran melalui telinga, bau melalui hidung, rasa melalui lidah dan rabaan melalui kuli.Bila informasi atau stimulus tersebut tidak diperhatikan akan langsung terlupakaan, namun bila di perhatikan maka informasi tersebut di transfer ke sistem jangka pendek. Sistem ingatan jangka pendek menyimpan informasi atau stimulus selama +30 detik, dan hanya sekitar tujuh bongkahan informasi (chunks) dapat di pelihara dan di simpan di sistem ingatan jangka pendekdalam suatu saat (Solso,1988). Setelah berada di sistem ingatan jangka pendek, informasi tersebut dapat di transfer lagi melalui proses rehearsal ( latihan/pengulangan) kesistem ingatan jangka panjang untuk di simpan, atau dapat juga informasi tersebut hilang atau terlupakan karena tergantikan oleh tambahan bongkahan  informasi yang baru (Solso,1988). Dalam mata pelajaran Al-Qur’an dan hadist,sejak dini anak perlu di latih menghafal atau mengingat  secara efektif atu efesien. Latihan-latihan  tersebut menurut Gie (1984), meliputi 3 hal yaitu pertama recall, anak didik untuk mampu mengingat materi pelajaran di luar kepala, kedua recognition anak didik untuk mampu mengenal kembali apa yang telah di pelajari setelah melihat atau mendengarnya, ketiga, relearning: anak didik untuk mampu mempelajari  kembali dengan mudah apa yang pernah di pelajarinya.dalam pembelajara menghafal Al-Qur’an dan hadist di madrasah ibtidaiyah, tahap yang di lakukan adalah murid di upayakan untuk sampai pada tingkat recall, yakni murid mampu menghafalkan materi pelajaran Al-Qur’an dan hadist di luar kepala. Dalam menghafal peserta didik mempelajari sesuatu dengan tujuan memproduksi kembali kelak dalam bentuk harfiah, sesuai dengan perumusan dan kata-kata yang terdapat dalam materi asli.Dengan demikian peserta didik dapat belajar bagaimana cara-cara menghafal yang baik sehingga materi cepat dihafal dan tersimpan dalam keadaan siap direproduksi secara harfiah pada saat dibutuhkan.sebagaimana yang dikemukakan oleh Winkel (1996) bahwa pada saat mempelajari materi untuk pertama kali peserta didik mengolah bahan pelajar (fase fiksasi), yang kemudian disimpan dalam ingatan (fase retensi) , akhirnya pengetahuan dan pemahaman yang telah diperoleh diproduksi kembali. (http// www. ums. ac. id)

Dalam proses menghafal orang menghadapi materi yang biasanya disajikan dalam bentuk verbal (bahasa), baik materi itu dibaca sendiri atau diperdengarkan. Dalam pembelajaran menghafal Al-Qur’an dan hadits materi dapat mengandung arti misalnya jumlah ayat dalam suatu surat, ayat-ayat Al’Qurannya itu sendiri, isi kandungan suatu surat dalam juz’amma, hadits-hadits dengan tema-tema tertentu, atau materi yang tidak memiliki arti misalnya huruf-huruf hijaiyah. Orang akan tertolong dalam menghafal bila membentuk skema kognitif dan mengulang-ulang kembali materi hafalan sampai tertanam sungguh-sungguh dalam memori otaknya.

  1. Kompetensi Dasar Dan Indikator Mata Pelajaran Qur’an Hadits
    • Kompetensi dasar yang di terapkan adalah sebagai berikut :
  • Menerapkan hukum mad lazim mukhoffaf kilmi, mutsaqqol kilmi, dan Farqi dalam Al-Qur’an
  • Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan tentang hukum fenomena alam
    1. Menghafal Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum fenomena alam
    2. Memahami isi kandungan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum fenomena alam
    3. Memahami keterkaitan isi kandungan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah  tentang hukum fenomena alam dalam kehidupan
    4. Menerapkan kandungan Al-Qari’ah, Al-Zalzalah dalam fenomena kehidupan sehari-hari dan akibatnya
  • Memahami Hadis tentang menjaga dan melestarikan lingkungan alam
    1. Menulis Hadis tentang  menjaga dan melestarikan lingkungan alam
    2. Menerjemahkan makna Hadis tentang menjaga dan melestarikan lingkungan alam
    3. Menghafal Hadis tentang menjaga dan melestarikan lingkungan alam
    4. Menjelaskan keterkaitan isi kandungan Hadis dalam perilaku menjaga dan melestarikan lingkungan alam dalam fenomena kehidupan dan akibatnya

 

 

  • Indikator Pembelajaran Qur’an Hadits

Demikian halnya dengan pembelajaraan menghafal Al-Qur’an dan hadist.indikator yang di rumuskan dalam pembelajaraan menghafal Al-Qur’an dan hadist adalah di upayakan agar murid mampu:

  • Menghafal huruf-huruf hijaiyah sesuai makhraj dan tanda bacannya.
  • Menghafal surat-surat pendek tertentu  dalam juz’amma sesuai dengan makhraj dan kaidah ilmu tajwid.
  • Menghafal hadist-hadist dengan tema-tema tertentu.

Penjabaran secara lebih rinci indikator yang di sebutkan  di atas adalah  sebagai berikut:

  • Menghafal huruf-huruf hijaiyah sesuai makhraj dan tanda bacanya.
  • Proses menghafal huruf-huruf hijaiyah ini menjadi tindak lanjut pembelajaran  membaca dan menulis huruf-huruf hijaiyah. Pada saat siswa telah mampu mengindetifikasi dan membaca huruf-huruf hijaiyah sesuai dengan makhrajnya, bahkan murid telah mampu menuliskan huruf-huruf hijaiayah ini dengan benar dan tepat, maka pada tahap selanjutnya murid diajarkan untuk menghafal huruf-huruf hijaiyah tersebut.
  • Proses menghafal huruf-huruf hijaiyah penting di lakukan oleh siswa, hal ini karena pengetahuaanya tentang membaca dan menulis huruf-huruf hijaiyah, yang telah di kuasainya akan tertanam kuat dalam ingatannya, sehingga tidak mudah di lupakan. untuk itu di pastikan murid mampu menghafal huruf-huruf hijaiyah dengan baik dan benar.
  • Dengan demikian indikator ketercapaian pembelajaran menghafal pada tahap ini, di upayakan agar murid mampu:
  1. Menghafal  huruf-huruf hijaiyah sesuai makhrajnya.
  2. Menghafal huruf-huruf hijaiyah sesuai dengan tanda baca dan makhrajnya dengan baik dan benar.
  3. Menghafal surat-surat pendek tertentu dalam juz’amma sesuai dengan makhrajnya dan kaidah ilmu tajwid.

Setelah murid mampu untuk menghafal  huruf-huruf hijaiyah sesuai makhraj dan tanda bacanya dengan baik dan benar,maka kondisi ini di lanjutkan dengan murid menghafal surat-surat pendek tertentu dalam juza’amma sesuai dengan makhraj  dan kaidah ilmu tajwid. Proses menghafal surat-surat pendek tertentu dalam juza’amma sesuai dengan makhraj dan ilmu tajwid ini,juga menjadi kelanjututan dari proses pembelajaran membaca surat-surat pendek tertentu dalam juza’amma sesuai dengan makhraj dan kaidah ilmu tajwid dan menuliskannya.

Pada saat murid telah mampu  dan  terampil untuk membaca surat-surat pendek tertentu dalam juza’amma sesuai dengan makhraj dan kaidah ilmu tajwid dengan baik dan benar dan menuliskannya dengan baik, tepat dan rapih, maka dengan menghafalnya akan semakin menguatkan pengetahuannya  dalam hal membaca dan menulis.

 

 

(5).   Menghafal  hadist-hadist dengan tema-tema tertentu.

Menghafal hadist-hadist dengan tema-tema tertentu, menjadi bagian tidak terpisahkan dari proses pembelajaran membaca dan menulis hadiat. Ketika murid telah menguasai dan terampil dalam membaca dan menulis hadist, maka kondisi ini di lanjutkan agar murid mampu  untuk menghafal hadist tersebut. Dengan menghafal hadist yang di pelajarinya maka  akan menguatkan pengetahuannya   bahkan dalam proses selanjutnya murid mampu untuk memahami dan mengamalkan kandungan hadist tersebut.

  1. Metode Yang Digunakan Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits

Ketika mendengar nama salah satu pelajaran yang ada di madrasah ataupun di pesantren, yakni pelajaran Al-Qur’n Hadis, mungkin akan terbayang di benak kita sebuah pelajaran yang membosankan dan menjemukan. Ya, pantas saja kesan tersebut segera menyeruak dalam benak kita. Sebab, selama ini pelajaran tersebut memang disampaikan dengan cara dan metode yang membosankan. Metode yang ditempuh oleh guru yang membimbing mata pelajaran tersebut hanya itu-itu saja, nyaris tidak ada perubahan sama sekali. Membaca ayat atau hadis, mendengarkan ceramah guru atau ustaz yang menjemukan dan membuat ngantuk, atau menghafal rangkaian ayat Al-Qur’an dan hadis.Itulah rangkaian rutinitas pembelajaran Al-Qur’an Hadis yang selama ini terjadi.Melihat tradisi pembelajaran Al-Qur’an Hadis yang barusan disebut, pantas dan sangat wajar jika murid-murid merasa jenuh dan bosan.

Dalam kegiatan mengelola interaksi belajar mengajar guru paling tidak harus memiliki dua modal dasar, yakni kemampuan mendisain program dan keterampilan mengkomunikasikan program tersebut kepada anak didik. Seorang guru harus mampu memilih dan memilah strategi apa yang akan digunakan dalam pembelajaran. Strategi tersebut haruslah disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.

Dalam Al-Qur’an juga dijelaskan bahwa dalam berdakwah Nabi Muhammad saw juga menggunakan strategi – strategi:

ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ           

Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (QS. An-Nahl : 125)

Strategi pembelajaran berkaitan erat dengan tujuan yang akan dicapai. Seorang guru yang mengajarkan ilmu pengetahuan dengan tujuan agar siswa mendapat suatu pengetahuan yang bersifat kognitif, dengan menggunakan strategi pembelajaran yang efektif yaitu strategi yang dapat membuat siswa menjadi lebih aktif sejak memulai pelajaran sampai selesai.

Jika mencermati dunia pendidikan Barat, setiap waktu muncul silih berganti aneka inovasi pembelajaran.Usaha yang ditempuh oleh para praktisi dunia pendidikan Barat ini bertujuan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, memberdayakan siswa, sekaligus mencerahkan. Berikut ini antara lain inovasi para praktisi pendidikan Barat: quantum learning temuan Bobbi DePorter dan Mike Hernacki; quantum teaching temuan Bobbi DePorter, Mark Reardon, dan Sarah Singer-Nouri; accelerated learning temuan Dave Meier; multiple intelligences temuan Howard Gardner, serta contextual teaching and learning (CTL) temuan Elaine B. Johnson. Ini hanyalah beberapa contoh.Di luar itu masih banyak teori-teori pembelajaran yang mencerahkan dan memberdayakan.

Jika mencermati teori-teori dan konsep-konsep pembelajaran di atas, akan tersirat bahwa inti pembelajaran yang digagas oleh para praktisi pendidikan Barat adalah menciptakan suasana pembelajaran yang memandang siswa sebagai manusia secara utuh, sebagai subjek bukan sebagai objek. Dengan demikian, kendali pembelajaran bukan berada di tangan guru atau pendidik seutuhnya.Aktor pembelajaran adalah siswa. Guru hanyalah sebagai fasilitator. Dengan suasana pembelajaran seperti ini, praktis yang banyak terlibat adalah siswa. Dengan banyak terlibat secara aktif, otomatis siswa tidak akan merasa bosan. Justru para siswa akan merasa senang dan bergairah.

Kembali pada metode mengajar al-qur’an dan hadits yang menyenangkan.Para pembimbing pelajaran Al-Qur’an Hadis perlu melakukan inovasi dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.Tujuannya adalah agar suasana pembelajaran tampak baru dan menarik minat para siswa.

Berikut ini metode untuk menyajikan pelajaran Al-Qur’an Hadis yang menyenangkan, menggairahkan, dan mencerahkan.

Pertama, pembelajaran Al-Qur’an Hadis boleh saja mengadopsi teori-teori pembelajaran Barat seperti yang disebutkan di atas. Misalnya, dengan menerapkan teori pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) temuan Elaine B. Johnson. Asumsi dasar teori ini adalah bahwa seorang pembelajar akan mau dan mampu menyerap materi pelajaran jika mereka dapat menangkap makna dari pelajaran tersebut. Teori ini dapat diaplikasikan dengan cara mengaitkan isi dari sebuah mata pelajaran, misalnya pelajaran Al-Qur’an Hadis, dengan pengalaman para siswa. Dengan cara seperti ini, para siswa akan mampu menemukan makna dari materi pelajaran yang dipelajarinya. Jika mereka mampu menemukan makna (kegunaan) dari pelajaran tersebut, mereka akan lebih antusias dalam belajar, karena mereka mempunyai alasan untuk belajar.

Kedua, mencoba menggali metode pembelajaran yang menyenangkan dari sumber utama ajaran Islam, yaitu Al-Qur’an dan hadis.Karena dalam deretan ayat Al-Qur’an dan himpunan hadis Nabi terkandung metode pembelajaran yang dipakai oleh Allah dan Rasul-Nya dalam mendidik umat ini.

Sebagai contoh, dalam ‘Ulumul Qur’an ada materi Qashash Al-Qur’an (kisah-kisah Al-Qur’an) dan Amtsal Al-Qur’an (tamsil atau permisalan Al-Qur’an).Dua cabang keilmuan Al-Qur’an ini sebenarnya bisa dijadikan sebagai salah satu strategi pembelajaran Al-Qur’an Hadis. Dengan metode Qashash Al-Qur’an, pembelajaran Al-Qur’an Hadis akan tampak lebih menyenangkan dan dramatis. Dan, dengan metode Amtsal Al-Qur’an, pelajaran Al-Qur’an Hadis akan lebih menghunjam ke dalam sanubari para siswa.

Demikian juga dalam hadis Nabi, terdapat sekian puluh metode Rasulullah dalam mengajari dan mendidik para sahabatnya. ‘Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam ar-Rasuul al-Mu‘allim wa Asaalibuhu fii at-Ta‘liim merangkum sekitar 40 metode pembelajaran Rasulullah. Jika masing-masing metode pembelajaran Rasulullah ini diimplementasikan dalam pelajaran Al-Qur’an Hadis, tentu pelajaran tersebut akan lebih menyenangkan dan menggairahkan.

Salah satu metode pembelajaran Rasulullah yang disebutkan dalam kitab ini adalah metode interaktif-dialogis (tanya jawab).

Ketiga, dengan memanfaatkan teknologi.Misalnya, pembelajaran Al-Qur’an Hadis diselenggarakan dengan menggunakan LCD dan laptop lewat presentasi power point yang atraktif.Atau, pembelajaran Al-Qur’an Hadis juga sesekali diselingi dengan pemutaran film Islami yang inspiratif. Dengan cara seperti ini, insya Allah suasana pembelajaran Al-Qur’an Hadis akan lebih menyenangkan dan menggairahkan. Dampaknya, para siswa akan lebih antusias dalam mengikuti dan mencermati pelajaran Al-Qur’an Hadis.

Kedepan, seorang guru yang membimbing pelajaran Al-Qur’an Hadis harus lebih inovatif dalam menyajikan pelajaran Al-Qur’an Hadis.Mereka juga dituntut agar selalu meng-up grade pengetahuannya, baik pengetahuan tentang materi pelajaran Al-Qur’an Hadis maupun materi tentang metode pembelajaran. Dengan setumpuk pengetahuan yang dimiliki, bisa dipastikan para guru akan mampu mengemas pelajaran Al-Qur’an Hadis dengan lebih baik. Mereka akan lebih atraktif, lebih inovatif, dan selalu memiliki cara baru dalam menyajikan materi pelajaran Al-Qur’an Hadis.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB  III

METODOLOGI PENELITIAN

(PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS)

 

  1. Setting Lokasi Penelitian:
  2. Lokasi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MTs. Ma’arif NU , Jln Raya  – Majenang KM.04 Desa Cilempuyang RT.03/RW.04 Kec.  Kabupaten Cilacap53256.

  1. Kondisi Kelas Dan Jumlah Siswa

Siswa MTs Ma’arif NU  terdiri atas 6 rombongan belajar, kelas VII (2 rombongan belajar) Kelas VIII (2rombongan belajar) Kelas IX (2 Rombongan belajar) sedangkan tata Letak Ruang Kelas Denah tempat duduk membentuk hurup 11, penataan posisi tempat duduk siswa saat akan dilaksanakan tindakan mengikuti alur denah tempat duduk. selengkapnya dapat dilihat pada lampiran lembar pengamatan setting lokasi. Kondisi lingkungan baik selain nyaman, aman, juga tidak bising karena terletak di tengah-tengah masyarakat yang tidak padat dan jauh dari jalan raya atau aktivitas produktif.

Sementara   sarana kelas ada tapi dalam kategori cukup.Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran lembar pengamatan setting lokasi. Suasana Saat PTK Suasana kelas sebelum menggunakan metode drill , siswa pasif tapi setelah digunakannya metode drill  suasana kelas menjadi aktif, inovatip, kreatif dan menyenangkan.

  1. Pelaku Tindakan Dan Observer

Dalam penelitian ini pelaku tindakan adalah peneliti, peneliti dibantu oleh observer yang bernama Umi Hani, S.Ag serta Kepala Sekolah , beliau sudah berpengalaman dalam mengajar. Observer test ebut berpendidikan SI dan sedang melanjutkan pada jenjang .Dilihat dari profil observer di atas guru tersebut memiliki kelayakan menjadi observer dalam penelitian ini.

  1. Perencanaan
  2. Penyusunan Program Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini  adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan Mc. Taggart. PTK model Kemmis dan Mc. Taggart pada hakikatnya terdiri dari empat tahap  dalam tiap siklus, yaitu perencanaan, tindakan dalam bentuk pembelajaran, observasi, dan analisis/refleksi yang dapat diulang sebagai siklus dan refleksi dalam rangka memecahkan masalah. Penelitian tindakan kelas merupakan studi yang sistematis dilakukan dalam upaya merperbaiki praktek-praktek dalam pendidikan. Menurut Kasbolah (1998: 13-14) bahwa PTK adalah:

“Penelitian yang dilaksanakan di kelas dalam bentuk  pembelajaran dengan tujuan merperbaiki dan meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar  siswa dengan melakukan tindakan terentu secara kolaboratif dan sistematis melalui perencanaan, tindakan, observasi dan analisis/refleksi.”

Penyusunan program PTK dilaksanakan dalam bentuk proses berdaur (siklus). Setiap siklus terdiri dari empat tahapan (fase) : perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation) dan Refleksi (reflection). Secara lebih rinci empat tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

  • Perencanaan
  • Peneliti menetapkan observer, yaitu mitra kerja. Peneliti mengemukan pada observer permasalahan dan rencana memecahkan masalah. Peneliti, observer dan kepala sekolah mendiskusikan permasalahan, serta menetapkan waktu pelaksanaan PTK.
  • Guru dan tim koloborasi merancang dan menyiapkan bahan pembelajaran pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan menggunakan metode pembelajaran drill  yaitu dengan:
  1. Menentukan hasil belajar yang diharapkan atau tujuan yang hendak dicapai
  2. Menentukan banyaknya siswa yang akan terlibat dalam penampilan dari pengetahuan yang telah mereka miliki
  3. Menyusun materi dan kegiatan meliputi suasana tempat  beserta fisik, para pelaku dan perannya, pembatasan bagi para pelaku, suasana mental yang diharapkan, dan interaksi antar pelaku.
  4. Menyusun petunjuk bagi para pelaku secara tertulis
  5. Identifikasi hasil yang mungkin diperoleh oleh para pelaku
  6. Menyusun target hafalan yang telah ditentukan
  7. Menyusun ayat dan tarjamahnya yang akan di hafal
  8. Merancang cara yang akan digunakan
  9. Menyusun garis penilaian yaitu guru dan tim kolaborasi menyiapkan instrumen pengumpul data dalam hal ini berupa lembar pengamatan berikut posedurnya, dan test untuk mengetahui hasil tindakan.

 

2).  Pelaksanaan

Setelah dicapai kesepakatan dan kesiapan antara peneliti dan observer tentang segala sesuatu yang  berkaitan dengan persiapan dan persyaratan pelaksanaan PTK, maka dimulailah pelaksanaan PTK yang terdiri dari dua siklus. Pelaksanaan KBM setiap siklus terdiri dari:

  • Kegiatan awal
  • Kegiatan inti
  • Kegiatan penutup

 

  1. Observasi

Observasi dilakukan pada saat tindakan dilakukan, observasi dilakukan terhadap hal hal berikut:

 

  1. Seting lokasi kelas
  2. Langkah-langkah KBM, perencanaan, aktivitas guru,  dan  aktivitas siswa
  3. Penguasaan Siswa
  1. Refleksi

Hasil observasi setting lokasi kelas, aktivitas guru, aktivitas siswa dalam langkah-langkah KBM dan penguasaan siswa  dianalisis dengan sasaran berikut:

Target analisis terhadap setting lokasi kelas, target analisis terhadap langkah-langkah PTK, target analisis terhadap perencanaan KBM, target analisis terhadap aktivitas guru pada saat tindakan dengan penggunaan metode drill  dalam pembelajaran, target analisis aktivitas siswa dalam KBM dan target analisis terhadap penguasaan materi pembelajaran

Kemudian peneliti melakukan refleksi terhadap hasil analisis yang telah diuraikan di atas. Berdasarkan hasil refleksi penelitian maka merumuskan hipotest is tindakan baru atau rekomendasi tindakan pembelajaran yang baik.

Berikut ini  langkah pelaksanaan PTK mengikuti bagan PTK model Kemmis dan Mc. Taggart dengan dua siklus  dapat dilihat pada bagan 3.1 sebagai berikut:

 

BAGAN 3.1

PTK MODEL KEMMIS DAN MC. TAGGART

Identifikasi                                            Menyusun

Masalah                                                 Rencana

 

         Masalah                                                 Refleksi Siklus I

                                Siklus I                       

 

                                                                                        Tindakan Dan Observasi

                                                                                        Pembelajaran Siklus I          

                                   Masalah                                                                       Perbaikan                              ,                                  Rencana                                                                                                                                      

                                                                         

Siklus II                          Refleksi Siklus II

                                       Tindakan Observasi

                                       Pembelajaran Siklus II    

                                                                                                                                                                           

                                                                                       Evaluasi  Hasil Keseluruhan

                                                                                        Dan Membuat Rekomendasi

 

  1. Kolaborasi Dengan Siapa Dan Apa Yang Dibahas

Peneliti berkoloborasi dengan teman sejawat yang akan menjadi observer  yaitu guru Fiqih (Umi Hani ,S.Ag ) dan kepala sekolah (Siti Ulfah Maemunah, S.Pd) dengan membahas beberapa hal sebagai berikut:

  • Orientasi dan Identifikasi Masalah

Pada tahap  ini tim kolaborasi mengorientasi dan mengidentifiasi masalah yang merupakan tahap awal dalam kegiatan penelitian. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut:

  • Melakukan kegiatan orientasi dari identifikasi masalah
  • Melakukan kegiatan pemilihan orientasi penetapan antisivasi untuk mengatasi masalah yang telah diidentifikasi.
  • Melakukan kegiatan penetapan orientasi antisivasi untuk mengatasi masalah yang telah diidentifikasi.
  • Perencanaan Tindakan Penelitian
  • Penentuan siklus tindakan penelitian

Siklus tindakan penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan jenis PTK yang akan digunakan adalah model Kemmis dan Mc. Taggart

  • Penentuan skenario dan penekanan pada setiap siklus PTK
  • Penetapan tehnik PTK

Tehnik PTK terdiri dari empat kegiatan yaitu: Perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Namun PTK model ini kegiatan tindakan dan observasi dilaksanakan secara serempak.

  • Penetapan instrumen pengumpulan data yang meliputi: lokasi penelitian, proses penelitian tindakan kelas dan instrumen pengumpulan data terhadap penguasaan siswa pada pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.
  • Pelaksanaan tindakan penelitian
  • Pembelajaran siklus I
    1. Kegiatan awal
    2. Kegiatan inti
    3. Kegiatan penutup

 

  • Pembelajaran siklius II
  1. Kegiatan awal
  2. Kegiatan inti
  3. Kegiatan penutup.
  • Pelaksanaan refleksi dan analisis

Refleksi dan analisiss  sehari setelah dilakukan tindakan  yang meliputi:

(1).  Setting lokasi penelitian,

(2).  Proses KBM

(3).  Hasil penguasaan siswa

Hasil refleksi dan analisis dijadikan bahan bagi tindakan pembelajaran pada siklus selanjutnya.

  1. Penyusunan Jadwal

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini akan berlangsung selama tiga bulan  (Pebruari-April) dengan jadwal  dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut

 

 

 

 

 

Tabel 3.4

Jadwal Penelitian

KEGIATAN

BULAN

Pebruari

Maret

April

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

A.     Persiapan

1.      Studi Pendahuluan

2.      Penyusunan Proposal

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

B.      Pelaksanaan  Penelitian

1.      Perencanaan

2.      Pelaksanaan Tindakan Siklus I

3.      Pelaksanaan Tindakan Siklus II

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

C.     Penulisan

1.      Penulisan Bab I – IV

2.      Penyelesaian

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

  1. Siklus I

Pelaksanaan siklus I dilaksanaan hari senin tanggal 5 Pebruari 2015 pukul 08.00 s/d 09.10. Peneliti melakukan proses pembelajaran dan bertindak sebagai pengajar. Peneliti dibantu oleh guru mitra yang bertindak sebagai observer. Kegiatan penelitian pada siklus I fokus peningkatan minat belajar materi pada pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Selain setting lokasi, ketepatan proses KBM. Kegiatan penelitian pada tindakan  pertama berisi kegiatan pembelajaran yang berpedoman pada Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Langkah-langkah pelaksanaan pada tindakan pertama meliputi:

  • Kegiatan awal
  • Guru membuka pelajaran dan meminpin berdo’a.
  • Mengkondisikan kelas
  • Melakukan apersesi kepada siswa
  • Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang diharapkan atau tujuan yang hendak dicapai.
  • Pre-test: secara sampling mengenai materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya, dengan pretest terungkap pengalaman siswa dan pengetahuan awal siswa dalam membaca dan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Pemberian gambaran pelaksanakan pretest  pada siklus I dapat dilihat pada gambar 3.3 dibawah ini:

                                                                 Gambar  3.3

 

 

 

 

 

 

                      

                                                    Pemberian Gambaran Pre-test 

            Siklus I

  • Kegiatan Inti
  • Guru memberi materi dan gambaran secara garis besarnya tentang situasi yang akan hafalkan dengan menggunakan media atau alat peraga.
  • Pelaksanaan pemberian gambaran secara garis besar dapat dilihat pada gambar 3.4 dibawah ini:

Gambar 3.4

 

 

 

 

 

 

 


                   Guru Sedang Memberikan Materi

 Pelaksanaan penugasan kepada beberapa siswa/pelaku

Pelaksanaan penugasan kepada siswa berdasarkan pemilihan dari pengetahuan dan keberanian siswa untuk tampil. Pemilihan dilakukan agar didapatkan para pelaku yang telah menguasai hafalan QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dalam membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Setelah para pelaku siap maka dimulailah penampilan pelaksanaan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya yang dilakukan secara variatif baik individu maupun kelompok atau secara bersama-sama.

  1. Pelaksanaan hafalan sesuai dengan kemampuan dan kenyamanan masing-masing siswa dapat dilihat pada gambar 3.5 di bawah ini :

Gambar 3.5

 

 

 

 

 

 

 

    Kegiatan siswa menghafal QS Al-Qari’ah dan Tarjamahnya secara bersama

Gambar 3.6

 

 

 

 

 

 

 

 


                              Kegiatan menghafal dengan metode drill secara bersama

Gambar 3.8a

 

 

 

 

 

 

 


                      

 

 

Kegiatan menghafal dengan metode drill secara kelompok

 

Gambar 3.8b

 

 

 

 

 

 

 

 


                         

 

Kegiatan menghafal dengan metode drill secara Kelompok

Gambar 3.9

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Kegiatan free test hafalan siswa secara Individu

 

                       Gambar 3.10

 

 

 

 

 

 

 

 


                                      

 

                                                 Kegiatan pengamatan observer.

 

Gambar 3.11

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Keadaan kelas saat pembelajaran

 

Gambar 3.12

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Guru sedang memberikan bimbingan metode drill

Gambar 3.13

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Saat melaksanakan refleksi

 

                                                            Gambar 3.14

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Pelaksanaan Mushofaha dengan siswa

 

  1. Mengawasi sambil menghayati jalannya drill

Pelaksana yang mengawasi jalannya drill  adalah peneliti dan observer, peneliti bertugas untuk menghayati titik kelemahan dan kekuranganya dari jalanya drill , sedangkan observer bertugas melaksanakan pengamatan.

  1. Kontrol terhadap aktivitas dan kesungguhan para pelaku

Kontrol dilakukan oleh peneliti terhadap aktivitas dan kesungguhan para pelaku untuk menjadi bahan pertimbangan dan perbaikan.

  • Kegiatan Penutup
  • Guru menyimpulkan pembelajaran
  • Guru melakukan post-test pada siklus I secara sampling untuk mengetahui hasil penguasaan siswa pada titik tekan tindakan pertama yaitu penguasaan siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Pemberian gambaran sebelum pelaksanaan post-test pada siklus I dapat dilihat pada gambar 3.15.

 

Gambar 3.15

 

 

 

 

 

 

 

 


Pemberian Gambaran Pelaksanaan Post-Test Siklus I Terhadap Materi Pokok menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

  • Guru melakukan perbaikan pembelajaran
  • Guru memberikan analisis dan refleksi
  • Guru menutup pelajaran dengan meminpin do’a
  1. Siklus II

Pelaksanaan siklus II dilaksanaan hari senin tanggal 12 Maret 2015 pukul 08.00 s/d 09.10. Peneliti melakukan proses pembelajaran dan bertindak sebagai pengajar. Peneliti dibantu oleh guru mitra yang bertindak sebagai observer.Kegiatan penelitian pada siklus II fokus peningkatan kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Kegiatan penelitian pada tindakan  pertama berisi kegiatan pembelajaran yang berpedoman pada Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Langkah-langkah pelaksanaan pada tindakan siklus kedua persis sama dengan pelaksanaan tindakan  pada siklus I kecuali berbeda pada titik tekan fokus tindakan lebih pada peningkatan kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya, selain setting lokasi, proses KBM, demikian pula langkah observasi dan refleksi ditekankan pada analisis hasil mengenai peningkatan kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

  1. Pelaksanaan Pengamatan
  2. Pelaku Kegiatan Pengamatan (Observer)

Pelaku kegiatan pengamatan (observer) pada siklus I dan siklus II adalah  teman sejawat yaitu: guru quran hadits yang bernama Nurlailatussaadah, S.Th.I dan Umi Hani, S.Ag serta Kepala  Madrasah.

  1. Langkah-Langkah Kegiatan Pengamatan

Karena jenis penelitian kualitatif maka Tehnik Pengumpulan Data (TPD) pokoknya adalah observasi partisipasi yang dilakukan secara terlibat oleh pengamat. Observasi dilakukan terhadap ketiga pokus masalah meliputi:

  • Setting lokasi penelitian
  • Proses PTK yang meliputi: langkah syntax KBM, perencanaan, aktivitas guru dan aktivitas siswa.
  • Hasil tindakan yaitu tentang penguasaan siswa terhadap pokok membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.
  • Selain tehnik observasi, digunakan pula tehnik test untuk mengukur hasil tindakan.

Pengamatan untuk siklus 1 difokuskan pada: “peningkatan minat siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan metode drill  selain setting kelas, proses pembelajaran dan test  untuk mengamati  hasil penguasaan siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.” Sedangkan pada penelitian siklus ke 2, langkah-langkah pengamatan yang dilakukan persis seperti pada siklus ke 1, kecuali berbeda pada titik tekan fokus pengamatan lebih pada peningkatan kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Secara rinci, langkah-langkah pengamatan  adalah sebagai berikut:

 

 

  • Siklus I
  1. Pengamatan Setting Lokasi Penelitian
  2. Keadaan Sekolah MTs Ma’arif NU
  • Letak sekolah MTs Ma’arif NU
  • Kondisi fisik bangunan MTs Ma’arif NU
  • Guru MTs Ma’arif NU
  • Siswa MTs Ma’arif NU
  1. Keadaan Kelas Pada Saat PTK
  • Jumlah siswa
  • Tata letak ruang kelas
  • Kondisi lingkungan (luar kelas)
  • Sarana kelas
  • Suasana kelas saat PTK
  1. Pengamatan Proses PTK
  2. Langkah-lankah (syintax) PTK
  3. Perencanaan PTK
  4. Aktivitas guru pada saat tindakan
  • Kegiatan awal
  • Kegiatan Inti
  • Kegiatan Penutup
  1. Aktivitas siswa pada saat tindakan
    • Kegiatan awal
    • Kegiatan Inti
    • Kegiatan Penutup
  1. Test hasil Kemampuan

Penekanan pada penguasaan siswa terhadap materi pada pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

  1. Pre-test
  2. Post-test
  • Siklus II
  1. Pengamatan Setting Lokasi Penelitian
    • Keadaan Sekolah MTs Ma’arif NU  .
  • Letak sekolah MTs Ma’arif NU
  • Kondisi fisik bangunan MTs Ma’arif NU
  • Guru MTs Ma’arif NU
  • Siswa MTs Ma’arif NU

2)   Keadaan Kelas Pada Saat PTK

(a)    Jumlah siswa

(b)    Tata letak ruang kelas

(c)    Kondisi lingkungan (luar kelas)

(d)    Sarana kelas

(e)    Suasana kelas saat PTK

  1. Pengamatan Proses PTK
  2. a) Langkah-langkah (syntax) PTK
  3. b) Perencanaan PTK
  4. c) Aktivitas guru pada saat tindakan
  • Kegiatan awal
  • Kegiatan Inti
  • Kegiatan Penutup
  1. d) Aktivitas siswa pada saat tindakan

(a)    Kegiatan awal

(b)    Kegiatan Inti

(c)    Kegiatan Penutup

  1. Pengamatan Hasil Kemampuan

Penekanan pada penguasaan siswa terhadap sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

  1. Pre-test
  2. Pos-test
  3. Pengamatan hasil kemampuan seluruh siklus (I dan II)

 

    • (a) Test Praktek Pada peningkatan minat siswa pada materi pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.
    • (b) Pengamatan pada kemampuan menghafal siswa pada materi sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.
  1. Catatan Hasil Pengamatan

Karena jenis penelitian kualitatif maka hasil pengamatan diambil dari Tehnik Pengumpulan Data (TPD) pokoknya adalah observasi partisipasi. Hasil pengamatan pada siklus I difokuskan pada: “minat siswa terhadap materi pokok bahasan membaca quran surat pendek pilihan dan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan metode drill  selain setting kelas, proses pembelajaran dan test  untuk mengukur hasil penguasaan siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.” Sedangkan pada penelitian siklus ke 2, hasil pengamatan difokuskan pada: “Peningkatan kemampuan menghafal pada materi pokok bahasan  membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya selain setting lokasi penelitian, dan proses pembelajaran.

 

  1. Analisis Data (Refleksi)
  • Pelaku Refleksi

Pelaku kegiatan refleksi pada siklus I dan siklus II adalah  peneliti, sesame guru qur’an hadits yang bernama Nurlailatussaadah, S.Th.I dan Umi Hani, S.Ag serta kepala  Mts yang bernama Siti Ulfah Maemunah, S.Pd

  • Langkah-Langkah Kegiatan Refleksi

Analisis data pada Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengan cara refleksi, yaitu mengkritisi dan mendiskusikan hasil pengamatan antara pelaku tindakan (peneliti) dengan guru quran hadits (Nurlailatussaadah, S.Th.I dan Umi Hani, S.Ag) serta kepala Madrasah (Siti Ulfah Maemunah, S.Pd) yang menjadi observer. Analisis data dilakukan terhadap hasil observasi yang dilakukan oleh observer terhadap lembar ceklis.

Sejalan dengan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, langkah-langkah atau asfek  pokok yang dibahas pada kegiatan refleksi adalah mengenai:

  • Setting lokasi penelitian
  • Proses PTK yang meliputi: langkah syntax KBM, perencanaan, aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran dan hasil tindakan yaitu: peningkatan minat dan kemampuan menghafal materi pada pokok bahasan membaca surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.
  • Minat dan kemampuan menghafal siswa terhadap materi pokok bahasan membaca surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

Fokus utama refleksi pada siklus I adalah: “Peningkatan minat siswa terhadap materi pokok bahasan membaca surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan metode drill  selain setting kelas, proses pembelajaran dan tes untuk mengamati  minat siswa terhadap materi pokok bahasan membaca surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Fokus utama refleksi pada siklus II adalah:  “meningkatkan kemampuan menghafal siswa dengan asumsi minat untuk mempelajari materi pokok bahasan membaca surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya sudah meningkat pada siklus I selain pengamatan pada perbaikan kondisi setting dan proses tindakan. Hasil diskusi refleksi menjadi simpulan jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Jika masih ditemukan beberapa catatan kelemahan proses dan hasil, maka direkomendasikan untuk perbaikan  pada Penelitian Tindakan Kelas berikutnya.

 

 

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

 Kondisi Objektif Lokasi Penelitian

o    Keadaan Sekolah MTs Ma’arif NU  .

  • Letak Sekolah MTs Ma’arif NU

MTs As-Sawiyah   beralamat MTs Ma’arif NU  Kecamatan  kabupaten Cilacap . Letak MTs Ma’arif NU   sangat strategis, lokasi bangunan yang terletak ditengah-tengah masyarakat.

  • Kondisi Fisik Bangunan MTs Ma’arif NU

Kondisi fisik bangunan MTs Ma’arif NU   baik, baik  pada temperatur, instalasi listrik dan keamanan. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran lembar pengamatan setting lokasi.

  • Guru MTs Ma’arif NU

Guru MTs Ma’arif NU   dapat dikatagorikan sangat memadai karena selain kualifikasi SI dilihat dari usia masih produktif. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran lembar pengamatan setting lokasi.

  • Siswa MTs Ma’arif NU

Jumlah MTs Ma’arif NU   terdiri dari 141 siswa yang terdiri dari 6 rombel (kelas), jumlah rombel tidak memadai dengan jumlah ruang kelas, hanya jumlah siswa tiap kelas memadai dengan luas tiap ruangan kelas MTs Ma’arif NU  . Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran lembar pengamatan setting lokasi.

  1. Setting Kelas IX A
  1. Siklus I
  • Jumlah Siswa

Jumlah  siswa pada penelitian tindakan kelas ini adalah: siswa perempuan 53 orang, siswa laki-laki 27 orang, jumlah 27 orang, usia rata-rata baik dan memadai.

  • Tata Letak Ruang Kelas

Tata letak ruang kelas tidak efektif, selengkapnya dapat dilihat pada lampiran lembar pengamatan setting lokasi

 

 

  • Kondisi Lingkungan (Luar kelas)

Kondisi lingkungan cukup karena selain kurang nyaman, karna  bising dengan para pedagang yang ada di luar.

  • Sarana Kelas

Sarana kelas ada tapi belum lengkap.Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran lembar pengamatan setting lokasi.

  • Suasana Pada Saat PTK

Suasana kelas pada saat PTK dengan metode drill  pada tindakan siklus I siswa aktip dan merasa senang tapi dalam suasana ribut tidak beraturan, inopatip siswa dan kreatip siswa masih kurang. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran lembar pengamatan setting lokasi.

 Secara keseluruhan catatan hasil dari lembar pengamatan setting lokasi  pada siklus I diperoleh skor 31 dengan rata-rata =  = 31 : 9 = 3,44. Selengkapnya hasil pengamatan setting lokasi dapat di lihat pada tabel 3.5 di bawah ini:

Tabel 3.5

Tabel  Hasil Pengamatan Setting Lokasi Siklus I

No

Aspek Pengamatan Setting Lokasi

Nilai

Skor

Jumlah Item

1.

 

 

 

 

2.

Keadaan Sekolah

a.    Letak sekolah

b.    Kondisi fisik skolah

c.    Guru

d.   Siswa

Keadaan pada saat PTK

a.    Jumlah siswa

b.    Tata letak ruang kelas

c.    Kondisi luar kelas

d.   Sarana kelas

e.    Suasana pada saat tindakan

 

SB

B

SB

B

 

B

J

J

C

J

 

5

4

5

4

 

4

2

2

3

2

 

 

 

 

 

9 observasi

Jumlah skor

 

31

 

Rata-rata =

 

3,44

 

                         Keterangan

SB

B

C

J

SJ

:

:

:

:

:

Sangat Baik

Baik

Cukup

Jelek

Sangat Jelek

= 5

= 4

= 3

= 2

= 1

 

  1. Siklus II

Catatan hasil pengamatan setting lokasi penelitian pada siklus II hampir sama kecuali pada bagian tertentu yang harus di tingkatkan diantaranya  kelas pada saat tindakan yaitu: kondisi lingkungan luar kelas, tata letak ruang kelas, sarana kelas dan suasana kelas. Setelah adanya perbaikan hasil mengenai setting meningkat, secara keseluruhan hasil pengamatan setting lokasi memperoleh skor 43 dengan rata-rata =  = 43 : 9 = 4,77. Hasil observasi setting lokasi siklus II dapat dilihat pada tabel 3.6 di bawah ini sebagai berikut:

Tabel 3.6

Tabel  Hasil Pengamatan Setting Lokasi Siklus II

No

Aspek Pengamatan Setting Lokasi

Nilai

Skor

Jumlah Item

1.

 

 

 

 

2.

Keadaan Sekolah

a.     Letak sekolah

b.     Kondisi fisik sekolah

c.     Guru

d.    Siswa

Keadaan pada saat PTK

a.    Jumlah siswa

b.    Tata letak ruang kelas

c.    Kondisi luar kelas

d.   Sarana kelas

e.    Suasana pada saat tindakan

 

SB

B

SB

 

SB

SB
SB
SB

SB

 

5

4

5

4

 

5

5

5

5

5

 

 

 

 

 

 

9 observasi

 

 

Jumah skor

43

 

 

Rata-rata =

 

4,77

 

  Keterangan

SB

B

C

J

SJ

:

:

:

:

Sangat Baik

Baik

Cukup

Jelek

Sangat Jelek

= 5

= 4

= 3

= 2

= 1

 

  1. Proses PTK (Langkah KBM)

Pengamatan proses PTK adalah pengamatan terhadap langkah syntax PTK, perencanaan, aktivitas guru pada saat tindakan dan aktivitas siswa pada saat tindakan. Selengkapnya hasil pengamatan proses PTK, baik langkah syitax PTK, perencanaan, aktivitas guru, aktivitas siswa siklus I dan II dapat dilihat pada lampiran lembar pengamatan proses PTK. Secara lebih rinci catatan hasil proses PTK pada siklus I dan II adalah sebagai berikut:

  1. Langkah Syntax PTK

Hasil jumlah skor yang diperoleh dari lembar pengamatan langkah syntax PTK pada siklus I sebesar 13 dengan jumlah item obserasi 4. Setelah adanya perbaikan hasil jumlah skor yang diperoleh dari lembar pengamatan langkah syntax PTK pada siklus II sebesar 19 dengan jumlah item observasi 4.

  1. Perencanaan

Hasil jumlah skor yang diperoleh dari lembar pengamatan perencanaan pada siklus I sebesar 46 dengan jumlah item observasi 13. Setelah adanya perbaikan Hasil jumlah skor yang diperoleh dari lembar pengamatan perencanaan pada siklus II sebesar 67 dengan jumlah item observasi 13.

  1. Aktivitas Guru

Hasil jumlah skor yang diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas guru pada siklus I sebesar 52 dengan jumlah item observasi 15.Setelah adanya perbaikan hasil jumlah skor yang diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas guru pada siklus I sebesar 73 dengan jumlah item observasi 15.

 

 

  1. Aktivitas Siswa

Hasil jumlah skor yang diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas siswa pada siklus I sebesar 41 dengan jumlah item observasi 12. Setelah adanya perbaikan hasil jumlah skor yang diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas siswa pada siklus II  sebesar 57 dengan jumlah item observasi 12.

Secara keseluruhan dari lembar pengamatan proses PTK pada siklus I  skor yang didapat sebesar 152 dengan skor tersebut diperoleh  rata-rata =   = 152 : 44 = 3,45. Sedangkan secara keseluruhan dari lembar pengamatan proses PTK pada siklus II  skor yang didapat sebesar 216, dengan skor tersebut diperoleh  rata-rata =   = 216 : 44 = 4,90. untuk  lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel 3.7 di bawah ini:

Tabel 3.7

Hasil Proses PTK Siklus I dan II

No

Pengamatan Proses PTK

Perolehan Skor

Jumlah Item Observasi

Siklus I

Siklus II

Siklus I

Siklus II

1.

Langkah Syintax PTK

13

19

4

4

2.

Perencanaan

46

67

13

13

3.

Aktivitas Guru

52

73

15

15

4.

Aktivitas Siswa

41

57

12

12

Jumlah

152

216

44

44

Rata-Rata Siklus I

 = 152 : 44 = 3,45

Rata-Rata Siklus II

 = 216 : 44 = 4,90.

  1. Hasil Tindakan Kelas
  • Tindakan Kelas (Minat Siswa)

(1).  Sikus I

Pada  siklus I selain tehnik  observasi / pengamatan, digunakan  pula  tehnik  test untuk mengukur hasil tindakan terhadap penguasaan siswa pada materi  pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Secara rinci, hasil penggunaan tehnik test tersebut adalah sebagai berikut:

 

  1. Pre-test

Pre-test  dilakukan pada awal pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui konsepsi awal kemampuan siswa terhadap materi pelajaran sebelum dilakukan tindakan.

  1. Post-test

Post-test dilakukan di akhir pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap materi pada pokok membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

Instrumennya berupa test praktek yang dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran. Adapun hasil nilai pre-test  siklus I siswa kelas IX  MTs Ma’arif NU  Desa Cilempuyang Kecamatan  kabupaten cilacap  terhadap materi pada pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Menunjukkan dari jumlah siswa 23 orang skor yang diperoleh sebesar 1330  dengan skor tersebut diperoleh rata-rata =  = 1330  : 25 = 53,2. Sedangkan Hasil pots-test siklus I, setelah dilakukan pembelajaran dengan metode drill  terhadap materi pada pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.  Menunjukkan dari jumlah skor siswa 25 orang diperoleh skor sebesar 1645 dengan skor tersebut diperoleh rata-rata =  = 1645 : 25 = 66,15

 Selengkapnya  hasil pre-test  dan post-test siklus I terdapat pada tabel 3.8 berikut  ini:

Tabel 3.8

Hasil Pre-Test  dan Post-Test Siklus I Kelas IX A MTs Ma’arif NU   peningkatan minat Pada Materi Pokok Bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok Bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

 

No

Nama Siswa

Perolehan Skor

Jumlah Soal Test

 

Pre-test

Post-test

Pre-test

Post-test

 

1.

Agun Ali Rahmat

60

70

3

3

 

2.

Aimmatunnadzifah

70

80

3

3

 

3.

Ali Nur Hakim

75

80

3

3

 

4.

Atik Astiyanti

80

85

3

3

 

5.

DenisWulandari

75

80

3

3

 

6.

Eka Yuliyanto

45

60

3

3

 

7.

Habib Mustofa

60

65

3

3

 

8.

Ika Sartika

50

65

3

3

 

9.

Irfan Nurmawan

60

65

3

3

 

10.

Laelatul Rohimah

70

70

3

3

 

11.

Mila Afitasari

50

65

3

3

 

12.

M.Agil Al-Munawar

75

75

3

3

 

13.

Oman Abdurrahman

60

70

3

3

 

14.

Risma Qurrotun F

60

70

3

3

 

15.

Slamet Riyadi

50

60

3

3

 

16.

Solihah Romadoni

40

60

3

3

 

17.

Sunarti

45

60

3

3

 

18.

Tasiman

40

60

3

3

 

19.

Tati Fitani

45

65

3

3

 

20.

Wahyu Suhendra

55

65

3

3

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Rata-Rata Pre-Test

  =  1165 : 20  =  58,25

 

Rata-Rata Post-Test

=  1370 : 20  =  68,50

 

 

(2).  Siklus II

Pada siklus II tehnik observasi/pengamatan, digunakan pula untuk mengukur hasil tindakan terhadap kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

Secara rinci, hasil observasi terhadap penguasaan siswa dalam dalam menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya adalah sebagai berikut:

  1. Pre-test

Pretest  dilakukan pada awal pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui konsepsi awal kemampuan siswa terhadap materi pelajaran sebelum dilakukan tindakan.

  1. Post-test

Post test dilakukan di akhir pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

Instrumennya berupa pengamatan terhadap praktek siswa dalam menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya, yang harus dilakukan siswa sebelum dan sesudah pembelajaran.

Adapun hasil nilai pre-test  siklus II siswa kelas IX A MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang Kecamatan  kabupaten cilacap  pada pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya, menunjukkan dari jumlah siswa 20 orang diperoleh skor  sebesar 1165 dengan skor tersebut diperoleh rata-rata =  = 1165 : 20 = 58,25. Sedangkan Hasil pots-test siklus II siswa kelas IX A  MTs Ma’arif NU  Desa Cilempuyang Kecamatan  kabupaten Cilacap  setelah dilakukan pembelajaran dengan metode drill  pada pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya, menunjukkan dari jumlah skor siswa 20 orang diperoleh skor sebesar 2265 dengan skor tersebut diperoleh rata-rata =        = 1370 : 20 = 68,50

 

 

 

 

Selengkapnya  hasil pre-test  dan post-test siklus II terdapat pada tabel 3.9 berikut  ini:

Tabel 3.9

Hasil Pre-test  dan Post-Test Siklus II Kelas IX A MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang Kecamatan  kabupaten Cilacap Terhadap sub pokok bahasan kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

 

No

Nama Siswa

Nilai

Jumlah Item Observasi

Pre-test

Post-test

Pre-test

Post-test

1.

Agun Ali Rahmat

80

85

3

3

2.

Aimmatunnadzifah

90

100

3

3

3.

Ali Nur Hakim

80

95

3

3

4.

Atik Astiyanti

80

100

3

3

5.

DenisWulandari

80

100

3

3

6.

Eka Yuliyanto

70

85

3

3

7.

Habib Mustofa

75

85

3

3

8.

Ika Sartika

70

80

3

3

9.

Irfan Nurmawan

75

85

3

3

10.

Laelatul Rohimah

70

85

3

3

11.

Mila Afitasari

80

100

3

3

12.

M.Agil Al-Munawar

75

90

3

3

13.

Oman Abdurrahman

75

85

3

3

14.

Risma Qurrotun F

75

95

3

3

15.

Slamet Riyadi

70

85

3

3

16.

Solihah Romadoni

75

85

3

3

17.

Sunarti

75

85

3

3

18.

Tasiman

70

85

3

3

19.

Tati Fitani

80

100

3

3

20.

Wahyu Suhendra

75

90

3

3

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jumlah

  1520         1800

Rata-Rata Pre-test

 =  1520 : 20 = 76

Rata-Rata Post-Test

 =  1800 : 20 = 90

 

 

  • Hasil Kemampuan Menghafal

o                     Siklus I

Kegiatan refleksi/analisis kemampuan dilakukan langsung setelah post-test selesai, yaitu mengkritisi dan mendiskusikan hasil test . Fokus refleksi hasil  pada siklus 1 adalah:  “minat siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya, dari hasil test  praktek pre-test  siklus I sebesar 1520   dengan jumlah skor tersebut diperoleh  rata-rata =  = 1520  : 20 = 76 . Nilai tersebut berkategori kurang karena jika dilihat dari skala penilaian, angka tersebut berada pada interval 50 – 59 dari lima skala penilaian angka yaitu: (0 – 49 = Gagal, 50 – 59 = Kurang, 60 – 69 = Cukup, 70 – 79 = Baik, 80 – 100 = Baik sekali). Sedangkan pada post-test pada siklus I setelah dilakukan tindakan dengan metode drill  diperoleh jumlah nilai dari 20 siswa sebesar 1800 , dengan jumlah skor tersebut diperoleh  rata-rata =  = 1800  : 20 = 90. Nilai tersebut berkategori cukup karena jika dilihat dari skala penilaian, angka tersebut  berada  pada interval  60 – 69 dari lima skala penilaian angka yaitu: (0 – 49 = Gagal, 50 – 59 = Kurang, 60 – 69 = Cukup, 70 – 79 = Baik, 80 – 100 = Baik sekali). Dari data tersebut perbandingan nilai sebelum dan sesudah tindakan atau pre-test  dan post-test pada siklus  I menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat dan penelitian ini diteruskan pada  siklus II  karena hasil belajar siswa walaupun sudah memenuhi target kriteria KKM tapi belum optimal.

  • Siklus II

Kegiatan refleksi/analisis kemampuan dilakukan langsung setelah post-test selesai, yaitu mengkritisi dan mendiskusikan hasil pengamatan. Fokus refleksi hasil pengamatan kemampuan pada siklus II adalah: “kemampuan menghafal siswa terhadap membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya, dari hasil pengamatan  praktek pre-test  siklus II sebesar 1905 dengan jumlah skor tersebut diperoleh rata-rata =  = 1520 : 20 = 76. Nilai tersebut berkategori baik karena jika dilihat dari skala penilaian, angka tersebut  berada  pada interval 70 – 79 dari lima skala penilaian angka yaitu: (0 – 49 = Gagal, 50 – 59 = Kurang, 60 – 69 = Cukup, 70 – 79 = Baik, 80 – 100 = Baik sekali).  Sedangkan pada post-test pada siklus II setelah dilakukan tindakan dengan metode drill  diperoleh jumlah nilai dari 25 siswa sebesar 2265, dengan jumlah skor tersebut diperoleh  rata-rata =  = 1800 : 20 = 90. Nilai tersebut berkategori sangat baik karena jika dilihat dari skala penilaian, angka tersebut  berada  pada interval 80 – 100 dari lima skala penilaian angka yaitu: (0 – 49 = Gagal, 50 – 59 = Kurang, 60 – 69 = Cukup, 70 – 79 = Baik, 80 – 100 = Baik sekali).  Dari data tersebut perbandingan nilai antara sebelum tindakan dan sesudah tindakan atau pre-test  dan post-test siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat.

Analisis  perbedaan antara  dua beda rata-rata pada pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan menggunakan metode drill  terhadap hasil kemampuan siswa kelas IX A MTs Ma’arif NU   terdiri dari:

  1. Uji beda dua rata-rata pre-test dan post-test pada siklus I
  2. Uji beda dua rata-rata pre-test dan post-test pada siklus II
  3. Uji beda dua rata-rata post-test siklus I dan post-test siklus II

Atas dasar di atas terdapat data yang yang diperlukan untuk analisis, hanya datanya tidak dihitung koefisien korelasi tetapi dibandingkan untuk melihat pengaruhnya bedasarkan selisih rata-ratanya. Meskipun demikian masih terjadi keterkaitan dengan perhitungan perbedaan dua rata-ratanya

Selengkapnya langkah-langkah analisis dua beda rata-rata adalah sebagai berikut:

  1. Membuat tabel uji beda dua rata-rata

Tabel untuk analisis beda dua rata-rata pada pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan menggunakan metode drill  terhadap hasil belajar siswa kelas IX A  MTs Ma’arif NU   terdiri dari:

  1. Tabel uji beda dua rata-rata pre-test dan post-test pada siklus I

Tabel uji beda dua rata-rata pre-test  dan post-test pada siklus I dapat dilihat pada tabel 3.10 di bawah ini:

Tabel 3.10

Uji Beda Dua Rata-Rata Pre-Test  dan Post-Test Siklus I

 

Nama siswa

Perolehan Skor

D

No

Pre-test  siklus I

( )

Post test siklus I

)

1.

Agun Ali Rahmat

60

85

10

2.

Aimmatunnadzifah

70

100

10

3.

Ali Nur Hakim

75

95

5

4.

Atik Astiyanti

80

100

15

5.

DenisWulandari

75

100

15

6.

Eka Yuliyanto

45

85

15

7.

Habib Mustofa

60

85

5

8.

Ika Sartika

50

80

15

9.

Irfan Nurmawan

60

85

5

10.

Laelatul Rohimah

70

85

10

11.

Mila Afitasari

50

100

15

12.

M.Agil Al-Munawar

75

90

10

13.

Oman Abdurrahman

60

85

10

14.

Risma Qurrotun F

60

95

10

15.

Slamet Riyadi

50

85

10

16.

Solihah Romadoni

40

85

20

17.

Sunarti

45

85

15

18.

Tasiman

40

85

20

19.

Tati Fitani

45

100

20

20.

Wahyu Suhendra

55

90

10

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jumlah

1520                  1800

315

  1. Tabel uji beda  dua  -rata pre-test  dan post-test pada siklus II

Tabel uji beda dua rata-rata pre-test  dan post-test siklus II, terdapat pada tabel 3.11 di bawah ini:

Tabel 3.11

Uji Beda Dua Rata-Rata Pre-Test  dan Post-Test Siklus II

 

Nama siswa

Perolehan Skor

D

No

Pre-test  siklus II

( )

Post test siklus II

)

1.

Agun Ali Rahmat

85

100

15

2.

Aimmatunnadzifah

90

100

10

3.

Ali Nur Hakim

80

95

15

4.

Atik Astiyanti

80

90

10

5.

DenisWulandari

75

85

10

6.

Eka Yuliyanto

70

85

15

7.

Habib Mustofa

75

85

10

8.

Ika Sartika

70

80

10

9.

Irfan Nurmawan

75

85

10

10.

Laelatul Rohimah

70

85

15

11.

Mila Afitasari

80

100

20

12.

M.Agil Al-Munawar

75

90

15

13.

Oman Abdurrahman

80

95

15

14.

Risma Qurrotun F

75

95

20

15.

Slamet Riyadi

70

85

15

16.

Solihah Romadoni

70

85

15

17.

Sunarti

75

85

10

18.

Tasiman

70

85

15

19.

Tati Fitani

80

100

20

20.

Wahyu Suhendra

75

90

15

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jumlah

1905

2265

360

  1. Tabel uji beda dua rata-rata antara pre-test pada siklus I dengan test  praktek seluruh siklus pada materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

Tabel uji beda dua rata-rata pre-test  siklus I dengan  test  praktek seluruh siklus pada materi  sub pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.terdapat pada tabel 3.12 di bawah ini:

Tabel 3.12

Uji Beda Dua Rata-Rata Post-Test Siklus I dan Post-Test Siklus II

 

Nama Siswa

Perolehan Skor

D

No

Pre-test  siklus I

( )

Test  praktek seluruh siklus

)

1.

Agun Ali Rahmat

60

100

40

2.

Aimmatunnadzifah

70

100

30

3.

Ali Nur Hakim

75

95

20

4.

Atik Astiyanti

50

90

40

5.

DenisWulandari

45

85

40

6.

Eka Yuliyanto

45

85

40

7.

Habib Mustofa

60

85

25

8.

Ika Sartika

50

80

30

9.

Irfan Nurmawan

60

85

25

10.

Laelatul Rohimah

50

85

35

11.

Mila Afitasari

50

100

50

12.

M.Agil Al-Munawar

55

90

35

13.

Oman Abdurrahman

60

95

35

14.

Risma Qurrotun F

60

95

35

15.

Slamet Riyadi

50

85

35

16.

Solihah Romadoni

40

85

45

17.

Sunarti

45

85

40

18.

Tasiman

40

85

45

19.

Tati Fitani

45

100

55

20.

Wahyu Suhendra

55

90

35

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jumlah

1330

2265

935

 

 

  1. Catatan hasil uji beda dua rata-rata

 

Berdasarkan tabel diatas yaitu tabel 3.10, 3.11, 3.12 bahwa hasil uji beda dua rata-rata adalah sebagai berkut:

  1. Beda dua rata-rata antara pre-test dan post-test siklus I adalah sebesar =

      Ʃ(  )  =  = 12,5

Perhitungan di atas menunjukkan bahwa beda dua rata-rata antara pre-test  dan post-test siklus I adalah sebesar = 12,5. Dengan hasil tersebut menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dan menunjukkan adanya hasil pembelajaran yang berarti dengan menggunakan metode drill . Maka penerapan metode drill  berpengaruh terhadap penguasaan siswa.

  1. Beda dua rata-rata antara pre-test dan post-test siklus II adalah sebesar =

       Ʃ(  )  =  = 14,4

Perhitungan di atas menunjukkan bahwa bahwa beda dua rata-rata antara pre-test  dan post-test siklus I adalah sebesar = 14,4. Dengan hasil tersebut menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dan menunjukkan adanya hasil pembelajaran yang berarti dengan menggunakan metode drill . Maka penerapan metode drill  berpengaruh terhadap penguasaan siswa.

  1. Beda dua rata-rata antara post-test siklus I dan pos-test siklus II adalah sebesar = Ʃ( )  =  = 10,4

Perhitungan di atas menunjukkan bahwa beda dua rata-rata antara pre-test  dan post-test siklus I adalah sebesar = 10,4. Dengan hasil tersebut menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dan menunjukkan adanya hasil pembelajaran yang berarti dengan menggunakan metode drill . Maka penerapan metode drill  berpengaruh terhadap penguasaan siswa.

3).   Hasil dan Simpulan Refleksi

  1. Hasil Refleksi

Setelah selesai pembelajaran siklus I, refleksi dilakukan terhadap kegiatan yang terkait dengan pelaksanaan PTK, refleksi dilakukan sehari setelah pembelajaran siklus I selesai.Hasil diskusi refleksi menjadi simpulan jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Jika masih ditemukan beberapa catatan kelemahan settinng lokasi, proses dan hasil, maka direkomendasikan untuk perbaikan  pada Penelitian Tindakan Kelas berikutnya.

Hasil refleksi diperoleh dari Analisis Data hasil pengamatan dan test  terhadap dua variabel yaitu analsis terhadap variabel (X) : penerapan metode drill  yang terdiri dari: Setting lokasi penelitian, Proses PTK. Dan analisis terhadap variabel (Y): minat siswa terhadap pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya pada pre-test , post-test dan seluruh siklus. Analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif penjumlahan yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya.

Secara lebih rinci hasil analisis adalah sebagai berikut:

  1. Setting Lokasi Penelitian

Analisis Setting Lokasi Penelitian bersumber pada hasil observasi dan wawancara setting lokasi penelitian, dari hasil observasi dan wawancara diperoleh informasi bahwa secara keseluruhan setting lokasi penelitian pada siklus I diperoleh  skor 31, dengan skor tersebut diperoleh rata-rata =  = 31 : 9 = 3,44. Nilai tersebut berkategori cukup, karena berada pada interval antara 2,51 – 3,50 dari skala lima absolut yaitu: (antara 0,50 – 1,50 = Sangat jelek, 1,51- 2,50 = Jelek, 2,51- 3,50 = Cukup, 3,51- 4,50 = Baik 4,51- 5,50 = Sangat baik.  Hal-hal yang perlu ditingkatkan adalah  sarana kelas, kondisi luar kelas  dan tata letak sarana kelas pada ruang kelas. Setelah dilakukan  refleksi dan perbaikan maka sarana kelas di lengkapi, kondisi  luar kelas dikondisikan dengan baik, dan tata letak kursi, meja dikondisikan sesuai dengan metode yang di gunakan sehingga suasana kelas menjadi sangat baik dan kondusif. Sedangkan pada siklus II diperoleh informasi bahwa secara keseluruhan setting lokasi penelitian pada siklus II diperoleh  skor  43, dengan skor tersebut diperoleh rata-rata =  = 43 : 9 = 4,78.  Nilai tersebut berkategori sangat baik, karena berada pada nterval antara 4,51 – 5,50 dari skala lima absolut yaitu: (antara 0,50 – 1,50 = Sangat jelek, 1,51- 2,50 = Jelek, 2,51- 3,50 = Cukup, 3,51- 4,50 = Baik 4,51- 5,50 = Sangat baik. Setting lokasi telah kondusif dalam kategori sangat baik, kondisi lokasi PTK pada siklus II secara umum dari awal sampai akhir telah efektif dan sangat baik.

b).   Simpulan Refleksi

Dari hasil refleksi dapat ditarik simpulan bahwa:

  1. Setting lokasi penelitian
  2. Pada siklus I berkategori cukup dengan rata-rata 3,44 berada pada interval (2,51-3,50).
  3. Pada siklus II berkategori sangat baik dengan rata-rata 4,90 berada pada interval (4,51-5,50).
  4. Proses PTK
  5. Pada siklus I berkategori cukup dengan rata-rata 3,45 berada pada interval (2,51-3,50).
  6. Pada siklus II berkategori sangat baik dengan rata-rata 4,90 berada pada interval (4,51-5,50).
  7. Hasil Peningkatan Minat Dan Kemampuan Menghafal
  8. Minat siswa pada pre-test  siklus I berkategori kurang dengan rata-rata 53,2   berada pada interval 50 – 59
  9. Minat siswa pada post-test siklus I berkategori cukup dengan rata-rata 65,15 berada pada interval (60 – 69).
  10. Kemampuan menghafal siswa pada pre-test siklus II berkategori baik dengan rata-rata 76,2 berada pada interval (70 – 79).
  11. Kemampuan menghafal siswa pada pos-test siklus II berkategori sangat baik dengan rata-rata 90,6 berada pada interval (80 – 100).

Untuk lebih jelasnya hasil simpulan refleksi dapat dilihat pada tabel 3.13 dibawah ini sebagai berikut:

  Tabel 3.13

Simpulan Refleksi

No

Asfek-Asfek pengamatan/Refleksi

 

Catatan Hasil Pengamatan  dan  Refleksi

Siklus I

Siklus II

Rata-Rata Skor/Nilai

Kategori

Rata-Rata Skor/Nilai

Kategori

1

Setting Lokasi Penelitian

3,44

Cukup

4,78

Sangat baik

2

Proses PTK/KBM

3,45

Cukup

4,90

Sangat baik

3

Hasil Penguasaan

1. Pre-test

2. Post-test

 

53,2

76,2

 

Kurang

Cukup

 

76,2

90,6

 

Cukup

Sangat Baik

Untuk memperjelas perbandingan hasil dan analisis mengenai setting lokasi,  proses PTK dan hasil penelitian dapat dilihat pada grafik 3.1 dan 3.2 Sebagai berikut:

Grafik 3.1

Perbandingan Setting Lokasi dan Proses PTK

     Antara :

 

  5,50……………………………………………………………………………………………………………….                        SB

4,51 ………………………………………………………………………………………………………………

4,50 ………………………………………………………………………………………………………………

                   B

3,51……………………………………………………………………………………………………………….

3,50……………………………………………………………………………………………………………….

                   C

2,51……………………………………………………………………………………………………………….

 

2,50……………………………………………………………………………………………………………….

                   J

1,51……………………………………………………………………………………………………………….

 

1,50……………………………………………………………………………………………………………….

                 SJ

0,50……………………………………………………………………………………………………………....

 

 

Rata-rata:      (3,44)    (3,45)    (4,78)     (4,90)

 

                               Siklus I              Siklus II

Keterangan:

   

Setting Lokasi :                   

                

 

Proses PTK     :                                                                               

 SB

B

C

J

SJ

:

:

:

:

:

Sangat Baik

Baik

Cukup

Jelek

Sangat Jelek

 

Grafik 3.2

Perbandingan Hasil PTK

 

Antara :

 

  100……………………………………………………………………………………………………………                  SB

  1. ……………………………………………………………………………………………………………

79 …………………………………………………………………………………………………………….

              B

70……………………………………………………………………………………………………………..

69……………………………………………………………………………………………………………..

              C

60……………………………………………………………………………………………………………..

 

59……………………………………………………………………………………………………………..

              K

50……………………………………………………………………………………………………………..

 

49……………………………………………………………………………………………………………..

              G

0………………………………………………………………………..…….……………………………….

 

 

Rata-rata:      (53,18) (65,68)  (76,14)  (90,23)

                             

                                 Siklus I           Siklus II

Keterangan:                          

   

Pre – tes    :                   

     

Post – test :                                                                                         

Antara                                    0 ‒ 49                                             =  Gagal

Antara                                  50 – 59                                             =  Kurang

Antara                                  60 ‒ 69                                             =  Cukup

Antara                                  70 ‒ 79                                             =  Baik

Antara                                  80 – 100                                           =  Sangat Baik 

 

 

 

BAB V

PENUTUP

 

  1. Simpulan

Simpulan yang diperoleh berdasarkan uraian bab III dan sealur dengan rumusan masalah atau pertanyaan penelitian bahwa penerapan metode drill dalam meningkatkan minat dan kemampuan menghafal siswa terhadap pokok bahasan membaca Surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-qari’ah dan tarjamahnya adalah sebagai berkut:

  1. Setting Lokasi Penelitian

Setting Lokasi Penelitian bersumber pada hasil observasi dan analisis, dari hasil observasi dan analisis diperoleh informasi bahwa secara umum setting lokasi penelitian pada siklus I diperoleh nilai dengan jumlah skor 31, dengan skor tersebut diperoleh rata-rata =  = 31 : 9 = 3,44. Nilai tersebut berkategori cukup, karena berada pada interval antara 2,51 – 3,50 dari skala lima absolut Sedangkan pada siklus II kondisi setting telah kondusif dengan diperoleh nilai dalam jumlah skor 43. Dengan skor tersebut diperoleh rata-rata =  43 : 9 = 4,77 Nilai tersebut berkategori sangat baik, karena berada pada interval antara 4,51 – 5,50 dari skala lima absolut Kondisi setting lokasi PTK pada siklus II secara umum dari awal sampai akhir telah efektif dan sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa setting lokasi penelitian dalam melaksanakan penerapan metode drill  pada  pokok bahasan membaca surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya, mengalami perbaikan dan peningkatan, sehingga dapat dikategorikan bahwa setting lokasi pada penelitian mendukung atau kondusif.

  1. Proses PTK (Langkah KBM)

Berdasarkan hasil pengamatan proses dan analisis PTK pada langkah syntax PTK, perencanaan, aktivitas guru dan aktipitas siswa, Secara keseluruhan proses PTK siklus I, berdasarkan hasil observasi proses PTK siklus I diperoleh skor sebesar 152, dengan jumlah skor tersebut diperoleh rata-rata =  = 152 : 44 = 3,45. Nilai tersebut berkategori cukup karena pada interval (2,51-3,50)  dari skala lima absolut. Sedangkan secara keseluruhan pada proses PTK siklus II, berdasarkan hasil observasi proses PTK siklus II diperoleh skor sebesar 216, dengan jumlah skor tersebut diperoleh rata-rata =  = 216 : 44 = 4,90. Nilai tersebut berkategori sangat baik  karena berada pada interval (4,51-5,50)  dari skala lima absolut. Hal ini menunjukkan bahwa proses PTK telah relevan sehingga penerapan metode drill pada  pokok bahasan membaca surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QA Al-Qari’ah dan tarjamahnya mengalami perbaikan dan peningkatan.

  1. Hasil Tindakan Kelas

Minat siswa terhadap materi pokok bahasan membaca surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QA Al-Qari’ah dan tarjamahnya, dari hasil pre-test  pada siklus I diperoleh jumlah nilai dari 25 siswa sebesar 1330 , dengan jumlah skor tersebut diperoleh  rata-rata =  = 1330  : 20 = 53,2  . Nilai tersebut berkategori kurang,  karena berada pada interval 50 – 59 dari skala lima penilaian angka. Sedangkan penguasaan siswa terhadap kemampuan menghafal, berdasarkan hasil post-test siklus I diperoleh jumlah skor dari 20 siswa sebesar 1520, dengan jumlah skor tersebut diperoleh rata-rata =  = 1645  : 25 = 66,16. Nilai tersebut berkategori cukup  karena berada pada interval 60 – 69 dari skala lima penilaian angka. Sedangkan dari hasil pre-test  pada siklus II diperoleh jumlah skor dari 25 siswa sebesar 1645, dengan jumlah skor tersebut diperoleh  rata-rata =  = 1520  : 20 = 76. Nilai tersebut berkategori baik  karena berada pada interval 70 -79 dari skala lima penilaian angka. Sedangkan penguasaan siswa terhadap mempraktekkan shalat ‘id, berdasarkan hasil post-test siklus II diperoleh jumlah nilai dari 20 siswa sebesar 1800 dengan jumlah skor tersebut diperoleh  rata-rata =  =  1800 : 20 = 90. Nilai tersebut berkategori sangat baik  karena berada pada interval 80 – 100 dari skala lima penilaian angka, dengan demikian hasil kemampuan siswa secara keseluruhan mengalami perubahan dan peningkatan.

  1. Implikasi Hasil Penelitian Tindakan Kelas

Imlikasi hasil dari kesimpulan di atas maka akibat kausal dari Penelitian Tindakan Kelas dengan penerapan metode drill pada materi selain berpengaruh terhadap pelaksanaan pembelajaran juga berpengaruh terhadap hasil penguasaan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

al-Kahiil,  Abdud  Daa-im. Metode baru menghafal al-Quran yang mulia :  Innovative way to memorize the Quran. Diterjemahkan Oleh ; Farid Zainal Effendi PP Assalam – Cepu Jawa Tengah – Indonesia 2010

Depag R.I. Al-Quran dan Terjemahnya. Proyek Pengadaan Kitab Suci Al Quran. Jakarta: 1982

Mahmud dan Priatna, Tedi.Penelitian Tindakan Kelas; Teori dan Praktik.Tsabita. Bandung: 2008.

 Nasih, Ahmad Munjuin, dkk. 2009. Metode & teknik Pembelajaran PAI. Bandung: Refika Aditama

Suparjo.Materi Pendidikan Agama Islam IX.Tiga Serangkai. Jakarta: 1996.

Surya, Mohamad. Psikologi Pengajaran dan Pembelajaran, Pustaka Bani Quraisy. Bandung: 2004.

Suryana, Yaya & Priatna, Tedi.Metode Penelitian Pendidikan. Azkia Pustaka Utama. Bandung: 2007.

Suryana, Yaya. Prosedur dan Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas; Suatu Model Desain Pendekatan Kualitatif.(Makalah) Suplemen Pelatihan Peningkatan Kualitas Guru PAI Kemenag Tasikmalaya. Tasikmalaya: 2012

Sutikno, Sobri M. Belajar dan Pembelajaran; Upaya Kreatif dalam mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil.Prospect. Bandung: 2009.

Usman, Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Pers

 Zuhairini & Abdul Ghofur, dkk. 1983. Methodik Pendidikan Agama. Surabaya: Usana Offset Printing

[1] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), hlm. 334.

[2] Abu, Ahmad. 1986. Metode Khusus Pendidikan Agama.Bandung: CV Amrico, hal: 152

[3] Abu, Ahmad. Ibid, hal: 125

[4] Nana, Sudjana. 1991. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.  Bandung: Sinar Baru, hal: 86

[5]Jusup, Djajadisastra. Op. Cit, hal: 65

[6]Ibid, hal: 66-67

[7] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), hlm. 623.

[8] Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1984), hlm. 169

[9] Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia,  Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), hlm. 333.

[10] Abdulrab Nawabuddin, Kaifa Tahfadzul Qur’an, terj. Bambang Saiful Ma’arif, “Teknik Menghafal al-Qur’an”, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1996), hlm. 23.

[11] James Deese dan Stewart H. Hulse, The Psychology of Learning, (USA: McGraw-Hill, 1967), hlm.370-371.

[12] Muslim Nurdin dkk.,Moral dan Kognisi Islam, (Jawa Barat: Alfabeta, 2001), hlm. 48.

[13] Lihat, QS. al-Qiyamah: 18

[15] Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hal. 1

[16] M. Ziyad Abbas, Abdul Aziz Abdul Rouf,  Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur’an Daiyah, Bandung, Syamil, 2004. hlm. 32.

[17] Abdulrab Nawabuddin, Abdul Aziz Abdul Rouf,  Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur’an Daiyah, Bandung, Syamil, 2004. hlm. 47.. 48-49.

[18] Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 56-57.

[19] Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000),hal. 60

[20] Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 61.

[21] Abdurrahman Abdul Khaliq,  al-Qawaid al-Dzahabiyat li al-Hifz al-Qur’an al-Karim, terj. Abdul Rosyad Shiddiq, “Bagaimana Menghafal al-Qur’an”, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1991), hal. 18

[1] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), hlm. 334.

[2] Abu, Ahmad. 1986. Metode Khusus Pendidikan Agama.Bandung: CV Amrico, hal: 152

[3] Abu, Ahmad. Ibid, hal: 125

[4] Nana, Sudjana. 1991. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.  Bandung: Sinar Baru, hal: 86

[5]Jusup, Djajadisastra. Op. Cit, hal: 65

[6]Ibid, hal: 66-67

[7] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), hlm. 623.

[8] Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1984), hlm. 169

[9] Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia,  Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), hlm. 333.

[10] Abdulrab Nawabuddin, Kaifa Tahfadzul Qur’an, terj. Bambang Saiful Ma’arif, “Teknik Menghafal al-Qur’an”, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1996), hlm. 23.

[11] James Deese dan Stewart H. Hulse, The Psychology of Learning, (USA: McGraw-Hill, 1967), hlm.370-371.

[12] Muslim Nurdin dkk.,Moral dan Kognisi Islam, (Jawa Barat: Alfabeta, 2001), hlm. 48.

[13] Lihat, QS. al-Qiyamah: 18

[15] Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hal. 1

[16] M. Ziyad Abbas, Abdul Aziz Abdul Rouf,  Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur’an Daiyah, Bandung, Syamil, 2004. hlm. 32.

[17] Abdulrab Nawabuddin, Abdul Aziz Abdul Rouf,  Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur’an Daiyah, Bandung, Syamil, 2004. hlm. 47.. 48-49.

[18] Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 56-57.

[19] Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000),hal. 60

[20] Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 61.

[21] Abdurrahman Abdul Khaliq,  al-Qawaid al-Dzahabiyat li al-Hifz al-Qur’an al-Karim, terj. Abdul Rosyad Shiddiq, “Bagaimana Menghafal al-Qur’an”, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1991), hal. 18

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1    Nilai  Praktek Pelajaran   Al-Qur’an  hadits  Pokok  Bahasan

                   Membaca Qur’an Surat  Pendek  QS Al-Qari’ah  Sub  Pokok

                   Bahasan   Menghafal  QS  Al-Qari’ah dan Tarjamahnya di

                   Kelas IX MTs Ma’arif NU  Tahun 2013-2014……….….              1

Tabel 3.1    Fasilitas   Bangunan   MTs Ma’arif NU   Desa Cilempuyang

                   Kecamatan  Kabupaten Cilacap ……………………..…..            68

Tabel 3.2    Guru-guru dan Tenaga Administrasi MTs Ma’arif NU   Desa

                   Cilempuyang Kecamatan  Kabupaten Cilacap…………………. 68

Tabel 3.3    Keadaan Siswa MTs Ma’arif NU  Desa Cilempuyang

                   Kecamatan  Kabupaten Cilacap……………………….…            69

Tabel 3.4    Jadwal Penelitian……………………………………………………            77

Tabel 3.5    Tabel Hasil Pengamatan Setting Lokasi Siklus I………………...…            94

Tabel 3.6    Tabel Hasil Pengamatan Setting Lokasi Siklus II…………………..            95

Tabel 3.7    Hasil Proses PTK Siklus I dan II……………………………………            97

Tabel 3.8    Hasil Pre -Test  dan Post-TestSiklus I Kelas IX A MTs Ma’arif NU  Desa   Cilempuyang Kecamatan   Kabupaten

                   Cilacap Pada Materi Pokok  Bahasan membaca QS Pendek

                   Pilihan  QS Al-Qari’ah dan Sub Pokok  Bahasan  menghafal

                   QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya…………………………………….            99

Tabel 3.9    Hasil Pre-test  dan Post-Test Siklus II Kelas IX A MTs Ma’arif NU    Desa  Cilempuyang Kecamatan   Kabu –

                   Paten Cilacap Terhadap Peningkatan Minat…………… …….…….          101

 

Tabel 3.10  Hasil Pre-test  dan Post-Test Siklus II Kelas IX A MTs  Ma’arif NU   Desa  Cilempuyang  Kecamatan   Kabu-

                   patenCilacap Terhadap Peningkatan Kemampuan  meng –

                   hafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya…………………………….          101

Tabel 3.11  Uji Beda Dua Rata-Rata Pre-Test  dan Post-Test Siklus I….…….          113

Tabel 3.12  Uji Beda Dua Rata-Rata Pre-Test  dan Post-Test Siklus II……….          114

Tabel 3.13  Uji  Beda  Dua  Rata-Rata  Pos – Test   Siklus  I dan Pos – test

                   siklus II………………………………………  ………………                115

Tabel 3.14  Simpulan Refleksi………………………………………      …………… 118

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar3.1,    Kerangka pemikiran………………...………………………….……….. 11

Gambar 3.2     Kegiatan Menghafal dengan metode Drill secara bersama…… .……….46

Gambar 3.3     Kegiatan Pre Test…………………………………………..……..…….. 46

Gambar 3.4    Kegiatan pemberian materi Menghafal dengan metode Drill …......……. 46

Gambar 3.5    Kegiatan menghafal dengan metode drill secara bersama………...…….. 47

Gambar 3.6    Kegiatan menghafal dengan metode drill bersama …..……………...….. 47

Gambar3.7    Kegiatan menghafal dengan metode drill secara kelompok………..……..48

Gambar3.8    Kegiatan menghafal dengan metode drill secara kelompok. ……….…….48

Gambar3.9    Kegiatan menghafal dengan metode drill secara individu………………. 49

Gambar 3.10 Kegiatan pengamatan observasi...………….……………………….. ….. 49

Gambar3.11  Keadaan saat pembelajaran…………………………………… ………… 50

Gambar 3.12     Kegiatan menghafal dengan metode drill …………….……………… .51

Gambar 3.13  Pelaksanakan Refleksi…………………..……………..……….……….. 51

Gambar 3.14  Pelaksanakan Mushofahah……………………………………’…… ….. 51

Gambar 3.15   Pemberian Gambaran Pelaksanaan Post-Test Siklus I

                        Terhadap Materi Pokok Bahasan membaca QS pendek

                        pilihan (QS Al-Qari’ah Sub Pokok Bahasan menghafal

                       QSAl-Qari’ah dan tarjamahnya…………..……………………………... 52

 

 

 

 

 

DAFTAR  BAGAN

Halaman

Bagan 3.1  Bagan Kemmis dan Taggart Dua Siklus………………………………..  .    42

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR  GRAFIK

 

Halaman

Grafik 3.1   Perbandingan Hasil Setting Lokasi Dan Proses PTK…………….. ……….71

Grafik3.2 Perbandingan,Hasil PTK...................................................................................73

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran I  : Kisi-Kisi Penelitan

  1. Setting,Lokasi Penelitian…………………….…………………………………….………….. .75
  2. Proses PTK………………….…………………… …………….…………….. .75
  3. Hasil,Tindakan Kelas…………………………………………………………….…………….. .75

Lampiran II………………………………………………………………………………87

Lampiran III : Silabus

  1. Silabus………………………………………….………...……………..….… .109

Lampiran IV : RPP

  1. RPP ……….…………………………………………….……………………. .111

Lampiran V  :  Surat Keterangan Penelitian dari MTs Ma’arif NU  Desa      Cilempuyang kecamatan  Kabupaten Cilacap…………………………………………………………………………..    …..88

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                                                                                         

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 al-Kahiil,  Abdud  Daa-im. Metode baru menghafal al-Quran yang mulia :  Innovative way to memorize the Quran. Diterjemahkan Oleh ; Farid Zainal Effendi PP Assalam – Cepu Jawa Tengah – Indonesia 2010

Depag R.I. Al-Quran dan Terjemahnya. Proyek Pengadaan Kitab Suci Al Quran. Jakarta: 1982

Mahmud dan Priatna, Tedi.Penelitian Tindakan Kelas; Teori dan Praktik.Tsabita. Bandung: 2008.

 Nasih, Ahmad Munjuin, dkk. 2009. Metode & teknik Pembelajaran PAI. Bandung: Refika Aditama

Suparjo.Materi Pendidikan Agama Islam IX.Tiga Serangkai. Jakarta: 1996.

Surya, Mohamad. Psikologi Pengajaran dan Pembelajaran, Pustaka Bani Quraisy. Bandung: 2004.

Suryana, Yaya & Priatna, Tedi.Metode Penelitian Pendidikan. Azkia Pustaka Utama. Bandung: 2007.

Suryana, Yaya. Prosedur dan Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas; Suatu Model Desain Pendekatan Kualitatif.(Makalah) Suplemen Pelatihan Peningkatan Kualitas Guru PAI Kemenag Tasikmalaya. Tasikmalaya: 2012

Sutikno, Sobri M. Belajar dan Pembelajaran; Upaya Kreatif dalam mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil.Prospect. Bandung: 2009.

Usman, Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Pers

 Zuhairini & Abdul Ghofur, dkk. 1983. Methodik Pendidikan Agama. Surabaya: Usana Offset

hal. 18

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………………………I

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………………….2

BAB I

PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………………….…………………4

LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………………………………….………………..4

RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………………………………………….……………….5

TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN……………………………………………………………………………………..6

KERANGKA PEMIKIRAN………………………………………………………………………………………………………………6

LANGKAH LANGKAH PENELITIAN……………………………………………………………………………………………….9

9METODEDAN TEHNIK PENGUMPULAN DATA…………………………………………………………………….……9

BAB II…………………………………………………………………………………………………………………………….………….15

KAJIAN TEORITIK……………………………………………………………………………………………………………………….15

BAB III……………………………………………………………………………………………………………………………………….40

METODOLOGI PENELITIAN

PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS………………………………………………………………………..40

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN…………………………………………………………………………………………………  …57

SIKLUS I………………………………………………………………………………………………………………………..………… 57

SIKLUS II…………………………………………………………………………………………………………………………………...59

PROSES PTK(LANGKAH KBM)……………………………………………………………………………………………………60

HASIL PROSES PTK SIKLUS I DAN SIKLUS II………………………………………………………………………………..61

HASIL TINDAKAN KELAS…………………………………………………………………………………………………………….61

TINDAKAN KELAS (MINAT SISWA)

SIKLUS ……………………………………………………………………………………………………………………………………..62

SIKLUS I…………………………………………………………………………………………………………………………………….62

HASIL KEMAMPUAN MENGHAFAL………………………………….……………………………………………..……….65

UJIBEDADUARATARATAPRETESTDANPOST TEST…………………………………………………..………………………………………………………………….………………….66

HASIL KESIMPULAN REFLEKSI…………………………………………………………………………………………………..69

PERBANDINGANHASIL  PTK………….…………………………………………..…………………………………………………………………………………..71

BAB V

PENUTUP……………………………………………….…………………………………………………………………………………75

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….…………………………………………………………………….…………77

LAMPIRAN –LAMPIRAN……………………………………………….….……………………………………………….…………………………..87

 

 

 

 

 

Lembar Tes Praktek Pre-test Siklus I

 

 

1.       Apa yang di maksud dengan Ilmu Tajwid!

2.       Qs. Al-Qori’ah masuk dalam Juz berapa dalam Al-Qur’an!

3.       Ada berapa bacaan Mad yang ada dalam Qs. Al-Qori’ah!

4.       Apa yang dimaksud dengan Mad Thabi’i!

5.       Tuliskan contoh Mad Wajib Muttasil dalam Qs. Al-Qori’ah!

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lembar Tes Praktek Post-Test Siklus I

 

 

1.       Apa yang di maksud dengan Ilmu Tajwid!

2.       Qs. Al-Qori’ah masuk dalam Juz berapa dalam Al-Qur’an!

3.       Ada berapa bacaan Mad yang ada dalam Qs. Al-Qori’ah!

4.       Apa yang dimaksud dengan Mad Thabi’i!

5.       Tuliskan contoh Mad Wajib Muttasil dalam Qs. Al-Qori’ah!

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                                                                                                             

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Standar Kompetensi    : 2. Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan tentang hukum fenomena alam

Kompetensi Dasar

Materi Pembelajaran

Nilai Budaya & Karakter Bangsa

Nilai-Nilai Kewirausa-haan

Kegiatan Pembelajaran

Indikator

Penilaian

Alokasi Waktu

Sumber Belajar

Teknik

Bentuk Instrumen

Contoh Instrumen

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

2.1.   Memahami isi kandu-ngan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum alam

 

 

§ Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah

§ Terjemahan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum alam

§ Ayat-ayat dalam Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum alam

§ Isi kandungan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum alam

§ Cinta ilmu

§ Gemar Membaca

§ Kreatif

§ Disiplin

§ Ingin tahu

§ Kebiasaan menyedia-kan waktu untuk mem-baca berba-gai bacaan yang mem-berikan kebajikan bagi dirinya.

§ Mampu men-cari sumber belajar sendiri

§ Tidak putus asa dalam menghadapi kesulitan belajar

§ Membaca Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum alam

§ Menerjemahkan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum alam

§ Menentukan ayat-ayat dalam Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum alam

§ menggali isi kandungan Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur tentang menimbun harta (serakah)

§ Membaca Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum alam

§ Menerjemah-kan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum alam

§ Memilih ayat-ayat dalam Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum alam

§ Menjelaskan isi kandungan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum alam

Tes tulis

Uraian

§ Terjemah-kan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hu-kum alam!

§ Jelaskan isi kandungan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hu-kum alam!

2 x 40 menit

§ Juz ‘Amma

§ Buku Tajwid

§ Buku paket Al-Qur’an dan Hadits kelas IX

§ LKS PAI Madrasah Tsanawiyah

§ Buku lain yang relevan

2.2.   Memahami keterkaitan isi kandu-ngan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah  tentang hukum fenomena alam dalam kehidupan 

§ pengertian kiamat soghro dan kubro

§ Macam-macam bencana alam dalam kehidupan

§ Penyebab bencana alam dalam kehidupan

§ Contoh ulah manusia yang menyebabkan bencana alam

§ kesimpulan tentang keterkaitan antara bencana alam dengan akibat ulah manusia

§ Cinta ilmu

§ Gemar Membaca

§ Kreatif

§ Disiplin

§ Ingin tahu

§ Kebiasaan menyedia-kan waktu untuk mem-baca berba-gai bacaan yang mem-berikan kebajikan bagi dirinya.

§ Mampu men-cari sumber belajar sendiri

§ Tidak putus asa dalam menghadapi kesulitan belajar

§ Membeda-kan penger-tian kiamat soghro dan kubro

§ Menyebut-kan macam-macam bencana alam dalam kehidupan

§ Mendiskusikan penyebab bencana alam dalam kehidupan

§ Mencari contoh ulah manusia yang menyebabkan bencana alam

§ Membuat kesimpulan tentang keterkaitan antara bencana alam dengan akibat ulah manusia

§ Menjelaskan pengertian kiamat soghro dan kubro

§ Menunjukkan fakta macam-macam bencana alam dalam kehidupan

§ Menjelaskan penyebab bencana alam dalam kehidupan

§ Menyebutkan contoh ulah manusia yang menyebabkan bencana alam

§ Menyimpulkan keterkaitan antara bencana alam dengan akibat ulah manusia

Tes tulis

Uraian

§ Jelaskan pengertian kiamat soghro dan kubro!

§ Tunjukkan fakta ma-cam-macam bencana alam dalam kehidupan!

 

2 x 40 menit

 

2.3.   Menerapkan kandungan Al-Qari’ah, Al-Zalzalah dalam fenomena kehidupan sehari-hari dan akibatnya

§ Contoh perilaku orang yang peduli terhadap alam

§ cara menghindari terjadinya bencana alam yang dianjurkan agama

§ Cinta ilmu

§ Gemar Membaca

§ Kreatif

§ Disiplin

§ Ingin tahu

§ Kebiasaan menyedia-kan waktu untuk mem-baca berba-gai bacaan yang mem-berikan kebajikan bagi dirinya.

§ Mampu men-cari sumber belajar sendiri

§ Tidak putus asa dalam menghadapi kesulitan belajar

§ Menacari contoh perilaku orang yang peduli terhadap alam

§ Menentukan cara menghindari terjadinya bencana alam yang dianjurkan agama

§ Menunjukkan contoh perilaku orang yang peduli terhadap alam

§ Menjelaskan cara menghindari terjadinya bencana alam yang dianjurkan agama

Tes tulis

Uraian

§ Jelaskan cara meng-hindari terjadinya bencana alam yang dianjurkan agama!

2 x 40 menit

§ Juz ‘Amma

§ Buku Tajwid

§ Buku paket Al-Qur’an dan Hadits kelas IX

§ LKS PAI Madrasah Tsanawiyah

§ Buku lain yang relevan

 KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, berkat rahmat dan hidayah dari Allah SWT. Penulis dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan proposal ini sesuai harapan  dan tanpa kendala yang berarti.

Penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini tak lepas dari bantuan dari berbagai pihak karena memang pengalaman dan kemampuan penulis sangat terbatas. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan penghargaan dan mengucapkan terimaksih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Kepala Madrasah MTs Ma’arif NU   yang telah memberikan kesempatan penulisan dan penyusunan PTK ini.
  2. H. Adang, S.Pd, M.Pd. Selaku Pengawas MA/MTs yang dengan penuh kearifan dan kesabaran serta keihklasan selalu memberikan bimbingan dan pengarahan.
  3. Bapak/Ibu Guru di MTs Ma’arif NU   yang telah banyak membantu jalannya PTK ini.
  4. Anak-anakku kelas IX MTs Ma’arif NU  yang telah bekerja sama dalam Penelitian Tindakan Kelas sehingga dapat terseleseikan PTK ini.
  5. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun Materiil yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Berbagai bantuan dari semua  pihak tersebut di atas, sekali lagi penulis hanya dapat mengucapkan terimakasih yang sebeasr-besarnya dan tak terhingga, semoga jerih payah dan bantuan yang telah diberikan akan mendapat balasan pahala dari Allah SWT dan dicatat sebagai salah satu amal ibadah yang baik. Aamiin. 

, 15  Mei 2015

Penulis

 

Nurlailatussaadah, S.TH.I

NIP. 197511292007102001 

LEMBAR PENGESAHAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL AYAT DAN TERJEMAH QS AL-QORI’AH MELALUI METODE DRILL

(Penelitian  Tindakan  Kelas Pada Bidang Studi Qur’an  Hadits di Kelas IX A MTs Ma’arif NU  Desa Cilempuyang Kecamatan  Kabupaten Cilacap)

 

 

 PTK dengan judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal ayat dan Terjemah QS.Al- Qoriah melalui Metode Drill oleh Pengawas MTs Bapak H.Adang M.Pd dan Kepala MTs Ma’arif NU .telah disahkan pada :

Hari                                                     :Senin

Tanggal                                               : 16 Mei 2015

Jam                                                      : 08.00 – 10.00 WIB

Tempat                                                : MTs Ma’arif NU

Kecamatan                                          :

Kabupaten                                           : Cilacap

 

 

 

, 16 Mei 2015

 

           Pengawas MTs                                                             Kepala Madrasah

 

            H. Adang, S.Pd, M.Pd                                                Siti Ulfah Maemunah                          NIP. 196107121978031003                                                                                                                           

 

 

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL AYAT DAN TERJEMAH QS AL-QORI’AH MELALUI METODE DRILL

(Penelitian  Tindakan  Kelas Pada Bidang Studi Qur’an  Hadits di Kelas IX A MTs Ma’arif NU  Desa Cilempuyang Kecamatan  Kabupaten Cilacap)

 

 

 

 

 

 

 

Guru Mata Pelajaran      : Nurlailatussaadah, S.TH.I

NIP         : 197511292007102001

 

 

 

LEMBAGA PENNDIDIKAN MA’ARIF NU

      MTs MA’ARIF NU

                 “TERAKREDITASI B”

JL.RAYA  – MAJENANG KM.04 KELURAHAN CILEMPUYANG

 KEC.    KABUPATEN CILACAP  53256

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang Masalah

Dalam proses pembelajaran Qur’an Hadits, membaca, memahami arti dan menghafal Al-Quran merupakan Standar Kompetensi Lulusan untuk pembelajaran Qur’an Hadits di Madrasah Tsanawiyah, selain dari bidang lainnya seperti fiqih, Tauhid, Akhlak, dan Tarih Islam. Khususnya di semester I pada kelas IX A siswa diajarkan untuk mampu menulis, membaca surat pendek dengan baik dan memahami arti serta kandungan maknanya (Puskur: 2004). Hafal surat-surat pendek menjadi sangat penting mengingat fungsi al Quran sebagai sumber hukum Islam selain dari kegunaan praktisnya untuk pelaksanaan sholat fardlu maupun sunnat.

Fenomena seperti dikemukakan di atas membuat penulis sebagai guru Qur’an Hadits menjadi resah dan berfikir keras untuk mengatasinya. Dari kenyataan tersebut teridentifikasi tiga masalah yang muncul, yaitu: 1) rendahnya kemampuan menghafal  ; 2) rendahnya kemampuan hafalan surat pendek; 3) rendahnya mina untuk  menghafal surat tersebut. Setelah direnungkan, dibahas dengan guru lain, dikaji berdasarkan teori yang ada, maka ditemukan beberapa faktor penyebab yang berhasil diidentifikasi, diantaranya: 1) metode dan media belajar kurang menarik dan menumbuhkan kemampuan menghafal siswa; 2) diduga metode yang digunakan dan nuansa pembelajaran kurang menyebabkan minat siswa meningkat; 3) teknik hafalan yang diterapkan belum efektif mempercepat hafalan arti ayat-ayat al-Quran. Sejalan dengan itu, maka terdapat beberapa alternatif solusi yang diperlukan, diantaranya: 1) diperlukan metode dan media baru yang dapat menumbuhkan minat menghafal dalam belajar; 2) diperlukan metode atau teknik yang dapat meningkatkan kemampuan hafalan, dan 3) diperlukan teknik atau alat yang dapat memudahkan menghafal arti dan ayat-ayat al-Quran.          Salah satu Kompetensi Dasar (KD) dalam Sub Bidang Studi al-Quran al-Hadits di Kelas IX pada semester I ialah mampu menghafal Surat Al-Qori’ah beserta tarjamahnya . Dari pengalaman pada pengajaran di kelas sebelumnya, Siswa Kelas IX masih banyak yang belum hafal surat-surat pendek kecuali surat yang sangat pendek seperti Al Ikhlash, Al Ashri, Atau Al Kautsar. Diantara penyebabnya diduga karena tidak semua siswa seusia MTs  atau sebelumnya rajin mengaji atau aktif di Madrasah Diniyah. Pada segi lain sering ditemukan kenyataan siswa yang terlihat malas dan tidak bersemangat jika disuruh menghafalkan Al Quran. Kurangnya kemampuan menghafal   itu terlihat dari tidak ada gairah dan antusias kalau disuruh menghafal sambil bergumam bersama-sama, masih banyak yang menghafal sambil asal-asalan, sambil bercanda pada temannya, bahkan ada yang mengobrol.Demikian pula dari hasil hafalannya terutama untuk hafal dengan artinya masih banyak siswa yang belum bisa hafal secara benar dan lancar.

          Ketiga masalah tersebut, tidak semuanya dapat diselesaikan secara sekaligus dengan mudah oleh suatu tindakan atau penggunaan suatu metode. Masalahnya akan menyangkut secara komprehensif terkait situasi pembelajaran, budaya belajar, metode, teknik, dan ketersediaan media yang menarik kemampuan menghafal siswa .Masalah yang dianggap mendesak untuk dipecahkan adalah menumbuhkan minat dan kemampuan menghafal  atau ketertarikan siswa untuk belajar hafalan terlebih dahulu, dengan asumsi bahwa hafalan Ayat Quran dan artinya diduga akan secara efektif dapat meningkat jika metode yang digunakan memberikan kemampuan menghafal  dan menyenangkan.

          Menurut teori, belajar akan lebih berhasil bila situasinya menyenangkan (Sagala; 2006:100). Proses belajar akan lebih baik jika siswa memiliki kemampuan menghafal  terhadap kegiatan belajar (Sutikno; 2009:16). Belajar hafalan dapat lebih baik hasilnya, jika disertai kemampuan menghafal  yang tinggi, sebab kemampuan menghafal   seperti menurut Kurt Singer, adalah suatu landasan yang paling meyakinkan untuk keberhasilan suatu proses belajar. Menurutnya lagi, jika siswa merasa ingin belajar, ia akan cepat mengerti dan mengingatnya (Singer; 1987:78).

          Metode Drill adalah suatu model pembelajaran menghafal materi (ayat dan tarjamah) dengan cara mengulang-ulang hafalannya, yang dapat di lakukan dengan berbagai variasi, agar kegiatan ini menyenangkan dan tidak membosankan, kegiatan yang dilakukan dengan mengedepankan adanya unsur  : a) kerjasama dengan teman; b) persaingan untuk lebih dahulu hafal dapat point; c) ada pemberian hadiah point bagi yang lebih cepat; d) dapat di variasikan dengan bentuk metode drill yang barvariatif (Curran; 1994; Puskur; 2004). Metode ini diasumsikan dapat meningkatkan kemampuan menghafal   siswa dan sekaligus lebih jauh dapat meningkatkan minat dan kemampuan hafalan siswa.

          Atas dasar teori di atas, maka untuk pembelajaran Quran Hadits di Kelas IX A semester I MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang Kecamatan  Kabupaten  Cilacap dirancang suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan hafalan Surat Al-Qori’ah dan terjemahnya dengan menggunakan Metode Drill. Untuk memastikan proses dan keberhasilannya, akan diteliti melalui kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul:  UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENGHAFAL AYAT DAN TERJEMAH QS AL-QORI’AH MELALUI METODE  DRILL (Penelitian  Tindakan  Kelas Pada Bidang Studi Qur’an Hadits di Kelas IX A MTs Ma’arif NU  Desa Cilempuyang Kecamatan  Kabupaten Cilacap)

  1. Rumusan Masalah

Agar penelitian lebih terarah maka masalah yang menjadi fokus utama penelitian ini adalah: “apakah proses penggunaan Metode Drill dapat meningkatkan minat dan kemampuan menghafal QS Al-Qori’ah dan tarjamahnya?”

Sejalan dengan fokus rumusan masalah penelitian tersebut, dengan model penelitian kualitatif yang dipilih, secara lebih rinci diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

  1. Bagaimana setting (latar alamiah) Kelas IX A MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang  Kecamatan  Kabupaten Cilacap pada saat pembelajaran dengan menggunakan Metode Drill?
  2. Bagaimana tingkat ketepatan proses pembelajaran Metode Drill pada pembelajaran hafalan QS Al-Qori’ah dan tarjamahnya di Kelas IX A MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang Kecamatan    Kabupaten  Cilacap ?
  3. Bagaimana kepastian hasil peningkatan minat dan kemampuan menghafal QS Al-Qori’ah dan tarjamahnya setelah penggunaan Metode Drill di Kelas IX A MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang  Kecamatan   Kabupaten  Cilacap ?

 

 

  1. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
  2. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan pertanyaan penelitian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

  1. Memastikan bahwa setting Kelas IX A MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang  Kecamatan  Kabupaten Cilacap kondusif pada saat pelaksanaan penggunaan Metode Drill;
  2. Memastikan bahwa proses pembelajaran dengan model Drill di Kelas IX A MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang Kecamatan  Kabupaten  Cilacap berjalan tepat sesuai dengan teori;
  3. Memastikan terdapat peningkatan minat dan kemampuan menghafal QS Al-Qori’ah dan terjemahnya, siswa Kelas IX A MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang Kecamatan  Kabupaten Cilacap.
  4. Kegunaan Penelitian
  5. a. Manfaat teoretik:
  6. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam pembelajaran;
  7. Dengan dilakukannya Penelitian Tindakan Kelas semakin menumbuhkan proses kreatif inovasi pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran Qur’an Hadits.
  8. b. Manfaat Praktis:
  9. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil hafalan siswa, dalam bidang Studi Qur’an Hadits, khususnya hafalan al Quran surat-surat pendek;
  10. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah kepastian dan keyakinan guru bahwa metode yang digunakan dilakukan dengan proses yang benar dan hasil yang baik.
  1. Kerangka Pemikiran

Ada pendapat beberapa ahli mengenai asumsi teoretik yang menyatakan bahwa minat belajar sesuatu dapat ditumbuhkan oleh guru dengan menciptakan model belajar yang menarik, dan jika siswa belajar disertai minat yang baik, maka akan mudah mengerti (faham)  dan mudah hafal, diantaranya:

  1. Minat dapat dipelajari dan ditumbuhkan oleh guru dengan menciptakan pembelajaran menjadi menarik, menyenangkan dan memuaskan (Singer; 1987:78).
  2. Minat merupakan landasan pokok untuk keberhasilan suatu proses belajar; jika seorang murid memiliki minat, rasa ingin belajar, maka akan cepat mengerti dan mengingatnya lebih baik atau hafal (Singer:1987:78).
  3. Menurut Moh Surya, guru harus berusaha menciptakan rangsangan yang menarik minat siswa, berupa penampilan menarik, menggunakan berbagai metode dan teknik, serta menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Sesuatu yang diminati akan lebih menarik perhatian; dengan perhatian yang besar siswa akan melakukan pengamatan yang lebih baik; sehingga proses dan hasil pembelajaran lebih berhasil (Surya; 2004:72)

Penggunaan metode dalam menghafal haruslah sesuai dengan situasi dan kondisi.Artinya setiap penghafal haruslah menyesuaikan dengan kemampuan dalam memilih metode yang dipakai dalam menghafal.Begitu juga dengan menghafal Al-Qur’an. Sebelum memulai menghafal  Al-Qur’an, hendaknya memperbaiki bacaan terlebih dahulu dan memakai metode yang tepat sesuai dengan kemampuan

Metode-metode diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa sebenarnya teknik atau metode apapun yang digunakan oleh penghafal Al-Qur’an, tidak akan terlepas dari pembacaan yang diulang-ulang sampai dapat mengucapkan tanpa melihat mushaf.

Hafalan adalah (sesuatu) yang dihafalkan.[1]Atau serangkaian kegiatan berupa membaca, memahami dan menghafal (belajar atau ingat di luar kepala)

Sebagaimana halnya yang dilakukan oleh para siswa di sekolah formal seperti di SMP, SMU atau sederajat, mengadakan hafalan surat pendek yang bertujuan untuk membaca surat-surat pendek dari al-Qur’an (Juz ‘Amma), mempelajarinya dengan baik dan seksama kemudian menghafalkannya

Atas dasar Asumsi seperti di atas, maka dapat ditarik simpulan bahwa “penggunaan Metode drill yang menarik dan menyenangkan diduga dapat meningkatkan minat dan kemampuan menghafal siswa, dan dengan metode yang menyenangkan dan suasana pembelajaran yang dilakukan dengan sistematis dapat meningkatkan minat dan hafalan siswa”

   Atas dasar definisi operasional di atas, ditetapkan standar keberhasilan tindakan mengenai minat dan kemampuan hafalan sebagai hasil suatu tindakan, sebagai berikut:

  1. Keberhasilan meningkatnya minat diukur dengan tiga indikator:
  2. Perhatian, memperhatikan dengan antusias,
  3. curiousity: atau rasa ingin tahu;
  4. adanya perasaan senang; dan merasa puas setelah belajar.
  5. Keberhasilan meningkatnya kemampuan hafalan ditandai dengan: Dapat membacakan kembali di luar kepala potongan ayat Surat Al-Qari’ah  dan terjemahnya; diantaranya dibuktikan dengan membacakannya di luar kepala dengan baik dan lancar

Untuk lebih memudahkan pemahaman, secara skematik kerangka teori dan logika pemikiran mengenai hubungan antara konsep Tindakan dan konsep masalah yang dipecahkan, dapat dilihat pada gambar bagan sebagai berikut:

Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut :

–    Pembelajaran lebih banyak berpusat pada guru

–    Siswa bosan dan enggan menghafal Qur’an Hadits

–    Prestasi belajar Qur,an Hadits cenderung rendah.

 

–    Menerapkan metode drill dalam pembelajaran Qur’an Hadits,(menghafal QS Al-Qari’ah dan terjemahnya )

 

–    Hasil belajar Qur’an Hadits siswa meningkat,

–    Siswa lebih senang dan tertarik untuk menghafal Qur’an.

 

–    Guru mengetahui kemampuan rata-rata kelas dalam penerapan tajwid

–    Guru mengajarkan siswa menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamehnya dengan metode drill

–    Guru membimbing semua siswa dalam menghafal QS Al-Qori’ah dan tarjamahnya

–    Bagi siswa yang mengalami kesulitan, guru membimbing secara husus dan lebih fokus

 

Peningkatan Minat

a.    Perhatian, memperhatikan dengan antusias,

b.    curiousity: atau  rasa ingin tahu;

c.     adanya perasaan senang; dan merasa puas setelah belajar.

 Kemampuan menghafal

Meningkatnya kemampuan hafalan ditandai dengan: Dapat membacakan kembali di luar kepala potongan ayat Surat Al-Qari’ah  dan terjemahnya; diantaranya dibuktikan dengan membacakannya tanpa melihat teksnya.

 

Tindakan

Langkah-langkah Tindakan

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Indikator keberhasilan

Siklus I

Siklus II

PTK

Gambar 1. Kerangka pemikiran

  1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah ada peningkatan minat dan kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya melalui metode drill di Kelas IX A MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang Kecamatan  Kabupaten  Cilacap.

 

  1. Langah-langkah Penelitian

Pada bagian langkah-langkah atau posedur penelitian ini diurai sedikitnya mengenai :

  1. Jenis data
  2. Sumber data yang terkait dengan setting lokasi penelitian
  3. Metode penelitian dan tehnik pengumpulan data yang didalamnya terdapat skenario tindakan.
  4. Analisis data sebagai hasil refleksi.

Uraian selengkapnya pada bagian langkah-langkah atau prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Jenis Data

Penelitian tindakan kelas merupakan jenis penelitian yang menggunakan pendekatan “advokasi partisipatoris”, suatu paradigma pemberdayaan pada penelitian jenis kualitatif.Dengan pendekatan dan metode yang dipilih, maka jenis data yang utama pada penelitian ini adalah jenis data kualitatif. Selain jenis data utama, terutama mengenai setting dan proses tindakan, terdapat  data pelengkap yang bersipat kuantitatif terutama untuk data mengenai hasil tindakan yang menggunakan test sebagai alat pengumpul datanya, dalam hal ini mengenai minat untuk menguasai materi pada pokok bahasan membaca surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya pada siklus I dan kemampuan menghafal pada siklus II.

  1. Sumber Data
  2. Lokasi penelitian:

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang Kecamatan  kabupaten cilacap.  Siswa MTs Ma’arif NU   terdiri dari 6 rombongan belajar (Rombel): kelas I terdiri atas 2 rombel, kelas II terdiri atas 2 rombel, kelas III terdiri  atas2 rombel.

  1. Sampel Kelas dan Jumlah Siswa

Mengingat jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang termasuk jenis penelitian kualitatif, dengan jenis metode studi kasus maka sampelnya merupakan sampel kasuistik. Sampel kelas yang terdapat masalah yang dihadapi untuk dipecahkan yaitu rombel kelas IX A sebanyak  20 orang siswa, terdiri atas 10 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan.

  1. Metode dan Tehnik Pengumpulan Data
  2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode riset aksi yaitu penelitian tindakan kelas. Karena merupakan jenis penelitian tindakan, yang dalam hal ini “Tindakan Kelas”, maka pelaksanaan pengumpulan  data dilakukan  bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

 

  1. Skenario Tindakan

Langkah skenario tindakan terdiri atas langkah secara umum, dan langkah khusus setiap siklus dengan uraian sebagai berikut:

  • Skenario Tindakan Secara Garis Besar
  • Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan sebanyak dua siklus, dengan alasan karena diperlukan siklus bertahap untuk dua tujuan yaitu fokus peningkatan minat pada materi pada pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya pada siklus kesatu (1), dan fokus peningkatan kemampuan menghafal pada siklus kedua (2), tentu saja dengan tetap meneliti masalah setting dan ketepatan proses tindakan.
  • Tiap siklus mengambil rincian langkah berdasarkan desain model dari Kemmis dan Mc. Taggart, yaitu model desain PAOR yang terdiri dari empat langkah pokok: Planning, Acting, Observing, dan Reflecting; Perencanaan, Tindakan, Pengamatan, Refleksi (Mahmud dan Priatna, 2008: 60).
  • Pada setiap siklus tindakan, penelitian melibatkan kolaborator untuk setiap tahapannya sejak perencanaan sampai analisis data atau refleksi, dalam hal ini dibantu oleh guru kelas dan kepala sekolah.
  • Skenario Tindakan Siklus ke 1:
  • Perencanaan
  1. Guru dan tim koloborasi merancang dan menyiapkan bahan pembelajaran pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan menggunakan metode pembelajaran drill yaitu dengan:
  • Menentukan hasil belajar yang diharapkan atau tujuan yang hendak dicapai
  • Menentukan materi yang akan di hafal
  • Menyusun deskripsi pelaksanaan metode drill.
  • Menyusun petunjuk bagi para pelaku secara tertulis
  • Identifikasi hasil yang mungkin diperoleh oleh para pelaku
  • Merancang cara yang akan digunakan
  • Menyusun garis penilaian yaitu guru dan tim kolaborasi menyiapkan instrumen pengumpul data dalam hal ini berupa lembar pengamatan berikut posedurnya, dan test untuk mengetahui hasil tindakan.

(2). Pelaksanaan Tindakan

  1. Kegiatan awal
  • Guru membuka pelajaran dan meminpin berdo’a.
  • Mengkondisikan kelas dan apersepsi
  • Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang diharapkan atau tujuan yang hendak dicapai.
  • Pre-test: secara sampling mengenai materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al Qari’ah dan tarjamahnya.

 

  1. Kegiatan Inti
  • Guru memberi materi ayat dan tarjamahnya yang akan di hafalkan.
  • Pelaksanaan penugasan kepada beberapa siswa/pelaku
  • Siswa melaksanakan pembelajaran dengan metode drill
  • Mengawasi sambil menghayati jalannya kegiatan menghafal dengan metode drill
  • Kontrol terhadap aktivitas dan kesungguhan para pelaku
  1. Kegiatan Penutup
  • Guru mengecek hafalan siswa dengan cara sampling
  • Guru memberi masukan dan refleksi untuk perbaikan pembelajaran
  • Guru memberikan tugas PR
  • Guru menutup pelajaran dengan meminpin do’a.

 

(3).  Pengamatan

Pengamatan dilakukan oleh sesama guru qur’an hadits dan kepala sekolah sebagai pengamat selama pembelajaran berlangsung dengan mengisi ceklist pada lembar pengamatan. Pengamatan untuk siklus 1 difokuskan pada: “peningkatan minat siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan metode drill  selain setting kelas, proses pembelajaran dan test  untuk mengamati  hasil penguasaan siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya”

(4). Refleksi

  1. Kegiatan refleksi dilakukan langsung setelah pembelajaran dan test selesai, yaitu mengkritisi dan mendiskusikan hasil pengamatan dan test , antara pelaku tindakan (peneliti) dengan sejawat yang menjadi observer yaitu guru quran hadits dan kepala sekolah.
  2. Fokus utama refleksi pada siklus 1 adalah: “peningkatan minat siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan metode drill selain setting kelas, proses pembelajaran dan test untuk mengamati  hasil penguasaan siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya” Hasil refleksi pada siklus I dijadikan bahan perencanaan untuk memperbaiki tindakan pada siklus II.

3).  Skenario Tindakan Siklus ke 2

Pada penelitian siklus ke 2, langkah-langkah yang dilakukan persis seperti pada siklus ke 1, kecuali berbeda pada titik tekan fokus tindakan lebih pada peningkatan kemampuan menghafal, demikian pula langkah observasi hasilnya ditekankan pada analisis hasil mengenai peningkatan kemampuan menghafal.

 

4).  Pelaku Tindakan

Pelaku tindakan adalah peneliti sebagai guru bidang studi quran hadits  di kelas IX A  MTs Ma’arif NU  .

  1. Tehnik Pengumpulan Data:

Karena jenis penelitian kualitatif maka Tehnik Pengumpulan Data (TPD) pokoknya adalah observasi partisipasi yang dilakukan secara terlibat oleh pengamat atau teman sejawat yaitu Guru Kolaborator (Umi Hani, S.Ag) serta kepala sekolah. (Siti Ulfah Maemunah, S.Pd). Observasi dilakukan terhadap ketiga pokus masalah meliputi:

  1. Setting lokasi penelitian
  2. Proses PTK yang meliputi: langkah syntax KBM, perencanaan, aktivitas guru dan aktivitas siswa.
  3. Hasil tindakan yaitu tentang peningkatan minat dan kemampuan menghafal siswa terhadap pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

Sambil melakukan observasi, pengamat mencatat melalui lembar ceklis untuk mendapatkan hasil pengamatan dan dijadikan sebagai bahan untuk dianalisis dan direfleksi. Pengamatan untuk siklus I difokuskan pada: “peningkatan minat siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan metode drill  selain setting kelas dan proses pembelajaran,” Sedangkan pada siklus II fokus pengamatan diutamakan pada: “Peningkatan kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya selain setting dan proses pembelajaran. Selain observasi juga test dilakukan untuk mengukur keberhasilan tindakan, dilakukan pada akhir siklus I. Jenis test yang dilakukan berupa test peragaan untuk mengukur hasil tindakan yaitu mengenai penguasaan materi pokok membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Hasil test dicatat dan dijadikan sebagai bahan untuk dianalisis dan direfleksi.

  1. Analisis Data (Refleksi)
  • Analisis data pada penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan cara refleksi, yaitu mengkritisi dan mendiskusikan hasil pengamatan antara pelaku tindakan (peneliti) dengan guru Kolaborator (Umi Hani,S.Ag) serta kepala sekolah. (Siti Ulfah Maemunah,S. Pd) yang menjadi observer.
  • Analisis data dilakukan terhadap hasil observasi yang dilakukan oleh observer terhadap lembar ceklis.
  • Sejalan dengan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, asfek pokok yang dibahas pada kegiatan refleksi adalah mengenai:
  • Setting lokasi penelitian
  • Proses PTK yang meliputi: langkah syntax KBM, perencanaan, aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran
  • Hasil tindakan yaitu: peningkatan minat mempelajari materi pada pokok bahasan membaca surat pendek pilihan sub pokok bahasan QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dan kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.
  • Fokus utama refleksi pada siklus I adalah: “peningkatan minat siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan metode drill selain setting kelas, proses pembelajaran dan test  untuk mengamati  hasil penguasaan siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.”
  • Fokus utama refleksi pada siklus II adalah: “peningkatan kemampuan menghafal siswa dengan asumsi peningkatan minat mempelajari materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya sudah meningkat pada siklus I selain pengamatan pada perbaikan kondisi setting dan proses tindakan.
  • Hasil diskusi refleksi menjadi simpulan jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Jika masih ditemukan beberapa catatan kelemahan proses dan hasil, maka direkomendasikan untuk perbaikan pada Penelitian Tindakan Kelas berikutnya.
  • Analisis data terhadap dua variabel yaitu:
  • Variabel (X) : penerapan metode drill yang terdiri dari: Setting lokasi penelitian dan proses PTK. Maka langkah yang ditempuh adalah mencari  rata-ratanya dengan langkah-langkah :
  1. Menghitung jumlah skor yang diperoleh dari tiap-tiap jawaban item dan mengelompokanya sesuai dengan yang diperoleh dari hasil pengamatan.
  2. Menjumlah seluruh jawaban item dalam tiap-tiap indikator dan membaginya dengan banyaknya item yang diobservasi
  3. Menghitung jumlah skor dan membaginya dengan jumlah seluruh item.
  4. Secara sistematik dapat dirumskan; P : Q = S

Keterangan:

P = Jumah seluruh skor item, Q = Banyaknya item, S = Rata-rata skor.

  1. Untuk penafsiran dan mengiterpretasikan jelek atau baiknya skor yang diperoleh pada lokasi penelitian dan proses KBM adalah dengan cara pengelompokan pada interval yang dapat dilihat dari skala lima absolut sebagai berikut:

 

Antara 0

50 –  1

5    =  sangat kurang

Antara 1

51 –  2

50  =  kurang

Antara 2

51 –  3

50  =  cukup

Antara 3

51 –  4

50  =  baik

Antara 4

51 –  5

50  =  sangat baik

(Suharsimi Arikunto

1997: 247)

 

  • Analisis terhadap variabel (Y) : peningkatan minat siswa terhadap membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya pada pre-test dan post-test, dilakukan analisis deskriptif penjumlahan yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Maka langkah-langkah yang ditempuh adalah mencari rata-ratanya dengan langkah-langkah :
  1. Menjumlah skor seluruh jawaban dari tiap-tiap indikator dan membaginya dengan banyaknya indikator yang diobservasi atau test  yang dilakukan.
  2. Menghitung jumlah seluruh skor siswa dan membaginya dengan jumlah seluruh siswa.
  3. Secara sistematik dapat dirumuskan; P : Q = S
  4. Keterangan:
  5. P = Jumah skor seluruh siswa, Q = Banyaknya siswa, S = Rata-rata skor seluruh siswa.
  6. Untuk penafsiran dan mengiterpretasikan gagal atau baiknya adalah dengan cara pengelompokan pada skala penilaian angka yang dapat dilihat dari skala lima penilaian angka sebagai berikut:

Antara                                  0 ‒ 49                                        =  Gagal

Antara                                 50 – 59                                       =  Kurang

Antara                                 60 ‒ 69                                       =  Cukup

Antara                                 70 ‒ 79                                       =  Baik

Antara                                 80 – 100                                     =  Sangat Baik

(Suharsimi Arikunto, 2000 : 207)

8).  Uji beda dua rata-rata tiap siklus

Uji beda rata-rata tiap siklus dilakukan untuk melihat perubahan atau peningkatan prestasi belajar akibat  penggunaan metode yang diberikan dalam pembelajaran. Misalnya dalam pelajaran  pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya guru menggunakan metode drill, guru ingin mengetahui pengaruh penggunaan metode drill  dalam pelajaran pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya, maka peneliti melakukan pengukuran dua kali yaitu sebelum pembelajaran (pree-test) dan sesudah pembelajaran (post-test) kemudian dibandingkan rata-ratanya. Atas dasar di atas terdapat data yang yang diperlukan untuk analisis, hanya datanya tidak dihitung koefisien korelasi tetapi dibandingkan untuk melihat pengaruhnya bedasarkan selisih rata-ratanya.Meskipun demikian masih terjadi keterkaitan dengan perhitungan perbedaan dua rata-ratanya. Maka perhitungan uji beda dua rata-rata dilakukan dengan langkah-langkah analisis sebagai berikut:

  1. Membuat tabel uji beda dua rata-rata
  2. Hasil uji beda dua rata-rata

Berdasarkan tabel uji beda dua rata-rata diketahui dua jumlah seluruh skor, selisih dua skor, dan jumlah selisih rata-ratanya, dengan selisih rata-rata tersebut didapatkan perbedaan dua rata-rata dari kedua skor, yaitu dengan membagi jumlah selisih rata-ratanya terhadap jumlah siswa.

 

 

 

 

 

BAB   II

KAJIAN TEORETIK

  1. Metode Drill
  2. Pengertian Metode Drill

Sebelum mendefinisikan tentang metode drill terlebih dahulu mengetahui tentang metode mengajar itu sendiri. Metode mengajar adalah cara guru memberikan pelajaran dan cara murid menerima pelajaran pada waktu pelajaran berlangsung, baik dalam bentuk memberitahukan atau membangkitkan.[2] Oleh karena itu peranan metode pengajaran ialah sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif. Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan mengajar guru, dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif antara guru dengan siswa. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik jika siswa lebih aktif di bandingkan dengan gurunya. Oleh karenanya metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa dan sesuai dengan kondisi pembelajaran.

Salah satu usaha yang tidak boleh ditinggalkan oleh guru adalah bagaimana guru memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang mempengaruhi dalam proses belajar mengajar. Kerangka berpikir yang demikian bukanlah suatu hal yang aneh tetapi nyata dan memang betul-betul dipikirkan oleh guru.

Dari definisi metode mengajar, maka metode drill adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari.[3]

Dalam buku Nana Sudjana, metode drill adalah satu kegiatan melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu ketrampilan agar menjadi bersifat permanen. Ciri yang khas dari metode ini adalah kegiatan berupa pengulangan yang berkali-kali dari suatu hal yang sama.[4]

  1. Langkah-Langkah (Syntax) Metode Drill

Tujuan dari penggunaan metode dan teknik tersebut adalah agar siswa mampu menghafal surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya sesuai makhrajnya dengan benar tanpa ada kesalahan.

Untuk mencapai tujuan itu ada beberapa hal yang harus dilakukan, baik dalam tahap persiapan maupun tahap pelaksanaannya.

  • Tahap Persiapan

Beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh guru adalah:

  • Merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh murid setelah proses pembelajaran menghafal surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya sesuai makhraj dan kaidah ilmu tajwid ini berakhir. Tujuan ini meliputi tiga aspek yakni aspek pengetahuan (knowing), aspek pelaksanaan (doing), dan aspek pembiasaan (being).
  • Persiapkan garis besar langkah-langkah pengajaran yang akan dilakukan. Garis-garis besar langkah demonstrasi diperlukan sebagai panduan untuk menghindari kegagalan.
  • Mempersiapkan alat bantu. Dalam tahap persiapan ini yang paling penting untuk diperhatikan adalah alat bantu yang akan digunakan dalam proses pembelajaran menghafalkan surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Di antaranya adalah alat multimedia seperti: (a) komputer/laptop beserta infocus; (b) televisi dan VCD Player; (c) Tape dan kaset atau CD; (d) transparansi dan OHP. Jika tidak ada, guru dapat memanfaatkan papan tulis dan beberapa spidol dengan bermacam warna. Alat penutup untuk menutupi teks arabnya, dapat menggunakan penggaris kayu atau kertas. Buatlah bagan, dengan menggunakan power point untuk diproyeksikan lewat infocus atau di transparansi untuk diproyeksikan melalui OHP, namun jika tidak ada bisa langsung dengan dibuatkan di papan tulis.

Bagan 1

Hafalan Surat Al-Qari’ah Dan Tarjamahnya

 

Pengulangan Bacaan

BACAAN

PENGULANGAN

3 X

3 X

3 X

Lembar Kerja Siswa Yang Dibagikan

Tuliskan Surat Al-Qari’ah Dan Tarjamahnya Dengan Baik Dan Benar!

 

Tulis Kembali Bacaan

BACAAN

TULIS KEMBALI

………………………………….

………………………………….

………………………………….

………………………………….

………………………………….

………………………………….

 

  • Tahap Pelaksanaan
  • Guru mengadakan apersepsi sebagai pendahuluan dengan memberikan motivasi agar anak lebih bergairah dalam mengikuti kegiatan belajar menghafal surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya . Dalam hal ini guru dapat melakukan pra-test untuk mengetahui kemampuan murid terhadap materi yang akan diajarkan. Misalnya:
    1. Siapa diantara kalian yang telah hafal surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya ? Coba lakukan!
    2. Apakah Arti dari Al-Qari’ah dan tarjamahnya ?
    3. Turun di kota manakah surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya itu?
    4. Ada berapakah ayat surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya itu?
    5. Siapa yang hafal ayat pertama? Coba lakukan!
    6. Siapa yang hafal ayat terakhir? Coba lakukan!
  • Guru mengarahkan pada murid tentang jalannya kegiatan belajar yang akan dilakukan, kemudian bertanya jawab.
  • Guru menunjukkan alat peraga berupa Surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya yang telah dipersiapkan, baik dioperasikan dengan memproyeksikannya melalui infocus, atau dengan media televisi atau jika tidak memungkinkan guru dapat menuliskannya di papan tulis.
  • Ajak siswa berkonsentrasi untuk memperhatikan surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya ; media yang digunakan adalah bagan-bagan bertuliskan ayat-ayat dari surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya yang telah dipersiapkan.
  • Awali dengan mengajarkan cara membaca dan melafalkan Surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya dari ayat pertama hingga terakhir dengan baik dan benar.
  • Bacakan ayat demi ayat surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan baik dan benar; untuk proses ini guru dapat memanfaatkan alat multimedia, jika tidak ada guru mencontohkan langsung cara membacakannya yang baik dan benar. Kemudian diikuti oleh murid sampai semuanya dapat membacakan tanpa ada kesalahan. Dengan metode drill yang dilakukan dengan ketat, pastikan seluruh murid dapat membaca ayat-ayat surat QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya sesuai makhraj dan kaidah tajwidnya dengan baik dan benar.
  • Setelah siswa mampu membacakannya dengan baik dan benar, mulailah meminta siswa untuk menghafalkannya.
  • Dimulai dengan ayat pertama dibacakan tiga kali lalu tutuplah huruf tersebut.
  • Mintalah murid-murid melafalkan ayat pertama yang ditutup itu secara bersama-sama.
  • Pastikan semua murid dapat melafalkan dan menghafalnya dengan baik dan benar
  • Setelah semua murid hafal ayat yang pertama, mulailah untuk menghafal ayat yang kedua. Perlu diingat bahwa guru dilarang mengajarkan untuk menghafal ayat kedua sebelum ayat pertama telah dihafal oleh semua murid. Begitu seterusnya hingga semua ayat dari surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya dapat dihafalkan oleh semua murid.
  • Ciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.
  • Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya pembelajaran pelafalan dan menghafalkan surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya ini dengan memperhatikan ujaran yang dilakukan seluruh siswa.
  • Berikan kesempatan terbanyak kepada siswa untuk secara aktif menghafalkan surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya sesuai makhraj dan kaidah tajwidnya. Dalam proses ini metode drill sangat berperan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah:
    1. Bagilah murid menjadi lima kelompok
    2. Kelompok pertama menghafalkan ayat pertama kemudian kelompok kedua menghafalkan ayat kedua, kelompok tiga menghafalkan ayat ketiga, kelompok keempat menghafalkan ayat keempat, dan kelompok lima menghafalkan ayat kelima. Kemudian dibalik kelompok terakhir membacakan ayat pertama, dan ayat selanjutnya dibacakan oleh kelompok sebelumnya, begitu seterusnya sampai selesai.

Berikut ini ilustrasinya:

Kel.1                 kel.2              kel.3                 kel. 4

Setelah semua tahap ini dilakukan dengan sempurna kemudian dilafalkan dan dihafalkan oleh semua murid satu kelas secara bersama-sama.

  1. Tunjuklah salah seorang murid untuk maju ke depan guna memimpin pembacaan berdasarkan hafalan, yang kemudian diikuti oleh seluruh murid.
  2. Ujilah hafalan semua murid satu per satu hingga mereka melakukan tanpa kesalahan.
  • Pastikan seluruh murid hafal seluruh ayat dari surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya sesuai makhraj dan kaidah tajwidnya dengan baik dan benar.
  • Guru menguji setiap murid dengan secara spontan menunjuk murid secara acak agar murid membacakan hafalan surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan baik dan benar tanpa ada kesalahan.
  • Bagikanlah lembar kerja siswa yang telah dipersiapkan.
  • Suruhlah murid untuk mengerjakannya.
  • Kumpulkan kembali hasil pekerjaan murid untuk dinilai.

3).  Tahap Mengakhiri

Apabila pelaksanaan pembelajaran menghafal surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya sesuai makhraj dan kaidah ilmu tajwidnya telah selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan penugasan yang berkaitan dengan hafalan surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya sesuai makhraj dan kaidah ilmu tajwidnya. Hal ini diperlukan untuk lebih memantapkan dan melancarkan pelafalan dan hafalan yang dilakukan oleh murid.Sehingga murid selalu ingat dan terbiasa melafalkan dan menghafalnya.Dalam tujuan pembelajaran, ini masuk dalam aspek pembiasaan (being). Penugasan dapat berbentuk tugas menghafal surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya sesuai makhraj dan kaidah ilmu tajwidnya di hadapan orang tuanya, dibuktikan dengan kartu penugasan yang ditandatangai oleh orang tua murid.

4).  Peranan Guru Dalam Pelaksanaan Metode Drill

Dalam melaksanakan metode drill, ada beberapa peranan guru yang dapat dikemukakan, diantaranya sebagai berikut:

  • Guru dapat memberi contoh kegiatan yang akan dilatih.
  • Guru selalu memperhatikan langkah-langkah yang dilaksanakan di dalam metode drill.
  • Supaya pelaksanaan metode drill lebih efektif dan tidak memboroskan waktu serta tenaga, maka guru perlu memperhatikan tingkat latihan yang perlu dicapai.
  • Guru perlu memperhatikan adanya latihan-latihan pendahuluan yang perlu diajarkan.
  • Guru perlu menghindarkan seawal mungkin kesalahan-kesalahan yang diperbuat murid.

 

5).  Peran Murid Dalam Pelaksanaan Metode Drill

Peranan murid yang diharapkan dari metode drill, antara lain:

  • Agar murid berusaha sedemikian rupa sehingga mempunyai gambaran yang jelas bagaimana ia harus berbuat dalam latihan ini.
  • Murid perlu dengan secermat mungkin memperhatikan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh guru terutama tentang kesalahan-kesalahan yang dilakukan.
  • Diusahakan dalam melaksanakan latihan, tidak ada keraguan pada murid.

Langkah tersebut merupakan langkah pembelajaran yang sistematis dan keruntutan proses mesti ditempuh, namun tidak boleh dilupakan motivasi bisa menjadi sangat menunjang keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dapat berbentuk materi maupun moril.Hal ini disampaikan dalam Sa’ad Riyadh bahwa anak dalam mempelajari maupun menghafal Al Qur’an membutuhkan motivasi, baik berupa materi maupun moril. Untuk anak yang masih kecil, motivasi berbentuk materi itu lebih mengena, karena anak akan merasa segera memetik hasil dari jerih payah.

Hal yang lain yang perlu diperhatikan adalah pemilihan waktu, dimana waktu pelaksanaan menghafal dengan metode drill, perlu dijadwalkan dalam jadwal pelajaran, dimana waktu pelaksanaan menghafal harus dipilih pada waktu yang tepat. Anak dengan kondisi segar tentunya akan membantu meningkatkan kemampuan menghafal anak. Dalam pemilihan waktu ini Sa’ad Riyadh menambahkan bahwa pemilihan waktu yang tepat termasuk keterampilan yang dibutuhkan dalam proses pendidikan agar mencapai keberhasilan.

Menghafal merupakan kegiatan yang dilaksanakan dan hafalan merupakan kompetensi yang diharapkan.Hafalan surat-surat pendek menjadi materi pelaksanaan pembelajaran.Untuk mengetahui seberapa banyak materi hafalan perlu adanya pengawasan hafalan. Dengan adanya agenda pengawasan akan diketahui kemampuan hafalan anak seperti yang dituliskan oleh Sa’ad Riyadh yaitu agenda dalam sepekan atau sebulan dapat diberlakukan untuk mengawasi keberlangsungan dan perkembangan hafalan Al Qur’an.

  1. Keunggulan dan Kekurangan Metode Drill
    • Keuntungan Atau Kebaikan Metode Drill
  • Bahan pelajaran yang diberikan dalam suasana yang sungguh-sungguh akan lebih kokoh tertanam dalam daya ingatan murid, karena seluruh pikiran, perasaan, kemauan dikonsentrasikan pada pelajaran yang dilatihkan.
  • Anak didik akan dapat mempergunakan daya fikirannya dengan bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi lebih teratur, teliti dan mendorong daya ingatnya.
  • Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera serta langsung dari guru, memungkinkan murid untuk melakukan perbaikan kesalahan saat itu juga. Hal ini dapat menghemat waktu belajar disamping itu juga murid langsung mengetahui prestasinya.[5]
    • Kelemahan Metode Drill
  • Latihan yang dilakukan di bawah pengawasan yang ketat dan suasana serius mudah sekali menimbulkan kebosanan.
  • Tekanan yang lebih berat, yang diberikan setelah murid merasa bosan atau jengkel tidak akan menambah gairah belajar dan menimbulkan keadaan psikis berupa mogok belajar/latihan.
  • Latihan yang terlampau berat dapat menimbulkan perasaan benci dalam diri murid, baik terhadap pelajaran maupun terhadap guru.
  • Latihan yangs selalu diberikan di bawah bimbingan guru, perintah guru dapat melemahkan inisiatif maupun kreatifitas siswa.
  • Karena tujuan latihan adalah untuk mengkokohkan asosiasi tertentu, maka murid akan merasa asing terhadap semua struktur-struktur baru dan menimbulkan perasan tidak berdaya.[6]

Agar metode ini dapat dilaksanakan dengan lebih efektif maka kita hendaknya memperhatika hal – hal sebagai berikut :

  • Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka diharapkan dapat mengerjakan dengan tepat sesuai apa yang diharapkan
  • Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan
  • Lama latihan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa
  • Selingilah latihan agar tidak membosankan
  • Perhatikan kesalahan – kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan secara kiasikal sedangkan kesalahan perorangan dibetulkan secara perorangan pula
  1. Indikator Metode Drill

   Model drill ini memiliki indikator sebagai berikut :

  • Pendahuluan, berisi identitas mata pelajaran, judul pokok materi pelajaran, petunjuk atau langkah pembelajaran yang harus ditempuh selama proses metode drill
  • Pokok Materi, disajikan dalam bentuk materi hafalan
  • Adanya Fasilitas (berupa ikon-ikon tertentu) untuk melakukan proses pengulangan dari materi yang dimaksud.
  • Adanya kegiatan dalam bentuk mengulang-ulang dari materi yang akan dikuasai/dihafal.
  • Pemberian fasilitas pengulangan oleh peserta didik mengenai materi yang disajikan.
  • Evaluasi disajikan secara terpisah dari materi dalam bentuk hafalan
  • Evaluasi dilakukan dengan test lisan.
  1. Minat
  2. Pengertian Minat

Minat selama ini hanya dikenal dengan sebuah keinginan yang dimiliki oleh seseorang, sehingga antara satu dengan yang lain mempunyai perbedaan dalam keinginannya. Terlepas dari anggapan tersebut, minat siswa belajar merupakan bagian penting yang perlu dikaji dalam sebuah lembaga/ sekolah, karena tidak ada sekolah tanpa proses pembelajaran, sehingga minat siswa belajar adalah kunci tercapainya visi dan misi sekolah.

Minat secara bahasa diartikan dengan kesukaan, kecenderungan hati terhadap suatu keinginan. Sedangkan arti minat menurut istilah diartikan oleh sebagian tokoh sebagai berikut :

  • Menurut Slamito, minat adalah  suatu perasaan cenderung lebih cenderung atau suka kepada sesuatu hak atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh.
  • Mahfud Shalahuddin, mengemukakan minat secara sederhana, minat adalah perhatian yang mengandung unsur- unsur perasaan.
  • Menurut Abu Ahmadi, minat adalah sikap seseorang termasuk tiga fungsi jiwa (kognisi, konasi, dan emosi) yang tertuju pada sesuatu dan dalam hubungan itu terdapat unsure perasaan yang sangat kuat.
  • Andi Mappiare berpendapat bahwa, minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka takut atau kecenderungan- kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.
  • Menurut Tidjan (1976 :71) adalah gejala psikologis yang menunjukan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek sebab ada perasaan senang. Dari   pengertian   tersebut  jelaslah   bahwa   minat   itu   sebagai pemusatan perhatian atau reaksi terhadap suatu obyek seperti benda tertentu  atau   situasi   tertentu  yang  didahului oleh  perasaan   senang terhadap obyek tersebut.
  • Dyimyati Mahmud (1982), Minat adalah sebagai sebab yaitu kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh perhatian pada orang situasi atau aktifitas tertentu dan bukan pada yang lain, atau minat sebagai akibat yaitu pengalaman efektif yang distimular oleh hadirnya seseorang atau sesuatu obyek, atau karena berpartisipasi dalam suatu aktifitas.
  • Menurut Crow and Crow minat adalah pendorong yang menyebabkan seseorang memberi perhatian terhadap orang, sesuatu, aktivitas-aktivitas tertentu. ( Johny Killis, 1988 : 26 )
  • Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertatik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek ( Sumadi Suryabrata, 1988 : 109 ).

Pengertian Minat  menurut para ahli tersebut penulis simpulkan bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukan bahwa minat adanya pengertian subyek terhadap obyek yang menjadi sasaran karena obyek tersebut menarik perhatian dan menimbulkan perasaan senang sehingga cenderung kepada obyek tersebut.

Untuk mencapai prestasi yang baik disamping kecerdasan juga minat, sebab tanpa adanya minat segala kegiatan akan dilakukan kurang efektif dan efesien. Dalam percakapan sehari-hari pengertian perhatian dikacaukan dengan minat dalam pelaksanaan perhatian seolah-olah kita menonjolkan fungsi pikiran, sedangkan dalam minat seolah-olah menonjolkan fungsi rasa, tetapi kenyataanya apa yang menarik minat menyebabkan pula kita kita berperhatian, dan apa yang menyebabkan perhatian kita tertarik minatpun menyertai kita.” (Dakir. 1971 : 81)

Dari pemaparan menganai definisi-deinisi minat diatas dapat disimpulkan bahwa, minat adalah gejala psikis yang muncul dalam diri seseorang dan direalisasikan dengan perasaan senang dan menimbulkan perhatian yang khusus terhadap sasaran, sehingga seseorang cenderung berupaya untuk mencapai sasaran tersebut. Jadi untuk melihat reaksi dari gejala psikis tersebut dapat  di pastikan dari sikap, prilaku, atau motivasi yang dimiliki oleh seseorang dalam beraktifitas.

 

  1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Minat

Minat yang muncul dalam pikologis siswa merupakan sebuah gejala, sehingga munculnya minat tersebut dipengaruhi oleh beberapa factor yang menjadi penyebabnya.Faktor tersebut diantaraya; faktor individu dan faktor sosial.

  • Faktor Individu

Merupakan pengaruh yang muncul dalam diri siswa secara alami, misalnya diakibatkan karena ; kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi dan sifat pribadi.

Setiap individu mempunyai tingkat kematangan serta kecerdasan yang berbeda sehingga minat yang muncul juga tidak sama antara individu satu dengan yang lain. Misalnya, seseorang yang mempunyai kecerdasan dibidang mata pelajaran ekonomi maka akan cenderung melakukan aktifitas dibidang kerja atau koperasi. Sebaliknya sesorang yang mempunyai kecerdasan dibidang perikanan maka akan cenderung melakukan aktivitas di sawah/tambak.

Perbedaan kecerdasan tersebut terjadi karena setiap individu satu dengan yang lain mempunyai tingkat motivasi diri yang berbeda, sedangkan motivasi tersebut diperoleh melalui pengetahuan, pengalaman, atau pelatihan yang diikuti. Jadi apabila siswa dilatih dan dibiasakan untuk mengenal perikanan melalui pengajaran muatan lokal budidaya perikanan yang ada, maka secara otomatis minat belajar tersebut akan muncul dalam diri siswa.

  • Faktor Sosial

Merupakan pengaruh yang muncul diluar individu, misalnya diakibatkan karena ; kondisi keluarga, lingkungan, pendidikan dan motivasi sosial.

Minat yang dipengaruhi oleh faktor sosial misalnya; ketika siswa hidup dalam masyarakat yang kesehariannya bersentuhan dengan padi (mayoritar petani padi), maka siswa cenderung ingin tahu dan mengenal kegiatan tersebut karena merasa menjadi bagian darinya, sebaliknya jika kesehariannya bersentuhan dengan ikan (mayoritar pekerja tambak), maka siswa cenderung ingin tahu dan mengenal lebih dalam mengenai perikanan. Jadi apabila siswa mempunyai latar belakang keluarga atau masyarakat yang beroperasi dibidang perikanan, maka minat belajar muatan lokal budidaya perikanan tersebut akan muncul dengan sendirinya.

  1. Indikator Peningkatan Minat

Peningkatan minat pada siswa dapat di lihat dengan indicator-indikator sebagai berikut :

  • Siswa lebih memperhatikan dengan antusias di saat pembelajaran dilaksanakan
  • Curiousity: atau rasa ingin tahu; memiliki semangat dan rasa ingin bisa yang kuat sehingga menubuhkan kekuatan berfikir dan konsentrasi dengan baik
  • Adanya perasaan senang; dan merasa puas setelah belajar.

 

  1. Kemampuan Menghafal
  2. Pengertian Kemampuan

Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan, yang berasal dari kata mampu yang berarti kuasa (sanggup untuk melakukan sesuatu).[7] Sumadi Suryabrata mengutip  dari Woodworth dan Morgais mendefinisikan ability (kemampuan) pada tiga arti yaitu :

  • Achievment, yang merupakan actual ability, yang dapat diukur langsung dengan alat atau test tertentu.
  • Capacity, yang merupakan potensial  ability, yang dapat diukur secara tidak langsung dengan melalui pengukuran terhadap kecakapan individu, di mana kecakapan ini berkembang dengan berpaduan antara dasar dengan training yang intensif dan pengalaman.
  • Aptidute, yaitu kualitas yang hanya dapat diungkap atau diukur dengan test khusus yang sengaja dibuat untuk itu.[8]

Dari pernyataan tersebut di atas dapat diambil pengertian bahwa kemampuan adalah potensi yang  dimiliki daya kecakapan untuk melaksanakan suatu perbuatan, baik fisik maupun mental dan dalam prosesnya diperlukan latihan yang intensif di samping dasar dan pengalaman yang telah ada.

  1. Pengertian Menghafal

Adapun menghafal al-Qur’an pada dasarnya merupakan proses panjang yang membutuhkan waktu luang, kesungguhan dan keseriusan. Sebelum menjelaskan lebih banyak tentang menghafal al-Qur’an alangkah baiknya jika dipahami terlebih dahulu definisi dan pengertian menghafal al-Qur’an, karena dengan memahami pengertian menghafal al-Qur’an, maka dapat dijadikan sebagai gambaran awal untuk mengetahui sekaligus memahami kaidah dasar dalam menghafal al-Qur’an.

Menghafal al-Qur’an adalah satu istilah terdiri dari dua suku kata yang masing-masing berdiri sendiri serta memiliki makna yang berbeda. Pertama, “menghafal” berasal dari bahasa Indonesia bentukan dari kata kerja “hafal”, mendapat awalan “me” menjadi “menghafal” yang berarti ‘usaha untuk meresapkan sesuatu ke dalam pikiran agar selalu ingat, sehingga dapat mengucapkannya kembali di luar kepala dengan tanpa melihat buku atau catatan’.[9] Oleh karena itu, hafal berarti lawan dari lupa, yaitu selalu ingat dan sedikit lupa.[10]

James Deese dan Stewart H. Hulse mendefinisikan menghafal adalah:

… retention refers to the extent to which material originally learned is still retained, and for getting to the portion lost.[11]Artinya, ingatan mengacu pada tingkat mempelajari materi yang pada awalnya masih ditahan dan untuk mencapai porsi hilang.

 Secara etimologis al-Qur’an berarti “bacaan” atau yang dibaca.[12] Kata tersebut berasal qara’a (قرأ) yang berarti membaca.[13] Al-Qur’an sendiri memiliki pengertian yang   sangat   luas  tergantung  sudut  pandang  para  ahli  memahami  kata al-Qur’an.

 

 Sa’id Abd al-‘Azim mendefinisikan al-Qur’an sebagai berikut :

 

 هوكلام الله أنزله على رسوله وتعبدون بتلاوته                          [14]

 Artinya : “Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada utusannya dan menjadi ibadah bagi yang membacanya.

    Definisi yang lain Al-Qur’an adalah kalam Allah yang bernilai mukjizat, yang diturunkan kepada penutup para nabi dan rasul dengan perantara malaikat jibril, diriwayatkan kepada kita dengan mutawatir, membaca terhitung sebagai ibadah dan tidak akan ditolak kebenarannya.[15]

Dari pengertian “menghafal” dan “al-Qur’an” tersebut dapat diambil pengertian, bahwa menghafal al-Qur’an adalah suatu proses untuk mengjaga dan memelihara al-Qur’an diluar kepala (mengingat) dengan baik dan benar dengan syarat dan tata cara telah ditentukan.

  1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Kemampuan Menghafal

Sama halnya dengan mengahal materi pelajaran, menghafal al-Qur’an juga ditemukan banyak hambatan dan kendala. Diantara  faktor-faktor mendukung dalam menghafal al-Qur’an adalah :

  • Persiapan Yang Matang

Persiapan yang matang merupakan syarat penting bagi seseorang menghafal al-Qur’an.Faktor persiapan sangat berkaitan dengan minat seseorang dalam menghafal al-Qur’an.Minat yang tinggi sebagai usaha menghafal al-Qur’an adalah modal awal seseorang mempersiapkan diri secara matang.[16]

Persiapan personal ditunjang dengan minat yang tinggi secara tidak langsung akan mewujudkan konsentrasi, sehingga dapat memperlancar proses menghafal al-Qur’an secara cepat.

  • Motivasi Dan Stimulus

Selain minat, motivasi dan stimulus juga harus diperharikan bagi seseorang yang menghafal al-Qur’an.Menghafal al-Qur’an dituntut kesungguhan khusus, pekerjaan yang berkesinambungan dan kemauan keras tanpa mengenal bosan dan putus asa.Karena itulah motivasi yang tinggi untuk menghafal al-Qur’an harus selalu dipupuk.[17]

  • Faktor Usia

Menghafal al-Qur’an pada dasarnya tidak dibatasi dengan usia, namun setidaknya usia yang ideal untuk menghafal al-Qur’an harus tetap dipertimbangkan. Seorang yang menghafal al-Qur’an dalam usia produktif (5-20 tahun) lebih baik daripada menghafal al-Qur’an  dalam usia 30-40 .

Faktor usia tetap harus diperhitungkan karena berkaitan dengan daya rekam  (memori)  seseroang. Oleh  karena itu, lebih baik usia menghafal al-Qur’an adalah usia dini (masa anak dan remaja), karena daya rekam yang dihasilkan sangat kuat dan daya ingat yang cukup tajam. Hal ini adalah wajar sebab pepatah Arab sendiri menyatakan:

التّعلم فى الصغار كالنّقش على الحجر والتّعلم فى الكبر كالنّقش على الماء         

 “Belajar di masa kecil  bagaikan mengukir di atas batu, sedangkan belajar di masa tua bagaikan mengukir di atas air”[18]

  • Manajemen Waktu

Pengelolaan dan pengaturan waktu sangat penting dalam menunjang keberhasilan menghafal al-Qur’an.Seseorang yang menghafal al-Qur’an harus dapat memanfaatkan waktu yang dimiliki dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, seseorang yang menghafal al-Qur’an harus dapat memilah kapan ia harus menghafal dan kapan  ia harus melakukan aktivitas dan kegiatan lainnya.

Sehubungan dengan manajemen waktu, Ahsin W. Al-Hafidh dalam bukunya Bimbingan Praktis Menghafal al-Qur’an telah menginventarisir waktu-waktu yang dianggap ideal  untuk menghafal al-Qur’an sebagai berikut:

  1. Waktu sebelum fajar
  2. Setelah fajar, sehingga terbit matahari
  3. Setelah bangun dari tidur siang
  4. Setelah shalat
  5. Waktu di antara Maghrib dan Isya’[19]
  • Intellegensi Dan Potensi Ingatan

Faktor intellegensi dan potensi ingatan lebih menyangkut faktor psikologis. Seseorang yang memiliki kecerdasan dan daya ingat yang tinggi akan lebih cepat menghafal al-Qur’an daripada seseorang yang memiliki kecerdasan di bawah rata-rata. Namun demikian, bukan berarti berarti kecerdasan satu-satunya faktor menentukan kemampuan seseorang menghafal al-Qur’an.Realitas menunjukkan, bahwa banyak orang yang memiliki kecerdasan cukup tinggi tidak dapat menghafal al-Qur’an, sedangkan banyak orang yang memiliki kecerdasan rata-rata berhasil menghafal al-Qur’an dengan baik karena motivasi yang tinggi dan bersungguh-sungguh.

  • Tempat Menghafal

Faktor tempat merupakan faktor penentu kecepatan seseorang dalam menghafal al-Qur’an.Faktor tempat berkaitan dengan situasi dan kondisi seseorang dalam menghafal al-Qur’an. Menghafalkan al-Qur’an di tempat bising dan kumuh serta penerangan yang kurang akan sulit untuk dilakukan daripada menghafal al-Qur’an di tempat yang tenang, nyaman dan penerangan yang cukup. Hal ini dikarenakan, faktor tempat menghafal sangat erat kaitannya dengan konsentrasi seseorang.[20]

 

  • Panjang Dan Pendek Surat Atau Ayat

Panjang dan pendek surat atau ayat sangat berpengaruh terhadap kecepatan menghafal al-Qur’an. Surat atau ayat yang panjang lebih sulit untuk dihafalkan daripada surat atau yang pendek lebih dapat dihafalkan. Namun demikian, Abdurrahman Abdul Khaliq bahwa menghafal al-Qur’an harus menggunakan satu mushaf, sebab penggunaan lebih dari satu mushaf akan membingungkan pola hafalan dalam bayangannya.[21]

Terdapatnya kemampuan menghafal dapat di lihat dari meningkatnya kemampuan hafalan ditandai dengan: Dapat membacakan kembali di luar kepala potongan ayat Surat Al-Qari’ah  dan terjemahnya; diantaranya dibuktikan dengan membacakannya tanpa melihat teksnya

  1. Indikator Hasil Peningkatan Kemampuan Menghafal

Terdapatnya kemampuan menghafal dapat di lihat dari meningkatnya kemampuan hafalan ditandai dengan: Dapat membacakan kembali di luar kepala potongan ayat Surat Al-Qari’ah  dan terjemahnya; diantaranya dibuktikan dengan membacakannya tanpa melihat teksnya

  1. Hubungan Penerapan Metode Drill
  2. Dengan Peningkatan  Minat  Siswa  Pada Materi Pelajaran Menghafal  QS Al-Qari’ah Dan Tarjamahnya

Kegiatan menghafal ayat-ayat Al-Qur’an merupakan bagian dari pembelajaran yang menggunakan kecerdasan otak yang mengedepankan keterampilan penguasaan materi secara maksimal dan mebutuhkan potensi yang kuat, potensi adalah minat. Minat merupakan suatu dorongan yang kuat untuk menguasai sasaran yang menjadi target pembelajaran, maka minat akan sangat memberikan kemudahan dalam melakukan pembelajaran yang bersifat hafalan.

Asumsi hubungan antara tindakan yaitu penerapan metode drill dan penguasaan siswa pada materi pelajaran hafalan adalah sebagai berikut:

Ada pendapat beberapa para ahli mengenai asumsi teoritik yang menyatakan bahwa penguasaan mempraktekkan dapat ditingkatkan dengan bentuk metode praktek yang sifatnya untuk mengembangkan keterampilan belajar siswa (keterampilan mental maupun fisik/teknis), diantaranya:

  • Untuk mencapai kompetensi mampu memprakktekkan adalah salah satunya guru dapat  menggunakan  metode drill (jika materinya berbentuk hafalan.  (Lukman Zain M.S,2009: 192).
  • Metode drill adalah bentuk metode praktek yang sifatnya untuk mengembangkan keterampilan siswa (keterampilan mental maupun fisik/teknis). Metode ini memindahkan suatu situasi yang nyata ke dalam kegiatan  ruang belajar karena adanya kesulitan untuk melakukan praktek di dalam situasi yang sesungguhnya. (Latuheru, 2002 : 80).
  • Menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya yaitu menguasai dan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan cara menguasai di luar kepala dan dapat membacakan tanpa melihat teks ayat tersebut

 

Atas dasar asumsi dan definisi operasional di atas, maka secara teoritik diyakini bahwa penerapan metode drill dapat meningkatkan penguasaan siswa pada materi pelajaran hafalan, khususnya pada penelitian  ini yaitu: Penguasaan materi pokok bahasan Membacakan surat-surat pendek sub pokok bahasan menghafal QS-Aql-Qari’ah dan tarjamahnya.

  1. Dengan Peningkatan  Kemampuan Menghafal Siswa  Pada Materi Pelajaran  Menghafal  QS Al-Qari’ah Dan  Tarjamahnya

Kemampuan menghafal adalah kemampuan untuk dapat mengucapkan/ melafadzkan secara spontan tanpa melihat sumber (bacaan yang harus dihafalkan).

Hal ini menunjukkan bahwa di dalam kegiatan menghafal terdapat kegiatan berfikir secara cepat. Kegiatan berfikir seperti ini akan lebih efektif apabila dilakukan dengan cara melakukan latiha-latihan secara berkesinambungan atau dengan cara diulang-ulang .

Dengan demikian Metode Drill/Latihan Ulang sangat tepat dan efektif untuk meningkatkan kemampuan menghafal bacaan-bacaan dalam shalat sebagaimana dinyatakan oleh Dra.Zuhairini

(1983 :106 )bahwasanya Metode Drill /Latihan Siap biasanya digunakan pada pelajara-pelajaran yang bersifat motoris dan pelajaran –pelajaran yang bersifat kecakapan mental dalam arti melatih anak-anak berfikir cepat

  1. Al-Qur’an Hadits Sebagai Bidang Studi di MTs
  2. Pengertian Al-Qur’an Dan Hadits
    1. Pengertian Al-Qur’an

Secara Etimologi Al Qur’an merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja Qoro’a (قرأ) yang bermakna Talaa (تلا) keduanya berarti: membaca, atau bermakna Jama’a (mengumpulkan, mengoleksi). Anda dapat menuturkan, Qoro-’a Qor’an Wa Qur’aanan (قرأ قرءا وقرآنا). Berdasarkan makna pertama (Yakni: Talaa) maka ia adalah mashdar (kata benda) yang semakna dengan Ism Maf’uul, artinya Matluw (yang dibaca). Sedangkan berdasarkan makna kedua (Yakni: Jama’a) maka ia adalah mashdar dari Ism Faa’il, artinya Jaami’ (Pengumpul, Pengoleksi) karena ia mengumpulkan/mengoleksi berita-berita dan hukum-hukum.

Sedangkan secara terminolgi Al-Quran adalah firman atau wahyu yang berasal dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara melalui malaikat jibril sebagai pedoman serta petunjuk seluruh umat manusia semua masa, bangsa dan lokasi.Alquran adalah kitab Allah SWT yang terakhir setelah kitab taurat, zabur dan injil yang diturunkan melalui para rasul. Hal ini juga senada dengan pendapat yang menyatakan bahwa  Al-Qur’an kalam atau wahyu Allah yang diturunkan melalui perantaraan malaikat jibril sebagai pengantar wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW di gua hiro pada tanggal 17 ramadhan ketika Nabi Muhammad berusia 41 tahun yaitu surat al alaq ayat 1 sampai ayat 5. Sedangkan terakhir alqu’an turun yakni pada tanggal 9 zulhijjah tahun 10 hijriah yakni surah almaidah ayat 3.

Allah ta’ala menyebut al-Qur’an dengan sebutan yang banyak sekali, yang menunjukkan keagungan, keberkahan, pengaruhnya dan universalitasnya serta menunjukkan bahwa ia adalah pemutus bagi kitab-kitab terdahulu sebelumnya.

وَلَقَدْ آتَيْنَاكَ سَبْعًا مِنَ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنَ الْعَظِيم                           َ

“Dan sesunguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan al-Qur’an yang agung.” (al-Hijr:87)

ق وَالْقُرْآنِ الْمَجِيد                                                                                 ِ

                             “Qaaf, Demi al-Quran yang sangat mulia.” (Qaaf:1)

 

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ تَنْزِيلا                                             

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan al-Qur’an kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur.”(al-Insaan:23)

 

  1. Pengertian Hadits

Menurut bahasa hadits adalah jadid, yaitu sesuatu yang baru, menunjukkan sesuatu yang dekat atau waktu yang singkat. Hadits juga berarti khabar, artinya berita, yaitu sesuatu yang diberitakan, diperbincangkan, dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain. Selain itu, hadits juga berarti qarib, artinya dekat, tidak lama lagi terjadi.

Menurut ahli hadits, pengertian hadits adalah “Seluruh perkataan, perbuatan, dan hal ihwal tentang Nabi Muhammad SAW”, sedangkan menurut yang lainnya adalah “Segala sesuatu yang bersumber dari Nabi, baik berupa perkataan, perbuataan, maupun ketetapannya.”

Adapun menurut muhadditsin, hadits itu adalah “Segala apa yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik itu hadits marfu’(yang disandarkan kepada Nabi), hadits mauquf (yang disandarkan kepada sahabat) ataupun hadits maqthu’ (yang disandarkan kepada tabi’in).

Pendapat di atas didasarkan pada QS. Al-Ahzab: 21 dan QS. Asy-Syura: 52-53. Dalam hadits riwayat Al-Hakim dari Abu Hurairah disebutkan: “Aku tinggalkan pada kalian dua pusaka yang kalian tidak akan tersesat setelah kalian berpegang pada keduanya, yaitu Kitab Allah dan Sunnahku.”

Ahli ushul membatasi pengertian sunnah hanya pada sesuatu yang bersumber dari Nabi, baik perkataan, perbuatan, maupun taqrirnya yang berkaitan dengan syara’ yang terjadi setelah Nabi diutus menjadi Rasul.”

 

Mereka beragumentasi pada QS. Al-Hasyr: 7 dan QS. An-Nahl: 44.

Sedangkan Ahli fiqih mengartikan sunnah sebagai “Segala ketetapan yang berasal dari Nabi selain yang difardhukan dan diwajibkan.” Menurut mereka, “Sunnah merupakan salah satu hukum yang lima (wajib, sunah, haram, makruh, dan mubah), dan yang tidak termasuk kelima hukum ini disebut bid’ah.”

  1. Tujuan Pembelajaran Al-Qur’an Hadits

Mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadits merupakan unsur mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada madrasah yang memberikan pendidikan kepada peserta didik untuk memahami dan mencintai Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber ajaran Islam dan mengamalkan isi kandungannya dalam kehidupannya sehari-hari

Pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits bertujuan agar peserta didik gemar untuk membaca Al-Qur’an dan Hadits dengan benar, serta mempelajarinya, memahami, meyakini kebenarannya, dan mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh aspek kehidupannya.

Dari penjelaan di atas, maka dapat kita rumuska bahwa tujuan dari mata pelajaran Al-Qur’an-Hadis adalah:

  • Meningkatkan kecintaan siswa terhadap Qur’an dan Hadis
  • Membekali siswa dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Qur’an dan Hadis sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan
  • Meningkatkan kekhusyukan siswa dalam beribadah terlebih sholat, dengan menerapkan hukum bacaan tajwid serta isi kandungan surat/ayat dalam surat-surat pendek yang mereka baca

 

  1. Ruang Lingkup Pembelajaran Al-Qur’an Hadits

Ruang Lingkup Pembelajaran Al-Qur’an-Hadits meliputi :

  • Membaca /menulis yang merupakan unsur penerapan ilmu tajwid
  • Menterjemahkan makna (tafsiran) yang merupakan pemahaman, interpretasi ayat dan Hadis dalam memperkaya khazanah intelektual
  • Menerapkan isi kandungan ayat/hadis yang merupakan unsur
  • pengamalan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
  1. Membaca Qur’an Surat Pendek (Qs Al-Qari’ah) Sebagai Pokok Bahasan Dan Sub Pokok Bahasan Tentang Menghafal Qs Al-Qari’ah Dan Tarjamahnya
    • Membaca Surat Pendek Pilihan

Al-Quran ialah Kitabullah yang terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad S.A.W. Al-Quran merupakan mukjizat daripada Allah SWT, al-Quran juga adalah senjata yang paling mujarab yang melimpah ruah, mata air yang tidak mungkin kering, di dalamnya penuh dengan nur hidayah rahmat dan zikir.

 Al-Quran diturunkan untuk mengajar manusia tentang pengesaannya kepada Allah SWT (tauhid). Konsep ibadat yang jelas dan menyeluruh agar manusia sentiasa mendapat bekalan yang baru dan segar. Mengajak manusia berfikir tentang ciptaan, pengawasan dan penjagaan yang ditadbirkan oleh yang Maha Agong agar dapat mengenal sifat-sifatNya yang unggul.

 Di dalam al-Quran dipaparkan juga contoh tauladan dan juga kisah-kisah yang benar berlaku sebelum turunnya al-Quran dan pada masa penurunan al-Quran. Dengan itu manusia mendapat pengajaran dan panduan dalam mengharungi kehidupan sebagai muslim yang sejati dan benar dalam semua bidang kehidupan.

  Terdapat 15 kebaikan-kebaikan al-Quran di dalam hadis-hadis sahih :

 Pertama : Al-Quran akan menjadi syafaat dihari akhirat.

 Daripada Abu Umamah r.a berkata : Aku mendengar Rasulullah S.A.W. bersabda:

“Bacalah al-Quran sesungguhnya ia akan datang di hari kiamat sebagai syafaat kepada pembacanya”. (Hadis Riwayat Muslim)

Kedua : Al-Quran sebagai pembela (mempertahankan) orang yang membacanya dihari akhirat.

 Daripada Nawwas Bin Sam’an r.a. telah berkata : Aku mendengar Rasulullah S.A.W. bersabda : “Di hari akhirat kelak akan didatangkan al-Quran dan orang yang membaca dan mengamalkan isi kandungannya, didahului dengan Surah Al Baqarah dan Surah Ali-Imraan, kedua-dua surah ini menghujah ( mempertahankan ) orang yang membaca dan mengamalkannya”. (Hadis Riwayat Muslim)

 Ketiga : Sebaik-baik amalan adalah orang yang belajar dan mengajarkan al-Quran.

Daripada Osman Bin ‘Affan r.a. telah berkata: Rasulullah S.A.W. bersabda : “Sebaik manusia di antara kamu orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarnya kepada orang lain”.

(Hadis Riwayat Bukhari)

 Keempat : Membaca al-Quran dan susah menyebutnya mendapat dua pahala.

 Daripada Aisyah r.a. telah berkata: Bersabda Rasulullah S.A.W. : “Orang yang membaca al-Quran dan susah untuk menyebut ayatnya ia mendapat dua pahala”.

(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

Kelima : Mukmin yang membaca al-Quran umpama buah yang harum dan sedap rasanya.

Daripada Abu Musa Al Asy’ari r.a. telah berkata : Rasulullah S.A.W. bersabda : “Umpama orang mukmin yang membaca al-Quran seperti buah Utrujjah ( seperti limau besar ) baunya wangi dan rasanya sedap. Umpama orang mukmin yang tidak membaca al-Quran seperti buah tamar tidak ada bau dan rasanya manis, dan umpama orang munafik yang membaca al- Quran seperti Raihanah (sejenis pokok) baunya wangi dan rasanya pahit dan umpama orang munafik yang tidak membaca al-Quran seperti buah labu yang tiada bau dan rasanya pahit”.

(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

 Keenam : Allah SWT mengangkat martabat golongan yang membaca al-Quran.

 Daripada Omar Bin Al Khattab r.a. Bahawa Nabi Muhammad S.A.W. bersabda: “Sesungguhnya Allah mengangkat martabat beberapa golongan dan merendahkan martabat yang lain dengan sebab al-Quran”.(Hadis Riwayat Muslim)

 Ketujuh : Kefahaman yang sahih tentang al-Quran akan menjadi contoh ikutan.

Daripada Ibnu Omar r.a. daripada Nabi Muhammad S.A.W. telah bersabda:

“Tidak boleh berhasad dengki kecuali di dalam dua perkara : Lelaki yang dianugerahkan kefahaman yang sahih tentang al-Quran, ia menunaikan ibadat siang dan malam , lelaki yang dianugerahkan kemewahan harta lalu dinafkahkannya siang dan malam”.

(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

 Kelapan : Membaca al-Quran akan mendapat ketenangan (sakinah)

 Daripada Barra’ dan daripada ‘Azib r.a. telah berkata : “Seorang lelaki membaca Surah Al Kahfi dan di sisinya seekor kuda yang diikat dengan dua tali, maka awan di langit mula melindunginya dan semakin hampir, dan kudanya mula menjauhinya. Apabila menjelang pagi beliau pergi berjumpa Nabi Muhammad S.A.W. dan menceritakan peristiwa tersebut maka baginda bersabda : Itulah ( sakinah ) ketenangan yang turun disebabkan bacaan al-Quran”.

(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

 Kesembilan : Sesiapa yang tidak mengingati ayat-ayat al-Quran umpama rumah yang roboh.

 Daripada Ibnu ‘Abbas r.a. beliau berkata : Rasulullah S.A.W. bersabda : “Sesungguhnya orang yang tidak ada di dalam ingatannya sesuatu pun daripada ayat al-Quran seperti rumah yang roboh”. (Hadis Riwayat Tarmizi dan beliau berkata: Hadis ini hasan sahih)

 Kesepuluh : Membaca dan memperelokkan bacaan al-Quran akan mendapat kebaikannya.

Daripada Abdullah Bin ‘Umru Bin Al ‘As r.a. Nabi Muhammad S.A.W. bersabda :

“Satu masa nanti akan dikatakan kepada orang yang membaca al-Quran: Bacalah, perbaikkilah dan perelokkanlah bacaan al-Quran sepertimana engkau memperelokkan urusan di dunia, sesungguhnya tempat engkau akan ditentukan di akhir ayat yang engkau bacakan”. ( Hadis Riwayat Abu Daud dan Tarmizi dan beliau berkata : Hadis ini hasan sahih )

 Kesebelas : Membaca beberapa ayat al-Quran lebih baik daripada mendapat unta yang gemuk.

 Daripada ‘Uqbah Bin ‘Amir r.a. menceritakan : Rasulullah S.A.W keluar dan kami berada di tempat duduk masjid yang beratap. Maka beliau bersabda: “Siapakah di antara kamu yang suka keluar di pagi hari pada setiap hari menuju ke Buthan atau ‘Atiq, dan dia mengambil darinya dua ekor unta yang gemuk dalam keadaan dia tidak melakukan dosa dan tidak putus hubungan silaturrahim”. Kami menjawab : “Kami suka demikian itu. Sabda Rasulullah S.A.W : “Kenapakah kamu tidak pergi ke masjid belajar atau membaca dua ayat Al Quran lebih baik dari dua ekor unta, tiga ayat lebih baik dari tiga ekor, empat ayat lebih baik dari empat ekor unta demikianlah seterusnya mengikut bilangan ayatnya”. (Hadis Riwayat Muslim)

 Kedua belas : Sesiapa yang lebih fasih memebaca al-Quran lebih layak menjadi imam solat berjemaah.

 Daripada Ibnu Mas’ud r.a bahawa Nabi Muhammad S.A.W bersabda : Orang yang paling layak mengimami kaum di dalam sembahyang ialah mereka yang terfasih membaca al-Quran”. (Hadis Riwayat Muslim )

  Ketiga belas : Nabi SAW mengutamakan sahabat yang paling kuat berpegang teguh kepada al-Quran untuk dikebumikan jenazah mereka.

 Daripada Jabir Bin Abdullah r.a. bahawa Nabi Muhammad S.A.W. menghimpun antara dua lelaki yang terbunuh di peperangan Uhud kemudian baginda bersabda : “Yang mana satukah antara keduanya yang paling kuat berpegang teguh dengan al-Quran maka apabila aku tunjukkan kepada salah seorang daripada keduanya maka dialah orang yang pertama masuk ke liang lahad”. (Hadis Riwayat Bukhari, Tarmizi, Nasa’ie dan Ibnu Majah)

 Keempat belas : Kelebihan berdoa selepas membaca al-Quran.

Daripada ‘Imran Bin Husain Bahawa beliau lalu di hadapan qari yang sedang membaca al-Quran kemudian dia berdoa kepada Allah kemudian ia kembali membaca kemudian ia berkata aku mendengar Rasulullah S.A.W. bersabda : “Barangsiapa yang membaca al-Quran maka berdoalah kepada Allah dengan al-Quran maka sesungguhnya akan datang beberapa kaum yang membaca al-Quran dan mereka berdoa dengannya”.

(Hadis Riwayat Tarmizi, beliau berkata : Hadis ini hasan)

 Kelima belas : Setiap satu huruf membaca al-Quran akan mendapat sepuluh ganjaran pahala.

 Daripada Ibnu Mas’ud r.a. ia berkata : “Barangsiapa yang membaca satu huruf daripada al- Quran maka baginya satu kebaikan, satu kebaikan menyamai dengan sepuluh pahala, aku tidak bermaksud : Alif , Lam , Mim ialah satu huruf, tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf”.(Hadis Riwayat Ad Darimi Tarmizi, beliau berkata hadis ini hasan sahih)

 Sahabat yang dimuliakan,

Marilah kita menjadikan al-Quran sebagai peduman hidup kita , apabila kita sentiasa menjadikannya sebagai panduan dan peraturan hidup kita tidak akan sesat dan sentiasa mendapat pimpinan daripada Allah S.W.T. Al-Quran juga merupakan senjata yang paling berkesan untuk membersihkan jiwa dan menyinarkannya.

 

Dalam sebuah hadis Rasulullah S.A.W.bersabda : Daripada Ibnu Umar r.a berkata:

“Rasulullah S.A.W. telah bersabda maksudnya : “Hati manusia akan berkarat seperti besi yang dikaratkan oleh air”. Apakah cara untuk menjadikan hati bersinar semula. Kata baginda lagi, ” Dengan banyak mengingati mati dan membaca al-Quran.”

  • Menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya

Kemampuan dalam menghafal AL-Qur’an dan hadist bagi umat islam adalah kemampuan yang sangat baik untuk di miliki. sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa dalam ritual shalat, seorang muslim wajib untuk dapat menghafal ayat-ayat Al-Qur’an. karena membacaAl-Qur’an, terutama surat AL-Fatihah, menjadi bagian yang  tidak terpisahkan dari shalat. Membaca ayat-ayat Al-Qur’an  dalam shalat di pahami sebagai  bukan dalam pengertiaan membaca teks, akan tetapi membaca berdasarkan hafalan yang tertanam kuat dalam memori. Demikian halnya dengan menghafal hadist. Seseorang yang memiliki kemampuan hafal hadist, maka berarti ia tidak sekedar tahu amal dan perbuatan yang di lakukan berdasarkan hadist Nabi SAW, akan tetapi juga mampu menyebutkan hadist tersebut di luar kepala.

Dalam hal menghafal Al-Qur’an, penamaan wahyu yang diterma oleh Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umat islam dengan nama Al-Qur’an,memberikan pengertian bahwa wahyu itu tersimpan di dalam “dada” manusia mengigat dalam Al-Qur’an sendiri berasal dari kata qira’ah(bacaan) dan di dalam kata qira’ah  terkandung makna :agar selalu ingat, Wahyu yang diterima nabi SAW pada dasarnya telah telah terpelihara dari kemusnahaan dengan dua cara utama:pertama menyimpanya kedalam “dada manusia” atau menghafalkannya, dan kedua, mencatatnya secara tertlis diatas berbagai jenis bahan yang bisa di tulis, semacam kulit binatang, pelepah kurma, dan tulang belulang.

Salah satu komponen penting dalam  belajar adalah kemampuan ingatan dari peserta didik, karena sebagian besar pelajaran di sekolah adalah mengingat. mengingat juga memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Namun ada yang lebih penting dalam peranan proses belajar adalah kemampuan peserta didik untuk mereproduksi kembali pengetahuan yang sudah di terimanya,misalnya pada waktu ujian para peserta didik harus mereproduksi kembali pengetahuandan pemahaman yang di peroleh selama mengikuti pelajaran.

Menurut Atkinson dan shiffrin (dalam Matlin, 1989), sistem ingatan manusia dibagi menjadi 3 bagian yaitu: Pertama, Sensory Memory (sensory memory), Kedua, ingatan jangka pendek (short term memory) dan Ketiga, ingatan jangka panjang (Long term memory). sensory memori mencatat informasi atau stimulus yang masuk melalui salah satu atau kombinasi panca indra yaitu secar visual melalui mata, pendengaran melalui telinga, bau melalui hidung, rasa melalui lidah dan rabaan melalui kuli.Bila informasi atau stimulus tersebut tidak diperhatikan akan langsung terlupakaan, namun bila di perhatikan maka informasi tersebut di transfer ke sistem jangka pendek. Sistem ingatan jangka pendek menyimpan informasi atau stimulus selama +30 detik, dan hanya sekitar tujuh bongkahan informasi (chunks) dapat di pelihara dan di simpan di sistem ingatan jangka pendekdalam suatu saat (Solso,1988). Setelah berada di sistem ingatan jangka pendek, informasi tersebut dapat di transfer lagi melalui proses rehearsal ( latihan/pengulangan) kesistem ingatan jangka panjang untuk di simpan, atau dapat juga informasi tersebut hilang atau terlupakan karena tergantikan oleh tambahan bongkahan  informasi yang baru (Solso,1988). Dalam mata pelajaran Al-Qur’an dan hadist,sejak dini anak perlu di latih menghafal atau mengingat  secara efektif atu efesien. Latihan-latihan  tersebut menurut Gie (1984), meliputi 3 hal yaitu pertama recall, anak didik untuk mampu mengingat materi pelajaran di luar kepala, kedua recognition anak didik untuk mampu mengenal kembali apa yang telah di pelajari setelah melihat atau mendengarnya, ketiga, relearning: anak didik untuk mampu mempelajari  kembali dengan mudah apa yang pernah di pelajarinya.dalam pembelajara menghafal Al-Qur’an dan hadist di madrasah ibtidaiyah, tahap yang di lakukan adalah murid di upayakan untuk sampai pada tingkat recall, yakni murid mampu menghafalkan materi pelajaran Al-Qur’an dan hadist di luar kepala. Dalam menghafal peserta didik mempelajari sesuatu dengan tujuan memproduksi kembali kelak dalam bentuk harfiah, sesuai dengan perumusan dan kata-kata yang terdapat dalam materi asli.Dengan demikian peserta didik dapat belajar bagaimana cara-cara menghafal yang baik sehingga materi cepat dihafal dan tersimpan dalam keadaan siap direproduksi secara harfiah pada saat dibutuhkan.sebagaimana yang dikemukakan oleh Winkel (1996) bahwa pada saat mempelajari materi untuk pertama kali peserta didik mengolah bahan pelajar (fase fiksasi), yang kemudian disimpan dalam ingatan (fase retensi) , akhirnya pengetahuan dan pemahaman yang telah diperoleh diproduksi kembali. (http// www. ums. ac. id)

Dalam proses menghafal orang menghadapi materi yang biasanya disajikan dalam bentuk verbal (bahasa), baik materi itu dibaca sendiri atau diperdengarkan. Dalam pembelajaran menghafal Al-Qur’an dan hadits materi dapat mengandung arti misalnya jumlah ayat dalam suatu surat, ayat-ayat Al’Qurannya itu sendiri, isi kandungan suatu surat dalam juz’amma, hadits-hadits dengan tema-tema tertentu, atau materi yang tidak memiliki arti misalnya huruf-huruf hijaiyah. Orang akan tertolong dalam menghafal bila membentuk skema kognitif dan mengulang-ulang kembali materi hafalan sampai tertanam sungguh-sungguh dalam memori otaknya.

  1. Kompetensi Dasar Dan Indikator Mata Pelajaran Qur’an Hadits
    • Kompetensi dasar yang di terapkan adalah sebagai berikut :
  • Menerapkan hukum mad lazim mukhoffaf kilmi, mutsaqqol kilmi, dan Farqi dalam Al-Qur’an
  • Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan tentang hukum fenomena alam
    1. Menghafal Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum fenomena alam
    2. Memahami isi kandungan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum fenomena alam
    3. Memahami keterkaitan isi kandungan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah  tentang hukum fenomena alam dalam kehidupan
    4. Menerapkan kandungan Al-Qari’ah, Al-Zalzalah dalam fenomena kehidupan sehari-hari dan akibatnya
  • Memahami Hadis tentang menjaga dan melestarikan lingkungan alam
    1. Menulis Hadis tentang  menjaga dan melestarikan lingkungan alam
    2. Menerjemahkan makna Hadis tentang menjaga dan melestarikan lingkungan alam
    3. Menghafal Hadis tentang menjaga dan melestarikan lingkungan alam
    4. Menjelaskan keterkaitan isi kandungan Hadis dalam perilaku menjaga dan melestarikan lingkungan alam dalam fenomena kehidupan dan akibatnya

 

 

  • Indikator Pembelajaran Qur’an Hadits

Demikian halnya dengan pembelajaraan menghafal Al-Qur’an dan hadist.indikator yang di rumuskan dalam pembelajaraan menghafal Al-Qur’an dan hadist adalah di upayakan agar murid mampu:

  • Menghafal huruf-huruf hijaiyah sesuai makhraj dan tanda bacannya.
  • Menghafal surat-surat pendek tertentu  dalam juz’amma sesuai dengan makhraj dan kaidah ilmu tajwid.
  • Menghafal hadist-hadist dengan tema-tema tertentu.

Penjabaran secara lebih rinci indikator yang di sebutkan  di atas adalah  sebagai berikut:

  • Menghafal huruf-huruf hijaiyah sesuai makhraj dan tanda bacanya.
  • Proses menghafal huruf-huruf hijaiyah ini menjadi tindak lanjut pembelajaran  membaca dan menulis huruf-huruf hijaiyah. Pada saat siswa telah mampu mengindetifikasi dan membaca huruf-huruf hijaiyah sesuai dengan makhrajnya, bahkan murid telah mampu menuliskan huruf-huruf hijaiayah ini dengan benar dan tepat, maka pada tahap selanjutnya murid diajarkan untuk menghafal huruf-huruf hijaiyah tersebut.
  • Proses menghafal huruf-huruf hijaiyah penting di lakukan oleh siswa, hal ini karena pengetahuaanya tentang membaca dan menulis huruf-huruf hijaiyah, yang telah di kuasainya akan tertanam kuat dalam ingatannya, sehingga tidak mudah di lupakan. untuk itu di pastikan murid mampu menghafal huruf-huruf hijaiyah dengan baik dan benar.
  • Dengan demikian indikator ketercapaian pembelajaran menghafal pada tahap ini, di upayakan agar murid mampu:
  1. Menghafal  huruf-huruf hijaiyah sesuai makhrajnya.
  2. Menghafal huruf-huruf hijaiyah sesuai dengan tanda baca dan makhrajnya dengan baik dan benar.
  3. Menghafal surat-surat pendek tertentu dalam juz’amma sesuai dengan makhrajnya dan kaidah ilmu tajwid.

Setelah murid mampu untuk menghafal  huruf-huruf hijaiyah sesuai makhraj dan tanda bacanya dengan baik dan benar,maka kondisi ini di lanjutkan dengan murid menghafal surat-surat pendek tertentu dalam juza’amma sesuai dengan makhraj  dan kaidah ilmu tajwid. Proses menghafal surat-surat pendek tertentu dalam juza’amma sesuai dengan makhraj dan ilmu tajwid ini,juga menjadi kelanjututan dari proses pembelajaran membaca surat-surat pendek tertentu dalam juza’amma sesuai dengan makhraj dan kaidah ilmu tajwid dan menuliskannya.

Pada saat murid telah mampu  dan  terampil untuk membaca surat-surat pendek tertentu dalam juza’amma sesuai dengan makhraj dan kaidah ilmu tajwid dengan baik dan benar dan menuliskannya dengan baik, tepat dan rapih, maka dengan menghafalnya akan semakin menguatkan pengetahuannya  dalam hal membaca dan menulis.

 

 

(5).   Menghafal  hadist-hadist dengan tema-tema tertentu.

Menghafal hadist-hadist dengan tema-tema tertentu, menjadi bagian tidak terpisahkan dari proses pembelajaran membaca dan menulis hadiat. Ketika murid telah menguasai dan terampil dalam membaca dan menulis hadist, maka kondisi ini di lanjutkan agar murid mampu  untuk menghafal hadist tersebut. Dengan menghafal hadist yang di pelajarinya maka  akan menguatkan pengetahuannya   bahkan dalam proses selanjutnya murid mampu untuk memahami dan mengamalkan kandungan hadist tersebut.

  1. Metode Yang Digunakan Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits

Ketika mendengar nama salah satu pelajaran yang ada di madrasah ataupun di pesantren, yakni pelajaran Al-Qur’n Hadis, mungkin akan terbayang di benak kita sebuah pelajaran yang membosankan dan menjemukan. Ya, pantas saja kesan tersebut segera menyeruak dalam benak kita. Sebab, selama ini pelajaran tersebut memang disampaikan dengan cara dan metode yang membosankan. Metode yang ditempuh oleh guru yang membimbing mata pelajaran tersebut hanya itu-itu saja, nyaris tidak ada perubahan sama sekali. Membaca ayat atau hadis, mendengarkan ceramah guru atau ustaz yang menjemukan dan membuat ngantuk, atau menghafal rangkaian ayat Al-Qur’an dan hadis.Itulah rangkaian rutinitas pembelajaran Al-Qur’an Hadis yang selama ini terjadi.Melihat tradisi pembelajaran Al-Qur’an Hadis yang barusan disebut, pantas dan sangat wajar jika murid-murid merasa jenuh dan bosan.

Dalam kegiatan mengelola interaksi belajar mengajar guru paling tidak harus memiliki dua modal dasar, yakni kemampuan mendisain program dan keterampilan mengkomunikasikan program tersebut kepada anak didik. Seorang guru harus mampu memilih dan memilah strategi apa yang akan digunakan dalam pembelajaran. Strategi tersebut haruslah disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.

Dalam Al-Qur’an juga dijelaskan bahwa dalam berdakwah Nabi Muhammad saw juga menggunakan strategi – strategi:

ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ           

Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (QS. An-Nahl : 125)

Strategi pembelajaran berkaitan erat dengan tujuan yang akan dicapai. Seorang guru yang mengajarkan ilmu pengetahuan dengan tujuan agar siswa mendapat suatu pengetahuan yang bersifat kognitif, dengan menggunakan strategi pembelajaran yang efektif yaitu strategi yang dapat membuat siswa menjadi lebih aktif sejak memulai pelajaran sampai selesai.

Jika mencermati dunia pendidikan Barat, setiap waktu muncul silih berganti aneka inovasi pembelajaran.Usaha yang ditempuh oleh para praktisi dunia pendidikan Barat ini bertujuan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, memberdayakan siswa, sekaligus mencerahkan. Berikut ini antara lain inovasi para praktisi pendidikan Barat: quantum learning temuan Bobbi DePorter dan Mike Hernacki; quantum teaching temuan Bobbi DePorter, Mark Reardon, dan Sarah Singer-Nouri; accelerated learning temuan Dave Meier; multiple intelligences temuan Howard Gardner, serta contextual teaching and learning (CTL) temuan Elaine B. Johnson. Ini hanyalah beberapa contoh.Di luar itu masih banyak teori-teori pembelajaran yang mencerahkan dan memberdayakan.

Jika mencermati teori-teori dan konsep-konsep pembelajaran di atas, akan tersirat bahwa inti pembelajaran yang digagas oleh para praktisi pendidikan Barat adalah menciptakan suasana pembelajaran yang memandang siswa sebagai manusia secara utuh, sebagai subjek bukan sebagai objek. Dengan demikian, kendali pembelajaran bukan berada di tangan guru atau pendidik seutuhnya.Aktor pembelajaran adalah siswa. Guru hanyalah sebagai fasilitator. Dengan suasana pembelajaran seperti ini, praktis yang banyak terlibat adalah siswa. Dengan banyak terlibat secara aktif, otomatis siswa tidak akan merasa bosan. Justru para siswa akan merasa senang dan bergairah.

Kembali pada metode mengajar al-qur’an dan hadits yang menyenangkan.Para pembimbing pelajaran Al-Qur’an Hadis perlu melakukan inovasi dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.Tujuannya adalah agar suasana pembelajaran tampak baru dan menarik minat para siswa.

Berikut ini metode untuk menyajikan pelajaran Al-Qur’an Hadis yang menyenangkan, menggairahkan, dan mencerahkan.

Pertama, pembelajaran Al-Qur’an Hadis boleh saja mengadopsi teori-teori pembelajaran Barat seperti yang disebutkan di atas. Misalnya, dengan menerapkan teori pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) temuan Elaine B. Johnson. Asumsi dasar teori ini adalah bahwa seorang pembelajar akan mau dan mampu menyerap materi pelajaran jika mereka dapat menangkap makna dari pelajaran tersebut. Teori ini dapat diaplikasikan dengan cara mengaitkan isi dari sebuah mata pelajaran, misalnya pelajaran Al-Qur’an Hadis, dengan pengalaman para siswa. Dengan cara seperti ini, para siswa akan mampu menemukan makna dari materi pelajaran yang dipelajarinya. Jika mereka mampu menemukan makna (kegunaan) dari pelajaran tersebut, mereka akan lebih antusias dalam belajar, karena mereka mempunyai alasan untuk belajar.

Kedua, mencoba menggali metode pembelajaran yang menyenangkan dari sumber utama ajaran Islam, yaitu Al-Qur’an dan hadis.Karena dalam deretan ayat Al-Qur’an dan himpunan hadis Nabi terkandung metode pembelajaran yang dipakai oleh Allah dan Rasul-Nya dalam mendidik umat ini.

Sebagai contoh, dalam ‘Ulumul Qur’an ada materi Qashash Al-Qur’an (kisah-kisah Al-Qur’an) dan Amtsal Al-Qur’an (tamsil atau permisalan Al-Qur’an).Dua cabang keilmuan Al-Qur’an ini sebenarnya bisa dijadikan sebagai salah satu strategi pembelajaran Al-Qur’an Hadis. Dengan metode Qashash Al-Qur’an, pembelajaran Al-Qur’an Hadis akan tampak lebih menyenangkan dan dramatis. Dan, dengan metode Amtsal Al-Qur’an, pelajaran Al-Qur’an Hadis akan lebih menghunjam ke dalam sanubari para siswa.

Demikian juga dalam hadis Nabi, terdapat sekian puluh metode Rasulullah dalam mengajari dan mendidik para sahabatnya. ‘Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam ar-Rasuul al-Mu‘allim wa Asaalibuhu fii at-Ta‘liim merangkum sekitar 40 metode pembelajaran Rasulullah. Jika masing-masing metode pembelajaran Rasulullah ini diimplementasikan dalam pelajaran Al-Qur’an Hadis, tentu pelajaran tersebut akan lebih menyenangkan dan menggairahkan.

Salah satu metode pembelajaran Rasulullah yang disebutkan dalam kitab ini adalah metode interaktif-dialogis (tanya jawab).

Ketiga, dengan memanfaatkan teknologi.Misalnya, pembelajaran Al-Qur’an Hadis diselenggarakan dengan menggunakan LCD dan laptop lewat presentasi power point yang atraktif.Atau, pembelajaran Al-Qur’an Hadis juga sesekali diselingi dengan pemutaran film Islami yang inspiratif. Dengan cara seperti ini, insya Allah suasana pembelajaran Al-Qur’an Hadis akan lebih menyenangkan dan menggairahkan. Dampaknya, para siswa akan lebih antusias dalam mengikuti dan mencermati pelajaran Al-Qur’an Hadis.

Kedepan, seorang guru yang membimbing pelajaran Al-Qur’an Hadis harus lebih inovatif dalam menyajikan pelajaran Al-Qur’an Hadis.Mereka juga dituntut agar selalu meng-up grade pengetahuannya, baik pengetahuan tentang materi pelajaran Al-Qur’an Hadis maupun materi tentang metode pembelajaran. Dengan setumpuk pengetahuan yang dimiliki, bisa dipastikan para guru akan mampu mengemas pelajaran Al-Qur’an Hadis dengan lebih baik. Mereka akan lebih atraktif, lebih inovatif, dan selalu memiliki cara baru dalam menyajikan materi pelajaran Al-Qur’an Hadis.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB  III

METODOLOGI PENELITIAN

(PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS)

 

  1. Setting Lokasi Penelitian:
  2. Lokasi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MTs. Ma’arif NU , Jln Raya  – Majenang KM.04 Desa Cilempuyang RT.03/RW.04 Kec.  Kabupaten Cilacap53256.

  1. Kondisi Kelas Dan Jumlah Siswa

Siswa MTs Ma’arif NU  terdiri atas 6 rombongan belajar, kelas VII (2 rombongan belajar) Kelas VIII (2rombongan belajar) Kelas IX (2 Rombongan belajar) sedangkan tata Letak Ruang Kelas Denah tempat duduk membentuk hurup 11, penataan posisi tempat duduk siswa saat akan dilaksanakan tindakan mengikuti alur denah tempat duduk. selengkapnya dapat dilihat pada lampiran lembar pengamatan setting lokasi. Kondisi lingkungan baik selain nyaman, aman, juga tidak bising karena terletak di tengah-tengah masyarakat yang tidak padat dan jauh dari jalan raya atau aktivitas produktif.

Sementara   sarana kelas ada tapi dalam kategori cukup.Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran lembar pengamatan setting lokasi. Suasana Saat PTK Suasana kelas sebelum menggunakan metode drill , siswa pasif tapi setelah digunakannya metode drill  suasana kelas menjadi aktif, inovatip, kreatif dan menyenangkan.

  1. Pelaku Tindakan Dan Observer

Dalam penelitian ini pelaku tindakan adalah peneliti, peneliti dibantu oleh observer yang bernama Umi Hani, S.Ag serta Kepala Sekolah , beliau sudah berpengalaman dalam mengajar. Observer test ebut berpendidikan SI dan sedang melanjutkan pada jenjang .Dilihat dari profil observer di atas guru tersebut memiliki kelayakan menjadi observer dalam penelitian ini.

  1. Perencanaan
  2. Penyusunan Program Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini  adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan Mc. Taggart. PTK model Kemmis dan Mc. Taggart pada hakikatnya terdiri dari empat tahap  dalam tiap siklus, yaitu perencanaan, tindakan dalam bentuk pembelajaran, observasi, dan analisis/refleksi yang dapat diulang sebagai siklus dan refleksi dalam rangka memecahkan masalah. Penelitian tindakan kelas merupakan studi yang sistematis dilakukan dalam upaya merperbaiki praktek-praktek dalam pendidikan. Menurut Kasbolah (1998: 13-14) bahwa PTK adalah:

“Penelitian yang dilaksanakan di kelas dalam bentuk  pembelajaran dengan tujuan merperbaiki dan meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar  siswa dengan melakukan tindakan terentu secara kolaboratif dan sistematis melalui perencanaan, tindakan, observasi dan analisis/refleksi.”

Penyusunan program PTK dilaksanakan dalam bentuk proses berdaur (siklus). Setiap siklus terdiri dari empat tahapan (fase) : perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation) dan Refleksi (reflection). Secara lebih rinci empat tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

  • Perencanaan
  • Peneliti menetapkan observer, yaitu mitra kerja. Peneliti mengemukan pada observer permasalahan dan rencana memecahkan masalah. Peneliti, observer dan kepala sekolah mendiskusikan permasalahan, serta menetapkan waktu pelaksanaan PTK.
  • Guru dan tim koloborasi merancang dan menyiapkan bahan pembelajaran pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan menggunakan metode pembelajaran drill  yaitu dengan:
  1. Menentukan hasil belajar yang diharapkan atau tujuan yang hendak dicapai
  2. Menentukan banyaknya siswa yang akan terlibat dalam penampilan dari pengetahuan yang telah mereka miliki
  3. Menyusun materi dan kegiatan meliputi suasana tempat  beserta fisik, para pelaku dan perannya, pembatasan bagi para pelaku, suasana mental yang diharapkan, dan interaksi antar pelaku.
  4. Menyusun petunjuk bagi para pelaku secara tertulis
  5. Identifikasi hasil yang mungkin diperoleh oleh para pelaku
  6. Menyusun target hafalan yang telah ditentukan
  7. Menyusun ayat dan tarjamahnya yang akan di hafal
  8. Merancang cara yang akan digunakan
  9. Menyusun garis penilaian yaitu guru dan tim kolaborasi menyiapkan instrumen pengumpul data dalam hal ini berupa lembar pengamatan berikut posedurnya, dan test untuk mengetahui hasil tindakan.

 

2).  Pelaksanaan

Setelah dicapai kesepakatan dan kesiapan antara peneliti dan observer tentang segala sesuatu yang  berkaitan dengan persiapan dan persyaratan pelaksanaan PTK, maka dimulailah pelaksanaan PTK yang terdiri dari dua siklus. Pelaksanaan KBM setiap siklus terdiri dari:

  • Kegiatan awal
  • Kegiatan inti
  • Kegiatan penutup

 

  1. Observasi

Observasi dilakukan pada saat tindakan dilakukan, observasi dilakukan terhadap hal hal berikut:

 

  1. Seting lokasi kelas
  2. Langkah-langkah KBM, perencanaan, aktivitas guru,  dan  aktivitas siswa
  3. Penguasaan Siswa
  1. Refleksi

Hasil observasi setting lokasi kelas, aktivitas guru, aktivitas siswa dalam langkah-langkah KBM dan penguasaan siswa  dianalisis dengan sasaran berikut:

Target analisis terhadap setting lokasi kelas, target analisis terhadap langkah-langkah PTK, target analisis terhadap perencanaan KBM, target analisis terhadap aktivitas guru pada saat tindakan dengan penggunaan metode drill  dalam pembelajaran, target analisis aktivitas siswa dalam KBM dan target analisis terhadap penguasaan materi pembelajaran

Kemudian peneliti melakukan refleksi terhadap hasil analisis yang telah diuraikan di atas. Berdasarkan hasil refleksi penelitian maka merumuskan hipotest is tindakan baru atau rekomendasi tindakan pembelajaran yang baik.

Berikut ini  langkah pelaksanaan PTK mengikuti bagan PTK model Kemmis dan Mc. Taggart dengan dua siklus  dapat dilihat pada bagan 3.1 sebagai berikut:

 

BAGAN 3.1

PTK MODEL KEMMIS DAN MC. TAGGART

Identifikasi                                            Menyusun

Masalah                                                 Rencana

 

         Masalah                                                 Refleksi Siklus I

                                Siklus I                       

 

                                                                                        Tindakan Dan Observasi

                                                                                        Pembelajaran Siklus I          

                                   Masalah                                                                       Perbaikan                              ,                                  Rencana                                                                                                                                      

                                                                         

Siklus II                          Refleksi Siklus II

                                       Tindakan Observasi

                                       Pembelajaran Siklus II    

                                                                                                                                                                           

                                                                                       Evaluasi  Hasil Keseluruhan

                                                                                        Dan Membuat Rekomendasi

 

  1. Kolaborasi Dengan Siapa Dan Apa Yang Dibahas

Peneliti berkoloborasi dengan teman sejawat yang akan menjadi observer  yaitu guru Fiqih (Umi Hani ,S.Ag ) dan kepala sekolah (Siti Ulfah Maemunah, S.Pd) dengan membahas beberapa hal sebagai berikut:

  • Orientasi dan Identifikasi Masalah

Pada tahap  ini tim kolaborasi mengorientasi dan mengidentifiasi masalah yang merupakan tahap awal dalam kegiatan penelitian. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut:

  • Melakukan kegiatan orientasi dari identifikasi masalah
  • Melakukan kegiatan pemilihan orientasi penetapan antisivasi untuk mengatasi masalah yang telah diidentifikasi.
  • Melakukan kegiatan penetapan orientasi antisivasi untuk mengatasi masalah yang telah diidentifikasi.
  • Perencanaan Tindakan Penelitian
  • Penentuan siklus tindakan penelitian

Siklus tindakan penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan jenis PTK yang akan digunakan adalah model Kemmis dan Mc. Taggart

  • Penentuan skenario dan penekanan pada setiap siklus PTK
  • Penetapan tehnik PTK

Tehnik PTK terdiri dari empat kegiatan yaitu: Perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Namun PTK model ini kegiatan tindakan dan observasi dilaksanakan secara serempak.

  • Penetapan instrumen pengumpulan data yang meliputi: lokasi penelitian, proses penelitian tindakan kelas dan instrumen pengumpulan data terhadap penguasaan siswa pada pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.
  • Pelaksanaan tindakan penelitian
  • Pembelajaran siklus I
    1. Kegiatan awal
    2. Kegiatan inti
    3. Kegiatan penutup

 

  • Pembelajaran siklius II
  1. Kegiatan awal
  2. Kegiatan inti
  3. Kegiatan penutup.
  • Pelaksanaan refleksi dan analisis

Refleksi dan analisiss  sehari setelah dilakukan tindakan  yang meliputi:

(1).  Setting lokasi penelitian,

(2).  Proses KBM

(3).  Hasil penguasaan siswa

Hasil refleksi dan analisis dijadikan bahan bagi tindakan pembelajaran pada siklus selanjutnya.

  1. Penyusunan Jadwal

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini akan berlangsung selama tiga bulan  (Pebruari-April) dengan jadwal  dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut

 

 

 

 

 

Tabel 3.4

Jadwal Penelitian

KEGIATAN

BULAN

Pebruari

Maret

April

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

A.     Persiapan

1.      Studi Pendahuluan

2.      Penyusunan Proposal

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

B.      Pelaksanaan  Penelitian

1.      Perencanaan

2.      Pelaksanaan Tindakan Siklus I

3.      Pelaksanaan Tindakan Siklus II

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

C.     Penulisan

1.      Penulisan Bab I – IV

2.      Penyelesaian

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

  1. Siklus I

Pelaksanaan siklus I dilaksanaan hari senin tanggal 5 Pebruari 2015 pukul 08.00 s/d 09.10. Peneliti melakukan proses pembelajaran dan bertindak sebagai pengajar. Peneliti dibantu oleh guru mitra yang bertindak sebagai observer. Kegiatan penelitian pada siklus I fokus peningkatan minat belajar materi pada pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Selain setting lokasi, ketepatan proses KBM. Kegiatan penelitian pada tindakan  pertama berisi kegiatan pembelajaran yang berpedoman pada Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Langkah-langkah pelaksanaan pada tindakan pertama meliputi:

  • Kegiatan awal
  • Guru membuka pelajaran dan meminpin berdo’a.
  • Mengkondisikan kelas
  • Melakukan apersesi kepada siswa
  • Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang diharapkan atau tujuan yang hendak dicapai.
  • Pre-test: secara sampling mengenai materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya, dengan pretest terungkap pengalaman siswa dan pengetahuan awal siswa dalam membaca dan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Pemberian gambaran pelaksanakan pretest  pada siklus I dapat dilihat pada gambar 3.3 dibawah ini:

                                                                 Gambar  3.3

 

 

 

 

 

 

                      

                                                    Pemberian Gambaran Pre-test 

            Siklus I

  • Kegiatan Inti
  • Guru memberi materi dan gambaran secara garis besarnya tentang situasi yang akan hafalkan dengan menggunakan media atau alat peraga.
  • Pelaksanaan pemberian gambaran secara garis besar dapat dilihat pada gambar 3.4 dibawah ini:

Gambar 3.4

 

 

 

 

 

 

 


                   Guru Sedang Memberikan Materi

 Pelaksanaan penugasan kepada beberapa siswa/pelaku

Pelaksanaan penugasan kepada siswa berdasarkan pemilihan dari pengetahuan dan keberanian siswa untuk tampil. Pemilihan dilakukan agar didapatkan para pelaku yang telah menguasai hafalan QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dalam membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Setelah para pelaku siap maka dimulailah penampilan pelaksanaan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya yang dilakukan secara variatif baik individu maupun kelompok atau secara bersama-sama.

  1. Pelaksanaan hafalan sesuai dengan kemampuan dan kenyamanan masing-masing siswa dapat dilihat pada gambar 3.5 di bawah ini :

Gambar 3.5

 

 

 

 

 

 

 

    Kegiatan siswa menghafal QS Al-Qari’ah dan Tarjamahnya secara bersama

Gambar 3.6

 

 

 

 

 

 

 

 


                              Kegiatan menghafal dengan metode drill secara bersama

Gambar 3.8a

 

 

 

 

 

 

 


                      

 

 

Kegiatan menghafal dengan metode drill secara kelompok

 

Gambar 3.8b

 

 

 

 

 

 

 

 


                         

 

Kegiatan menghafal dengan metode drill secara Kelompok

Gambar 3.9

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Kegiatan free test hafalan siswa secara Individu

 

                       Gambar 3.10

 

 

 

 

 

 

 

 


                                      

 

                                                 Kegiatan pengamatan observer.

 

Gambar 3.11

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Keadaan kelas saat pembelajaran

 

Gambar 3.12

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Guru sedang memberikan bimbingan metode drill

Gambar 3.13

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Saat melaksanakan refleksi

 

                                                            Gambar 3.14

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Pelaksanaan Mushofaha dengan siswa

 

  1. Mengawasi sambil menghayati jalannya drill

Pelaksana yang mengawasi jalannya drill  adalah peneliti dan observer, peneliti bertugas untuk menghayati titik kelemahan dan kekuranganya dari jalanya drill , sedangkan observer bertugas melaksanakan pengamatan.

  1. Kontrol terhadap aktivitas dan kesungguhan para pelaku

Kontrol dilakukan oleh peneliti terhadap aktivitas dan kesungguhan para pelaku untuk menjadi bahan pertimbangan dan perbaikan.

  • Kegiatan Penutup
  • Guru menyimpulkan pembelajaran
  • Guru melakukan post-test pada siklus I secara sampling untuk mengetahui hasil penguasaan siswa pada titik tekan tindakan pertama yaitu penguasaan siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Pemberian gambaran sebelum pelaksanaan post-test pada siklus I dapat dilihat pada gambar 3.15.

 

Gambar 3.15

 

 

 

 

 

 

 

 


Pemberian Gambaran Pelaksanaan Post-Test Siklus I Terhadap Materi Pokok menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

  • Guru melakukan perbaikan pembelajaran
  • Guru memberikan analisis dan refleksi
  • Guru menutup pelajaran dengan meminpin do’a
  1. Siklus II

Pelaksanaan siklus II dilaksanaan hari senin tanggal 12 Maret 2015 pukul 08.00 s/d 09.10. Peneliti melakukan proses pembelajaran dan bertindak sebagai pengajar. Peneliti dibantu oleh guru mitra yang bertindak sebagai observer.Kegiatan penelitian pada siklus II fokus peningkatan kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Kegiatan penelitian pada tindakan  pertama berisi kegiatan pembelajaran yang berpedoman pada Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Langkah-langkah pelaksanaan pada tindakan siklus kedua persis sama dengan pelaksanaan tindakan  pada siklus I kecuali berbeda pada titik tekan fokus tindakan lebih pada peningkatan kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya, selain setting lokasi, proses KBM, demikian pula langkah observasi dan refleksi ditekankan pada analisis hasil mengenai peningkatan kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

  1. Pelaksanaan Pengamatan
  2. Pelaku Kegiatan Pengamatan (Observer)

Pelaku kegiatan pengamatan (observer) pada siklus I dan siklus II adalah  teman sejawat yaitu: guru quran hadits yang bernama Nurlailatussaadah, S.Th.I dan Umi Hani, S.Ag serta Kepala  Madrasah.

  1. Langkah-Langkah Kegiatan Pengamatan

Karena jenis penelitian kualitatif maka Tehnik Pengumpulan Data (TPD) pokoknya adalah observasi partisipasi yang dilakukan secara terlibat oleh pengamat. Observasi dilakukan terhadap ketiga pokus masalah meliputi:

  • Setting lokasi penelitian
  • Proses PTK yang meliputi: langkah syntax KBM, perencanaan, aktivitas guru dan aktivitas siswa.
  • Hasil tindakan yaitu tentang penguasaan siswa terhadap pokok membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.
  • Selain tehnik observasi, digunakan pula tehnik test untuk mengukur hasil tindakan.

Pengamatan untuk siklus 1 difokuskan pada: “peningkatan minat siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan metode drill  selain setting kelas, proses pembelajaran dan test  untuk mengamati  hasil penguasaan siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.” Sedangkan pada penelitian siklus ke 2, langkah-langkah pengamatan yang dilakukan persis seperti pada siklus ke 1, kecuali berbeda pada titik tekan fokus pengamatan lebih pada peningkatan kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Secara rinci, langkah-langkah pengamatan  adalah sebagai berikut:

 

 

  • Siklus I
  1. Pengamatan Setting Lokasi Penelitian
  2. Keadaan Sekolah MTs Ma’arif NU
  • Letak sekolah MTs Ma’arif NU
  • Kondisi fisik bangunan MTs Ma’arif NU
  • Guru MTs Ma’arif NU
  • Siswa MTs Ma’arif NU
  1. Keadaan Kelas Pada Saat PTK
  • Jumlah siswa
  • Tata letak ruang kelas
  • Kondisi lingkungan (luar kelas)
  • Sarana kelas
  • Suasana kelas saat PTK
  1. Pengamatan Proses PTK
  2. Langkah-lankah (syintax) PTK
  3. Perencanaan PTK
  4. Aktivitas guru pada saat tindakan
  • Kegiatan awal
  • Kegiatan Inti
  • Kegiatan Penutup
  1. Aktivitas siswa pada saat tindakan
    • Kegiatan awal
    • Kegiatan Inti
    • Kegiatan Penutup
  1. Test hasil Kemampuan

Penekanan pada penguasaan siswa terhadap materi pada pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

  1. Pre-test
  2. Post-test
  • Siklus II
  1. Pengamatan Setting Lokasi Penelitian
    • Keadaan Sekolah MTs Ma’arif NU  .
  • Letak sekolah MTs Ma’arif NU
  • Kondisi fisik bangunan MTs Ma’arif NU
  • Guru MTs Ma’arif NU
  • Siswa MTs Ma’arif NU

2)   Keadaan Kelas Pada Saat PTK

(a)    Jumlah siswa

(b)    Tata letak ruang kelas

(c)    Kondisi lingkungan (luar kelas)

(d)    Sarana kelas

(e)    Suasana kelas saat PTK

  1. Pengamatan Proses PTK
  2. a) Langkah-langkah (syntax) PTK
  3. b) Perencanaan PTK
  4. c) Aktivitas guru pada saat tindakan
  • Kegiatan awal
  • Kegiatan Inti
  • Kegiatan Penutup
  1. d) Aktivitas siswa pada saat tindakan

(a)    Kegiatan awal

(b)    Kegiatan Inti

(c)    Kegiatan Penutup

  1. Pengamatan Hasil Kemampuan

Penekanan pada penguasaan siswa terhadap sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

  1. Pre-test
  2. Pos-test
  3. Pengamatan hasil kemampuan seluruh siklus (I dan II)

 

    • (a) Test Praktek Pada peningkatan minat siswa pada materi pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.
    • (b) Pengamatan pada kemampuan menghafal siswa pada materi sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.
  1. Catatan Hasil Pengamatan

Karena jenis penelitian kualitatif maka hasil pengamatan diambil dari Tehnik Pengumpulan Data (TPD) pokoknya adalah observasi partisipasi. Hasil pengamatan pada siklus I difokuskan pada: “minat siswa terhadap materi pokok bahasan membaca quran surat pendek pilihan dan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan metode drill  selain setting kelas, proses pembelajaran dan test  untuk mengukur hasil penguasaan siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.” Sedangkan pada penelitian siklus ke 2, hasil pengamatan difokuskan pada: “Peningkatan kemampuan menghafal pada materi pokok bahasan  membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya selain setting lokasi penelitian, dan proses pembelajaran.

 

  1. Analisis Data (Refleksi)
  • Pelaku Refleksi

Pelaku kegiatan refleksi pada siklus I dan siklus II adalah  peneliti, sesame guru qur’an hadits yang bernama Nurlailatussaadah, S.Th.I dan Umi Hani, S.Ag serta kepala  Mts yang bernama Siti Ulfah Maemunah, S.Pd

  • Langkah-Langkah Kegiatan Refleksi

Analisis data pada Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengan cara refleksi, yaitu mengkritisi dan mendiskusikan hasil pengamatan antara pelaku tindakan (peneliti) dengan guru quran hadits (Nurlailatussaadah, S.Th.I dan Umi Hani, S.Ag) serta kepala Madrasah (Siti Ulfah Maemunah, S.Pd) yang menjadi observer. Analisis data dilakukan terhadap hasil observasi yang dilakukan oleh observer terhadap lembar ceklis.

Sejalan dengan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, langkah-langkah atau asfek  pokok yang dibahas pada kegiatan refleksi adalah mengenai:

  • Setting lokasi penelitian
  • Proses PTK yang meliputi: langkah syntax KBM, perencanaan, aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran dan hasil tindakan yaitu: peningkatan minat dan kemampuan menghafal materi pada pokok bahasan membaca surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.
  • Minat dan kemampuan menghafal siswa terhadap materi pokok bahasan membaca surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

Fokus utama refleksi pada siklus I adalah: “Peningkatan minat siswa terhadap materi pokok bahasan membaca surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan metode drill  selain setting kelas, proses pembelajaran dan tes untuk mengamati  minat siswa terhadap materi pokok bahasan membaca surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Fokus utama refleksi pada siklus II adalah:  “meningkatkan kemampuan menghafal siswa dengan asumsi minat untuk mempelajari materi pokok bahasan membaca surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya sudah meningkat pada siklus I selain pengamatan pada perbaikan kondisi setting dan proses tindakan. Hasil diskusi refleksi menjadi simpulan jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Jika masih ditemukan beberapa catatan kelemahan proses dan hasil, maka direkomendasikan untuk perbaikan  pada Penelitian Tindakan Kelas berikutnya.

 

 

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

 Kondisi Objektif Lokasi Penelitian

o    Keadaan Sekolah MTs Ma’arif NU  .

  • Letak Sekolah MTs Ma’arif NU

MTs As-Sawiyah   beralamat MTs Ma’arif NU  Kecamatan  kabupaten Cilacap . Letak MTs Ma’arif NU   sangat strategis, lokasi bangunan yang terletak ditengah-tengah masyarakat.

  • Kondisi Fisik Bangunan MTs Ma’arif NU

Kondisi fisik bangunan MTs Ma’arif NU   baik, baik  pada temperatur, instalasi listrik dan keamanan. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran lembar pengamatan setting lokasi.

  • Guru MTs Ma’arif NU

Guru MTs Ma’arif NU   dapat dikatagorikan sangat memadai karena selain kualifikasi SI dilihat dari usia masih produktif. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran lembar pengamatan setting lokasi.

  • Siswa MTs Ma’arif NU

Jumlah MTs Ma’arif NU   terdiri dari 141 siswa yang terdiri dari 6 rombel (kelas), jumlah rombel tidak memadai dengan jumlah ruang kelas, hanya jumlah siswa tiap kelas memadai dengan luas tiap ruangan kelas MTs Ma’arif NU  . Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran lembar pengamatan setting lokasi.

  1. Setting Kelas IX A
  1. Siklus I
  • Jumlah Siswa

Jumlah  siswa pada penelitian tindakan kelas ini adalah: siswa perempuan 53 orang, siswa laki-laki 27 orang, jumlah 27 orang, usia rata-rata baik dan memadai.

  • Tata Letak Ruang Kelas

Tata letak ruang kelas tidak efektif, selengkapnya dapat dilihat pada lampiran lembar pengamatan setting lokasi

 

 

  • Kondisi Lingkungan (Luar kelas)

Kondisi lingkungan cukup karena selain kurang nyaman, karna  bising dengan para pedagang yang ada di luar.

  • Sarana Kelas

Sarana kelas ada tapi belum lengkap.Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran lembar pengamatan setting lokasi.

  • Suasana Pada Saat PTK

Suasana kelas pada saat PTK dengan metode drill  pada tindakan siklus I siswa aktip dan merasa senang tapi dalam suasana ribut tidak beraturan, inopatip siswa dan kreatip siswa masih kurang. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran lembar pengamatan setting lokasi.

 Secara keseluruhan catatan hasil dari lembar pengamatan setting lokasi  pada siklus I diperoleh skor 31 dengan rata-rata =  = 31 : 9 = 3,44. Selengkapnya hasil pengamatan setting lokasi dapat di lihat pada tabel 3.5 di bawah ini:

Tabel 3.5

Tabel  Hasil Pengamatan Setting Lokasi Siklus I

No

Aspek Pengamatan Setting Lokasi

Nilai

Skor

Jumlah Item

1.

 

 

 

 

2.

Keadaan Sekolah

a.    Letak sekolah

b.    Kondisi fisik skolah

c.    Guru

d.   Siswa

Keadaan pada saat PTK

a.    Jumlah siswa

b.    Tata letak ruang kelas

c.    Kondisi luar kelas

d.   Sarana kelas

e.    Suasana pada saat tindakan

 

SB

B

SB

B

 

B

J

J

C

J

 

5

4

5

4

 

4

2

2

3

2

 

 

 

 

 

9 observasi

Jumlah skor

 

31

 

Rata-rata =

 

3,44

 

                         Keterangan

SB

B

C

J

SJ

:

:

:

:

:

Sangat Baik

Baik

Cukup

Jelek

Sangat Jelek

= 5

= 4

= 3

= 2

= 1

 

  1. Siklus II

Catatan hasil pengamatan setting lokasi penelitian pada siklus II hampir sama kecuali pada bagian tertentu yang harus di tingkatkan diantaranya  kelas pada saat tindakan yaitu: kondisi lingkungan luar kelas, tata letak ruang kelas, sarana kelas dan suasana kelas. Setelah adanya perbaikan hasil mengenai setting meningkat, secara keseluruhan hasil pengamatan setting lokasi memperoleh skor 43 dengan rata-rata =  = 43 : 9 = 4,77. Hasil observasi setting lokasi siklus II dapat dilihat pada tabel 3.6 di bawah ini sebagai berikut:

Tabel 3.6

Tabel  Hasil Pengamatan Setting Lokasi Siklus II

No

Aspek Pengamatan Setting Lokasi

Nilai

Skor

Jumlah Item

1.

 

 

 

 

2.

Keadaan Sekolah

a.     Letak sekolah

b.     Kondisi fisik sekolah

c.     Guru

d.    Siswa

Keadaan pada saat PTK

a.    Jumlah siswa

b.    Tata letak ruang kelas

c.    Kondisi luar kelas

d.   Sarana kelas

e.    Suasana pada saat tindakan

 

SB

B

SB

 

SB

SB
SB
SB

SB

 

5

4

5

4

 

5

5

5

5

5

 

 

 

 

 

 

9 observasi

 

 

Jumah skor

43

 

 

Rata-rata =

 

4,77

 

  Keterangan

SB

B

C

J

SJ

:

:

:

:

Sangat Baik

Baik

Cukup

Jelek

Sangat Jelek

= 5

= 4

= 3

= 2

= 1

 

  1. Proses PTK (Langkah KBM)

Pengamatan proses PTK adalah pengamatan terhadap langkah syntax PTK, perencanaan, aktivitas guru pada saat tindakan dan aktivitas siswa pada saat tindakan. Selengkapnya hasil pengamatan proses PTK, baik langkah syitax PTK, perencanaan, aktivitas guru, aktivitas siswa siklus I dan II dapat dilihat pada lampiran lembar pengamatan proses PTK. Secara lebih rinci catatan hasil proses PTK pada siklus I dan II adalah sebagai berikut:

  1. Langkah Syntax PTK

Hasil jumlah skor yang diperoleh dari lembar pengamatan langkah syntax PTK pada siklus I sebesar 13 dengan jumlah item obserasi 4. Setelah adanya perbaikan hasil jumlah skor yang diperoleh dari lembar pengamatan langkah syntax PTK pada siklus II sebesar 19 dengan jumlah item observasi 4.

  1. Perencanaan

Hasil jumlah skor yang diperoleh dari lembar pengamatan perencanaan pada siklus I sebesar 46 dengan jumlah item observasi 13. Setelah adanya perbaikan Hasil jumlah skor yang diperoleh dari lembar pengamatan perencanaan pada siklus II sebesar 67 dengan jumlah item observasi 13.

  1. Aktivitas Guru

Hasil jumlah skor yang diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas guru pada siklus I sebesar 52 dengan jumlah item observasi 15.Setelah adanya perbaikan hasil jumlah skor yang diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas guru pada siklus I sebesar 73 dengan jumlah item observasi 15.

 

 

  1. Aktivitas Siswa

Hasil jumlah skor yang diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas siswa pada siklus I sebesar 41 dengan jumlah item observasi 12. Setelah adanya perbaikan hasil jumlah skor yang diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas siswa pada siklus II  sebesar 57 dengan jumlah item observasi 12.

Secara keseluruhan dari lembar pengamatan proses PTK pada siklus I  skor yang didapat sebesar 152 dengan skor tersebut diperoleh  rata-rata =   = 152 : 44 = 3,45. Sedangkan secara keseluruhan dari lembar pengamatan proses PTK pada siklus II  skor yang didapat sebesar 216, dengan skor tersebut diperoleh  rata-rata =   = 216 : 44 = 4,90. untuk  lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel 3.7 di bawah ini:

Tabel 3.7

Hasil Proses PTK Siklus I dan II

No

Pengamatan Proses PTK

Perolehan Skor

Jumlah Item Observasi

Siklus I

Siklus II

Siklus I

Siklus II

1.

Langkah Syintax PTK

13

19

4

4

2.

Perencanaan

46

67

13

13

3.

Aktivitas Guru

52

73

15

15

4.

Aktivitas Siswa

41

57

12

12

Jumlah

152

216

44

44

Rata-Rata Siklus I

 = 152 : 44 = 3,45

Rata-Rata Siklus II

 = 216 : 44 = 4,90.

  1. Hasil Tindakan Kelas
  • Tindakan Kelas (Minat Siswa)

(1).  Sikus I

Pada  siklus I selain tehnik  observasi / pengamatan, digunakan  pula  tehnik  test untuk mengukur hasil tindakan terhadap penguasaan siswa pada materi  pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Secara rinci, hasil penggunaan tehnik test tersebut adalah sebagai berikut:

 

  1. Pre-test

Pre-test  dilakukan pada awal pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui konsepsi awal kemampuan siswa terhadap materi pelajaran sebelum dilakukan tindakan.

  1. Post-test

Post-test dilakukan di akhir pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap materi pada pokok membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

Instrumennya berupa test praktek yang dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran. Adapun hasil nilai pre-test  siklus I siswa kelas IX  MTs Ma’arif NU  Desa Cilempuyang Kecamatan  kabupaten cilacap  terhadap materi pada pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Menunjukkan dari jumlah siswa 23 orang skor yang diperoleh sebesar 1330  dengan skor tersebut diperoleh rata-rata =  = 1330  : 25 = 53,2. Sedangkan Hasil pots-test siklus I, setelah dilakukan pembelajaran dengan metode drill  terhadap materi pada pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.  Menunjukkan dari jumlah skor siswa 25 orang diperoleh skor sebesar 1645 dengan skor tersebut diperoleh rata-rata =  = 1645 : 25 = 66,15

 Selengkapnya  hasil pre-test  dan post-test siklus I terdapat pada tabel 3.8 berikut  ini:

Tabel 3.8

Hasil Pre-Test  dan Post-Test Siklus I Kelas IX A MTs Ma’arif NU   peningkatan minat Pada Materi Pokok Bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok Bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

 

No

Nama Siswa

Perolehan Skor

Jumlah Soal Test

 

Pre-test

Post-test

Pre-test

Post-test

 

1.

Agun Ali Rahmat

60

70

3

3

 

2.

Aimmatunnadzifah

70

80

3

3

 

3.

Ali Nur Hakim

75

80

3

3

 

4.

Atik Astiyanti

80

85

3

3

 

5.

DenisWulandari

75

80

3

3

 

6.

Eka Yuliyanto

45

60

3

3

 

7.

Habib Mustofa

60

65

3

3

 

8.

Ika Sartika

50

65

3

3

 

9.

Irfan Nurmawan

60

65

3

3

 

10.

Laelatul Rohimah

70

70

3

3

 

11.

Mila Afitasari

50

65

3

3

 

12.

M.Agil Al-Munawar

75

75

3

3

 

13.

Oman Abdurrahman

60

70

3

3

 

14.

Risma Qurrotun F

60

70

3

3

 

15.

Slamet Riyadi

50

60

3

3

 

16.

Solihah Romadoni

40

60

3

3

 

17.

Sunarti

45

60

3

3

 

18.

Tasiman

40

60

3

3

 

19.

Tati Fitani

45

65

3

3

 

20.

Wahyu Suhendra

55

65

3

3

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Rata-Rata Pre-Test

  =  1165 : 20  =  58,25

 

Rata-Rata Post-Test

=  1370 : 20  =  68,50

 

 

(2).  Siklus II

Pada siklus II tehnik observasi/pengamatan, digunakan pula untuk mengukur hasil tindakan terhadap kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

Secara rinci, hasil observasi terhadap penguasaan siswa dalam dalam menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya adalah sebagai berikut:

  1. Pre-test

Pretest  dilakukan pada awal pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui konsepsi awal kemampuan siswa terhadap materi pelajaran sebelum dilakukan tindakan.

  1. Post-test

Post test dilakukan di akhir pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

Instrumennya berupa pengamatan terhadap praktek siswa dalam menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya, yang harus dilakukan siswa sebelum dan sesudah pembelajaran.

Adapun hasil nilai pre-test  siklus II siswa kelas IX A MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang Kecamatan  kabupaten cilacap  pada pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya, menunjukkan dari jumlah siswa 20 orang diperoleh skor  sebesar 1165 dengan skor tersebut diperoleh rata-rata =  = 1165 : 20 = 58,25. Sedangkan Hasil pots-test siklus II siswa kelas IX A  MTs Ma’arif NU  Desa Cilempuyang Kecamatan  kabupaten Cilacap  setelah dilakukan pembelajaran dengan metode drill  pada pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya, menunjukkan dari jumlah skor siswa 20 orang diperoleh skor sebesar 2265 dengan skor tersebut diperoleh rata-rata =        = 1370 : 20 = 68,50

 

 

 

 

Selengkapnya  hasil pre-test  dan post-test siklus II terdapat pada tabel 3.9 berikut  ini:

Tabel 3.9

Hasil Pre-test  dan Post-Test Siklus II Kelas IX A MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang Kecamatan  kabupaten Cilacap Terhadap sub pokok bahasan kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

 

No

Nama Siswa

Nilai

Jumlah Item Observasi

Pre-test

Post-test

Pre-test

Post-test

1.

Agun Ali Rahmat

80

85

3

3

2.

Aimmatunnadzifah

90

100

3

3

3.

Ali Nur Hakim

80

95

3

3

4.

Atik Astiyanti

80

100

3

3

5.

DenisWulandari

80

100

3

3

6.

Eka Yuliyanto

70

85

3

3

7.

Habib Mustofa

75

85

3

3

8.

Ika Sartika

70

80

3

3

9.

Irfan Nurmawan

75

85

3

3

10.

Laelatul Rohimah

70

85

3

3

11.

Mila Afitasari

80

100

3

3

12.

M.Agil Al-Munawar

75

90

3

3

13.

Oman Abdurrahman

75

85

3

3

14.

Risma Qurrotun F

75

95

3

3

15.

Slamet Riyadi

70

85

3

3

16.

Solihah Romadoni

75

85

3

3

17.

Sunarti

75

85

3

3

18.

Tasiman

70

85

3

3

19.

Tati Fitani

80

100

3

3

20.

Wahyu Suhendra

75

90

3

3

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jumlah

  1520         1800

Rata-Rata Pre-test

 =  1520 : 20 = 76

Rata-Rata Post-Test

 =  1800 : 20 = 90

 

 

  • Hasil Kemampuan Menghafal

o                     Siklus I

Kegiatan refleksi/analisis kemampuan dilakukan langsung setelah post-test selesai, yaitu mengkritisi dan mendiskusikan hasil test . Fokus refleksi hasil  pada siklus 1 adalah:  “minat siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya, dari hasil test  praktek pre-test  siklus I sebesar 1520   dengan jumlah skor tersebut diperoleh  rata-rata =  = 1520  : 20 = 76 . Nilai tersebut berkategori kurang karena jika dilihat dari skala penilaian, angka tersebut berada pada interval 50 – 59 dari lima skala penilaian angka yaitu: (0 – 49 = Gagal, 50 – 59 = Kurang, 60 – 69 = Cukup, 70 – 79 = Baik, 80 – 100 = Baik sekali). Sedangkan pada post-test pada siklus I setelah dilakukan tindakan dengan metode drill  diperoleh jumlah nilai dari 20 siswa sebesar 1800 , dengan jumlah skor tersebut diperoleh  rata-rata =  = 1800  : 20 = 90. Nilai tersebut berkategori cukup karena jika dilihat dari skala penilaian, angka tersebut  berada  pada interval  60 – 69 dari lima skala penilaian angka yaitu: (0 – 49 = Gagal, 50 – 59 = Kurang, 60 – 69 = Cukup, 70 – 79 = Baik, 80 – 100 = Baik sekali). Dari data tersebut perbandingan nilai sebelum dan sesudah tindakan atau pre-test  dan post-test pada siklus  I menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat dan penelitian ini diteruskan pada  siklus II  karena hasil belajar siswa walaupun sudah memenuhi target kriteria KKM tapi belum optimal.

  • Siklus II

Kegiatan refleksi/analisis kemampuan dilakukan langsung setelah post-test selesai, yaitu mengkritisi dan mendiskusikan hasil pengamatan. Fokus refleksi hasil pengamatan kemampuan pada siklus II adalah: “kemampuan menghafal siswa terhadap membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya, dari hasil pengamatan  praktek pre-test  siklus II sebesar 1905 dengan jumlah skor tersebut diperoleh rata-rata =  = 1520 : 20 = 76. Nilai tersebut berkategori baik karena jika dilihat dari skala penilaian, angka tersebut  berada  pada interval 70 – 79 dari lima skala penilaian angka yaitu: (0 – 49 = Gagal, 50 – 59 = Kurang, 60 – 69 = Cukup, 70 – 79 = Baik, 80 – 100 = Baik sekali).  Sedangkan pada post-test pada siklus II setelah dilakukan tindakan dengan metode drill  diperoleh jumlah nilai dari 25 siswa sebesar 2265, dengan jumlah skor tersebut diperoleh  rata-rata =  = 1800 : 20 = 90. Nilai tersebut berkategori sangat baik karena jika dilihat dari skala penilaian, angka tersebut  berada  pada interval 80 – 100 dari lima skala penilaian angka yaitu: (0 – 49 = Gagal, 50 – 59 = Kurang, 60 – 69 = Cukup, 70 – 79 = Baik, 80 – 100 = Baik sekali).  Dari data tersebut perbandingan nilai antara sebelum tindakan dan sesudah tindakan atau pre-test  dan post-test siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat.

Analisis  perbedaan antara  dua beda rata-rata pada pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan menggunakan metode drill  terhadap hasil kemampuan siswa kelas IX A MTs Ma’arif NU   terdiri dari:

  1. Uji beda dua rata-rata pre-test dan post-test pada siklus I
  2. Uji beda dua rata-rata pre-test dan post-test pada siklus II
  3. Uji beda dua rata-rata post-test siklus I dan post-test siklus II

Atas dasar di atas terdapat data yang yang diperlukan untuk analisis, hanya datanya tidak dihitung koefisien korelasi tetapi dibandingkan untuk melihat pengaruhnya bedasarkan selisih rata-ratanya. Meskipun demikian masih terjadi keterkaitan dengan perhitungan perbedaan dua rata-ratanya

Selengkapnya langkah-langkah analisis dua beda rata-rata adalah sebagai berikut:

  1. Membuat tabel uji beda dua rata-rata

Tabel untuk analisis beda dua rata-rata pada pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan menggunakan metode drill  terhadap hasil belajar siswa kelas IX A  MTs Ma’arif NU   terdiri dari:

  1. Tabel uji beda dua rata-rata pre-test dan post-test pada siklus I

Tabel uji beda dua rata-rata pre-test  dan post-test pada siklus I dapat dilihat pada tabel 3.10 di bawah ini:

Tabel 3.10

Uji Beda Dua Rata-Rata Pre-Test  dan Post-Test Siklus I

 

Nama siswa

Perolehan Skor

D

No

Pre-test  siklus I

( )

Post test siklus I

)

1.

Agun Ali Rahmat

60

85

10

2.

Aimmatunnadzifah

70

100

10

3.

Ali Nur Hakim

75

95

5

4.

Atik Astiyanti

80

100

15

5.

DenisWulandari

75

100

15

6.

Eka Yuliyanto

45

85

15

7.

Habib Mustofa

60

85

5

8.

Ika Sartika

50

80

15

9.

Irfan Nurmawan

60

85

5

10.

Laelatul Rohimah

70

85

10

11.

Mila Afitasari

50

100

15

12.

M.Agil Al-Munawar

75

90

10

13.

Oman Abdurrahman

60

85

10

14.

Risma Qurrotun F

60

95

10

15.

Slamet Riyadi

50

85

10

16.

Solihah Romadoni

40

85

20

17.

Sunarti

45

85

15

18.

Tasiman

40

85

20

19.

Tati Fitani

45

100

20

20.

Wahyu Suhendra

55

90

10

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jumlah

1520                  1800

315

  1. Tabel uji beda  dua  -rata pre-test  dan post-test pada siklus II

Tabel uji beda dua rata-rata pre-test  dan post-test siklus II, terdapat pada tabel 3.11 di bawah ini:

Tabel 3.11

Uji Beda Dua Rata-Rata Pre-Test  dan Post-Test Siklus II

 

Nama siswa

Perolehan Skor

D

No

Pre-test  siklus II

( )

Post test siklus II

)

1.

Agun Ali Rahmat

85

100

15

2.

Aimmatunnadzifah

90

100

10

3.

Ali Nur Hakim

80

95

15

4.

Atik Astiyanti

80

90

10

5.

DenisWulandari

75

85

10

6.

Eka Yuliyanto

70

85

15

7.

Habib Mustofa

75

85

10

8.

Ika Sartika

70

80

10

9.

Irfan Nurmawan

75

85

10

10.

Laelatul Rohimah

70

85

15

11.

Mila Afitasari

80

100

20

12.

M.Agil Al-Munawar

75

90

15

13.

Oman Abdurrahman

80

95

15

14.

Risma Qurrotun F

75

95

20

15.

Slamet Riyadi

70

85

15

16.

Solihah Romadoni

70

85

15

17.

Sunarti

75

85

10

18.

Tasiman

70

85

15

19.

Tati Fitani

80

100

20

20.

Wahyu Suhendra

75

90

15

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jumlah

1905

2265

360

  1. Tabel uji beda dua rata-rata antara pre-test pada siklus I dengan test  praktek seluruh siklus pada materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

Tabel uji beda dua rata-rata pre-test  siklus I dengan  test  praktek seluruh siklus pada materi  sub pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.terdapat pada tabel 3.12 di bawah ini:

Tabel 3.12

Uji Beda Dua Rata-Rata Post-Test Siklus I dan Post-Test Siklus II

 

Nama Siswa

Perolehan Skor

D

No

Pre-test  siklus I

( )

Test  praktek seluruh siklus

)

1.

Agun Ali Rahmat

60

100

40

2.

Aimmatunnadzifah

70

100

30

3.

Ali Nur Hakim

75

95

20

4.

Atik Astiyanti

50

90

40

5.

DenisWulandari

45

85

40

6.

Eka Yuliyanto

45

85

40

7.

Habib Mustofa

60

85

25

8.

Ika Sartika

50

80

30

9.

Irfan Nurmawan

60

85

25

10.

Laelatul Rohimah

50

85

35

11.

Mila Afitasari

50

100

50

12.

M.Agil Al-Munawar

55

90

35

13.

Oman Abdurrahman

60

95

35

14.

Risma Qurrotun F

60

95

35

15.

Slamet Riyadi

50

85

35

16.

Solihah Romadoni

40

85

45

17.

Sunarti

45

85

40

18.

Tasiman

40

85

45

19.

Tati Fitani

45

100

55

20.

Wahyu Suhendra

55

90

35

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jumlah

1330

2265

935

 

 

  1. Catatan hasil uji beda dua rata-rata

 

Berdasarkan tabel diatas yaitu tabel 3.10, 3.11, 3.12 bahwa hasil uji beda dua rata-rata adalah sebagai berkut:

  1. Beda dua rata-rata antara pre-test dan post-test siklus I adalah sebesar =

      Ʃ(  )  =  = 12,5

Perhitungan di atas menunjukkan bahwa beda dua rata-rata antara pre-test  dan post-test siklus I adalah sebesar = 12,5. Dengan hasil tersebut menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dan menunjukkan adanya hasil pembelajaran yang berarti dengan menggunakan metode drill . Maka penerapan metode drill  berpengaruh terhadap penguasaan siswa.

  1. Beda dua rata-rata antara pre-test dan post-test siklus II adalah sebesar =

       Ʃ(  )  =  = 14,4

Perhitungan di atas menunjukkan bahwa bahwa beda dua rata-rata antara pre-test  dan post-test siklus I adalah sebesar = 14,4. Dengan hasil tersebut menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dan menunjukkan adanya hasil pembelajaran yang berarti dengan menggunakan metode drill . Maka penerapan metode drill  berpengaruh terhadap penguasaan siswa.

  1. Beda dua rata-rata antara post-test siklus I dan pos-test siklus II adalah sebesar = Ʃ( )  =  = 10,4

Perhitungan di atas menunjukkan bahwa beda dua rata-rata antara pre-test  dan post-test siklus I adalah sebesar = 10,4. Dengan hasil tersebut menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dan menunjukkan adanya hasil pembelajaran yang berarti dengan menggunakan metode drill . Maka penerapan metode drill  berpengaruh terhadap penguasaan siswa.

3).   Hasil dan Simpulan Refleksi

  1. Hasil Refleksi

Setelah selesai pembelajaran siklus I, refleksi dilakukan terhadap kegiatan yang terkait dengan pelaksanaan PTK, refleksi dilakukan sehari setelah pembelajaran siklus I selesai.Hasil diskusi refleksi menjadi simpulan jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Jika masih ditemukan beberapa catatan kelemahan settinng lokasi, proses dan hasil, maka direkomendasikan untuk perbaikan  pada Penelitian Tindakan Kelas berikutnya.

Hasil refleksi diperoleh dari Analisis Data hasil pengamatan dan test  terhadap dua variabel yaitu analsis terhadap variabel (X) : penerapan metode drill  yang terdiri dari: Setting lokasi penelitian, Proses PTK. Dan analisis terhadap variabel (Y): minat siswa terhadap pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya pada pre-test , post-test dan seluruh siklus. Analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif penjumlahan yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya.

Secara lebih rinci hasil analisis adalah sebagai berikut:

  1. Setting Lokasi Penelitian

Analisis Setting Lokasi Penelitian bersumber pada hasil observasi dan wawancara setting lokasi penelitian, dari hasil observasi dan wawancara diperoleh informasi bahwa secara keseluruhan setting lokasi penelitian pada siklus I diperoleh  skor 31, dengan skor tersebut diperoleh rata-rata =  = 31 : 9 = 3,44. Nilai tersebut berkategori cukup, karena berada pada interval antara 2,51 – 3,50 dari skala lima absolut yaitu: (antara 0,50 – 1,50 = Sangat jelek, 1,51- 2,50 = Jelek, 2,51- 3,50 = Cukup, 3,51- 4,50 = Baik 4,51- 5,50 = Sangat baik.  Hal-hal yang perlu ditingkatkan adalah  sarana kelas, kondisi luar kelas  dan tata letak sarana kelas pada ruang kelas. Setelah dilakukan  refleksi dan perbaikan maka sarana kelas di lengkapi, kondisi  luar kelas dikondisikan dengan baik, dan tata letak kursi, meja dikondisikan sesuai dengan metode yang di gunakan sehingga suasana kelas menjadi sangat baik dan kondusif. Sedangkan pada siklus II diperoleh informasi bahwa secara keseluruhan setting lokasi penelitian pada siklus II diperoleh  skor  43, dengan skor tersebut diperoleh rata-rata =  = 43 : 9 = 4,78.  Nilai tersebut berkategori sangat baik, karena berada pada nterval antara 4,51 – 5,50 dari skala lima absolut yaitu: (antara 0,50 – 1,50 = Sangat jelek, 1,51- 2,50 = Jelek, 2,51- 3,50 = Cukup, 3,51- 4,50 = Baik 4,51- 5,50 = Sangat baik. Setting lokasi telah kondusif dalam kategori sangat baik, kondisi lokasi PTK pada siklus II secara umum dari awal sampai akhir telah efektif dan sangat baik.

b).   Simpulan Refleksi

Dari hasil refleksi dapat ditarik simpulan bahwa:

  1. Setting lokasi penelitian
  2. Pada siklus I berkategori cukup dengan rata-rata 3,44 berada pada interval (2,51-3,50).
  3. Pada siklus II berkategori sangat baik dengan rata-rata 4,90 berada pada interval (4,51-5,50).
  4. Proses PTK
  5. Pada siklus I berkategori cukup dengan rata-rata 3,45 berada pada interval (2,51-3,50).
  6. Pada siklus II berkategori sangat baik dengan rata-rata 4,90 berada pada interval (4,51-5,50).
  7. Hasil Peningkatan Minat Dan Kemampuan Menghafal
  8. Minat siswa pada pre-test  siklus I berkategori kurang dengan rata-rata 53,2   berada pada interval 50 – 59
  9. Minat siswa pada post-test siklus I berkategori cukup dengan rata-rata 65,15 berada pada interval (60 – 69).
  10. Kemampuan menghafal siswa pada pre-test siklus II berkategori baik dengan rata-rata 76,2 berada pada interval (70 – 79).
  11. Kemampuan menghafal siswa pada pos-test siklus II berkategori sangat baik dengan rata-rata 90,6 berada pada interval (80 – 100).

Untuk lebih jelasnya hasil simpulan refleksi dapat dilihat pada tabel 3.13 dibawah ini sebagai berikut:

  Tabel 3.13

Simpulan Refleksi

No

Asfek-Asfek pengamatan/Refleksi

 

Catatan Hasil Pengamatan  dan  Refleksi

Siklus I

Siklus II

Rata-Rata Skor/Nilai

Kategori

Rata-Rata Skor/Nilai

Kategori

1

Setting Lokasi Penelitian

3,44

Cukup

4,78

Sangat baik

2

Proses PTK/KBM

3,45

Cukup

4,90

Sangat baik

3

Hasil Penguasaan

1. Pre-test

2. Post-test

 

53,2

76,2

 

Kurang

Cukup

 

76,2

90,6

 

Cukup

Sangat Baik

Untuk memperjelas perbandingan hasil dan analisis mengenai setting lokasi,  proses PTK dan hasil penelitian dapat dilihat pada grafik 3.1 dan 3.2 Sebagai berikut:

Grafik 3.1

Perbandingan Setting Lokasi dan Proses PTK

     Antara :

 

  5,50……………………………………………………………………………………………………………….                        SB

4,51 ………………………………………………………………………………………………………………

4,50 ………………………………………………………………………………………………………………

                   B

3,51……………………………………………………………………………………………………………….

3,50……………………………………………………………………………………………………………….

                   C

2,51……………………………………………………………………………………………………………….

 

2,50……………………………………………………………………………………………………………….

                   J

1,51……………………………………………………………………………………………………………….

 

1,50……………………………………………………………………………………………………………….

                 SJ

0,50……………………………………………………………………………………………………………....

 

 

Rata-rata:      (3,44)    (3,45)    (4,78)     (4,90)

 

                               Siklus I              Siklus II

Keterangan:

   

Setting Lokasi :                   

                

 

Proses PTK     :                                                                               

 SB

B

C

J

SJ

:

:

:

:

:

Sangat Baik

Baik

Cukup

Jelek

Sangat Jelek

 

Grafik 3.2

Perbandingan Hasil PTK

 

Antara :

 

  100……………………………………………………………………………………………………………                  SB

  1. ……………………………………………………………………………………………………………

79 …………………………………………………………………………………………………………….

              B

70……………………………………………………………………………………………………………..

69……………………………………………………………………………………………………………..

              C

60……………………………………………………………………………………………………………..

 

59……………………………………………………………………………………………………………..

              K

50……………………………………………………………………………………………………………..

 

49……………………………………………………………………………………………………………..

              G

0………………………………………………………………………..…….……………………………….

 

 

Rata-rata:      (53,18) (65,68)  (76,14)  (90,23)

                             

                                 Siklus I           Siklus II

Keterangan:                          

   

Pre – tes    :                   

     

Post – test :                                                                                         

Antara                                    0 ‒ 49                                             =  Gagal

Antara                                  50 – 59                                             =  Kurang

Antara                                  60 ‒ 69                                             =  Cukup

Antara                                  70 ‒ 79                                             =  Baik

Antara                                  80 – 100                                           =  Sangat Baik 

 

 

 

BAB V

PENUTUP

 

  1. Simpulan

Simpulan yang diperoleh berdasarkan uraian bab III dan sealur dengan rumusan masalah atau pertanyaan penelitian bahwa penerapan metode drill dalam meningkatkan minat dan kemampuan menghafal siswa terhadap pokok bahasan membaca Surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-qari’ah dan tarjamahnya adalah sebagai berkut:

  1. Setting Lokasi Penelitian

Setting Lokasi Penelitian bersumber pada hasil observasi dan analisis, dari hasil observasi dan analisis diperoleh informasi bahwa secara umum setting lokasi penelitian pada siklus I diperoleh nilai dengan jumlah skor 31, dengan skor tersebut diperoleh rata-rata =  = 31 : 9 = 3,44. Nilai tersebut berkategori cukup, karena berada pada interval antara 2,51 – 3,50 dari skala lima absolut Sedangkan pada siklus II kondisi setting telah kondusif dengan diperoleh nilai dalam jumlah skor 43. Dengan skor tersebut diperoleh rata-rata =  43 : 9 = 4,77 Nilai tersebut berkategori sangat baik, karena berada pada interval antara 4,51 – 5,50 dari skala lima absolut Kondisi setting lokasi PTK pada siklus II secara umum dari awal sampai akhir telah efektif dan sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa setting lokasi penelitian dalam melaksanakan penerapan metode drill  pada  pokok bahasan membaca surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya, mengalami perbaikan dan peningkatan, sehingga dapat dikategorikan bahwa setting lokasi pada penelitian mendukung atau kondusif.

  1. Proses PTK (Langkah KBM)

Berdasarkan hasil pengamatan proses dan analisis PTK pada langkah syntax PTK, perencanaan, aktivitas guru dan aktipitas siswa, Secara keseluruhan proses PTK siklus I, berdasarkan hasil observasi proses PTK siklus I diperoleh skor sebesar 152, dengan jumlah skor tersebut diperoleh rata-rata =  = 152 : 44 = 3,45. Nilai tersebut berkategori cukup karena pada interval (2,51-3,50)  dari skala lima absolut. Sedangkan secara keseluruhan pada proses PTK siklus II, berdasarkan hasil observasi proses PTK siklus II diperoleh skor sebesar 216, dengan jumlah skor tersebut diperoleh rata-rata =  = 216 : 44 = 4,90. Nilai tersebut berkategori sangat baik  karena berada pada interval (4,51-5,50)  dari skala lima absolut. Hal ini menunjukkan bahwa proses PTK telah relevan sehingga penerapan metode drill pada  pokok bahasan membaca surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QA Al-Qari’ah dan tarjamahnya mengalami perbaikan dan peningkatan.

  1. Hasil Tindakan Kelas

Minat siswa terhadap materi pokok bahasan membaca surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QA Al-Qari’ah dan tarjamahnya, dari hasil pre-test  pada siklus I diperoleh jumlah nilai dari 25 siswa sebesar 1330 , dengan jumlah skor tersebut diperoleh  rata-rata =  = 1330  : 20 = 53,2  . Nilai tersebut berkategori kurang,  karena berada pada interval 50 – 59 dari skala lima penilaian angka. Sedangkan penguasaan siswa terhadap kemampuan menghafal, berdasarkan hasil post-test siklus I diperoleh jumlah skor dari 20 siswa sebesar 1520, dengan jumlah skor tersebut diperoleh rata-rata =  = 1645  : 25 = 66,16. Nilai tersebut berkategori cukup  karena berada pada interval 60 – 69 dari skala lima penilaian angka. Sedangkan dari hasil pre-test  pada siklus II diperoleh jumlah skor dari 25 siswa sebesar 1645, dengan jumlah skor tersebut diperoleh  rata-rata =  = 1520  : 20 = 76. Nilai tersebut berkategori baik  karena berada pada interval 70 -79 dari skala lima penilaian angka. Sedangkan penguasaan siswa terhadap mempraktekkan shalat ‘id, berdasarkan hasil post-test siklus II diperoleh jumlah nilai dari 20 siswa sebesar 1800 dengan jumlah skor tersebut diperoleh  rata-rata =  =  1800 : 20 = 90. Nilai tersebut berkategori sangat baik  karena berada pada interval 80 – 100 dari skala lima penilaian angka, dengan demikian hasil kemampuan siswa secara keseluruhan mengalami perubahan dan peningkatan.

  1. Implikasi Hasil Penelitian Tindakan Kelas

Imlikasi hasil dari kesimpulan di atas maka akibat kausal dari Penelitian Tindakan Kelas dengan penerapan metode drill pada materi selain berpengaruh terhadap pelaksanaan pembelajaran juga berpengaruh terhadap hasil penguasaan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

al-Kahiil,  Abdud  Daa-im. Metode baru menghafal al-Quran yang mulia :  Innovative way to memorize the Quran. Diterjemahkan Oleh ; Farid Zainal Effendi PP Assalam – Cepu Jawa Tengah – Indonesia 2010

Depag R.I. Al-Quran dan Terjemahnya. Proyek Pengadaan Kitab Suci Al Quran. Jakarta: 1982

Mahmud dan Priatna, Tedi.Penelitian Tindakan Kelas; Teori dan Praktik.Tsabita. Bandung: 2008.

 Nasih, Ahmad Munjuin, dkk. 2009. Metode & teknik Pembelajaran PAI. Bandung: Refika Aditama

Suparjo.Materi Pendidikan Agama Islam IX.Tiga Serangkai. Jakarta: 1996.

Surya, Mohamad. Psikologi Pengajaran dan Pembelajaran, Pustaka Bani Quraisy. Bandung: 2004.

Suryana, Yaya & Priatna, Tedi.Metode Penelitian Pendidikan. Azkia Pustaka Utama. Bandung: 2007.

Suryana, Yaya. Prosedur dan Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas; Suatu Model Desain Pendekatan Kualitatif.(Makalah) Suplemen Pelatihan Peningkatan Kualitas Guru PAI Kemenag Tasikmalaya. Tasikmalaya: 2012

Sutikno, Sobri M. Belajar dan Pembelajaran; Upaya Kreatif dalam mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil.Prospect. Bandung: 2009.

Usman, Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Pers

 Zuhairini & Abdul Ghofur, dkk. 1983. Methodik Pendidikan Agama. Surabaya: Usana Offset Printing

[1] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), hlm. 334.

[2] Abu, Ahmad. 1986. Metode Khusus Pendidikan Agama.Bandung: CV Amrico, hal: 152

[3] Abu, Ahmad. Ibid, hal: 125

[4] Nana, Sudjana. 1991. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.  Bandung: Sinar Baru, hal: 86

[5]Jusup, Djajadisastra. Op. Cit, hal: 65

[6]Ibid, hal: 66-67

[7] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), hlm. 623.

[8] Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1984), hlm. 169

[9] Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia,  Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), hlm. 333.

[10] Abdulrab Nawabuddin, Kaifa Tahfadzul Qur’an, terj. Bambang Saiful Ma’arif, “Teknik Menghafal al-Qur’an”, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1996), hlm. 23.

[11] James Deese dan Stewart H. Hulse, The Psychology of Learning, (USA: McGraw-Hill, 1967), hlm.370-371.

[12] Muslim Nurdin dkk.,Moral dan Kognisi Islam, (Jawa Barat: Alfabeta, 2001), hlm. 48.

[13] Lihat, QS. al-Qiyamah: 18

[15] Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hal. 1

[16] M. Ziyad Abbas, Abdul Aziz Abdul Rouf,  Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur’an Daiyah, Bandung, Syamil, 2004. hlm. 32.

[17] Abdulrab Nawabuddin, Abdul Aziz Abdul Rouf,  Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur’an Daiyah, Bandung, Syamil, 2004. hlm. 47.. 48-49.

[18] Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 56-57.

[19] Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000),hal. 60

[20] Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 61.

[21] Abdurrahman Abdul Khaliq,  al-Qawaid al-Dzahabiyat li al-Hifz al-Qur’an al-Karim, terj. Abdul Rosyad Shiddiq, “Bagaimana Menghafal al-Qur’an”, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1991), hal. 18

[1] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), hlm. 334.

[2] Abu, Ahmad. 1986. Metode Khusus Pendidikan Agama.Bandung: CV Amrico, hal: 152

[3] Abu, Ahmad. Ibid, hal: 125

[4] Nana, Sudjana. 1991. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.  Bandung: Sinar Baru, hal: 86

[5]Jusup, Djajadisastra. Op. Cit, hal: 65

[6]Ibid, hal: 66-67

[7] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), hlm. 623.

[8] Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1984), hlm. 169

[9] Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia,  Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), hlm. 333.

[10] Abdulrab Nawabuddin, Kaifa Tahfadzul Qur’an, terj. Bambang Saiful Ma’arif, “Teknik Menghafal al-Qur’an”, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1996), hlm. 23.

[11] James Deese dan Stewart H. Hulse, The Psychology of Learning, (USA: McGraw-Hill, 1967), hlm.370-371.

[12] Muslim Nurdin dkk.,Moral dan Kognisi Islam, (Jawa Barat: Alfabeta, 2001), hlm. 48.

[13] Lihat, QS. al-Qiyamah: 18

[15] Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hal. 1

[16] M. Ziyad Abbas, Abdul Aziz Abdul Rouf,  Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur’an Daiyah, Bandung, Syamil, 2004. hlm. 32.

[17] Abdulrab Nawabuddin, Abdul Aziz Abdul Rouf,  Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur’an Daiyah, Bandung, Syamil, 2004. hlm. 47.. 48-49.

[18] Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 56-57.

[19] Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000),hal. 60

[20] Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 61.

[21] Abdurrahman Abdul Khaliq,  al-Qawaid al-Dzahabiyat li al-Hifz al-Qur’an al-Karim, terj. Abdul Rosyad Shiddiq, “Bagaimana Menghafal al-Qur’an”, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1991), hal. 18

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1    Nilai  Praktek Pelajaran   Al-Qur’an  hadits  Pokok  Bahasan

                   Membaca Qur’an Surat  Pendek  QS Al-Qari’ah  Sub  Pokok

                   Bahasan   Menghafal  QS  Al-Qari’ah dan Tarjamahnya di

                   Kelas IX MTs Ma’arif NU  Tahun 2013-2014……….….              1

Tabel 3.1    Fasilitas   Bangunan   MTs Ma’arif NU   Desa Cilempuyang

                   Kecamatan  Kabupaten Cilacap ……………………..…..            68

Tabel 3.2    Guru-guru dan Tenaga Administrasi MTs Ma’arif NU   Desa

                   Cilempuyang Kecamatan  Kabupaten Cilacap…………………. 68

Tabel 3.3    Keadaan Siswa MTs Ma’arif NU  Desa Cilempuyang

                   Kecamatan  Kabupaten Cilacap……………………….…            69

Tabel 3.4    Jadwal Penelitian……………………………………………………            77

Tabel 3.5    Tabel Hasil Pengamatan Setting Lokasi Siklus I………………...…            94

Tabel 3.6    Tabel Hasil Pengamatan Setting Lokasi Siklus II…………………..            95

Tabel 3.7    Hasil Proses PTK Siklus I dan II……………………………………            97

Tabel 3.8    Hasil Pre -Test  dan Post-TestSiklus I Kelas IX A MTs Ma’arif NU  Desa   Cilempuyang Kecamatan   Kabupaten

                   Cilacap Pada Materi Pokok  Bahasan membaca QS Pendek

                   Pilihan  QS Al-Qari’ah dan Sub Pokok  Bahasan  menghafal

                   QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya…………………………………….            99

Tabel 3.9    Hasil Pre-test  dan Post-Test Siklus II Kelas IX A MTs Ma’arif NU    Desa  Cilempuyang Kecamatan   Kabu –

                   Paten Cilacap Terhadap Peningkatan Minat…………… …….…….          101

 

Tabel 3.10  Hasil Pre-test  dan Post-Test Siklus II Kelas IX A MTs  Ma’arif NU   Desa  Cilempuyang  Kecamatan   Kabu-

                   patenCilacap Terhadap Peningkatan Kemampuan  meng –

                   hafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya…………………………….          101

Tabel 3.11  Uji Beda Dua Rata-Rata Pre-Test  dan Post-Test Siklus I….…….          113

Tabel 3.12  Uji Beda Dua Rata-Rata Pre-Test  dan Post-Test Siklus II……….          114

Tabel 3.13  Uji  Beda  Dua  Rata-Rata  Pos – Test   Siklus  I dan Pos – test

                   siklus II………………………………………  ………………                115

Tabel 3.14  Simpulan Refleksi………………………………………      …………… 118

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar3.1,    Kerangka pemikiran………………...………………………….……….. 11

Gambar 3.2     Kegiatan Menghafal dengan metode Drill secara bersama…… .……….46

Gambar 3.3     Kegiatan Pre Test…………………………………………..……..…….. 46

Gambar 3.4    Kegiatan pemberian materi Menghafal dengan metode Drill …......……. 46

Gambar 3.5    Kegiatan menghafal dengan metode drill secara bersama………...…….. 47

Gambar 3.6    Kegiatan menghafal dengan metode drill bersama …..……………...….. 47

Gambar3.7    Kegiatan menghafal dengan metode drill secara kelompok………..……..48

Gambar3.8    Kegiatan menghafal dengan metode drill secara kelompok. ……….…….48

Gambar3.9    Kegiatan menghafal dengan metode drill secara individu………………. 49

Gambar 3.10 Kegiatan pengamatan observasi...………….……………………….. ….. 49

Gambar3.11  Keadaan saat pembelajaran…………………………………… ………… 50

Gambar 3.12     Kegiatan menghafal dengan metode drill …………….……………… .51

Gambar 3.13  Pelaksanakan Refleksi…………………..……………..……….……….. 51

Gambar 3.14  Pelaksanakan Mushofahah……………………………………’…… ….. 51

Gambar 3.15   Pemberian Gambaran Pelaksanaan Post-Test Siklus I

                        Terhadap Materi Pokok Bahasan membaca QS pendek

                        pilihan (QS Al-Qari’ah Sub Pokok Bahasan menghafal

                       QSAl-Qari’ah dan tarjamahnya…………..……………………………... 52

 

 

 

 

 

DAFTAR  BAGAN

Halaman

Bagan 3.1  Bagan Kemmis dan Taggart Dua Siklus………………………………..  .    42

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR  GRAFIK

 

Halaman

Grafik 3.1   Perbandingan Hasil Setting Lokasi Dan Proses PTK…………….. ……….71

Grafik3.2 Perbandingan,Hasil PTK...................................................................................73

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran I  : Kisi-Kisi Penelitan

  1. Setting,Lokasi Penelitian…………………….…………………………………….………….. .75
  2. Proses PTK………………….…………………… …………….…………….. .75
  3. Hasil,Tindakan Kelas…………………………………………………………….…………….. .75

Lampiran II………………………………………………………………………………87

Lampiran III : Silabus

  1. Silabus………………………………………….………...……………..….… .109

Lampiran IV : RPP

  1. RPP ……….…………………………………………….……………………. .111

Lampiran V  :  Surat Keterangan Penelitian dari MTs Ma’arif NU  Desa      Cilempuyang kecamatan  Kabupaten Cilacap…………………………………………………………………………..    …..88

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                                                                                         

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 al-Kahiil,  Abdud  Daa-im. Metode baru menghafal al-Quran yang mulia :  Innovative way to memorize the Quran. Diterjemahkan Oleh ; Farid Zainal Effendi PP Assalam – Cepu Jawa Tengah – Indonesia 2010

Depag R.I. Al-Quran dan Terjemahnya. Proyek Pengadaan Kitab Suci Al Quran. Jakarta: 1982

Mahmud dan Priatna, Tedi.Penelitian Tindakan Kelas; Teori dan Praktik.Tsabita. Bandung: 2008.

 Nasih, Ahmad Munjuin, dkk. 2009. Metode & teknik Pembelajaran PAI. Bandung: Refika Aditama

Suparjo.Materi Pendidikan Agama Islam IX.Tiga Serangkai. Jakarta: 1996.

Surya, Mohamad. Psikologi Pengajaran dan Pembelajaran, Pustaka Bani Quraisy. Bandung: 2004.

Suryana, Yaya & Priatna, Tedi.Metode Penelitian Pendidikan. Azkia Pustaka Utama. Bandung: 2007.

Suryana, Yaya. Prosedur dan Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas; Suatu Model Desain Pendekatan Kualitatif.(Makalah) Suplemen Pelatihan Peningkatan Kualitas Guru PAI Kemenag Tasikmalaya. Tasikmalaya: 2012

Sutikno, Sobri M. Belajar dan Pembelajaran; Upaya Kreatif dalam mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil.Prospect. Bandung: 2009.

Usman, Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Pers

 Zuhairini & Abdul Ghofur, dkk. 1983. Methodik Pendidikan Agama. Surabaya: Usana Offset

hal. 18

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………………………I

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………………….2

BAB I

PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………………….…………………4

LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………………………………….………………..4

RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………………………………………….……………….5

TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN……………………………………………………………………………………..6

KERANGKA PEMIKIRAN………………………………………………………………………………………………………………6

LANGKAH LANGKAH PENELITIAN……………………………………………………………………………………………….9

9METODEDAN TEHNIK PENGUMPULAN DATA…………………………………………………………………….……9

BAB II…………………………………………………………………………………………………………………………….………….15

KAJIAN TEORITIK……………………………………………………………………………………………………………………….15

BAB III……………………………………………………………………………………………………………………………………….40

METODOLOGI PENELITIAN

PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS………………………………………………………………………..40

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN…………………………………………………………………………………………………  …57

SIKLUS I………………………………………………………………………………………………………………………..………… 57

SIKLUS II…………………………………………………………………………………………………………………………………...59

PROSES PTK(LANGKAH KBM)……………………………………………………………………………………………………60

HASIL PROSES PTK SIKLUS I DAN SIKLUS II………………………………………………………………………………..61

HASIL TINDAKAN KELAS…………………………………………………………………………………………………………….61

TINDAKAN KELAS (MINAT SISWA)

SIKLUS ……………………………………………………………………………………………………………………………………..62

SIKLUS I…………………………………………………………………………………………………………………………………….62

HASIL KEMAMPUAN MENGHAFAL………………………………….……………………………………………..……….65

UJIBEDADUARATARATAPRETESTDANPOST TEST…………………………………………………..………………………………………………………………….………………….66

HASIL KESIMPULAN REFLEKSI…………………………………………………………………………………………………..69

PERBANDINGANHASIL  PTK………….…………………………………………..…………………………………………………………………………………..71

BAB V

PENUTUP……………………………………………….…………………………………………………………………………………75

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….…………………………………………………………………….…………77

LAMPIRAN –LAMPIRAN……………………………………………….….……………………………………………….…………………………..87

 

 

 

 

 

Lembar Tes Praktek Pre-test Siklus I

 

 

1.       Apa yang di maksud dengan Ilmu Tajwid!

2.       Qs. Al-Qori’ah masuk dalam Juz berapa dalam Al-Qur’an!

3.       Ada berapa bacaan Mad yang ada dalam Qs. Al-Qori’ah!

4.       Apa yang dimaksud dengan Mad Thabi’i!

5.       Tuliskan contoh Mad Wajib Muttasil dalam Qs. Al-Qori’ah!

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lembar Tes Praktek Post-Test Siklus I

 

 

1.       Apa yang di maksud dengan Ilmu Tajwid!

2.       Qs. Al-Qori’ah masuk dalam Juz berapa dalam Al-Qur’an!

3.       Ada berapa bacaan Mad yang ada dalam Qs. Al-Qori’ah!

4.       Apa yang dimaksud dengan Mad Thabi’i!

5.       Tuliskan contoh Mad Wajib Muttasil dalam Qs. Al-Qori’ah!

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                                                                                                             

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Standar Kompetensi    : 2. Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan tentang hukum fenomena alam

Kompetensi Dasar

Materi Pembelajaran

Nilai Budaya & Karakter Bangsa

Nilai-Nilai Kewirausa-haan

Kegiatan Pembelajaran

Indikator

Penilaian

Alokasi Waktu

Sumber Belajar

Teknik

Bentuk Instrumen

Contoh Instrumen

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

2.1.   Memahami isi kandu-ngan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum alam

 

 

§ Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah

§ Terjemahan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum alam

§ Ayat-ayat dalam Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum alam

§ Isi kandungan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum alam

§ Cinta ilmu

§ Gemar Membaca

§ Kreatif

§ Disiplin

§ Ingin tahu

§ Kebiasaan menyedia-kan waktu untuk mem-baca berba-gai bacaan yang mem-berikan kebajikan bagi dirinya.

§ Mampu men-cari sumber belajar sendiri

§ Tidak putus asa dalam menghadapi kesulitan belajar

§ Membaca Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum alam

§ Menerjemahkan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum alam

§ Menentukan ayat-ayat dalam Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum alam

§ menggali isi kandungan Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur tentang menimbun harta (serakah)

§ Membaca Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum alam

§ Menerjemah-kan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum alam

§ Memilih ayat-ayat dalam Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum alam

§ Menjelaskan isi kandungan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum alam

Tes tulis

Uraian

§ Terjemah-kan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hu-kum alam!

§ Jelaskan isi kandungan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hu-kum alam!

2 x 40 menit

§ Juz ‘Amma

§ Buku Tajwid

§ Buku paket Al-Qur’an dan Hadits kelas IX

§ LKS PAI Madrasah Tsanawiyah

§ Buku lain yang relevan

2.2.   Memahami keterkaitan isi kandu-ngan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah  tentang hukum fenomena alam dalam kehidupan 

§ pengertian kiamat soghro dan kubro

§ Macam-macam bencana alam dalam kehidupan

§ Penyebab bencana alam dalam kehidupan

§ Contoh ulah manusia yang menyebabkan bencana alam

§ kesimpulan tentang keterkaitan antara bencana alam dengan akibat ulah manusia

§ Cinta ilmu

§ Gemar Membaca

§ Kreatif

§ Disiplin

§ Ingin tahu

§ Kebiasaan menyedia-kan waktu untuk mem-baca berba-gai bacaan yang mem-berikan kebajikan bagi dirinya.

§ Mampu men-cari sumber belajar sendiri

§ Tidak putus asa dalam menghadapi kesulitan belajar

§ Membeda-kan penger-tian kiamat soghro dan kubro

§ Menyebut-kan macam-macam bencana alam dalam kehidupan

§ Mendiskusikan penyebab bencana alam dalam kehidupan

§ Mencari contoh ulah manusia yang menyebabkan bencana alam

§ Membuat kesimpulan tentang keterkaitan antara bencana alam dengan akibat ulah manusia

§ Menjelaskan pengertian kiamat soghro dan kubro

§ Menunjukkan fakta macam-macam bencana alam dalam kehidupan

§ Menjelaskan penyebab bencana alam dalam kehidupan

§ Menyebutkan contoh ulah manusia yang menyebabkan bencana alam

§ Menyimpulkan keterkaitan antara bencana alam dengan akibat ulah manusia

Tes tulis

Uraian

§ Jelaskan pengertian kiamat soghro dan kubro!

§ Tunjukkan fakta ma-cam-macam bencana alam dalam kehidupan!

 

2 x 40 menit

 

2.3.   Menerapkan kandungan Al-Qari’ah, Al-Zalzalah dalam fenomena kehidupan sehari-hari dan akibatnya

§ Contoh perilaku orang yang peduli terhadap alam

§ cara menghindari terjadinya bencana alam yang dianjurkan agama

§ Cinta ilmu

§ Gemar Membaca

§ Kreatif

§ Disiplin

§ Ingin tahu

§ Kebiasaan menyedia-kan waktu untuk mem-baca berba-gai bacaan yang mem-berikan kebajikan bagi dirinya.

§ Mampu men-cari sumber belajar sendiri

§ Tidak putus asa dalam menghadapi kesulitan belajar

§ Menacari contoh perilaku orang yang peduli terhadap alam

§ Menentukan cara menghindari terjadinya bencana alam yang dianjurkan agama

§ Menunjukkan contoh perilaku orang yang peduli terhadap alam

§ Menjelaskan cara menghindari terjadinya bencana alam yang dianjurkan agama

Tes tulis

Uraian

§ Jelaskan cara meng-hindari terjadinya bencana alam yang dianjurkan agama!

2 x 40 menit

§ Juz ‘Amma

§ Buku Tajwid

§ Buku paket Al-Qur’an dan Hadits kelas IX

§ LKS PAI Madrasah Tsanawiyah

§ Buku lain yang relevan

 

Mengetahui,

Kepala Madrasah

 

 

 

SITI ULFAH MAEMUNAHS.Pd

NIP.-

 

    ,  Juli  2015

Guru bidang studi

 

 

 

NURLALATUSSAADAH, S.Th.I

NIP. 197511292007102001

 

 

 

 

 

Mengetahui,

Kepala Madrasah

 

 

 

SITI ULFAH MAEMUNAHS.Pd

NIP.-

 

    ,  Juli  2015

Guru bidang studi

 

 

 

NURLALATUSSAADAH, S.Th.I

NIP. 197511292007102001

 

 

 

 

 

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, berkat rahmat dan hidayah dari Allah SWT. Penulis dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan proposal ini sesuai harapan  dan tanpa kendala yang berarti.

Penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini tak lepas dari bantuan dari berbagai pihak karena memang pengalaman dan kemampuan penulis sangat terbatas. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan penghargaan dan mengucapkan terimaksih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Kepala Madrasah MTs Ma’arif NU   yang telah memberikan kesempatan penulisan dan penyusunan PTK ini.
  2. H. Adang, S.Pd, M.Pd. Selaku Pengawas MA/MTs yang dengan penuh kearifan dan kesabaran serta keihklasan selalu memberikan bimbingan dan pengarahan.
  3. Bapak/Ibu Guru di MTs Ma’arif NU   yang telah banyak membantu jalannya PTK ini.
  4. Anak-anakku kelas IX MTs Ma’arif NU  yang telah bekerja sama dalam Penelitian Tindakan Kelas sehingga dapat terseleseikan PTK ini.
  5. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun Materiil yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Berbagai bantuan dari semua  pihak tersebut di atas, sekali lagi penulis hanya dapat mengucapkan terimakasih yang sebeasr-besarnya dan tak terhingga, semoga jerih payah dan bantuan yang telah diberikan akan mendapat balasan pahala dari Allah SWT dan dicatat sebagai salah satu amal ibadah yang baik. Aamiin. 

, 15  Mei 2015

Penulis

 

Nurlailatussaadah, S.TH.I

NIP. 197511292007102001 

LEMBAR PENGESAHAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL AYAT DAN TERJEMAH QS AL-QORI’AH MELALUI METODE DRILL

(Penelitian  Tindakan  Kelas Pada Bidang Studi Qur’an  Hadits di Kelas IX A MTs Ma’arif NU  Desa Cilempuyang Kecamatan  Kabupaten Cilacap)

 

 

 PTK dengan judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal ayat dan Terjemah QS.Al- Qoriah melalui Metode Drill oleh Pengawas MTs Bapak H.Adang M.Pd dan Kepala MTs Ma’arif NU .telah disahkan pada :

Hari                                                     :Senin

Tanggal                                               : 16 Mei 2015

Jam                                                      : 08.00 – 10.00 WIB

Tempat                                                : MTs Ma’arif NU

Kecamatan                                          :

Kabupaten                                           : Cilacap

 

 

 

, 16 Mei 2015

 

           Pengawas MTs                                                             Kepala Madrasah

 

            H. Adang, S.Pd, M.Pd                                                Siti Ulfah Maemunah                          NIP. 196107121978031003                                                                                                                           

 

 

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL AYAT DAN TERJEMAH QS AL-QORI’AH MELALUI METODE DRILL

(Penelitian  Tindakan  Kelas Pada Bidang Studi Qur’an  Hadits di Kelas IX A MTs Ma’arif NU  Desa Cilempuyang Kecamatan  Kabupaten Cilacap)

 

 

 

 

 

 

 

Guru Mata Pelajaran      : Nurlailatussaadah, S.TH.I

NIP         : 197511292007102001

 

 

 

LEMBAGA PENNDIDIKAN MA’ARIF NU

      MTs MA’ARIF NU

                 “TERAKREDITASI B”

JL.RAYA  – MAJENANG KM.04 KELURAHAN CILEMPUYANG

 KEC.    KABUPATEN CILACAP  53256

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang Masalah

Dalam proses pembelajaran Qur’an Hadits, membaca, memahami arti dan menghafal Al-Quran merupakan Standar Kompetensi Lulusan untuk pembelajaran Qur’an Hadits di Madrasah Tsanawiyah, selain dari bidang lainnya seperti fiqih, Tauhid, Akhlak, dan Tarih Islam. Khususnya di semester I pada kelas IX A siswa diajarkan untuk mampu menulis, membaca surat pendek dengan baik dan memahami arti serta kandungan maknanya (Puskur: 2004). Hafal surat-surat pendek menjadi sangat penting mengingat fungsi al Quran sebagai sumber hukum Islam selain dari kegunaan praktisnya untuk pelaksanaan sholat fardlu maupun sunnat.

Fenomena seperti dikemukakan di atas membuat penulis sebagai guru Qur’an Hadits menjadi resah dan berfikir keras untuk mengatasinya. Dari kenyataan tersebut teridentifikasi tiga masalah yang muncul, yaitu: 1) rendahnya kemampuan menghafal  ; 2) rendahnya kemampuan hafalan surat pendek; 3) rendahnya mina untuk  menghafal surat tersebut. Setelah direnungkan, dibahas dengan guru lain, dikaji berdasarkan teori yang ada, maka ditemukan beberapa faktor penyebab yang berhasil diidentifikasi, diantaranya: 1) metode dan media belajar kurang menarik dan menumbuhkan kemampuan menghafal siswa; 2) diduga metode yang digunakan dan nuansa pembelajaran kurang menyebabkan minat siswa meningkat; 3) teknik hafalan yang diterapkan belum efektif mempercepat hafalan arti ayat-ayat al-Quran. Sejalan dengan itu, maka terdapat beberapa alternatif solusi yang diperlukan, diantaranya: 1) diperlukan metode dan media baru yang dapat menumbuhkan minat menghafal dalam belajar; 2) diperlukan metode atau teknik yang dapat meningkatkan kemampuan hafalan, dan 3) diperlukan teknik atau alat yang dapat memudahkan menghafal arti dan ayat-ayat al-Quran.          Salah satu Kompetensi Dasar (KD) dalam Sub Bidang Studi al-Quran al-Hadits di Kelas IX pada semester I ialah mampu menghafal Surat Al-Qori’ah beserta tarjamahnya . Dari pengalaman pada pengajaran di kelas sebelumnya, Siswa Kelas IX masih banyak yang belum hafal surat-surat pendek kecuali surat yang sangat pendek seperti Al Ikhlash, Al Ashri, Atau Al Kautsar. Diantara penyebabnya diduga karena tidak semua siswa seusia MTs  atau sebelumnya rajin mengaji atau aktif di Madrasah Diniyah. Pada segi lain sering ditemukan kenyataan siswa yang terlihat malas dan tidak bersemangat jika disuruh menghafalkan Al Quran. Kurangnya kemampuan menghafal   itu terlihat dari tidak ada gairah dan antusias kalau disuruh menghafal sambil bergumam bersama-sama, masih banyak yang menghafal sambil asal-asalan, sambil bercanda pada temannya, bahkan ada yang mengobrol.Demikian pula dari hasil hafalannya terutama untuk hafal dengan artinya masih banyak siswa yang belum bisa hafal secara benar dan lancar.

          Ketiga masalah tersebut, tidak semuanya dapat diselesaikan secara sekaligus dengan mudah oleh suatu tindakan atau penggunaan suatu metode. Masalahnya akan menyangkut secara komprehensif terkait situasi pembelajaran, budaya belajar, metode, teknik, dan ketersediaan media yang menarik kemampuan menghafal siswa .Masalah yang dianggap mendesak untuk dipecahkan adalah menumbuhkan minat dan kemampuan menghafal  atau ketertarikan siswa untuk belajar hafalan terlebih dahulu, dengan asumsi bahwa hafalan Ayat Quran dan artinya diduga akan secara efektif dapat meningkat jika metode yang digunakan memberikan kemampuan menghafal  dan menyenangkan.

          Menurut teori, belajar akan lebih berhasil bila situasinya menyenangkan (Sagala; 2006:100). Proses belajar akan lebih baik jika siswa memiliki kemampuan menghafal  terhadap kegiatan belajar (Sutikno; 2009:16). Belajar hafalan dapat lebih baik hasilnya, jika disertai kemampuan menghafal  yang tinggi, sebab kemampuan menghafal   seperti menurut Kurt Singer, adalah suatu landasan yang paling meyakinkan untuk keberhasilan suatu proses belajar. Menurutnya lagi, jika siswa merasa ingin belajar, ia akan cepat mengerti dan mengingatnya (Singer; 1987:78).

          Metode Drill adalah suatu model pembelajaran menghafal materi (ayat dan tarjamah) dengan cara mengulang-ulang hafalannya, yang dapat di lakukan dengan berbagai variasi, agar kegiatan ini menyenangkan dan tidak membosankan, kegiatan yang dilakukan dengan mengedepankan adanya unsur  : a) kerjasama dengan teman; b) persaingan untuk lebih dahulu hafal dapat point; c) ada pemberian hadiah point bagi yang lebih cepat; d) dapat di variasikan dengan bentuk metode drill yang barvariatif (Curran; 1994; Puskur; 2004). Metode ini diasumsikan dapat meningkatkan kemampuan menghafal   siswa dan sekaligus lebih jauh dapat meningkatkan minat dan kemampuan hafalan siswa.

          Atas dasar teori di atas, maka untuk pembelajaran Quran Hadits di Kelas IX A semester I MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang Kecamatan  Kabupaten  Cilacap dirancang suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan hafalan Surat Al-Qori’ah dan terjemahnya dengan menggunakan Metode Drill. Untuk memastikan proses dan keberhasilannya, akan diteliti melalui kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul:  UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENGHAFAL AYAT DAN TERJEMAH QS AL-QORI’AH MELALUI METODE  DRILL (Penelitian  Tindakan  Kelas Pada Bidang Studi Qur’an Hadits di Kelas IX A MTs Ma’arif NU  Desa Cilempuyang Kecamatan  Kabupaten Cilacap)

  1. Rumusan Masalah

Agar penelitian lebih terarah maka masalah yang menjadi fokus utama penelitian ini adalah: “apakah proses penggunaan Metode Drill dapat meningkatkan minat dan kemampuan menghafal QS Al-Qori’ah dan tarjamahnya?”

Sejalan dengan fokus rumusan masalah penelitian tersebut, dengan model penelitian kualitatif yang dipilih, secara lebih rinci diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

  1. Bagaimana setting (latar alamiah) Kelas IX A MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang  Kecamatan  Kabupaten Cilacap pada saat pembelajaran dengan menggunakan Metode Drill?
  2. Bagaimana tingkat ketepatan proses pembelajaran Metode Drill pada pembelajaran hafalan QS Al-Qori’ah dan tarjamahnya di Kelas IX A MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang Kecamatan    Kabupaten  Cilacap ?
  3. Bagaimana kepastian hasil peningkatan minat dan kemampuan menghafal QS Al-Qori’ah dan tarjamahnya setelah penggunaan Metode Drill di Kelas IX A MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang  Kecamatan   Kabupaten  Cilacap ?

 

 

  1. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
  2. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan pertanyaan penelitian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

  1. Memastikan bahwa setting Kelas IX A MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang  Kecamatan  Kabupaten Cilacap kondusif pada saat pelaksanaan penggunaan Metode Drill;
  2. Memastikan bahwa proses pembelajaran dengan model Drill di Kelas IX A MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang Kecamatan  Kabupaten  Cilacap berjalan tepat sesuai dengan teori;
  3. Memastikan terdapat peningkatan minat dan kemampuan menghafal QS Al-Qori’ah dan terjemahnya, siswa Kelas IX A MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang Kecamatan  Kabupaten Cilacap.
  4. Kegunaan Penelitian
  5. a. Manfaat teoretik:
  6. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam pembelajaran;
  7. Dengan dilakukannya Penelitian Tindakan Kelas semakin menumbuhkan proses kreatif inovasi pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran Qur’an Hadits.
  8. b. Manfaat Praktis:
  9. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil hafalan siswa, dalam bidang Studi Qur’an Hadits, khususnya hafalan al Quran surat-surat pendek;
  10. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah kepastian dan keyakinan guru bahwa metode yang digunakan dilakukan dengan proses yang benar dan hasil yang baik.
  1. Kerangka Pemikiran

Ada pendapat beberapa ahli mengenai asumsi teoretik yang menyatakan bahwa minat belajar sesuatu dapat ditumbuhkan oleh guru dengan menciptakan model belajar yang menarik, dan jika siswa belajar disertai minat yang baik, maka akan mudah mengerti (faham)  dan mudah hafal, diantaranya:

  1. Minat dapat dipelajari dan ditumbuhkan oleh guru dengan menciptakan pembelajaran menjadi menarik, menyenangkan dan memuaskan (Singer; 1987:78).
  2. Minat merupakan landasan pokok untuk keberhasilan suatu proses belajar; jika seorang murid memiliki minat, rasa ingin belajar, maka akan cepat mengerti dan mengingatnya lebih baik atau hafal (Singer:1987:78).
  3. Menurut Moh Surya, guru harus berusaha menciptakan rangsangan yang menarik minat siswa, berupa penampilan menarik, menggunakan berbagai metode dan teknik, serta menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Sesuatu yang diminati akan lebih menarik perhatian; dengan perhatian yang besar siswa akan melakukan pengamatan yang lebih baik; sehingga proses dan hasil pembelajaran lebih berhasil (Surya; 2004:72)

Penggunaan metode dalam menghafal haruslah sesuai dengan situasi dan kondisi.Artinya setiap penghafal haruslah menyesuaikan dengan kemampuan dalam memilih metode yang dipakai dalam menghafal.Begitu juga dengan menghafal Al-Qur’an. Sebelum memulai menghafal  Al-Qur’an, hendaknya memperbaiki bacaan terlebih dahulu dan memakai metode yang tepat sesuai dengan kemampuan

Metode-metode diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa sebenarnya teknik atau metode apapun yang digunakan oleh penghafal Al-Qur’an, tidak akan terlepas dari pembacaan yang diulang-ulang sampai dapat mengucapkan tanpa melihat mushaf.

Hafalan adalah (sesuatu) yang dihafalkan.[1]Atau serangkaian kegiatan berupa membaca, memahami dan menghafal (belajar atau ingat di luar kepala)

Sebagaimana halnya yang dilakukan oleh para siswa di sekolah formal seperti di SMP, SMU atau sederajat, mengadakan hafalan surat pendek yang bertujuan untuk membaca surat-surat pendek dari al-Qur’an (Juz ‘Amma), mempelajarinya dengan baik dan seksama kemudian menghafalkannya

Atas dasar Asumsi seperti di atas, maka dapat ditarik simpulan bahwa “penggunaan Metode drill yang menarik dan menyenangkan diduga dapat meningkatkan minat dan kemampuan menghafal siswa, dan dengan metode yang menyenangkan dan suasana pembelajaran yang dilakukan dengan sistematis dapat meningkatkan minat dan hafalan siswa”

   Atas dasar definisi operasional di atas, ditetapkan standar keberhasilan tindakan mengenai minat dan kemampuan hafalan sebagai hasil suatu tindakan, sebagai berikut:

  1. Keberhasilan meningkatnya minat diukur dengan tiga indikator:
  2. Perhatian, memperhatikan dengan antusias,
  3. curiousity: atau rasa ingin tahu;
  4. adanya perasaan senang; dan merasa puas setelah belajar.
  5. Keberhasilan meningkatnya kemampuan hafalan ditandai dengan: Dapat membacakan kembali di luar kepala potongan ayat Surat Al-Qari’ah  dan terjemahnya; diantaranya dibuktikan dengan membacakannya di luar kepala dengan baik dan lancar

Untuk lebih memudahkan pemahaman, secara skematik kerangka teori dan logika pemikiran mengenai hubungan antara konsep Tindakan dan konsep masalah yang dipecahkan, dapat dilihat pada gambar bagan sebagai berikut:

Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut :

–    Pembelajaran lebih banyak berpusat pada guru

–    Siswa bosan dan enggan menghafal Qur’an Hadits

–    Prestasi belajar Qur,an Hadits cenderung rendah.

 

–    Menerapkan metode drill dalam pembelajaran Qur’an Hadits,(menghafal QS Al-Qari’ah dan terjemahnya )

 

–    Hasil belajar Qur’an Hadits siswa meningkat,

–    Siswa lebih senang dan tertarik untuk menghafal Qur’an.

 

–    Guru mengetahui kemampuan rata-rata kelas dalam penerapan tajwid

–    Guru mengajarkan siswa menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamehnya dengan metode drill

–    Guru membimbing semua siswa dalam menghafal QS Al-Qori’ah dan tarjamahnya

–    Bagi siswa yang mengalami kesulitan, guru membimbing secara husus dan lebih fokus

 

Peningkatan Minat

a.    Perhatian, memperhatikan dengan antusias,

b.    curiousity: atau  rasa ingin tahu;

c.     adanya perasaan senang; dan merasa puas setelah belajar.

 Kemampuan menghafal

Meningkatnya kemampuan hafalan ditandai dengan: Dapat membacakan kembali di luar kepala potongan ayat Surat Al-Qari’ah  dan terjemahnya; diantaranya dibuktikan dengan membacakannya tanpa melihat teksnya.

 

Tindakan

Langkah-langkah Tindakan

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Indikator keberhasilan

Siklus I

Siklus II

PTK

Gambar 1. Kerangka pemikiran

  1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah ada peningkatan minat dan kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya melalui metode drill di Kelas IX A MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang Kecamatan  Kabupaten  Cilacap.

 

  1. Langah-langkah Penelitian

Pada bagian langkah-langkah atau posedur penelitian ini diurai sedikitnya mengenai :

  1. Jenis data
  2. Sumber data yang terkait dengan setting lokasi penelitian
  3. Metode penelitian dan tehnik pengumpulan data yang didalamnya terdapat skenario tindakan.
  4. Analisis data sebagai hasil refleksi.

Uraian selengkapnya pada bagian langkah-langkah atau prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Jenis Data

Penelitian tindakan kelas merupakan jenis penelitian yang menggunakan pendekatan “advokasi partisipatoris”, suatu paradigma pemberdayaan pada penelitian jenis kualitatif.Dengan pendekatan dan metode yang dipilih, maka jenis data yang utama pada penelitian ini adalah jenis data kualitatif. Selain jenis data utama, terutama mengenai setting dan proses tindakan, terdapat  data pelengkap yang bersipat kuantitatif terutama untuk data mengenai hasil tindakan yang menggunakan test sebagai alat pengumpul datanya, dalam hal ini mengenai minat untuk menguasai materi pada pokok bahasan membaca surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya pada siklus I dan kemampuan menghafal pada siklus II.

  1. Sumber Data
  2. Lokasi penelitian:

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang Kecamatan  kabupaten cilacap.  Siswa MTs Ma’arif NU   terdiri dari 6 rombongan belajar (Rombel): kelas I terdiri atas 2 rombel, kelas II terdiri atas 2 rombel, kelas III terdiri  atas2 rombel.

  1. Sampel Kelas dan Jumlah Siswa

Mengingat jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang termasuk jenis penelitian kualitatif, dengan jenis metode studi kasus maka sampelnya merupakan sampel kasuistik. Sampel kelas yang terdapat masalah yang dihadapi untuk dipecahkan yaitu rombel kelas IX A sebanyak  20 orang siswa, terdiri atas 10 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan.

  1. Metode dan Tehnik Pengumpulan Data
  2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode riset aksi yaitu penelitian tindakan kelas. Karena merupakan jenis penelitian tindakan, yang dalam hal ini “Tindakan Kelas”, maka pelaksanaan pengumpulan  data dilakukan  bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

 

  1. Skenario Tindakan

Langkah skenario tindakan terdiri atas langkah secara umum, dan langkah khusus setiap siklus dengan uraian sebagai berikut:

  • Skenario Tindakan Secara Garis Besar
  • Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan sebanyak dua siklus, dengan alasan karena diperlukan siklus bertahap untuk dua tujuan yaitu fokus peningkatan minat pada materi pada pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya pada siklus kesatu (1), dan fokus peningkatan kemampuan menghafal pada siklus kedua (2), tentu saja dengan tetap meneliti masalah setting dan ketepatan proses tindakan.
  • Tiap siklus mengambil rincian langkah berdasarkan desain model dari Kemmis dan Mc. Taggart, yaitu model desain PAOR yang terdiri dari empat langkah pokok: Planning, Acting, Observing, dan Reflecting; Perencanaan, Tindakan, Pengamatan, Refleksi (Mahmud dan Priatna, 2008: 60).
  • Pada setiap siklus tindakan, penelitian melibatkan kolaborator untuk setiap tahapannya sejak perencanaan sampai analisis data atau refleksi, dalam hal ini dibantu oleh guru kelas dan kepala sekolah.
  • Skenario Tindakan Siklus ke 1:
  • Perencanaan
  1. Guru dan tim koloborasi merancang dan menyiapkan bahan pembelajaran pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan menggunakan metode pembelajaran drill yaitu dengan:
  • Menentukan hasil belajar yang diharapkan atau tujuan yang hendak dicapai
  • Menentukan materi yang akan di hafal
  • Menyusun deskripsi pelaksanaan metode drill.
  • Menyusun petunjuk bagi para pelaku secara tertulis
  • Identifikasi hasil yang mungkin diperoleh oleh para pelaku
  • Merancang cara yang akan digunakan
  • Menyusun garis penilaian yaitu guru dan tim kolaborasi menyiapkan instrumen pengumpul data dalam hal ini berupa lembar pengamatan berikut posedurnya, dan test untuk mengetahui hasil tindakan.

(2). Pelaksanaan Tindakan

  1. Kegiatan awal
  • Guru membuka pelajaran dan meminpin berdo’a.
  • Mengkondisikan kelas dan apersepsi
  • Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang diharapkan atau tujuan yang hendak dicapai.
  • Pre-test: secara sampling mengenai materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al Qari’ah dan tarjamahnya.

 

  1. Kegiatan Inti
  • Guru memberi materi ayat dan tarjamahnya yang akan di hafalkan.
  • Pelaksanaan penugasan kepada beberapa siswa/pelaku
  • Siswa melaksanakan pembelajaran dengan metode drill
  • Mengawasi sambil menghayati jalannya kegiatan menghafal dengan metode drill
  • Kontrol terhadap aktivitas dan kesungguhan para pelaku
  1. Kegiatan Penutup
  • Guru mengecek hafalan siswa dengan cara sampling
  • Guru memberi masukan dan refleksi untuk perbaikan pembelajaran
  • Guru memberikan tugas PR
  • Guru menutup pelajaran dengan meminpin do’a.

 

(3).  Pengamatan

Pengamatan dilakukan oleh sesama guru qur’an hadits dan kepala sekolah sebagai pengamat selama pembelajaran berlangsung dengan mengisi ceklist pada lembar pengamatan. Pengamatan untuk siklus 1 difokuskan pada: “peningkatan minat siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan metode drill  selain setting kelas, proses pembelajaran dan test  untuk mengamati  hasil penguasaan siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya”

(4). Refleksi

  1. Kegiatan refleksi dilakukan langsung setelah pembelajaran dan test selesai, yaitu mengkritisi dan mendiskusikan hasil pengamatan dan test , antara pelaku tindakan (peneliti) dengan sejawat yang menjadi observer yaitu guru quran hadits dan kepala sekolah.
  2. Fokus utama refleksi pada siklus 1 adalah: “peningkatan minat siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan metode drill selain setting kelas, proses pembelajaran dan test untuk mengamati  hasil penguasaan siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya” Hasil refleksi pada siklus I dijadikan bahan perencanaan untuk memperbaiki tindakan pada siklus II.

3).  Skenario Tindakan Siklus ke 2

Pada penelitian siklus ke 2, langkah-langkah yang dilakukan persis seperti pada siklus ke 1, kecuali berbeda pada titik tekan fokus tindakan lebih pada peningkatan kemampuan menghafal, demikian pula langkah observasi hasilnya ditekankan pada analisis hasil mengenai peningkatan kemampuan menghafal.

 

4).  Pelaku Tindakan

Pelaku tindakan adalah peneliti sebagai guru bidang studi quran hadits  di kelas IX A  MTs Ma’arif NU  .

  1. Tehnik Pengumpulan Data:

Karena jenis penelitian kualitatif maka Tehnik Pengumpulan Data (TPD) pokoknya adalah observasi partisipasi yang dilakukan secara terlibat oleh pengamat atau teman sejawat yaitu Guru Kolaborator (Umi Hani, S.Ag) serta kepala sekolah. (Siti Ulfah Maemunah, S.Pd). Observasi dilakukan terhadap ketiga pokus masalah meliputi:

  1. Setting lokasi penelitian
  2. Proses PTK yang meliputi: langkah syntax KBM, perencanaan, aktivitas guru dan aktivitas siswa.
  3. Hasil tindakan yaitu tentang peningkatan minat dan kemampuan menghafal siswa terhadap pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

Sambil melakukan observasi, pengamat mencatat melalui lembar ceklis untuk mendapatkan hasil pengamatan dan dijadikan sebagai bahan untuk dianalisis dan direfleksi. Pengamatan untuk siklus I difokuskan pada: “peningkatan minat siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan metode drill  selain setting kelas dan proses pembelajaran,” Sedangkan pada siklus II fokus pengamatan diutamakan pada: “Peningkatan kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya selain setting dan proses pembelajaran. Selain observasi juga test dilakukan untuk mengukur keberhasilan tindakan, dilakukan pada akhir siklus I. Jenis test yang dilakukan berupa test peragaan untuk mengukur hasil tindakan yaitu mengenai penguasaan materi pokok membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Hasil test dicatat dan dijadikan sebagai bahan untuk dianalisis dan direfleksi.

  1. Analisis Data (Refleksi)
  • Analisis data pada penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan cara refleksi, yaitu mengkritisi dan mendiskusikan hasil pengamatan antara pelaku tindakan (peneliti) dengan guru Kolaborator (Umi Hani,S.Ag) serta kepala sekolah. (Siti Ulfah Maemunah,S. Pd) yang menjadi observer.
  • Analisis data dilakukan terhadap hasil observasi yang dilakukan oleh observer terhadap lembar ceklis.
  • Sejalan dengan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, asfek pokok yang dibahas pada kegiatan refleksi adalah mengenai:
  • Setting lokasi penelitian
  • Proses PTK yang meliputi: langkah syntax KBM, perencanaan, aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran
  • Hasil tindakan yaitu: peningkatan minat mempelajari materi pada pokok bahasan membaca surat pendek pilihan sub pokok bahasan QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dan kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.
  • Fokus utama refleksi pada siklus I adalah: “peningkatan minat siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan metode drill selain setting kelas, proses pembelajaran dan test  untuk mengamati  hasil penguasaan siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.”
  • Fokus utama refleksi pada siklus II adalah: “peningkatan kemampuan menghafal siswa dengan asumsi peningkatan minat mempelajari materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya sudah meningkat pada siklus I selain pengamatan pada perbaikan kondisi setting dan proses tindakan.
  • Hasil diskusi refleksi menjadi simpulan jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Jika masih ditemukan beberapa catatan kelemahan proses dan hasil, maka direkomendasikan untuk perbaikan pada Penelitian Tindakan Kelas berikutnya.
  • Analisis data terhadap dua variabel yaitu:
  • Variabel (X) : penerapan metode drill yang terdiri dari: Setting lokasi penelitian dan proses PTK. Maka langkah yang ditempuh adalah mencari  rata-ratanya dengan langkah-langkah :
  1. Menghitung jumlah skor yang diperoleh dari tiap-tiap jawaban item dan mengelompokanya sesuai dengan yang diperoleh dari hasil pengamatan.
  2. Menjumlah seluruh jawaban item dalam tiap-tiap indikator dan membaginya dengan banyaknya item yang diobservasi
  3. Menghitung jumlah skor dan membaginya dengan jumlah seluruh item.
  4. Secara sistematik dapat dirumskan; P : Q = S

Keterangan:

P = Jumah seluruh skor item, Q = Banyaknya item, S = Rata-rata skor.

  1. Untuk penafsiran dan mengiterpretasikan jelek atau baiknya skor yang diperoleh pada lokasi penelitian dan proses KBM adalah dengan cara pengelompokan pada interval yang dapat dilihat dari skala lima absolut sebagai berikut:

 

Antara 0

50 –  1

5    =  sangat kurang

Antara 1

51 –  2

50  =  kurang

Antara 2

51 –  3

50  =  cukup

Antara 3

51 –  4

50  =  baik

Antara 4

51 –  5

50  =  sangat baik

(Suharsimi Arikunto

1997: 247)

 

  • Analisis terhadap variabel (Y) : peningkatan minat siswa terhadap membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya pada pre-test dan post-test, dilakukan analisis deskriptif penjumlahan yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Maka langkah-langkah yang ditempuh adalah mencari rata-ratanya dengan langkah-langkah :
  1. Menjumlah skor seluruh jawaban dari tiap-tiap indikator dan membaginya dengan banyaknya indikator yang diobservasi atau test  yang dilakukan.
  2. Menghitung jumlah seluruh skor siswa dan membaginya dengan jumlah seluruh siswa.
  3. Secara sistematik dapat dirumuskan; P : Q = S
  4. Keterangan:
  5. P = Jumah skor seluruh siswa, Q = Banyaknya siswa, S = Rata-rata skor seluruh siswa.
  6. Untuk penafsiran dan mengiterpretasikan gagal atau baiknya adalah dengan cara pengelompokan pada skala penilaian angka yang dapat dilihat dari skala lima penilaian angka sebagai berikut:

Antara                                  0 ‒ 49                                        =  Gagal

Antara                                 50 – 59                                       =  Kurang

Antara                                 60 ‒ 69                                       =  Cukup

Antara                                 70 ‒ 79                                       =  Baik

Antara                                 80 – 100                                     =  Sangat Baik

(Suharsimi Arikunto, 2000 : 207)

8).  Uji beda dua rata-rata tiap siklus

Uji beda rata-rata tiap siklus dilakukan untuk melihat perubahan atau peningkatan prestasi belajar akibat  penggunaan metode yang diberikan dalam pembelajaran. Misalnya dalam pelajaran  pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya guru menggunakan metode drill, guru ingin mengetahui pengaruh penggunaan metode drill  dalam pelajaran pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya, maka peneliti melakukan pengukuran dua kali yaitu sebelum pembelajaran (pree-test) dan sesudah pembelajaran (post-test) kemudian dibandingkan rata-ratanya. Atas dasar di atas terdapat data yang yang diperlukan untuk analisis, hanya datanya tidak dihitung koefisien korelasi tetapi dibandingkan untuk melihat pengaruhnya bedasarkan selisih rata-ratanya.Meskipun demikian masih terjadi keterkaitan dengan perhitungan perbedaan dua rata-ratanya. Maka perhitungan uji beda dua rata-rata dilakukan dengan langkah-langkah analisis sebagai berikut:

  1. Membuat tabel uji beda dua rata-rata
  2. Hasil uji beda dua rata-rata

Berdasarkan tabel uji beda dua rata-rata diketahui dua jumlah seluruh skor, selisih dua skor, dan jumlah selisih rata-ratanya, dengan selisih rata-rata tersebut didapatkan perbedaan dua rata-rata dari kedua skor, yaitu dengan membagi jumlah selisih rata-ratanya terhadap jumlah siswa.

 

 

 

 

 

BAB   II

KAJIAN TEORETIK

  1. Metode Drill
  2. Pengertian Metode Drill

Sebelum mendefinisikan tentang metode drill terlebih dahulu mengetahui tentang metode mengajar itu sendiri. Metode mengajar adalah cara guru memberikan pelajaran dan cara murid menerima pelajaran pada waktu pelajaran berlangsung, baik dalam bentuk memberitahukan atau membangkitkan.[2] Oleh karena itu peranan metode pengajaran ialah sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif. Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan mengajar guru, dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif antara guru dengan siswa. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik jika siswa lebih aktif di bandingkan dengan gurunya. Oleh karenanya metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa dan sesuai dengan kondisi pembelajaran.

Salah satu usaha yang tidak boleh ditinggalkan oleh guru adalah bagaimana guru memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang mempengaruhi dalam proses belajar mengajar. Kerangka berpikir yang demikian bukanlah suatu hal yang aneh tetapi nyata dan memang betul-betul dipikirkan oleh guru.

Dari definisi metode mengajar, maka metode drill adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari.[3]

Dalam buku Nana Sudjana, metode drill adalah satu kegiatan melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu ketrampilan agar menjadi bersifat permanen. Ciri yang khas dari metode ini adalah kegiatan berupa pengulangan yang berkali-kali dari suatu hal yang sama.[4]

  1. Langkah-Langkah (Syntax) Metode Drill

Tujuan dari penggunaan metode dan teknik tersebut adalah agar siswa mampu menghafal surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya sesuai makhrajnya dengan benar tanpa ada kesalahan.

Untuk mencapai tujuan itu ada beberapa hal yang harus dilakukan, baik dalam tahap persiapan maupun tahap pelaksanaannya.

  • Tahap Persiapan

Beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh guru adalah:

  • Merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh murid setelah proses pembelajaran menghafal surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya sesuai makhraj dan kaidah ilmu tajwid ini berakhir. Tujuan ini meliputi tiga aspek yakni aspek pengetahuan (knowing), aspek pelaksanaan (doing), dan aspek pembiasaan (being).
  • Persiapkan garis besar langkah-langkah pengajaran yang akan dilakukan. Garis-garis besar langkah demonstrasi diperlukan sebagai panduan untuk menghindari kegagalan.
  • Mempersiapkan alat bantu. Dalam tahap persiapan ini yang paling penting untuk diperhatikan adalah alat bantu yang akan digunakan dalam proses pembelajaran menghafalkan surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Di antaranya adalah alat multimedia seperti: (a) komputer/laptop beserta infocus; (b) televisi dan VCD Player; (c) Tape dan kaset atau CD; (d) transparansi dan OHP. Jika tidak ada, guru dapat memanfaatkan papan tulis dan beberapa spidol dengan bermacam warna. Alat penutup untuk menutupi teks arabnya, dapat menggunakan penggaris kayu atau kertas. Buatlah bagan, dengan menggunakan power point untuk diproyeksikan lewat infocus atau di transparansi untuk diproyeksikan melalui OHP, namun jika tidak ada bisa langsung dengan dibuatkan di papan tulis.

Bagan 1

Hafalan Surat Al-Qari’ah Dan Tarjamahnya

 

Pengulangan Bacaan

BACAAN

PENGULANGAN

3 X

3 X

3 X

Lembar Kerja Siswa Yang Dibagikan

Tuliskan Surat Al-Qari’ah Dan Tarjamahnya Dengan Baik Dan Benar!

 

Tulis Kembali Bacaan

BACAAN

TULIS KEMBALI

………………………………….

………………………………….

………………………………….

………………………………….

………………………………….

………………………………….

 

  • Tahap Pelaksanaan
  • Guru mengadakan apersepsi sebagai pendahuluan dengan memberikan motivasi agar anak lebih bergairah dalam mengikuti kegiatan belajar menghafal surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya . Dalam hal ini guru dapat melakukan pra-test untuk mengetahui kemampuan murid terhadap materi yang akan diajarkan. Misalnya:
    1. Siapa diantara kalian yang telah hafal surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya ? Coba lakukan!
    2. Apakah Arti dari Al-Qari’ah dan tarjamahnya ?
    3. Turun di kota manakah surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya itu?
    4. Ada berapakah ayat surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya itu?
    5. Siapa yang hafal ayat pertama? Coba lakukan!
    6. Siapa yang hafal ayat terakhir? Coba lakukan!
  • Guru mengarahkan pada murid tentang jalannya kegiatan belajar yang akan dilakukan, kemudian bertanya jawab.
  • Guru menunjukkan alat peraga berupa Surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya yang telah dipersiapkan, baik dioperasikan dengan memproyeksikannya melalui infocus, atau dengan media televisi atau jika tidak memungkinkan guru dapat menuliskannya di papan tulis.
  • Ajak siswa berkonsentrasi untuk memperhatikan surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya ; media yang digunakan adalah bagan-bagan bertuliskan ayat-ayat dari surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya yang telah dipersiapkan.
  • Awali dengan mengajarkan cara membaca dan melafalkan Surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya dari ayat pertama hingga terakhir dengan baik dan benar.
  • Bacakan ayat demi ayat surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan baik dan benar; untuk proses ini guru dapat memanfaatkan alat multimedia, jika tidak ada guru mencontohkan langsung cara membacakannya yang baik dan benar. Kemudian diikuti oleh murid sampai semuanya dapat membacakan tanpa ada kesalahan. Dengan metode drill yang dilakukan dengan ketat, pastikan seluruh murid dapat membaca ayat-ayat surat QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya sesuai makhraj dan kaidah tajwidnya dengan baik dan benar.
  • Setelah siswa mampu membacakannya dengan baik dan benar, mulailah meminta siswa untuk menghafalkannya.
  • Dimulai dengan ayat pertama dibacakan tiga kali lalu tutuplah huruf tersebut.
  • Mintalah murid-murid melafalkan ayat pertama yang ditutup itu secara bersama-sama.
  • Pastikan semua murid dapat melafalkan dan menghafalnya dengan baik dan benar
  • Setelah semua murid hafal ayat yang pertama, mulailah untuk menghafal ayat yang kedua. Perlu diingat bahwa guru dilarang mengajarkan untuk menghafal ayat kedua sebelum ayat pertama telah dihafal oleh semua murid. Begitu seterusnya hingga semua ayat dari surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya dapat dihafalkan oleh semua murid.
  • Ciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.
  • Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya pembelajaran pelafalan dan menghafalkan surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya ini dengan memperhatikan ujaran yang dilakukan seluruh siswa.
  • Berikan kesempatan terbanyak kepada siswa untuk secara aktif menghafalkan surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya sesuai makhraj dan kaidah tajwidnya. Dalam proses ini metode drill sangat berperan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah:
    1. Bagilah murid menjadi lima kelompok
    2. Kelompok pertama menghafalkan ayat pertama kemudian kelompok kedua menghafalkan ayat kedua, kelompok tiga menghafalkan ayat ketiga, kelompok keempat menghafalkan ayat keempat, dan kelompok lima menghafalkan ayat kelima. Kemudian dibalik kelompok terakhir membacakan ayat pertama, dan ayat selanjutnya dibacakan oleh kelompok sebelumnya, begitu seterusnya sampai selesai.

Berikut ini ilustrasinya:

Kel.1                 kel.2              kel.3                 kel. 4

Setelah semua tahap ini dilakukan dengan sempurna kemudian dilafalkan dan dihafalkan oleh semua murid satu kelas secara bersama-sama.

  1. Tunjuklah salah seorang murid untuk maju ke depan guna memimpin pembacaan berdasarkan hafalan, yang kemudian diikuti oleh seluruh murid.
  2. Ujilah hafalan semua murid satu per satu hingga mereka melakukan tanpa kesalahan.
  • Pastikan seluruh murid hafal seluruh ayat dari surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya sesuai makhraj dan kaidah tajwidnya dengan baik dan benar.
  • Guru menguji setiap murid dengan secara spontan menunjuk murid secara acak agar murid membacakan hafalan surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan baik dan benar tanpa ada kesalahan.
  • Bagikanlah lembar kerja siswa yang telah dipersiapkan.
  • Suruhlah murid untuk mengerjakannya.
  • Kumpulkan kembali hasil pekerjaan murid untuk dinilai.

3).  Tahap Mengakhiri

Apabila pelaksanaan pembelajaran menghafal surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya sesuai makhraj dan kaidah ilmu tajwidnya telah selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan penugasan yang berkaitan dengan hafalan surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya sesuai makhraj dan kaidah ilmu tajwidnya. Hal ini diperlukan untuk lebih memantapkan dan melancarkan pelafalan dan hafalan yang dilakukan oleh murid.Sehingga murid selalu ingat dan terbiasa melafalkan dan menghafalnya.Dalam tujuan pembelajaran, ini masuk dalam aspek pembiasaan (being). Penugasan dapat berbentuk tugas menghafal surat Al-Qari’ah dan tarjamahnya sesuai makhraj dan kaidah ilmu tajwidnya di hadapan orang tuanya, dibuktikan dengan kartu penugasan yang ditandatangai oleh orang tua murid.

4).  Peranan Guru Dalam Pelaksanaan Metode Drill

Dalam melaksanakan metode drill, ada beberapa peranan guru yang dapat dikemukakan, diantaranya sebagai berikut:

  • Guru dapat memberi contoh kegiatan yang akan dilatih.
  • Guru selalu memperhatikan langkah-langkah yang dilaksanakan di dalam metode drill.
  • Supaya pelaksanaan metode drill lebih efektif dan tidak memboroskan waktu serta tenaga, maka guru perlu memperhatikan tingkat latihan yang perlu dicapai.
  • Guru perlu memperhatikan adanya latihan-latihan pendahuluan yang perlu diajarkan.
  • Guru perlu menghindarkan seawal mungkin kesalahan-kesalahan yang diperbuat murid.

 

5).  Peran Murid Dalam Pelaksanaan Metode Drill

Peranan murid yang diharapkan dari metode drill, antara lain:

  • Agar murid berusaha sedemikian rupa sehingga mempunyai gambaran yang jelas bagaimana ia harus berbuat dalam latihan ini.
  • Murid perlu dengan secermat mungkin memperhatikan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh guru terutama tentang kesalahan-kesalahan yang dilakukan.
  • Diusahakan dalam melaksanakan latihan, tidak ada keraguan pada murid.

Langkah tersebut merupakan langkah pembelajaran yang sistematis dan keruntutan proses mesti ditempuh, namun tidak boleh dilupakan motivasi bisa menjadi sangat menunjang keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dapat berbentuk materi maupun moril.Hal ini disampaikan dalam Sa’ad Riyadh bahwa anak dalam mempelajari maupun menghafal Al Qur’an membutuhkan motivasi, baik berupa materi maupun moril. Untuk anak yang masih kecil, motivasi berbentuk materi itu lebih mengena, karena anak akan merasa segera memetik hasil dari jerih payah.

Hal yang lain yang perlu diperhatikan adalah pemilihan waktu, dimana waktu pelaksanaan menghafal dengan metode drill, perlu dijadwalkan dalam jadwal pelajaran, dimana waktu pelaksanaan menghafal harus dipilih pada waktu yang tepat. Anak dengan kondisi segar tentunya akan membantu meningkatkan kemampuan menghafal anak. Dalam pemilihan waktu ini Sa’ad Riyadh menambahkan bahwa pemilihan waktu yang tepat termasuk keterampilan yang dibutuhkan dalam proses pendidikan agar mencapai keberhasilan.

Menghafal merupakan kegiatan yang dilaksanakan dan hafalan merupakan kompetensi yang diharapkan.Hafalan surat-surat pendek menjadi materi pelaksanaan pembelajaran.Untuk mengetahui seberapa banyak materi hafalan perlu adanya pengawasan hafalan. Dengan adanya agenda pengawasan akan diketahui kemampuan hafalan anak seperti yang dituliskan oleh Sa’ad Riyadh yaitu agenda dalam sepekan atau sebulan dapat diberlakukan untuk mengawasi keberlangsungan dan perkembangan hafalan Al Qur’an.

  1. Keunggulan dan Kekurangan Metode Drill
    • Keuntungan Atau Kebaikan Metode Drill
  • Bahan pelajaran yang diberikan dalam suasana yang sungguh-sungguh akan lebih kokoh tertanam dalam daya ingatan murid, karena seluruh pikiran, perasaan, kemauan dikonsentrasikan pada pelajaran yang dilatihkan.
  • Anak didik akan dapat mempergunakan daya fikirannya dengan bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi lebih teratur, teliti dan mendorong daya ingatnya.
  • Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera serta langsung dari guru, memungkinkan murid untuk melakukan perbaikan kesalahan saat itu juga. Hal ini dapat menghemat waktu belajar disamping itu juga murid langsung mengetahui prestasinya.[5]
    • Kelemahan Metode Drill
  • Latihan yang dilakukan di bawah pengawasan yang ketat dan suasana serius mudah sekali menimbulkan kebosanan.
  • Tekanan yang lebih berat, yang diberikan setelah murid merasa bosan atau jengkel tidak akan menambah gairah belajar dan menimbulkan keadaan psikis berupa mogok belajar/latihan.
  • Latihan yang terlampau berat dapat menimbulkan perasaan benci dalam diri murid, baik terhadap pelajaran maupun terhadap guru.
  • Latihan yangs selalu diberikan di bawah bimbingan guru, perintah guru dapat melemahkan inisiatif maupun kreatifitas siswa.
  • Karena tujuan latihan adalah untuk mengkokohkan asosiasi tertentu, maka murid akan merasa asing terhadap semua struktur-struktur baru dan menimbulkan perasan tidak berdaya.[6]

Agar metode ini dapat dilaksanakan dengan lebih efektif maka kita hendaknya memperhatika hal – hal sebagai berikut :

  • Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka diharapkan dapat mengerjakan dengan tepat sesuai apa yang diharapkan
  • Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan
  • Lama latihan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa
  • Selingilah latihan agar tidak membosankan
  • Perhatikan kesalahan – kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan secara kiasikal sedangkan kesalahan perorangan dibetulkan secara perorangan pula
  1. Indikator Metode Drill

   Model drill ini memiliki indikator sebagai berikut :

  • Pendahuluan, berisi identitas mata pelajaran, judul pokok materi pelajaran, petunjuk atau langkah pembelajaran yang harus ditempuh selama proses metode drill
  • Pokok Materi, disajikan dalam bentuk materi hafalan
  • Adanya Fasilitas (berupa ikon-ikon tertentu) untuk melakukan proses pengulangan dari materi yang dimaksud.
  • Adanya kegiatan dalam bentuk mengulang-ulang dari materi yang akan dikuasai/dihafal.
  • Pemberian fasilitas pengulangan oleh peserta didik mengenai materi yang disajikan.
  • Evaluasi disajikan secara terpisah dari materi dalam bentuk hafalan
  • Evaluasi dilakukan dengan test lisan.
  1. Minat
  2. Pengertian Minat

Minat selama ini hanya dikenal dengan sebuah keinginan yang dimiliki oleh seseorang, sehingga antara satu dengan yang lain mempunyai perbedaan dalam keinginannya. Terlepas dari anggapan tersebut, minat siswa belajar merupakan bagian penting yang perlu dikaji dalam sebuah lembaga/ sekolah, karena tidak ada sekolah tanpa proses pembelajaran, sehingga minat siswa belajar adalah kunci tercapainya visi dan misi sekolah.

Minat secara bahasa diartikan dengan kesukaan, kecenderungan hati terhadap suatu keinginan. Sedangkan arti minat menurut istilah diartikan oleh sebagian tokoh sebagai berikut :

  • Menurut Slamito, minat adalah  suatu perasaan cenderung lebih cenderung atau suka kepada sesuatu hak atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh.
  • Mahfud Shalahuddin, mengemukakan minat secara sederhana, minat adalah perhatian yang mengandung unsur- unsur perasaan.
  • Menurut Abu Ahmadi, minat adalah sikap seseorang termasuk tiga fungsi jiwa (kognisi, konasi, dan emosi) yang tertuju pada sesuatu dan dalam hubungan itu terdapat unsure perasaan yang sangat kuat.
  • Andi Mappiare berpendapat bahwa, minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka takut atau kecenderungan- kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.
  • Menurut Tidjan (1976 :71) adalah gejala psikologis yang menunjukan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek sebab ada perasaan senang. Dari   pengertian   tersebut  jelaslah   bahwa   minat   itu   sebagai pemusatan perhatian atau reaksi terhadap suatu obyek seperti benda tertentu  atau   situasi   tertentu  yang  didahului oleh  perasaan   senang terhadap obyek tersebut.
  • Dyimyati Mahmud (1982), Minat adalah sebagai sebab yaitu kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh perhatian pada orang situasi atau aktifitas tertentu dan bukan pada yang lain, atau minat sebagai akibat yaitu pengalaman efektif yang distimular oleh hadirnya seseorang atau sesuatu obyek, atau karena berpartisipasi dalam suatu aktifitas.
  • Menurut Crow and Crow minat adalah pendorong yang menyebabkan seseorang memberi perhatian terhadap orang, sesuatu, aktivitas-aktivitas tertentu. ( Johny Killis, 1988 : 26 )
  • Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertatik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek ( Sumadi Suryabrata, 1988 : 109 ).

Pengertian Minat  menurut para ahli tersebut penulis simpulkan bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukan bahwa minat adanya pengertian subyek terhadap obyek yang menjadi sasaran karena obyek tersebut menarik perhatian dan menimbulkan perasaan senang sehingga cenderung kepada obyek tersebut.

Untuk mencapai prestasi yang baik disamping kecerdasan juga minat, sebab tanpa adanya minat segala kegiatan akan dilakukan kurang efektif dan efesien. Dalam percakapan sehari-hari pengertian perhatian dikacaukan dengan minat dalam pelaksanaan perhatian seolah-olah kita menonjolkan fungsi pikiran, sedangkan dalam minat seolah-olah menonjolkan fungsi rasa, tetapi kenyataanya apa yang menarik minat menyebabkan pula kita kita berperhatian, dan apa yang menyebabkan perhatian kita tertarik minatpun menyertai kita.” (Dakir. 1971 : 81)

Dari pemaparan menganai definisi-deinisi minat diatas dapat disimpulkan bahwa, minat adalah gejala psikis yang muncul dalam diri seseorang dan direalisasikan dengan perasaan senang dan menimbulkan perhatian yang khusus terhadap sasaran, sehingga seseorang cenderung berupaya untuk mencapai sasaran tersebut. Jadi untuk melihat reaksi dari gejala psikis tersebut dapat  di pastikan dari sikap, prilaku, atau motivasi yang dimiliki oleh seseorang dalam beraktifitas.

 

  1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Minat

Minat yang muncul dalam pikologis siswa merupakan sebuah gejala, sehingga munculnya minat tersebut dipengaruhi oleh beberapa factor yang menjadi penyebabnya.Faktor tersebut diantaraya; faktor individu dan faktor sosial.

  • Faktor Individu

Merupakan pengaruh yang muncul dalam diri siswa secara alami, misalnya diakibatkan karena ; kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi dan sifat pribadi.

Setiap individu mempunyai tingkat kematangan serta kecerdasan yang berbeda sehingga minat yang muncul juga tidak sama antara individu satu dengan yang lain. Misalnya, seseorang yang mempunyai kecerdasan dibidang mata pelajaran ekonomi maka akan cenderung melakukan aktifitas dibidang kerja atau koperasi. Sebaliknya sesorang yang mempunyai kecerdasan dibidang perikanan maka akan cenderung melakukan aktivitas di sawah/tambak.

Perbedaan kecerdasan tersebut terjadi karena setiap individu satu dengan yang lain mempunyai tingkat motivasi diri yang berbeda, sedangkan motivasi tersebut diperoleh melalui pengetahuan, pengalaman, atau pelatihan yang diikuti. Jadi apabila siswa dilatih dan dibiasakan untuk mengenal perikanan melalui pengajaran muatan lokal budidaya perikanan yang ada, maka secara otomatis minat belajar tersebut akan muncul dalam diri siswa.

  • Faktor Sosial

Merupakan pengaruh yang muncul diluar individu, misalnya diakibatkan karena ; kondisi keluarga, lingkungan, pendidikan dan motivasi sosial.

Minat yang dipengaruhi oleh faktor sosial misalnya; ketika siswa hidup dalam masyarakat yang kesehariannya bersentuhan dengan padi (mayoritar petani padi), maka siswa cenderung ingin tahu dan mengenal kegiatan tersebut karena merasa menjadi bagian darinya, sebaliknya jika kesehariannya bersentuhan dengan ikan (mayoritar pekerja tambak), maka siswa cenderung ingin tahu dan mengenal lebih dalam mengenai perikanan. Jadi apabila siswa mempunyai latar belakang keluarga atau masyarakat yang beroperasi dibidang perikanan, maka minat belajar muatan lokal budidaya perikanan tersebut akan muncul dengan sendirinya.

  1. Indikator Peningkatan Minat

Peningkatan minat pada siswa dapat di lihat dengan indicator-indikator sebagai berikut :

  • Siswa lebih memperhatikan dengan antusias di saat pembelajaran dilaksanakan
  • Curiousity: atau rasa ingin tahu; memiliki semangat dan rasa ingin bisa yang kuat sehingga menubuhkan kekuatan berfikir dan konsentrasi dengan baik
  • Adanya perasaan senang; dan merasa puas setelah belajar.

 

  1. Kemampuan Menghafal
  2. Pengertian Kemampuan

Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan, yang berasal dari kata mampu yang berarti kuasa (sanggup untuk melakukan sesuatu).[7] Sumadi Suryabrata mengutip  dari Woodworth dan Morgais mendefinisikan ability (kemampuan) pada tiga arti yaitu :

  • Achievment, yang merupakan actual ability, yang dapat diukur langsung dengan alat atau test tertentu.
  • Capacity, yang merupakan potensial  ability, yang dapat diukur secara tidak langsung dengan melalui pengukuran terhadap kecakapan individu, di mana kecakapan ini berkembang dengan berpaduan antara dasar dengan training yang intensif dan pengalaman.
  • Aptidute, yaitu kualitas yang hanya dapat diungkap atau diukur dengan test khusus yang sengaja dibuat untuk itu.[8]

Dari pernyataan tersebut di atas dapat diambil pengertian bahwa kemampuan adalah potensi yang  dimiliki daya kecakapan untuk melaksanakan suatu perbuatan, baik fisik maupun mental dan dalam prosesnya diperlukan latihan yang intensif di samping dasar dan pengalaman yang telah ada.

  1. Pengertian Menghafal

Adapun menghafal al-Qur’an pada dasarnya merupakan proses panjang yang membutuhkan waktu luang, kesungguhan dan keseriusan. Sebelum menjelaskan lebih banyak tentang menghafal al-Qur’an alangkah baiknya jika dipahami terlebih dahulu definisi dan pengertian menghafal al-Qur’an, karena dengan memahami pengertian menghafal al-Qur’an, maka dapat dijadikan sebagai gambaran awal untuk mengetahui sekaligus memahami kaidah dasar dalam menghafal al-Qur’an.

Menghafal al-Qur’an adalah satu istilah terdiri dari dua suku kata yang masing-masing berdiri sendiri serta memiliki makna yang berbeda. Pertama, “menghafal” berasal dari bahasa Indonesia bentukan dari kata kerja “hafal”, mendapat awalan “me” menjadi “menghafal” yang berarti ‘usaha untuk meresapkan sesuatu ke dalam pikiran agar selalu ingat, sehingga dapat mengucapkannya kembali di luar kepala dengan tanpa melihat buku atau catatan’.[9] Oleh karena itu, hafal berarti lawan dari lupa, yaitu selalu ingat dan sedikit lupa.[10]

James Deese dan Stewart H. Hulse mendefinisikan menghafal adalah:

… retention refers to the extent to which material originally learned is still retained, and for getting to the portion lost.[11]Artinya, ingatan mengacu pada tingkat mempelajari materi yang pada awalnya masih ditahan dan untuk mencapai porsi hilang.

 Secara etimologis al-Qur’an berarti “bacaan” atau yang dibaca.[12] Kata tersebut berasal qara’a (قرأ) yang berarti membaca.[13] Al-Qur’an sendiri memiliki pengertian yang   sangat   luas  tergantung  sudut  pandang  para  ahli  memahami  kata al-Qur’an.

 

 Sa’id Abd al-‘Azim mendefinisikan al-Qur’an sebagai berikut :

 

 هوكلام الله أنزله على رسوله وتعبدون بتلاوته                          [14]

 Artinya : “Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada utusannya dan menjadi ibadah bagi yang membacanya.

    Definisi yang lain Al-Qur’an adalah kalam Allah yang bernilai mukjizat, yang diturunkan kepada penutup para nabi dan rasul dengan perantara malaikat jibril, diriwayatkan kepada kita dengan mutawatir, membaca terhitung sebagai ibadah dan tidak akan ditolak kebenarannya.[15]

Dari pengertian “menghafal” dan “al-Qur’an” tersebut dapat diambil pengertian, bahwa menghafal al-Qur’an adalah suatu proses untuk mengjaga dan memelihara al-Qur’an diluar kepala (mengingat) dengan baik dan benar dengan syarat dan tata cara telah ditentukan.

  1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Kemampuan Menghafal

Sama halnya dengan mengahal materi pelajaran, menghafal al-Qur’an juga ditemukan banyak hambatan dan kendala. Diantara  faktor-faktor mendukung dalam menghafal al-Qur’an adalah :

  • Persiapan Yang Matang

Persiapan yang matang merupakan syarat penting bagi seseorang menghafal al-Qur’an.Faktor persiapan sangat berkaitan dengan minat seseorang dalam menghafal al-Qur’an.Minat yang tinggi sebagai usaha menghafal al-Qur’an adalah modal awal seseorang mempersiapkan diri secara matang.[16]

Persiapan personal ditunjang dengan minat yang tinggi secara tidak langsung akan mewujudkan konsentrasi, sehingga dapat memperlancar proses menghafal al-Qur’an secara cepat.

  • Motivasi Dan Stimulus

Selain minat, motivasi dan stimulus juga harus diperharikan bagi seseorang yang menghafal al-Qur’an.Menghafal al-Qur’an dituntut kesungguhan khusus, pekerjaan yang berkesinambungan dan kemauan keras tanpa mengenal bosan dan putus asa.Karena itulah motivasi yang tinggi untuk menghafal al-Qur’an harus selalu dipupuk.[17]

  • Faktor Usia

Menghafal al-Qur’an pada dasarnya tidak dibatasi dengan usia, namun setidaknya usia yang ideal untuk menghafal al-Qur’an harus tetap dipertimbangkan. Seorang yang menghafal al-Qur’an dalam usia produktif (5-20 tahun) lebih baik daripada menghafal al-Qur’an  dalam usia 30-40 .

Faktor usia tetap harus diperhitungkan karena berkaitan dengan daya rekam  (memori)  seseroang. Oleh  karena itu, lebih baik usia menghafal al-Qur’an adalah usia dini (masa anak dan remaja), karena daya rekam yang dihasilkan sangat kuat dan daya ingat yang cukup tajam. Hal ini adalah wajar sebab pepatah Arab sendiri menyatakan:

التّعلم فى الصغار كالنّقش على الحجر والتّعلم فى الكبر كالنّقش على الماء         

 “Belajar di masa kecil  bagaikan mengukir di atas batu, sedangkan belajar di masa tua bagaikan mengukir di atas air”[18]

  • Manajemen Waktu

Pengelolaan dan pengaturan waktu sangat penting dalam menunjang keberhasilan menghafal al-Qur’an.Seseorang yang menghafal al-Qur’an harus dapat memanfaatkan waktu yang dimiliki dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, seseorang yang menghafal al-Qur’an harus dapat memilah kapan ia harus menghafal dan kapan  ia harus melakukan aktivitas dan kegiatan lainnya.

Sehubungan dengan manajemen waktu, Ahsin W. Al-Hafidh dalam bukunya Bimbingan Praktis Menghafal al-Qur’an telah menginventarisir waktu-waktu yang dianggap ideal  untuk menghafal al-Qur’an sebagai berikut:

  1. Waktu sebelum fajar
  2. Setelah fajar, sehingga terbit matahari
  3. Setelah bangun dari tidur siang
  4. Setelah shalat
  5. Waktu di antara Maghrib dan Isya’[19]
  • Intellegensi Dan Potensi Ingatan

Faktor intellegensi dan potensi ingatan lebih menyangkut faktor psikologis. Seseorang yang memiliki kecerdasan dan daya ingat yang tinggi akan lebih cepat menghafal al-Qur’an daripada seseorang yang memiliki kecerdasan di bawah rata-rata. Namun demikian, bukan berarti berarti kecerdasan satu-satunya faktor menentukan kemampuan seseorang menghafal al-Qur’an.Realitas menunjukkan, bahwa banyak orang yang memiliki kecerdasan cukup tinggi tidak dapat menghafal al-Qur’an, sedangkan banyak orang yang memiliki kecerdasan rata-rata berhasil menghafal al-Qur’an dengan baik karena motivasi yang tinggi dan bersungguh-sungguh.

  • Tempat Menghafal

Faktor tempat merupakan faktor penentu kecepatan seseorang dalam menghafal al-Qur’an.Faktor tempat berkaitan dengan situasi dan kondisi seseorang dalam menghafal al-Qur’an. Menghafalkan al-Qur’an di tempat bising dan kumuh serta penerangan yang kurang akan sulit untuk dilakukan daripada menghafal al-Qur’an di tempat yang tenang, nyaman dan penerangan yang cukup. Hal ini dikarenakan, faktor tempat menghafal sangat erat kaitannya dengan konsentrasi seseorang.[20]

 

  • Panjang Dan Pendek Surat Atau Ayat

Panjang dan pendek surat atau ayat sangat berpengaruh terhadap kecepatan menghafal al-Qur’an. Surat atau ayat yang panjang lebih sulit untuk dihafalkan daripada surat atau yang pendek lebih dapat dihafalkan. Namun demikian, Abdurrahman Abdul Khaliq bahwa menghafal al-Qur’an harus menggunakan satu mushaf, sebab penggunaan lebih dari satu mushaf akan membingungkan pola hafalan dalam bayangannya.[21]

Terdapatnya kemampuan menghafal dapat di lihat dari meningkatnya kemampuan hafalan ditandai dengan: Dapat membacakan kembali di luar kepala potongan ayat Surat Al-Qari’ah  dan terjemahnya; diantaranya dibuktikan dengan membacakannya tanpa melihat teksnya

  1. Indikator Hasil Peningkatan Kemampuan Menghafal

Terdapatnya kemampuan menghafal dapat di lihat dari meningkatnya kemampuan hafalan ditandai dengan: Dapat membacakan kembali di luar kepala potongan ayat Surat Al-Qari’ah  dan terjemahnya; diantaranya dibuktikan dengan membacakannya tanpa melihat teksnya

  1. Hubungan Penerapan Metode Drill
  2. Dengan Peningkatan  Minat  Siswa  Pada Materi Pelajaran Menghafal  QS Al-Qari’ah Dan Tarjamahnya

Kegiatan menghafal ayat-ayat Al-Qur’an merupakan bagian dari pembelajaran yang menggunakan kecerdasan otak yang mengedepankan keterampilan penguasaan materi secara maksimal dan mebutuhkan potensi yang kuat, potensi adalah minat. Minat merupakan suatu dorongan yang kuat untuk menguasai sasaran yang menjadi target pembelajaran, maka minat akan sangat memberikan kemudahan dalam melakukan pembelajaran yang bersifat hafalan.

Asumsi hubungan antara tindakan yaitu penerapan metode drill dan penguasaan siswa pada materi pelajaran hafalan adalah sebagai berikut:

Ada pendapat beberapa para ahli mengenai asumsi teoritik yang menyatakan bahwa penguasaan mempraktekkan dapat ditingkatkan dengan bentuk metode praktek yang sifatnya untuk mengembangkan keterampilan belajar siswa (keterampilan mental maupun fisik/teknis), diantaranya:

  • Untuk mencapai kompetensi mampu memprakktekkan adalah salah satunya guru dapat  menggunakan  metode drill (jika materinya berbentuk hafalan.  (Lukman Zain M.S,2009: 192).
  • Metode drill adalah bentuk metode praktek yang sifatnya untuk mengembangkan keterampilan siswa (keterampilan mental maupun fisik/teknis). Metode ini memindahkan suatu situasi yang nyata ke dalam kegiatan  ruang belajar karena adanya kesulitan untuk melakukan praktek di dalam situasi yang sesungguhnya. (Latuheru, 2002 : 80).
  • Menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya yaitu menguasai dan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan cara menguasai di luar kepala dan dapat membacakan tanpa melihat teks ayat tersebut

 

Atas dasar asumsi dan definisi operasional di atas, maka secara teoritik diyakini bahwa penerapan metode drill dapat meningkatkan penguasaan siswa pada materi pelajaran hafalan, khususnya pada penelitian  ini yaitu: Penguasaan materi pokok bahasan Membacakan surat-surat pendek sub pokok bahasan menghafal QS-Aql-Qari’ah dan tarjamahnya.

  1. Dengan Peningkatan  Kemampuan Menghafal Siswa  Pada Materi Pelajaran  Menghafal  QS Al-Qari’ah Dan  Tarjamahnya

Kemampuan menghafal adalah kemampuan untuk dapat mengucapkan/ melafadzkan secara spontan tanpa melihat sumber (bacaan yang harus dihafalkan).

Hal ini menunjukkan bahwa di dalam kegiatan menghafal terdapat kegiatan berfikir secara cepat. Kegiatan berfikir seperti ini akan lebih efektif apabila dilakukan dengan cara melakukan latiha-latihan secara berkesinambungan atau dengan cara diulang-ulang .

Dengan demikian Metode Drill/Latihan Ulang sangat tepat dan efektif untuk meningkatkan kemampuan menghafal bacaan-bacaan dalam shalat sebagaimana dinyatakan oleh Dra.Zuhairini

(1983 :106 )bahwasanya Metode Drill /Latihan Siap biasanya digunakan pada pelajara-pelajaran yang bersifat motoris dan pelajaran –pelajaran yang bersifat kecakapan mental dalam arti melatih anak-anak berfikir cepat

  1. Al-Qur’an Hadits Sebagai Bidang Studi di MTs
  2. Pengertian Al-Qur’an Dan Hadits
    1. Pengertian Al-Qur’an

Secara Etimologi Al Qur’an merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja Qoro’a (قرأ) yang bermakna Talaa (تلا) keduanya berarti: membaca, atau bermakna Jama’a (mengumpulkan, mengoleksi). Anda dapat menuturkan, Qoro-’a Qor’an Wa Qur’aanan (قرأ قرءا وقرآنا). Berdasarkan makna pertama (Yakni: Talaa) maka ia adalah mashdar (kata benda) yang semakna dengan Ism Maf’uul, artinya Matluw (yang dibaca). Sedangkan berdasarkan makna kedua (Yakni: Jama’a) maka ia adalah mashdar dari Ism Faa’il, artinya Jaami’ (Pengumpul, Pengoleksi) karena ia mengumpulkan/mengoleksi berita-berita dan hukum-hukum.

Sedangkan secara terminolgi Al-Quran adalah firman atau wahyu yang berasal dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara melalui malaikat jibril sebagai pedoman serta petunjuk seluruh umat manusia semua masa, bangsa dan lokasi.Alquran adalah kitab Allah SWT yang terakhir setelah kitab taurat, zabur dan injil yang diturunkan melalui para rasul. Hal ini juga senada dengan pendapat yang menyatakan bahwa  Al-Qur’an kalam atau wahyu Allah yang diturunkan melalui perantaraan malaikat jibril sebagai pengantar wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW di gua hiro pada tanggal 17 ramadhan ketika Nabi Muhammad berusia 41 tahun yaitu surat al alaq ayat 1 sampai ayat 5. Sedangkan terakhir alqu’an turun yakni pada tanggal 9 zulhijjah tahun 10 hijriah yakni surah almaidah ayat 3.

Allah ta’ala menyebut al-Qur’an dengan sebutan yang banyak sekali, yang menunjukkan keagungan, keberkahan, pengaruhnya dan universalitasnya serta menunjukkan bahwa ia adalah pemutus bagi kitab-kitab terdahulu sebelumnya.

وَلَقَدْ آتَيْنَاكَ سَبْعًا مِنَ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنَ الْعَظِيم                           َ

“Dan sesunguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan al-Qur’an yang agung.” (al-Hijr:87)

ق وَالْقُرْآنِ الْمَجِيد                                                                                 ِ

                             “Qaaf, Demi al-Quran yang sangat mulia.” (Qaaf:1)

 

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ تَنْزِيلا                                             

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan al-Qur’an kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur.”(al-Insaan:23)

 

  1. Pengertian Hadits

Menurut bahasa hadits adalah jadid, yaitu sesuatu yang baru, menunjukkan sesuatu yang dekat atau waktu yang singkat. Hadits juga berarti khabar, artinya berita, yaitu sesuatu yang diberitakan, diperbincangkan, dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain. Selain itu, hadits juga berarti qarib, artinya dekat, tidak lama lagi terjadi.

Menurut ahli hadits, pengertian hadits adalah “Seluruh perkataan, perbuatan, dan hal ihwal tentang Nabi Muhammad SAW”, sedangkan menurut yang lainnya adalah “Segala sesuatu yang bersumber dari Nabi, baik berupa perkataan, perbuataan, maupun ketetapannya.”

Adapun menurut muhadditsin, hadits itu adalah “Segala apa yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik itu hadits marfu’(yang disandarkan kepada Nabi), hadits mauquf (yang disandarkan kepada sahabat) ataupun hadits maqthu’ (yang disandarkan kepada tabi’in).

Pendapat di atas didasarkan pada QS. Al-Ahzab: 21 dan QS. Asy-Syura: 52-53. Dalam hadits riwayat Al-Hakim dari Abu Hurairah disebutkan: “Aku tinggalkan pada kalian dua pusaka yang kalian tidak akan tersesat setelah kalian berpegang pada keduanya, yaitu Kitab Allah dan Sunnahku.”

Ahli ushul membatasi pengertian sunnah hanya pada sesuatu yang bersumber dari Nabi, baik perkataan, perbuatan, maupun taqrirnya yang berkaitan dengan syara’ yang terjadi setelah Nabi diutus menjadi Rasul.”

 

Mereka beragumentasi pada QS. Al-Hasyr: 7 dan QS. An-Nahl: 44.

Sedangkan Ahli fiqih mengartikan sunnah sebagai “Segala ketetapan yang berasal dari Nabi selain yang difardhukan dan diwajibkan.” Menurut mereka, “Sunnah merupakan salah satu hukum yang lima (wajib, sunah, haram, makruh, dan mubah), dan yang tidak termasuk kelima hukum ini disebut bid’ah.”

  1. Tujuan Pembelajaran Al-Qur’an Hadits

Mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadits merupakan unsur mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada madrasah yang memberikan pendidikan kepada peserta didik untuk memahami dan mencintai Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber ajaran Islam dan mengamalkan isi kandungannya dalam kehidupannya sehari-hari

Pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits bertujuan agar peserta didik gemar untuk membaca Al-Qur’an dan Hadits dengan benar, serta mempelajarinya, memahami, meyakini kebenarannya, dan mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh aspek kehidupannya.

Dari penjelaan di atas, maka dapat kita rumuska bahwa tujuan dari mata pelajaran Al-Qur’an-Hadis adalah:

  • Meningkatkan kecintaan siswa terhadap Qur’an dan Hadis
  • Membekali siswa dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Qur’an dan Hadis sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan
  • Meningkatkan kekhusyukan siswa dalam beribadah terlebih sholat, dengan menerapkan hukum bacaan tajwid serta isi kandungan surat/ayat dalam surat-surat pendek yang mereka baca

 

  1. Ruang Lingkup Pembelajaran Al-Qur’an Hadits

Ruang Lingkup Pembelajaran Al-Qur’an-Hadits meliputi :

  • Membaca /menulis yang merupakan unsur penerapan ilmu tajwid
  • Menterjemahkan makna (tafsiran) yang merupakan pemahaman, interpretasi ayat dan Hadis dalam memperkaya khazanah intelektual
  • Menerapkan isi kandungan ayat/hadis yang merupakan unsur
  • pengamalan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
  1. Membaca Qur’an Surat Pendek (Qs Al-Qari’ah) Sebagai Pokok Bahasan Dan Sub Pokok Bahasan Tentang Menghafal Qs Al-Qari’ah Dan Tarjamahnya
    • Membaca Surat Pendek Pilihan

Al-Quran ialah Kitabullah yang terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad S.A.W. Al-Quran merupakan mukjizat daripada Allah SWT, al-Quran juga adalah senjata yang paling mujarab yang melimpah ruah, mata air yang tidak mungkin kering, di dalamnya penuh dengan nur hidayah rahmat dan zikir.

 Al-Quran diturunkan untuk mengajar manusia tentang pengesaannya kepada Allah SWT (tauhid). Konsep ibadat yang jelas dan menyeluruh agar manusia sentiasa mendapat bekalan yang baru dan segar. Mengajak manusia berfikir tentang ciptaan, pengawasan dan penjagaan yang ditadbirkan oleh yang Maha Agong agar dapat mengenal sifat-sifatNya yang unggul.

 Di dalam al-Quran dipaparkan juga contoh tauladan dan juga kisah-kisah yang benar berlaku sebelum turunnya al-Quran dan pada masa penurunan al-Quran. Dengan itu manusia mendapat pengajaran dan panduan dalam mengharungi kehidupan sebagai muslim yang sejati dan benar dalam semua bidang kehidupan.

  Terdapat 15 kebaikan-kebaikan al-Quran di dalam hadis-hadis sahih :

 Pertama : Al-Quran akan menjadi syafaat dihari akhirat.

 Daripada Abu Umamah r.a berkata : Aku mendengar Rasulullah S.A.W. bersabda:

“Bacalah al-Quran sesungguhnya ia akan datang di hari kiamat sebagai syafaat kepada pembacanya”. (Hadis Riwayat Muslim)

Kedua : Al-Quran sebagai pembela (mempertahankan) orang yang membacanya dihari akhirat.

 Daripada Nawwas Bin Sam’an r.a. telah berkata : Aku mendengar Rasulullah S.A.W. bersabda : “Di hari akhirat kelak akan didatangkan al-Quran dan orang yang membaca dan mengamalkan isi kandungannya, didahului dengan Surah Al Baqarah dan Surah Ali-Imraan, kedua-dua surah ini menghujah ( mempertahankan ) orang yang membaca dan mengamalkannya”. (Hadis Riwayat Muslim)

 Ketiga : Sebaik-baik amalan adalah orang yang belajar dan mengajarkan al-Quran.

Daripada Osman Bin ‘Affan r.a. telah berkata: Rasulullah S.A.W. bersabda : “Sebaik manusia di antara kamu orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarnya kepada orang lain”.

(Hadis Riwayat Bukhari)

 Keempat : Membaca al-Quran dan susah menyebutnya mendapat dua pahala.

 Daripada Aisyah r.a. telah berkata: Bersabda Rasulullah S.A.W. : “Orang yang membaca al-Quran dan susah untuk menyebut ayatnya ia mendapat dua pahala”.

(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

Kelima : Mukmin yang membaca al-Quran umpama buah yang harum dan sedap rasanya.

Daripada Abu Musa Al Asy’ari r.a. telah berkata : Rasulullah S.A.W. bersabda : “Umpama orang mukmin yang membaca al-Quran seperti buah Utrujjah ( seperti limau besar ) baunya wangi dan rasanya sedap. Umpama orang mukmin yang tidak membaca al-Quran seperti buah tamar tidak ada bau dan rasanya manis, dan umpama orang munafik yang membaca al- Quran seperti Raihanah (sejenis pokok) baunya wangi dan rasanya pahit dan umpama orang munafik yang tidak membaca al-Quran seperti buah labu yang tiada bau dan rasanya pahit”.

(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

 Keenam : Allah SWT mengangkat martabat golongan yang membaca al-Quran.

 Daripada Omar Bin Al Khattab r.a. Bahawa Nabi Muhammad S.A.W. bersabda: “Sesungguhnya Allah mengangkat martabat beberapa golongan dan merendahkan martabat yang lain dengan sebab al-Quran”.(Hadis Riwayat Muslim)

 Ketujuh : Kefahaman yang sahih tentang al-Quran akan menjadi contoh ikutan.

Daripada Ibnu Omar r.a. daripada Nabi Muhammad S.A.W. telah bersabda:

“Tidak boleh berhasad dengki kecuali di dalam dua perkara : Lelaki yang dianugerahkan kefahaman yang sahih tentang al-Quran, ia menunaikan ibadat siang dan malam , lelaki yang dianugerahkan kemewahan harta lalu dinafkahkannya siang dan malam”.

(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

 Kelapan : Membaca al-Quran akan mendapat ketenangan (sakinah)

 Daripada Barra’ dan daripada ‘Azib r.a. telah berkata : “Seorang lelaki membaca Surah Al Kahfi dan di sisinya seekor kuda yang diikat dengan dua tali, maka awan di langit mula melindunginya dan semakin hampir, dan kudanya mula menjauhinya. Apabila menjelang pagi beliau pergi berjumpa Nabi Muhammad S.A.W. dan menceritakan peristiwa tersebut maka baginda bersabda : Itulah ( sakinah ) ketenangan yang turun disebabkan bacaan al-Quran”.

(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

 Kesembilan : Sesiapa yang tidak mengingati ayat-ayat al-Quran umpama rumah yang roboh.

 Daripada Ibnu ‘Abbas r.a. beliau berkata : Rasulullah S.A.W. bersabda : “Sesungguhnya orang yang tidak ada di dalam ingatannya sesuatu pun daripada ayat al-Quran seperti rumah yang roboh”. (Hadis Riwayat Tarmizi dan beliau berkata: Hadis ini hasan sahih)

 Kesepuluh : Membaca dan memperelokkan bacaan al-Quran akan mendapat kebaikannya.

Daripada Abdullah Bin ‘Umru Bin Al ‘As r.a. Nabi Muhammad S.A.W. bersabda :

“Satu masa nanti akan dikatakan kepada orang yang membaca al-Quran: Bacalah, perbaikkilah dan perelokkanlah bacaan al-Quran sepertimana engkau memperelokkan urusan di dunia, sesungguhnya tempat engkau akan ditentukan di akhir ayat yang engkau bacakan”. ( Hadis Riwayat Abu Daud dan Tarmizi dan beliau berkata : Hadis ini hasan sahih )

 Kesebelas : Membaca beberapa ayat al-Quran lebih baik daripada mendapat unta yang gemuk.

 Daripada ‘Uqbah Bin ‘Amir r.a. menceritakan : Rasulullah S.A.W keluar dan kami berada di tempat duduk masjid yang beratap. Maka beliau bersabda: “Siapakah di antara kamu yang suka keluar di pagi hari pada setiap hari menuju ke Buthan atau ‘Atiq, dan dia mengambil darinya dua ekor unta yang gemuk dalam keadaan dia tidak melakukan dosa dan tidak putus hubungan silaturrahim”. Kami menjawab : “Kami suka demikian itu. Sabda Rasulullah S.A.W : “Kenapakah kamu tidak pergi ke masjid belajar atau membaca dua ayat Al Quran lebih baik dari dua ekor unta, tiga ayat lebih baik dari tiga ekor, empat ayat lebih baik dari empat ekor unta demikianlah seterusnya mengikut bilangan ayatnya”. (Hadis Riwayat Muslim)

 Kedua belas : Sesiapa yang lebih fasih memebaca al-Quran lebih layak menjadi imam solat berjemaah.

 Daripada Ibnu Mas’ud r.a bahawa Nabi Muhammad S.A.W bersabda : Orang yang paling layak mengimami kaum di dalam sembahyang ialah mereka yang terfasih membaca al-Quran”. (Hadis Riwayat Muslim )

  Ketiga belas : Nabi SAW mengutamakan sahabat yang paling kuat berpegang teguh kepada al-Quran untuk dikebumikan jenazah mereka.

 Daripada Jabir Bin Abdullah r.a. bahawa Nabi Muhammad S.A.W. menghimpun antara dua lelaki yang terbunuh di peperangan Uhud kemudian baginda bersabda : “Yang mana satukah antara keduanya yang paling kuat berpegang teguh dengan al-Quran maka apabila aku tunjukkan kepada salah seorang daripada keduanya maka dialah orang yang pertama masuk ke liang lahad”. (Hadis Riwayat Bukhari, Tarmizi, Nasa’ie dan Ibnu Majah)

 Keempat belas : Kelebihan berdoa selepas membaca al-Quran.

Daripada ‘Imran Bin Husain Bahawa beliau lalu di hadapan qari yang sedang membaca al-Quran kemudian dia berdoa kepada Allah kemudian ia kembali membaca kemudian ia berkata aku mendengar Rasulullah S.A.W. bersabda : “Barangsiapa yang membaca al-Quran maka berdoalah kepada Allah dengan al-Quran maka sesungguhnya akan datang beberapa kaum yang membaca al-Quran dan mereka berdoa dengannya”.

(Hadis Riwayat Tarmizi, beliau berkata : Hadis ini hasan)

 Kelima belas : Setiap satu huruf membaca al-Quran akan mendapat sepuluh ganjaran pahala.

 Daripada Ibnu Mas’ud r.a. ia berkata : “Barangsiapa yang membaca satu huruf daripada al- Quran maka baginya satu kebaikan, satu kebaikan menyamai dengan sepuluh pahala, aku tidak bermaksud : Alif , Lam , Mim ialah satu huruf, tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf”.(Hadis Riwayat Ad Darimi Tarmizi, beliau berkata hadis ini hasan sahih)

 Sahabat yang dimuliakan,

Marilah kita menjadikan al-Quran sebagai peduman hidup kita , apabila kita sentiasa menjadikannya sebagai panduan dan peraturan hidup kita tidak akan sesat dan sentiasa mendapat pimpinan daripada Allah S.W.T. Al-Quran juga merupakan senjata yang paling berkesan untuk membersihkan jiwa dan menyinarkannya.

 

Dalam sebuah hadis Rasulullah S.A.W.bersabda : Daripada Ibnu Umar r.a berkata:

“Rasulullah S.A.W. telah bersabda maksudnya : “Hati manusia akan berkarat seperti besi yang dikaratkan oleh air”. Apakah cara untuk menjadikan hati bersinar semula. Kata baginda lagi, ” Dengan banyak mengingati mati dan membaca al-Quran.”

  • Menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya

Kemampuan dalam menghafal AL-Qur’an dan hadist bagi umat islam adalah kemampuan yang sangat baik untuk di miliki. sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa dalam ritual shalat, seorang muslim wajib untuk dapat menghafal ayat-ayat Al-Qur’an. karena membacaAl-Qur’an, terutama surat AL-Fatihah, menjadi bagian yang  tidak terpisahkan dari shalat. Membaca ayat-ayat Al-Qur’an  dalam shalat di pahami sebagai  bukan dalam pengertiaan membaca teks, akan tetapi membaca berdasarkan hafalan yang tertanam kuat dalam memori. Demikian halnya dengan menghafal hadist. Seseorang yang memiliki kemampuan hafal hadist, maka berarti ia tidak sekedar tahu amal dan perbuatan yang di lakukan berdasarkan hadist Nabi SAW, akan tetapi juga mampu menyebutkan hadist tersebut di luar kepala.

Dalam hal menghafal Al-Qur’an, penamaan wahyu yang diterma oleh Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umat islam dengan nama Al-Qur’an,memberikan pengertian bahwa wahyu itu tersimpan di dalam “dada” manusia mengigat dalam Al-Qur’an sendiri berasal dari kata qira’ah(bacaan) dan di dalam kata qira’ah  terkandung makna :agar selalu ingat, Wahyu yang diterima nabi SAW pada dasarnya telah telah terpelihara dari kemusnahaan dengan dua cara utama:pertama menyimpanya kedalam “dada manusia” atau menghafalkannya, dan kedua, mencatatnya secara tertlis diatas berbagai jenis bahan yang bisa di tulis, semacam kulit binatang, pelepah kurma, dan tulang belulang.

Salah satu komponen penting dalam  belajar adalah kemampuan ingatan dari peserta didik, karena sebagian besar pelajaran di sekolah adalah mengingat. mengingat juga memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Namun ada yang lebih penting dalam peranan proses belajar adalah kemampuan peserta didik untuk mereproduksi kembali pengetahuan yang sudah di terimanya,misalnya pada waktu ujian para peserta didik harus mereproduksi kembali pengetahuandan pemahaman yang di peroleh selama mengikuti pelajaran.

Menurut Atkinson dan shiffrin (dalam Matlin, 1989), sistem ingatan manusia dibagi menjadi 3 bagian yaitu: Pertama, Sensory Memory (sensory memory), Kedua, ingatan jangka pendek (short term memory) dan Ketiga, ingatan jangka panjang (Long term memory). sensory memori mencatat informasi atau stimulus yang masuk melalui salah satu atau kombinasi panca indra yaitu secar visual melalui mata, pendengaran melalui telinga, bau melalui hidung, rasa melalui lidah dan rabaan melalui kuli.Bila informasi atau stimulus tersebut tidak diperhatikan akan langsung terlupakaan, namun bila di perhatikan maka informasi tersebut di transfer ke sistem jangka pendek. Sistem ingatan jangka pendek menyimpan informasi atau stimulus selama +30 detik, dan hanya sekitar tujuh bongkahan informasi (chunks) dapat di pelihara dan di simpan di sistem ingatan jangka pendekdalam suatu saat (Solso,1988). Setelah berada di sistem ingatan jangka pendek, informasi tersebut dapat di transfer lagi melalui proses rehearsal ( latihan/pengulangan) kesistem ingatan jangka panjang untuk di simpan, atau dapat juga informasi tersebut hilang atau terlupakan karena tergantikan oleh tambahan bongkahan  informasi yang baru (Solso,1988). Dalam mata pelajaran Al-Qur’an dan hadist,sejak dini anak perlu di latih menghafal atau mengingat  secara efektif atu efesien. Latihan-latihan  tersebut menurut Gie (1984), meliputi 3 hal yaitu pertama recall, anak didik untuk mampu mengingat materi pelajaran di luar kepala, kedua recognition anak didik untuk mampu mengenal kembali apa yang telah di pelajari setelah melihat atau mendengarnya, ketiga, relearning: anak didik untuk mampu mempelajari  kembali dengan mudah apa yang pernah di pelajarinya.dalam pembelajara menghafal Al-Qur’an dan hadist di madrasah ibtidaiyah, tahap yang di lakukan adalah murid di upayakan untuk sampai pada tingkat recall, yakni murid mampu menghafalkan materi pelajaran Al-Qur’an dan hadist di luar kepala. Dalam menghafal peserta didik mempelajari sesuatu dengan tujuan memproduksi kembali kelak dalam bentuk harfiah, sesuai dengan perumusan dan kata-kata yang terdapat dalam materi asli.Dengan demikian peserta didik dapat belajar bagaimana cara-cara menghafal yang baik sehingga materi cepat dihafal dan tersimpan dalam keadaan siap direproduksi secara harfiah pada saat dibutuhkan.sebagaimana yang dikemukakan oleh Winkel (1996) bahwa pada saat mempelajari materi untuk pertama kali peserta didik mengolah bahan pelajar (fase fiksasi), yang kemudian disimpan dalam ingatan (fase retensi) , akhirnya pengetahuan dan pemahaman yang telah diperoleh diproduksi kembali. (http// www. ums. ac. id)

Dalam proses menghafal orang menghadapi materi yang biasanya disajikan dalam bentuk verbal (bahasa), baik materi itu dibaca sendiri atau diperdengarkan. Dalam pembelajaran menghafal Al-Qur’an dan hadits materi dapat mengandung arti misalnya jumlah ayat dalam suatu surat, ayat-ayat Al’Qurannya itu sendiri, isi kandungan suatu surat dalam juz’amma, hadits-hadits dengan tema-tema tertentu, atau materi yang tidak memiliki arti misalnya huruf-huruf hijaiyah. Orang akan tertolong dalam menghafal bila membentuk skema kognitif dan mengulang-ulang kembali materi hafalan sampai tertanam sungguh-sungguh dalam memori otaknya.

  1. Kompetensi Dasar Dan Indikator Mata Pelajaran Qur’an Hadits
    • Kompetensi dasar yang di terapkan adalah sebagai berikut :
  • Menerapkan hukum mad lazim mukhoffaf kilmi, mutsaqqol kilmi, dan Farqi dalam Al-Qur’an
  • Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan tentang hukum fenomena alam
    1. Menghafal Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum fenomena alam
    2. Memahami isi kandungan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum fenomena alam
    3. Memahami keterkaitan isi kandungan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah  tentang hukum fenomena alam dalam kehidupan
    4. Menerapkan kandungan Al-Qari’ah, Al-Zalzalah dalam fenomena kehidupan sehari-hari dan akibatnya
  • Memahami Hadis tentang menjaga dan melestarikan lingkungan alam
    1. Menulis Hadis tentang  menjaga dan melestarikan lingkungan alam
    2. Menerjemahkan makna Hadis tentang menjaga dan melestarikan lingkungan alam
    3. Menghafal Hadis tentang menjaga dan melestarikan lingkungan alam
    4. Menjelaskan keterkaitan isi kandungan Hadis dalam perilaku menjaga dan melestarikan lingkungan alam dalam fenomena kehidupan dan akibatnya

 

 

  • Indikator Pembelajaran Qur’an Hadits

Demikian halnya dengan pembelajaraan menghafal Al-Qur’an dan hadist.indikator yang di rumuskan dalam pembelajaraan menghafal Al-Qur’an dan hadist adalah di upayakan agar murid mampu:

  • Menghafal huruf-huruf hijaiyah sesuai makhraj dan tanda bacannya.
  • Menghafal surat-surat pendek tertentu  dalam juz’amma sesuai dengan makhraj dan kaidah ilmu tajwid.
  • Menghafal hadist-hadist dengan tema-tema tertentu.

Penjabaran secara lebih rinci indikator yang di sebutkan  di atas adalah  sebagai berikut:

  • Menghafal huruf-huruf hijaiyah sesuai makhraj dan tanda bacanya.
  • Proses menghafal huruf-huruf hijaiyah ini menjadi tindak lanjut pembelajaran  membaca dan menulis huruf-huruf hijaiyah. Pada saat siswa telah mampu mengindetifikasi dan membaca huruf-huruf hijaiyah sesuai dengan makhrajnya, bahkan murid telah mampu menuliskan huruf-huruf hijaiayah ini dengan benar dan tepat, maka pada tahap selanjutnya murid diajarkan untuk menghafal huruf-huruf hijaiyah tersebut.
  • Proses menghafal huruf-huruf hijaiyah penting di lakukan oleh siswa, hal ini karena pengetahuaanya tentang membaca dan menulis huruf-huruf hijaiyah, yang telah di kuasainya akan tertanam kuat dalam ingatannya, sehingga tidak mudah di lupakan. untuk itu di pastikan murid mampu menghafal huruf-huruf hijaiyah dengan baik dan benar.
  • Dengan demikian indikator ketercapaian pembelajaran menghafal pada tahap ini, di upayakan agar murid mampu:
  1. Menghafal  huruf-huruf hijaiyah sesuai makhrajnya.
  2. Menghafal huruf-huruf hijaiyah sesuai dengan tanda baca dan makhrajnya dengan baik dan benar.
  3. Menghafal surat-surat pendek tertentu dalam juz’amma sesuai dengan makhrajnya dan kaidah ilmu tajwid.

Setelah murid mampu untuk menghafal  huruf-huruf hijaiyah sesuai makhraj dan tanda bacanya dengan baik dan benar,maka kondisi ini di lanjutkan dengan murid menghafal surat-surat pendek tertentu dalam juza’amma sesuai dengan makhraj  dan kaidah ilmu tajwid. Proses menghafal surat-surat pendek tertentu dalam juza’amma sesuai dengan makhraj dan ilmu tajwid ini,juga menjadi kelanjututan dari proses pembelajaran membaca surat-surat pendek tertentu dalam juza’amma sesuai dengan makhraj dan kaidah ilmu tajwid dan menuliskannya.

Pada saat murid telah mampu  dan  terampil untuk membaca surat-surat pendek tertentu dalam juza’amma sesuai dengan makhraj dan kaidah ilmu tajwid dengan baik dan benar dan menuliskannya dengan baik, tepat dan rapih, maka dengan menghafalnya akan semakin menguatkan pengetahuannya  dalam hal membaca dan menulis.

 

 

(5).   Menghafal  hadist-hadist dengan tema-tema tertentu.

Menghafal hadist-hadist dengan tema-tema tertentu, menjadi bagian tidak terpisahkan dari proses pembelajaran membaca dan menulis hadiat. Ketika murid telah menguasai dan terampil dalam membaca dan menulis hadist, maka kondisi ini di lanjutkan agar murid mampu  untuk menghafal hadist tersebut. Dengan menghafal hadist yang di pelajarinya maka  akan menguatkan pengetahuannya   bahkan dalam proses selanjutnya murid mampu untuk memahami dan mengamalkan kandungan hadist tersebut.

  1. Metode Yang Digunakan Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits

Ketika mendengar nama salah satu pelajaran yang ada di madrasah ataupun di pesantren, yakni pelajaran Al-Qur’n Hadis, mungkin akan terbayang di benak kita sebuah pelajaran yang membosankan dan menjemukan. Ya, pantas saja kesan tersebut segera menyeruak dalam benak kita. Sebab, selama ini pelajaran tersebut memang disampaikan dengan cara dan metode yang membosankan. Metode yang ditempuh oleh guru yang membimbing mata pelajaran tersebut hanya itu-itu saja, nyaris tidak ada perubahan sama sekali. Membaca ayat atau hadis, mendengarkan ceramah guru atau ustaz yang menjemukan dan membuat ngantuk, atau menghafal rangkaian ayat Al-Qur’an dan hadis.Itulah rangkaian rutinitas pembelajaran Al-Qur’an Hadis yang selama ini terjadi.Melihat tradisi pembelajaran Al-Qur’an Hadis yang barusan disebut, pantas dan sangat wajar jika murid-murid merasa jenuh dan bosan.

Dalam kegiatan mengelola interaksi belajar mengajar guru paling tidak harus memiliki dua modal dasar, yakni kemampuan mendisain program dan keterampilan mengkomunikasikan program tersebut kepada anak didik. Seorang guru harus mampu memilih dan memilah strategi apa yang akan digunakan dalam pembelajaran. Strategi tersebut haruslah disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.

Dalam Al-Qur’an juga dijelaskan bahwa dalam berdakwah Nabi Muhammad saw juga menggunakan strategi – strategi:

ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ           

Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (QS. An-Nahl : 125)

Strategi pembelajaran berkaitan erat dengan tujuan yang akan dicapai. Seorang guru yang mengajarkan ilmu pengetahuan dengan tujuan agar siswa mendapat suatu pengetahuan yang bersifat kognitif, dengan menggunakan strategi pembelajaran yang efektif yaitu strategi yang dapat membuat siswa menjadi lebih aktif sejak memulai pelajaran sampai selesai.

Jika mencermati dunia pendidikan Barat, setiap waktu muncul silih berganti aneka inovasi pembelajaran.Usaha yang ditempuh oleh para praktisi dunia pendidikan Barat ini bertujuan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, memberdayakan siswa, sekaligus mencerahkan. Berikut ini antara lain inovasi para praktisi pendidikan Barat: quantum learning temuan Bobbi DePorter dan Mike Hernacki; quantum teaching temuan Bobbi DePorter, Mark Reardon, dan Sarah Singer-Nouri; accelerated learning temuan Dave Meier; multiple intelligences temuan Howard Gardner, serta contextual teaching and learning (CTL) temuan Elaine B. Johnson. Ini hanyalah beberapa contoh.Di luar itu masih banyak teori-teori pembelajaran yang mencerahkan dan memberdayakan.

Jika mencermati teori-teori dan konsep-konsep pembelajaran di atas, akan tersirat bahwa inti pembelajaran yang digagas oleh para praktisi pendidikan Barat adalah menciptakan suasana pembelajaran yang memandang siswa sebagai manusia secara utuh, sebagai subjek bukan sebagai objek. Dengan demikian, kendali pembelajaran bukan berada di tangan guru atau pendidik seutuhnya.Aktor pembelajaran adalah siswa. Guru hanyalah sebagai fasilitator. Dengan suasana pembelajaran seperti ini, praktis yang banyak terlibat adalah siswa. Dengan banyak terlibat secara aktif, otomatis siswa tidak akan merasa bosan. Justru para siswa akan merasa senang dan bergairah.

Kembali pada metode mengajar al-qur’an dan hadits yang menyenangkan.Para pembimbing pelajaran Al-Qur’an Hadis perlu melakukan inovasi dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.Tujuannya adalah agar suasana pembelajaran tampak baru dan menarik minat para siswa.

Berikut ini metode untuk menyajikan pelajaran Al-Qur’an Hadis yang menyenangkan, menggairahkan, dan mencerahkan.

Pertama, pembelajaran Al-Qur’an Hadis boleh saja mengadopsi teori-teori pembelajaran Barat seperti yang disebutkan di atas. Misalnya, dengan menerapkan teori pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) temuan Elaine B. Johnson. Asumsi dasar teori ini adalah bahwa seorang pembelajar akan mau dan mampu menyerap materi pelajaran jika mereka dapat menangkap makna dari pelajaran tersebut. Teori ini dapat diaplikasikan dengan cara mengaitkan isi dari sebuah mata pelajaran, misalnya pelajaran Al-Qur’an Hadis, dengan pengalaman para siswa. Dengan cara seperti ini, para siswa akan mampu menemukan makna dari materi pelajaran yang dipelajarinya. Jika mereka mampu menemukan makna (kegunaan) dari pelajaran tersebut, mereka akan lebih antusias dalam belajar, karena mereka mempunyai alasan untuk belajar.

Kedua, mencoba menggali metode pembelajaran yang menyenangkan dari sumber utama ajaran Islam, yaitu Al-Qur’an dan hadis.Karena dalam deretan ayat Al-Qur’an dan himpunan hadis Nabi terkandung metode pembelajaran yang dipakai oleh Allah dan Rasul-Nya dalam mendidik umat ini.

Sebagai contoh, dalam ‘Ulumul Qur’an ada materi Qashash Al-Qur’an (kisah-kisah Al-Qur’an) dan Amtsal Al-Qur’an (tamsil atau permisalan Al-Qur’an).Dua cabang keilmuan Al-Qur’an ini sebenarnya bisa dijadikan sebagai salah satu strategi pembelajaran Al-Qur’an Hadis. Dengan metode Qashash Al-Qur’an, pembelajaran Al-Qur’an Hadis akan tampak lebih menyenangkan dan dramatis. Dan, dengan metode Amtsal Al-Qur’an, pelajaran Al-Qur’an Hadis akan lebih menghunjam ke dalam sanubari para siswa.

Demikian juga dalam hadis Nabi, terdapat sekian puluh metode Rasulullah dalam mengajari dan mendidik para sahabatnya. ‘Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam ar-Rasuul al-Mu‘allim wa Asaalibuhu fii at-Ta‘liim merangkum sekitar 40 metode pembelajaran Rasulullah. Jika masing-masing metode pembelajaran Rasulullah ini diimplementasikan dalam pelajaran Al-Qur’an Hadis, tentu pelajaran tersebut akan lebih menyenangkan dan menggairahkan.

Salah satu metode pembelajaran Rasulullah yang disebutkan dalam kitab ini adalah metode interaktif-dialogis (tanya jawab).

Ketiga, dengan memanfaatkan teknologi.Misalnya, pembelajaran Al-Qur’an Hadis diselenggarakan dengan menggunakan LCD dan laptop lewat presentasi power point yang atraktif.Atau, pembelajaran Al-Qur’an Hadis juga sesekali diselingi dengan pemutaran film Islami yang inspiratif. Dengan cara seperti ini, insya Allah suasana pembelajaran Al-Qur’an Hadis akan lebih menyenangkan dan menggairahkan. Dampaknya, para siswa akan lebih antusias dalam mengikuti dan mencermati pelajaran Al-Qur’an Hadis.

Kedepan, seorang guru yang membimbing pelajaran Al-Qur’an Hadis harus lebih inovatif dalam menyajikan pelajaran Al-Qur’an Hadis.Mereka juga dituntut agar selalu meng-up grade pengetahuannya, baik pengetahuan tentang materi pelajaran Al-Qur’an Hadis maupun materi tentang metode pembelajaran. Dengan setumpuk pengetahuan yang dimiliki, bisa dipastikan para guru akan mampu mengemas pelajaran Al-Qur’an Hadis dengan lebih baik. Mereka akan lebih atraktif, lebih inovatif, dan selalu memiliki cara baru dalam menyajikan materi pelajaran Al-Qur’an Hadis.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB  III

METODOLOGI PENELITIAN

(PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS)

 

  1. Setting Lokasi Penelitian:
  2. Lokasi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MTs. Ma’arif NU , Jln Raya  – Majenang KM.04 Desa Cilempuyang RT.03/RW.04 Kec.  Kabupaten Cilacap53256.

  1. Kondisi Kelas Dan Jumlah Siswa

Siswa MTs Ma’arif NU  terdiri atas 6 rombongan belajar, kelas VII (2 rombongan belajar) Kelas VIII (2rombongan belajar) Kelas IX (2 Rombongan belajar) sedangkan tata Letak Ruang Kelas Denah tempat duduk membentuk hurup 11, penataan posisi tempat duduk siswa saat akan dilaksanakan tindakan mengikuti alur denah tempat duduk. selengkapnya dapat dilihat pada lampiran lembar pengamatan setting lokasi. Kondisi lingkungan baik selain nyaman, aman, juga tidak bising karena terletak di tengah-tengah masyarakat yang tidak padat dan jauh dari jalan raya atau aktivitas produktif.

Sementara   sarana kelas ada tapi dalam kategori cukup.Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran lembar pengamatan setting lokasi. Suasana Saat PTK Suasana kelas sebelum menggunakan metode drill , siswa pasif tapi setelah digunakannya metode drill  suasana kelas menjadi aktif, inovatip, kreatif dan menyenangkan.

  1. Pelaku Tindakan Dan Observer

Dalam penelitian ini pelaku tindakan adalah peneliti, peneliti dibantu oleh observer yang bernama Umi Hani, S.Ag serta Kepala Sekolah , beliau sudah berpengalaman dalam mengajar. Observer test ebut berpendidikan SI dan sedang melanjutkan pada jenjang .Dilihat dari profil observer di atas guru tersebut memiliki kelayakan menjadi observer dalam penelitian ini.

  1. Perencanaan
  2. Penyusunan Program Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini  adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan Mc. Taggart. PTK model Kemmis dan Mc. Taggart pada hakikatnya terdiri dari empat tahap  dalam tiap siklus, yaitu perencanaan, tindakan dalam bentuk pembelajaran, observasi, dan analisis/refleksi yang dapat diulang sebagai siklus dan refleksi dalam rangka memecahkan masalah. Penelitian tindakan kelas merupakan studi yang sistematis dilakukan dalam upaya merperbaiki praktek-praktek dalam pendidikan. Menurut Kasbolah (1998: 13-14) bahwa PTK adalah:

“Penelitian yang dilaksanakan di kelas dalam bentuk  pembelajaran dengan tujuan merperbaiki dan meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar  siswa dengan melakukan tindakan terentu secara kolaboratif dan sistematis melalui perencanaan, tindakan, observasi dan analisis/refleksi.”

Penyusunan program PTK dilaksanakan dalam bentuk proses berdaur (siklus). Setiap siklus terdiri dari empat tahapan (fase) : perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation) dan Refleksi (reflection). Secara lebih rinci empat tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

  • Perencanaan
  • Peneliti menetapkan observer, yaitu mitra kerja. Peneliti mengemukan pada observer permasalahan dan rencana memecahkan masalah. Peneliti, observer dan kepala sekolah mendiskusikan permasalahan, serta menetapkan waktu pelaksanaan PTK.
  • Guru dan tim koloborasi merancang dan menyiapkan bahan pembelajaran pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan menggunakan metode pembelajaran drill  yaitu dengan:
  1. Menentukan hasil belajar yang diharapkan atau tujuan yang hendak dicapai
  2. Menentukan banyaknya siswa yang akan terlibat dalam penampilan dari pengetahuan yang telah mereka miliki
  3. Menyusun materi dan kegiatan meliputi suasana tempat  beserta fisik, para pelaku dan perannya, pembatasan bagi para pelaku, suasana mental yang diharapkan, dan interaksi antar pelaku.
  4. Menyusun petunjuk bagi para pelaku secara tertulis
  5. Identifikasi hasil yang mungkin diperoleh oleh para pelaku
  6. Menyusun target hafalan yang telah ditentukan
  7. Menyusun ayat dan tarjamahnya yang akan di hafal
  8. Merancang cara yang akan digunakan
  9. Menyusun garis penilaian yaitu guru dan tim kolaborasi menyiapkan instrumen pengumpul data dalam hal ini berupa lembar pengamatan berikut posedurnya, dan test untuk mengetahui hasil tindakan.

 

2).  Pelaksanaan

Setelah dicapai kesepakatan dan kesiapan antara peneliti dan observer tentang segala sesuatu yang  berkaitan dengan persiapan dan persyaratan pelaksanaan PTK, maka dimulailah pelaksanaan PTK yang terdiri dari dua siklus. Pelaksanaan KBM setiap siklus terdiri dari:

  • Kegiatan awal
  • Kegiatan inti
  • Kegiatan penutup

 

  1. Observasi

Observasi dilakukan pada saat tindakan dilakukan, observasi dilakukan terhadap hal hal berikut:

 

  1. Seting lokasi kelas
  2. Langkah-langkah KBM, perencanaan, aktivitas guru,  dan  aktivitas siswa
  3. Penguasaan Siswa
  1. Refleksi

Hasil observasi setting lokasi kelas, aktivitas guru, aktivitas siswa dalam langkah-langkah KBM dan penguasaan siswa  dianalisis dengan sasaran berikut:

Target analisis terhadap setting lokasi kelas, target analisis terhadap langkah-langkah PTK, target analisis terhadap perencanaan KBM, target analisis terhadap aktivitas guru pada saat tindakan dengan penggunaan metode drill  dalam pembelajaran, target analisis aktivitas siswa dalam KBM dan target analisis terhadap penguasaan materi pembelajaran

Kemudian peneliti melakukan refleksi terhadap hasil analisis yang telah diuraikan di atas. Berdasarkan hasil refleksi penelitian maka merumuskan hipotest is tindakan baru atau rekomendasi tindakan pembelajaran yang baik.

Berikut ini  langkah pelaksanaan PTK mengikuti bagan PTK model Kemmis dan Mc. Taggart dengan dua siklus  dapat dilihat pada bagan 3.1 sebagai berikut:

 

BAGAN 3.1

PTK MODEL KEMMIS DAN MC. TAGGART

Identifikasi                                            Menyusun

Masalah                                                 Rencana

 

         Masalah                                                 Refleksi Siklus I

                                Siklus I                       

 

                                                                                        Tindakan Dan Observasi

                                                                                        Pembelajaran Siklus I          

                                   Masalah                                                                       Perbaikan                              ,                                  Rencana                                                                                                                                      

                                                                         

Siklus II                          Refleksi Siklus II

                                       Tindakan Observasi

                                       Pembelajaran Siklus II    

                                                                                                                                                                           

                                                                                       Evaluasi  Hasil Keseluruhan

                                                                                        Dan Membuat Rekomendasi

 

  1. Kolaborasi Dengan Siapa Dan Apa Yang Dibahas

Peneliti berkoloborasi dengan teman sejawat yang akan menjadi observer  yaitu guru Fiqih (Umi Hani ,S.Ag ) dan kepala sekolah (Siti Ulfah Maemunah, S.Pd) dengan membahas beberapa hal sebagai berikut:

  • Orientasi dan Identifikasi Masalah

Pada tahap  ini tim kolaborasi mengorientasi dan mengidentifiasi masalah yang merupakan tahap awal dalam kegiatan penelitian. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut:

  • Melakukan kegiatan orientasi dari identifikasi masalah
  • Melakukan kegiatan pemilihan orientasi penetapan antisivasi untuk mengatasi masalah yang telah diidentifikasi.
  • Melakukan kegiatan penetapan orientasi antisivasi untuk mengatasi masalah yang telah diidentifikasi.
  • Perencanaan Tindakan Penelitian
  • Penentuan siklus tindakan penelitian

Siklus tindakan penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan jenis PTK yang akan digunakan adalah model Kemmis dan Mc. Taggart

  • Penentuan skenario dan penekanan pada setiap siklus PTK
  • Penetapan tehnik PTK

Tehnik PTK terdiri dari empat kegiatan yaitu: Perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Namun PTK model ini kegiatan tindakan dan observasi dilaksanakan secara serempak.

  • Penetapan instrumen pengumpulan data yang meliputi: lokasi penelitian, proses penelitian tindakan kelas dan instrumen pengumpulan data terhadap penguasaan siswa pada pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.
  • Pelaksanaan tindakan penelitian
  • Pembelajaran siklus I
    1. Kegiatan awal
    2. Kegiatan inti
    3. Kegiatan penutup

 

  • Pembelajaran siklius II
  1. Kegiatan awal
  2. Kegiatan inti
  3. Kegiatan penutup.
  • Pelaksanaan refleksi dan analisis

Refleksi dan analisiss  sehari setelah dilakukan tindakan  yang meliputi:

(1).  Setting lokasi penelitian,

(2).  Proses KBM

(3).  Hasil penguasaan siswa

Hasil refleksi dan analisis dijadikan bahan bagi tindakan pembelajaran pada siklus selanjutnya.

  1. Penyusunan Jadwal

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini akan berlangsung selama tiga bulan  (Pebruari-April) dengan jadwal  dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut

 

 

 

 

 

Tabel 3.4

Jadwal Penelitian

KEGIATAN

BULAN

Pebruari

Maret

April

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

A.     Persiapan

1.      Studi Pendahuluan

2.      Penyusunan Proposal

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

B.      Pelaksanaan  Penelitian

1.      Perencanaan

2.      Pelaksanaan Tindakan Siklus I

3.      Pelaksanaan Tindakan Siklus II

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

C.     Penulisan

1.      Penulisan Bab I – IV

2.      Penyelesaian

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

  1. Siklus I

Pelaksanaan siklus I dilaksanaan hari senin tanggal 5 Pebruari 2015 pukul 08.00 s/d 09.10. Peneliti melakukan proses pembelajaran dan bertindak sebagai pengajar. Peneliti dibantu oleh guru mitra yang bertindak sebagai observer. Kegiatan penelitian pada siklus I fokus peningkatan minat belajar materi pada pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Selain setting lokasi, ketepatan proses KBM. Kegiatan penelitian pada tindakan  pertama berisi kegiatan pembelajaran yang berpedoman pada Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Langkah-langkah pelaksanaan pada tindakan pertama meliputi:

  • Kegiatan awal
  • Guru membuka pelajaran dan meminpin berdo’a.
  • Mengkondisikan kelas
  • Melakukan apersesi kepada siswa
  • Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang diharapkan atau tujuan yang hendak dicapai.
  • Pre-test: secara sampling mengenai materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya, dengan pretest terungkap pengalaman siswa dan pengetahuan awal siswa dalam membaca dan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Pemberian gambaran pelaksanakan pretest  pada siklus I dapat dilihat pada gambar 3.3 dibawah ini:

                                                                 Gambar  3.3

 

 

 

 

 

 

                      

                                                    Pemberian Gambaran Pre-test 

            Siklus I

  • Kegiatan Inti
  • Guru memberi materi dan gambaran secara garis besarnya tentang situasi yang akan hafalkan dengan menggunakan media atau alat peraga.
  • Pelaksanaan pemberian gambaran secara garis besar dapat dilihat pada gambar 3.4 dibawah ini:

Gambar 3.4

 

 

 

 

 

 

 


                   Guru Sedang Memberikan Materi

 Pelaksanaan penugasan kepada beberapa siswa/pelaku

Pelaksanaan penugasan kepada siswa berdasarkan pemilihan dari pengetahuan dan keberanian siswa untuk tampil. Pemilihan dilakukan agar didapatkan para pelaku yang telah menguasai hafalan QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dalam membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Setelah para pelaku siap maka dimulailah penampilan pelaksanaan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya yang dilakukan secara variatif baik individu maupun kelompok atau secara bersama-sama.

  1. Pelaksanaan hafalan sesuai dengan kemampuan dan kenyamanan masing-masing siswa dapat dilihat pada gambar 3.5 di bawah ini :

Gambar 3.5

 

 

 

 

 

 

 

    Kegiatan siswa menghafal QS Al-Qari’ah dan Tarjamahnya secara bersama

Gambar 3.6

 

 

 

 

 

 

 

 


                              Kegiatan menghafal dengan metode drill secara bersama

Gambar 3.8a

 

 

 

 

 

 

 


                      

 

 

Kegiatan menghafal dengan metode drill secara kelompok

 

Gambar 3.8b

 

 

 

 

 

 

 

 


                         

 

Kegiatan menghafal dengan metode drill secara Kelompok

Gambar 3.9

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Kegiatan free test hafalan siswa secara Individu

 

                       Gambar 3.10

 

 

 

 

 

 

 

 


                                      

 

                                                 Kegiatan pengamatan observer.

 

Gambar 3.11

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Keadaan kelas saat pembelajaran

 

Gambar 3.12

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Guru sedang memberikan bimbingan metode drill

Gambar 3.13

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Saat melaksanakan refleksi

 

                                                            Gambar 3.14

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Pelaksanaan Mushofaha dengan siswa

 

  1. Mengawasi sambil menghayati jalannya drill

Pelaksana yang mengawasi jalannya drill  adalah peneliti dan observer, peneliti bertugas untuk menghayati titik kelemahan dan kekuranganya dari jalanya drill , sedangkan observer bertugas melaksanakan pengamatan.

  1. Kontrol terhadap aktivitas dan kesungguhan para pelaku

Kontrol dilakukan oleh peneliti terhadap aktivitas dan kesungguhan para pelaku untuk menjadi bahan pertimbangan dan perbaikan.

  • Kegiatan Penutup
  • Guru menyimpulkan pembelajaran
  • Guru melakukan post-test pada siklus I secara sampling untuk mengetahui hasil penguasaan siswa pada titik tekan tindakan pertama yaitu penguasaan siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Pemberian gambaran sebelum pelaksanaan post-test pada siklus I dapat dilihat pada gambar 3.15.

 

Gambar 3.15

 

 

 

 

 

 

 

 


Pemberian Gambaran Pelaksanaan Post-Test Siklus I Terhadap Materi Pokok menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

  • Guru melakukan perbaikan pembelajaran
  • Guru memberikan analisis dan refleksi
  • Guru menutup pelajaran dengan meminpin do’a
  1. Siklus II

Pelaksanaan siklus II dilaksanaan hari senin tanggal 12 Maret 2015 pukul 08.00 s/d 09.10. Peneliti melakukan proses pembelajaran dan bertindak sebagai pengajar. Peneliti dibantu oleh guru mitra yang bertindak sebagai observer.Kegiatan penelitian pada siklus II fokus peningkatan kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Kegiatan penelitian pada tindakan  pertama berisi kegiatan pembelajaran yang berpedoman pada Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Langkah-langkah pelaksanaan pada tindakan siklus kedua persis sama dengan pelaksanaan tindakan  pada siklus I kecuali berbeda pada titik tekan fokus tindakan lebih pada peningkatan kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya, selain setting lokasi, proses KBM, demikian pula langkah observasi dan refleksi ditekankan pada analisis hasil mengenai peningkatan kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

  1. Pelaksanaan Pengamatan
  2. Pelaku Kegiatan Pengamatan (Observer)

Pelaku kegiatan pengamatan (observer) pada siklus I dan siklus II adalah  teman sejawat yaitu: guru quran hadits yang bernama Nurlailatussaadah, S.Th.I dan Umi Hani, S.Ag serta Kepala  Madrasah.

  1. Langkah-Langkah Kegiatan Pengamatan

Karena jenis penelitian kualitatif maka Tehnik Pengumpulan Data (TPD) pokoknya adalah observasi partisipasi yang dilakukan secara terlibat oleh pengamat. Observasi dilakukan terhadap ketiga pokus masalah meliputi:

  • Setting lokasi penelitian
  • Proses PTK yang meliputi: langkah syntax KBM, perencanaan, aktivitas guru dan aktivitas siswa.
  • Hasil tindakan yaitu tentang penguasaan siswa terhadap pokok membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.
  • Selain tehnik observasi, digunakan pula tehnik test untuk mengukur hasil tindakan.

Pengamatan untuk siklus 1 difokuskan pada: “peningkatan minat siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan metode drill  selain setting kelas, proses pembelajaran dan test  untuk mengamati  hasil penguasaan siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.” Sedangkan pada penelitian siklus ke 2, langkah-langkah pengamatan yang dilakukan persis seperti pada siklus ke 1, kecuali berbeda pada titik tekan fokus pengamatan lebih pada peningkatan kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Secara rinci, langkah-langkah pengamatan  adalah sebagai berikut:

 

 

  • Siklus I
  1. Pengamatan Setting Lokasi Penelitian
  2. Keadaan Sekolah MTs Ma’arif NU
  • Letak sekolah MTs Ma’arif NU
  • Kondisi fisik bangunan MTs Ma’arif NU
  • Guru MTs Ma’arif NU
  • Siswa MTs Ma’arif NU
  1. Keadaan Kelas Pada Saat PTK
  • Jumlah siswa
  • Tata letak ruang kelas
  • Kondisi lingkungan (luar kelas)
  • Sarana kelas
  • Suasana kelas saat PTK
  1. Pengamatan Proses PTK
  2. Langkah-lankah (syintax) PTK
  3. Perencanaan PTK
  4. Aktivitas guru pada saat tindakan
  • Kegiatan awal
  • Kegiatan Inti
  • Kegiatan Penutup
  1. Aktivitas siswa pada saat tindakan
    • Kegiatan awal
    • Kegiatan Inti
    • Kegiatan Penutup
  1. Test hasil Kemampuan

Penekanan pada penguasaan siswa terhadap materi pada pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

  1. Pre-test
  2. Post-test
  • Siklus II
  1. Pengamatan Setting Lokasi Penelitian
    • Keadaan Sekolah MTs Ma’arif NU  .
  • Letak sekolah MTs Ma’arif NU
  • Kondisi fisik bangunan MTs Ma’arif NU
  • Guru MTs Ma’arif NU
  • Siswa MTs Ma’arif NU

2)   Keadaan Kelas Pada Saat PTK

(a)    Jumlah siswa

(b)    Tata letak ruang kelas

(c)    Kondisi lingkungan (luar kelas)

(d)    Sarana kelas

(e)    Suasana kelas saat PTK

  1. Pengamatan Proses PTK
  2. a) Langkah-langkah (syntax) PTK
  3. b) Perencanaan PTK
  4. c) Aktivitas guru pada saat tindakan
  • Kegiatan awal
  • Kegiatan Inti
  • Kegiatan Penutup
  1. d) Aktivitas siswa pada saat tindakan

(a)    Kegiatan awal

(b)    Kegiatan Inti

(c)    Kegiatan Penutup

  1. Pengamatan Hasil Kemampuan

Penekanan pada penguasaan siswa terhadap sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

  1. Pre-test
  2. Pos-test
  3. Pengamatan hasil kemampuan seluruh siklus (I dan II)

 

    • (a) Test Praktek Pada peningkatan minat siswa pada materi pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.
    • (b) Pengamatan pada kemampuan menghafal siswa pada materi sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.
  1. Catatan Hasil Pengamatan

Karena jenis penelitian kualitatif maka hasil pengamatan diambil dari Tehnik Pengumpulan Data (TPD) pokoknya adalah observasi partisipasi. Hasil pengamatan pada siklus I difokuskan pada: “minat siswa terhadap materi pokok bahasan membaca quran surat pendek pilihan dan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan metode drill  selain setting kelas, proses pembelajaran dan test  untuk mengukur hasil penguasaan siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.” Sedangkan pada penelitian siklus ke 2, hasil pengamatan difokuskan pada: “Peningkatan kemampuan menghafal pada materi pokok bahasan  membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya selain setting lokasi penelitian, dan proses pembelajaran.

 

  1. Analisis Data (Refleksi)
  • Pelaku Refleksi

Pelaku kegiatan refleksi pada siklus I dan siklus II adalah  peneliti, sesame guru qur’an hadits yang bernama Nurlailatussaadah, S.Th.I dan Umi Hani, S.Ag serta kepala  Mts yang bernama Siti Ulfah Maemunah, S.Pd

  • Langkah-Langkah Kegiatan Refleksi

Analisis data pada Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengan cara refleksi, yaitu mengkritisi dan mendiskusikan hasil pengamatan antara pelaku tindakan (peneliti) dengan guru quran hadits (Nurlailatussaadah, S.Th.I dan Umi Hani, S.Ag) serta kepala Madrasah (Siti Ulfah Maemunah, S.Pd) yang menjadi observer. Analisis data dilakukan terhadap hasil observasi yang dilakukan oleh observer terhadap lembar ceklis.

Sejalan dengan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, langkah-langkah atau asfek  pokok yang dibahas pada kegiatan refleksi adalah mengenai:

  • Setting lokasi penelitian
  • Proses PTK yang meliputi: langkah syntax KBM, perencanaan, aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran dan hasil tindakan yaitu: peningkatan minat dan kemampuan menghafal materi pada pokok bahasan membaca surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.
  • Minat dan kemampuan menghafal siswa terhadap materi pokok bahasan membaca surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

Fokus utama refleksi pada siklus I adalah: “Peningkatan minat siswa terhadap materi pokok bahasan membaca surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan metode drill  selain setting kelas, proses pembelajaran dan tes untuk mengamati  minat siswa terhadap materi pokok bahasan membaca surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Fokus utama refleksi pada siklus II adalah:  “meningkatkan kemampuan menghafal siswa dengan asumsi minat untuk mempelajari materi pokok bahasan membaca surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya sudah meningkat pada siklus I selain pengamatan pada perbaikan kondisi setting dan proses tindakan. Hasil diskusi refleksi menjadi simpulan jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Jika masih ditemukan beberapa catatan kelemahan proses dan hasil, maka direkomendasikan untuk perbaikan  pada Penelitian Tindakan Kelas berikutnya.

 

 

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

 Kondisi Objektif Lokasi Penelitian

o    Keadaan Sekolah MTs Ma’arif NU  .

  • Letak Sekolah MTs Ma’arif NU

MTs As-Sawiyah   beralamat MTs Ma’arif NU  Kecamatan  kabupaten Cilacap . Letak MTs Ma’arif NU   sangat strategis, lokasi bangunan yang terletak ditengah-tengah masyarakat.

  • Kondisi Fisik Bangunan MTs Ma’arif NU

Kondisi fisik bangunan MTs Ma’arif NU   baik, baik  pada temperatur, instalasi listrik dan keamanan. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran lembar pengamatan setting lokasi.

  • Guru MTs Ma’arif NU

Guru MTs Ma’arif NU   dapat dikatagorikan sangat memadai karena selain kualifikasi SI dilihat dari usia masih produktif. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran lembar pengamatan setting lokasi.

  • Siswa MTs Ma’arif NU

Jumlah MTs Ma’arif NU   terdiri dari 141 siswa yang terdiri dari 6 rombel (kelas), jumlah rombel tidak memadai dengan jumlah ruang kelas, hanya jumlah siswa tiap kelas memadai dengan luas tiap ruangan kelas MTs Ma’arif NU  . Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran lembar pengamatan setting lokasi.

  1. Setting Kelas IX A
  1. Siklus I
  • Jumlah Siswa

Jumlah  siswa pada penelitian tindakan kelas ini adalah: siswa perempuan 53 orang, siswa laki-laki 27 orang, jumlah 27 orang, usia rata-rata baik dan memadai.

  • Tata Letak Ruang Kelas

Tata letak ruang kelas tidak efektif, selengkapnya dapat dilihat pada lampiran lembar pengamatan setting lokasi

 

 

  • Kondisi Lingkungan (Luar kelas)

Kondisi lingkungan cukup karena selain kurang nyaman, karna  bising dengan para pedagang yang ada di luar.

  • Sarana Kelas

Sarana kelas ada tapi belum lengkap.Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran lembar pengamatan setting lokasi.

  • Suasana Pada Saat PTK

Suasana kelas pada saat PTK dengan metode drill  pada tindakan siklus I siswa aktip dan merasa senang tapi dalam suasana ribut tidak beraturan, inopatip siswa dan kreatip siswa masih kurang. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran lembar pengamatan setting lokasi.

 Secara keseluruhan catatan hasil dari lembar pengamatan setting lokasi  pada siklus I diperoleh skor 31 dengan rata-rata =  = 31 : 9 = 3,44. Selengkapnya hasil pengamatan setting lokasi dapat di lihat pada tabel 3.5 di bawah ini:

Tabel 3.5

Tabel  Hasil Pengamatan Setting Lokasi Siklus I

No

Aspek Pengamatan Setting Lokasi

Nilai

Skor

Jumlah Item

1.

 

 

 

 

2.

Keadaan Sekolah

a.    Letak sekolah

b.    Kondisi fisik skolah

c.    Guru

d.   Siswa

Keadaan pada saat PTK

a.    Jumlah siswa

b.    Tata letak ruang kelas

c.    Kondisi luar kelas

d.   Sarana kelas

e.    Suasana pada saat tindakan

 

SB

B

SB

B

 

B

J

J

C

J

 

5

4

5

4

 

4

2

2

3

2

 

 

 

 

 

9 observasi

Jumlah skor

 

31

 

Rata-rata =

 

3,44

 

                         Keterangan

SB

B

C

J

SJ

:

:

:

:

:

Sangat Baik

Baik

Cukup

Jelek

Sangat Jelek

= 5

= 4

= 3

= 2

= 1

 

  1. Siklus II

Catatan hasil pengamatan setting lokasi penelitian pada siklus II hampir sama kecuali pada bagian tertentu yang harus di tingkatkan diantaranya  kelas pada saat tindakan yaitu: kondisi lingkungan luar kelas, tata letak ruang kelas, sarana kelas dan suasana kelas. Setelah adanya perbaikan hasil mengenai setting meningkat, secara keseluruhan hasil pengamatan setting lokasi memperoleh skor 43 dengan rata-rata =  = 43 : 9 = 4,77. Hasil observasi setting lokasi siklus II dapat dilihat pada tabel 3.6 di bawah ini sebagai berikut:

Tabel 3.6

Tabel  Hasil Pengamatan Setting Lokasi Siklus II

No

Aspek Pengamatan Setting Lokasi

Nilai

Skor

Jumlah Item

1.

 

 

 

 

2.

Keadaan Sekolah

a.     Letak sekolah

b.     Kondisi fisik sekolah

c.     Guru

d.    Siswa

Keadaan pada saat PTK

a.    Jumlah siswa

b.    Tata letak ruang kelas

c.    Kondisi luar kelas

d.   Sarana kelas

e.    Suasana pada saat tindakan

 

SB

B

SB

 

SB

SB
SB
SB

SB

 

5

4

5

4

 

5

5

5

5

5

 

 

 

 

 

 

9 observasi

 

 

Jumah skor

43

 

 

Rata-rata =

 

4,77

 

  Keterangan

SB

B

C

J

SJ

:

:

:

:

Sangat Baik

Baik

Cukup

Jelek

Sangat Jelek

= 5

= 4

= 3

= 2

= 1

 

  1. Proses PTK (Langkah KBM)

Pengamatan proses PTK adalah pengamatan terhadap langkah syntax PTK, perencanaan, aktivitas guru pada saat tindakan dan aktivitas siswa pada saat tindakan. Selengkapnya hasil pengamatan proses PTK, baik langkah syitax PTK, perencanaan, aktivitas guru, aktivitas siswa siklus I dan II dapat dilihat pada lampiran lembar pengamatan proses PTK. Secara lebih rinci catatan hasil proses PTK pada siklus I dan II adalah sebagai berikut:

  1. Langkah Syntax PTK

Hasil jumlah skor yang diperoleh dari lembar pengamatan langkah syntax PTK pada siklus I sebesar 13 dengan jumlah item obserasi 4. Setelah adanya perbaikan hasil jumlah skor yang diperoleh dari lembar pengamatan langkah syntax PTK pada siklus II sebesar 19 dengan jumlah item observasi 4.

  1. Perencanaan

Hasil jumlah skor yang diperoleh dari lembar pengamatan perencanaan pada siklus I sebesar 46 dengan jumlah item observasi 13. Setelah adanya perbaikan Hasil jumlah skor yang diperoleh dari lembar pengamatan perencanaan pada siklus II sebesar 67 dengan jumlah item observasi 13.

  1. Aktivitas Guru

Hasil jumlah skor yang diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas guru pada siklus I sebesar 52 dengan jumlah item observasi 15.Setelah adanya perbaikan hasil jumlah skor yang diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas guru pada siklus I sebesar 73 dengan jumlah item observasi 15.

 

 

  1. Aktivitas Siswa

Hasil jumlah skor yang diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas siswa pada siklus I sebesar 41 dengan jumlah item observasi 12. Setelah adanya perbaikan hasil jumlah skor yang diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas siswa pada siklus II  sebesar 57 dengan jumlah item observasi 12.

Secara keseluruhan dari lembar pengamatan proses PTK pada siklus I  skor yang didapat sebesar 152 dengan skor tersebut diperoleh  rata-rata =   = 152 : 44 = 3,45. Sedangkan secara keseluruhan dari lembar pengamatan proses PTK pada siklus II  skor yang didapat sebesar 216, dengan skor tersebut diperoleh  rata-rata =   = 216 : 44 = 4,90. untuk  lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel 3.7 di bawah ini:

Tabel 3.7

Hasil Proses PTK Siklus I dan II

No

Pengamatan Proses PTK

Perolehan Skor

Jumlah Item Observasi

Siklus I

Siklus II

Siklus I

Siklus II

1.

Langkah Syintax PTK

13

19

4

4

2.

Perencanaan

46

67

13

13

3.

Aktivitas Guru

52

73

15

15

4.

Aktivitas Siswa

41

57

12

12

Jumlah

152

216

44

44

Rata-Rata Siklus I

 = 152 : 44 = 3,45

Rata-Rata Siklus II

 = 216 : 44 = 4,90.

  1. Hasil Tindakan Kelas
  • Tindakan Kelas (Minat Siswa)

(1).  Sikus I

Pada  siklus I selain tehnik  observasi / pengamatan, digunakan  pula  tehnik  test untuk mengukur hasil tindakan terhadap penguasaan siswa pada materi  pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Secara rinci, hasil penggunaan tehnik test tersebut adalah sebagai berikut:

 

  1. Pre-test

Pre-test  dilakukan pada awal pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui konsepsi awal kemampuan siswa terhadap materi pelajaran sebelum dilakukan tindakan.

  1. Post-test

Post-test dilakukan di akhir pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap materi pada pokok membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

Instrumennya berupa test praktek yang dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran. Adapun hasil nilai pre-test  siklus I siswa kelas IX  MTs Ma’arif NU  Desa Cilempuyang Kecamatan  kabupaten cilacap  terhadap materi pada pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya. Menunjukkan dari jumlah siswa 23 orang skor yang diperoleh sebesar 1330  dengan skor tersebut diperoleh rata-rata =  = 1330  : 25 = 53,2. Sedangkan Hasil pots-test siklus I, setelah dilakukan pembelajaran dengan metode drill  terhadap materi pada pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.  Menunjukkan dari jumlah skor siswa 25 orang diperoleh skor sebesar 1645 dengan skor tersebut diperoleh rata-rata =  = 1645 : 25 = 66,15

 Selengkapnya  hasil pre-test  dan post-test siklus I terdapat pada tabel 3.8 berikut  ini:

Tabel 3.8

Hasil Pre-Test  dan Post-Test Siklus I Kelas IX A MTs Ma’arif NU   peningkatan minat Pada Materi Pokok Bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok Bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

 

No

Nama Siswa

Perolehan Skor

Jumlah Soal Test

 

Pre-test

Post-test

Pre-test

Post-test

 

1.

Agun Ali Rahmat

60

70

3

3

 

2.

Aimmatunnadzifah

70

80

3

3

 

3.

Ali Nur Hakim

75

80

3

3

 

4.

Atik Astiyanti

80

85

3

3

 

5.

DenisWulandari

75

80

3

3

 

6.

Eka Yuliyanto

45

60

3

3

 

7.

Habib Mustofa

60

65

3

3

 

8.

Ika Sartika

50

65

3

3

 

9.

Irfan Nurmawan

60

65

3

3

 

10.

Laelatul Rohimah

70

70

3

3

 

11.

Mila Afitasari

50

65

3

3

 

12.

M.Agil Al-Munawar

75

75

3

3

 

13.

Oman Abdurrahman

60

70

3

3

 

14.

Risma Qurrotun F

60

70

3

3

 

15.

Slamet Riyadi

50

60

3

3

 

16.

Solihah Romadoni

40

60

3

3

 

17.

Sunarti

45

60

3

3

 

18.

Tasiman

40

60

3

3

 

19.

Tati Fitani

45

65

3

3

 

20.

Wahyu Suhendra

55

65

3

3

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Rata-Rata Pre-Test

  =  1165 : 20  =  58,25

 

Rata-Rata Post-Test

=  1370 : 20  =  68,50

 

 

(2).  Siklus II

Pada siklus II tehnik observasi/pengamatan, digunakan pula untuk mengukur hasil tindakan terhadap kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

Secara rinci, hasil observasi terhadap penguasaan siswa dalam dalam menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya adalah sebagai berikut:

  1. Pre-test

Pretest  dilakukan pada awal pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui konsepsi awal kemampuan siswa terhadap materi pelajaran sebelum dilakukan tindakan.

  1. Post-test

Post test dilakukan di akhir pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

Instrumennya berupa pengamatan terhadap praktek siswa dalam menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya, yang harus dilakukan siswa sebelum dan sesudah pembelajaran.

Adapun hasil nilai pre-test  siklus II siswa kelas IX A MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang Kecamatan  kabupaten cilacap  pada pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya, menunjukkan dari jumlah siswa 20 orang diperoleh skor  sebesar 1165 dengan skor tersebut diperoleh rata-rata =  = 1165 : 20 = 58,25. Sedangkan Hasil pots-test siklus II siswa kelas IX A  MTs Ma’arif NU  Desa Cilempuyang Kecamatan  kabupaten Cilacap  setelah dilakukan pembelajaran dengan metode drill  pada pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya, menunjukkan dari jumlah skor siswa 20 orang diperoleh skor sebesar 2265 dengan skor tersebut diperoleh rata-rata =        = 1370 : 20 = 68,50

 

 

 

 

Selengkapnya  hasil pre-test  dan post-test siklus II terdapat pada tabel 3.9 berikut  ini:

Tabel 3.9

Hasil Pre-test  dan Post-Test Siklus II Kelas IX A MTs Ma’arif NU Desa Cilempuyang Kecamatan  kabupaten Cilacap Terhadap sub pokok bahasan kemampuan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

 

No

Nama Siswa

Nilai

Jumlah Item Observasi

Pre-test

Post-test

Pre-test

Post-test

1.

Agun Ali Rahmat

80

85

3

3

2.

Aimmatunnadzifah

90

100

3

3

3.

Ali Nur Hakim

80

95

3

3

4.

Atik Astiyanti

80

100

3

3

5.

DenisWulandari

80

100

3

3

6.

Eka Yuliyanto

70

85

3

3

7.

Habib Mustofa

75

85

3

3

8.

Ika Sartika

70

80

3

3

9.

Irfan Nurmawan

75

85

3

3

10.

Laelatul Rohimah

70

85

3

3

11.

Mila Afitasari

80

100

3

3

12.

M.Agil Al-Munawar

75

90

3

3

13.

Oman Abdurrahman

75

85

3

3

14.

Risma Qurrotun F

75

95

3

3

15.

Slamet Riyadi

70

85

3

3

16.

Solihah Romadoni

75

85

3

3

17.

Sunarti

75

85

3

3

18.

Tasiman

70

85

3

3

19.

Tati Fitani

80

100

3

3

20.

Wahyu Suhendra

75

90

3

3

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jumlah

  1520         1800

Rata-Rata Pre-test

 =  1520 : 20 = 76

Rata-Rata Post-Test

 =  1800 : 20 = 90

 

 

  • Hasil Kemampuan Menghafal

o                     Siklus I

Kegiatan refleksi/analisis kemampuan dilakukan langsung setelah post-test selesai, yaitu mengkritisi dan mendiskusikan hasil test . Fokus refleksi hasil  pada siklus 1 adalah:  “minat siswa terhadap materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya, dari hasil test  praktek pre-test  siklus I sebesar 1520   dengan jumlah skor tersebut diperoleh  rata-rata =  = 1520  : 20 = 76 . Nilai tersebut berkategori kurang karena jika dilihat dari skala penilaian, angka tersebut berada pada interval 50 – 59 dari lima skala penilaian angka yaitu: (0 – 49 = Gagal, 50 – 59 = Kurang, 60 – 69 = Cukup, 70 – 79 = Baik, 80 – 100 = Baik sekali). Sedangkan pada post-test pada siklus I setelah dilakukan tindakan dengan metode drill  diperoleh jumlah nilai dari 20 siswa sebesar 1800 , dengan jumlah skor tersebut diperoleh  rata-rata =  = 1800  : 20 = 90. Nilai tersebut berkategori cukup karena jika dilihat dari skala penilaian, angka tersebut  berada  pada interval  60 – 69 dari lima skala penilaian angka yaitu: (0 – 49 = Gagal, 50 – 59 = Kurang, 60 – 69 = Cukup, 70 – 79 = Baik, 80 – 100 = Baik sekali). Dari data tersebut perbandingan nilai sebelum dan sesudah tindakan atau pre-test  dan post-test pada siklus  I menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat dan penelitian ini diteruskan pada  siklus II  karena hasil belajar siswa walaupun sudah memenuhi target kriteria KKM tapi belum optimal.

  • Siklus II

Kegiatan refleksi/analisis kemampuan dilakukan langsung setelah post-test selesai, yaitu mengkritisi dan mendiskusikan hasil pengamatan. Fokus refleksi hasil pengamatan kemampuan pada siklus II adalah: “kemampuan menghafal siswa terhadap membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya, dari hasil pengamatan  praktek pre-test  siklus II sebesar 1905 dengan jumlah skor tersebut diperoleh rata-rata =  = 1520 : 20 = 76. Nilai tersebut berkategori baik karena jika dilihat dari skala penilaian, angka tersebut  berada  pada interval 70 – 79 dari lima skala penilaian angka yaitu: (0 – 49 = Gagal, 50 – 59 = Kurang, 60 – 69 = Cukup, 70 – 79 = Baik, 80 – 100 = Baik sekali).  Sedangkan pada post-test pada siklus II setelah dilakukan tindakan dengan metode drill  diperoleh jumlah nilai dari 25 siswa sebesar 2265, dengan jumlah skor tersebut diperoleh  rata-rata =  = 1800 : 20 = 90. Nilai tersebut berkategori sangat baik karena jika dilihat dari skala penilaian, angka tersebut  berada  pada interval 80 – 100 dari lima skala penilaian angka yaitu: (0 – 49 = Gagal, 50 – 59 = Kurang, 60 – 69 = Cukup, 70 – 79 = Baik, 80 – 100 = Baik sekali).  Dari data tersebut perbandingan nilai antara sebelum tindakan dan sesudah tindakan atau pre-test  dan post-test siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat.

Analisis  perbedaan antara  dua beda rata-rata pada pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan menggunakan metode drill  terhadap hasil kemampuan siswa kelas IX A MTs Ma’arif NU   terdiri dari:

  1. Uji beda dua rata-rata pre-test dan post-test pada siklus I
  2. Uji beda dua rata-rata pre-test dan post-test pada siklus II
  3. Uji beda dua rata-rata post-test siklus I dan post-test siklus II

Atas dasar di atas terdapat data yang yang diperlukan untuk analisis, hanya datanya tidak dihitung koefisien korelasi tetapi dibandingkan untuk melihat pengaruhnya bedasarkan selisih rata-ratanya. Meskipun demikian masih terjadi keterkaitan dengan perhitungan perbedaan dua rata-ratanya

Selengkapnya langkah-langkah analisis dua beda rata-rata adalah sebagai berikut:

  1. Membuat tabel uji beda dua rata-rata

Tabel untuk analisis beda dua rata-rata pada pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya dengan menggunakan metode drill  terhadap hasil belajar siswa kelas IX A  MTs Ma’arif NU   terdiri dari:

  1. Tabel uji beda dua rata-rata pre-test dan post-test pada siklus I

Tabel uji beda dua rata-rata pre-test  dan post-test pada siklus I dapat dilihat pada tabel 3.10 di bawah ini:

Tabel 3.10

Uji Beda Dua Rata-Rata Pre-Test  dan Post-Test Siklus I

 

Nama siswa

Perolehan Skor

D

No

Pre-test  siklus I

( )

Post test siklus I

)

1.

Agun Ali Rahmat

60

85

10

2.

Aimmatunnadzifah

70

100

10

3.

Ali Nur Hakim

75

95

5

4.

Atik Astiyanti

80

100

15

5.

DenisWulandari

75

100

15

6.

Eka Yuliyanto

45

85

15

7.

Habib Mustofa

60

85

5

8.

Ika Sartika

50

80

15

9.

Irfan Nurmawan

60

85

5

10.

Laelatul Rohimah

70

85

10

11.

Mila Afitasari

50

100

15

12.

M.Agil Al-Munawar

75

90

10

13.

Oman Abdurrahman

60

85

10

14.

Risma Qurrotun F

60

95

10

15.

Slamet Riyadi

50

85

10

16.

Solihah Romadoni

40

85

20

17.

Sunarti

45

85

15

18.

Tasiman

40

85

20

19.

Tati Fitani

45

100

20

20.

Wahyu Suhendra

55

90

10

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jumlah

1520                  1800

315

  1. Tabel uji beda  dua  -rata pre-test  dan post-test pada siklus II

Tabel uji beda dua rata-rata pre-test  dan post-test siklus II, terdapat pada tabel 3.11 di bawah ini:

Tabel 3.11

Uji Beda Dua Rata-Rata Pre-Test  dan Post-Test Siklus II

 

Nama siswa

Perolehan Skor

D

No

Pre-test  siklus II

( )

Post test siklus II

)

1.

Agun Ali Rahmat

85

100

15

2.

Aimmatunnadzifah

90

100

10

3.

Ali Nur Hakim

80

95

15

4.

Atik Astiyanti

80

90

10

5.

DenisWulandari

75

85

10

6.

Eka Yuliyanto

70

85

15

7.

Habib Mustofa

75

85

10

8.

Ika Sartika

70

80

10

9.

Irfan Nurmawan

75

85

10

10.

Laelatul Rohimah

70

85

15

11.

Mila Afitasari

80

100

20

12.

M.Agil Al-Munawar

75

90

15

13.

Oman Abdurrahman

80

95

15

14.

Risma Qurrotun F

75

95

20

15.

Slamet Riyadi

70

85

15

16.

Solihah Romadoni

70

85

15

17.

Sunarti

75

85

10

18.

Tasiman

70

85

15

19.

Tati Fitani

80

100

20

20.

Wahyu Suhendra

75

90

15

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jumlah

1905

2265

360

  1. Tabel uji beda dua rata-rata antara pre-test pada siklus I dengan test  praktek seluruh siklus pada materi pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.

Tabel uji beda dua rata-rata pre-test  siklus I dengan  test  praktek seluruh siklus pada materi  sub pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya.terdapat pada tabel 3.12 di bawah ini:

Tabel 3.12

Uji Beda Dua Rata-Rata Post-Test Siklus I dan Post-Test Siklus II

 

Nama Siswa

Perolehan Skor

D

No

Pre-test  siklus I

( )

Test  praktek seluruh siklus

)

1.

Agun Ali Rahmat

60

100

40

2.

Aimmatunnadzifah

70

100

30

3.

Ali Nur Hakim

75

95

20

4.

Atik Astiyanti

50

90

40

5.

DenisWulandari

45

85

40

6.

Eka Yuliyanto

45

85

40

7.

Habib Mustofa

60

85

25

8.

Ika Sartika

50

80

30

9.

Irfan Nurmawan

60

85

25

10.

Laelatul Rohimah

50

85

35

11.

Mila Afitasari

50

100

50

12.

M.Agil Al-Munawar

55

90

35

13.

Oman Abdurrahman

60

95

35

14.

Risma Qurrotun F

60

95

35

15.

Slamet Riyadi

50

85

35

16.

Solihah Romadoni

40

85

45

17.

Sunarti

45

85

40

18.

Tasiman

40

85

45

19.

Tati Fitani

45

100

55

20.

Wahyu Suhendra

55

90

35

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jumlah

1330

2265

935

 

 

  1. Catatan hasil uji beda dua rata-rata

 

Berdasarkan tabel diatas yaitu tabel 3.10, 3.11, 3.12 bahwa hasil uji beda dua rata-rata adalah sebagai berkut:

  1. Beda dua rata-rata antara pre-test dan post-test siklus I adalah sebesar =

      Ʃ(  )  =  = 12,5

Perhitungan di atas menunjukkan bahwa beda dua rata-rata antara pre-test  dan post-test siklus I adalah sebesar = 12,5. Dengan hasil tersebut menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dan menunjukkan adanya hasil pembelajaran yang berarti dengan menggunakan metode drill . Maka penerapan metode drill  berpengaruh terhadap penguasaan siswa.

  1. Beda dua rata-rata antara pre-test dan post-test siklus II adalah sebesar =

       Ʃ(  )  =  = 14,4

Perhitungan di atas menunjukkan bahwa bahwa beda dua rata-rata antara pre-test  dan post-test siklus I adalah sebesar = 14,4. Dengan hasil tersebut menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dan menunjukkan adanya hasil pembelajaran yang berarti dengan menggunakan metode drill . Maka penerapan metode drill  berpengaruh terhadap penguasaan siswa.

  1. Beda dua rata-rata antara post-test siklus I dan pos-test siklus II adalah sebesar = Ʃ( )  =  = 10,4

Perhitungan di atas menunjukkan bahwa beda dua rata-rata antara pre-test  dan post-test siklus I adalah sebesar = 10,4. Dengan hasil tersebut menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dan menunjukkan adanya hasil pembelajaran yang berarti dengan menggunakan metode drill . Maka penerapan metode drill  berpengaruh terhadap penguasaan siswa.

3).   Hasil dan Simpulan Refleksi

  1. Hasil Refleksi

Setelah selesai pembelajaran siklus I, refleksi dilakukan terhadap kegiatan yang terkait dengan pelaksanaan PTK, refleksi dilakukan sehari setelah pembelajaran siklus I selesai.Hasil diskusi refleksi menjadi simpulan jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Jika masih ditemukan beberapa catatan kelemahan settinng lokasi, proses dan hasil, maka direkomendasikan untuk perbaikan  pada Penelitian Tindakan Kelas berikutnya.

Hasil refleksi diperoleh dari Analisis Data hasil pengamatan dan test  terhadap dua variabel yaitu analsis terhadap variabel (X) : penerapan metode drill  yang terdiri dari: Setting lokasi penelitian, Proses PTK. Dan analisis terhadap variabel (Y): minat siswa terhadap pokok bahasan membaca qur’an surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya pada pre-test , post-test dan seluruh siklus. Analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif penjumlahan yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya.

Secara lebih rinci hasil analisis adalah sebagai berikut:

  1. Setting Lokasi Penelitian

Analisis Setting Lokasi Penelitian bersumber pada hasil observasi dan wawancara setting lokasi penelitian, dari hasil observasi dan wawancara diperoleh informasi bahwa secara keseluruhan setting lokasi penelitian pada siklus I diperoleh  skor 31, dengan skor tersebut diperoleh rata-rata =  = 31 : 9 = 3,44. Nilai tersebut berkategori cukup, karena berada pada interval antara 2,51 – 3,50 dari skala lima absolut yaitu: (antara 0,50 – 1,50 = Sangat jelek, 1,51- 2,50 = Jelek, 2,51- 3,50 = Cukup, 3,51- 4,50 = Baik 4,51- 5,50 = Sangat baik.  Hal-hal yang perlu ditingkatkan adalah  sarana kelas, kondisi luar kelas  dan tata letak sarana kelas pada ruang kelas. Setelah dilakukan  refleksi dan perbaikan maka sarana kelas di lengkapi, kondisi  luar kelas dikondisikan dengan baik, dan tata letak kursi, meja dikondisikan sesuai dengan metode yang di gunakan sehingga suasana kelas menjadi sangat baik dan kondusif. Sedangkan pada siklus II diperoleh informasi bahwa secara keseluruhan setting lokasi penelitian pada siklus II diperoleh  skor  43, dengan skor tersebut diperoleh rata-rata =  = 43 : 9 = 4,78.  Nilai tersebut berkategori sangat baik, karena berada pada nterval antara 4,51 – 5,50 dari skala lima absolut yaitu: (antara 0,50 – 1,50 = Sangat jelek, 1,51- 2,50 = Jelek, 2,51- 3,50 = Cukup, 3,51- 4,50 = Baik 4,51- 5,50 = Sangat baik. Setting lokasi telah kondusif dalam kategori sangat baik, kondisi lokasi PTK pada siklus II secara umum dari awal sampai akhir telah efektif dan sangat baik.

b).   Simpulan Refleksi

Dari hasil refleksi dapat ditarik simpulan bahwa:

  1. Setting lokasi penelitian
  2. Pada siklus I berkategori cukup dengan rata-rata 3,44 berada pada interval (2,51-3,50).
  3. Pada siklus II berkategori sangat baik dengan rata-rata 4,90 berada pada interval (4,51-5,50).
  4. Proses PTK
  5. Pada siklus I berkategori cukup dengan rata-rata 3,45 berada pada interval (2,51-3,50).
  6. Pada siklus II berkategori sangat baik dengan rata-rata 4,90 berada pada interval (4,51-5,50).
  7. Hasil Peningkatan Minat Dan Kemampuan Menghafal
  8. Minat siswa pada pre-test  siklus I berkategori kurang dengan rata-rata 53,2   berada pada interval 50 – 59
  9. Minat siswa pada post-test siklus I berkategori cukup dengan rata-rata 65,15 berada pada interval (60 – 69).
  10. Kemampuan menghafal siswa pada pre-test siklus II berkategori baik dengan rata-rata 76,2 berada pada interval (70 – 79).
  11. Kemampuan menghafal siswa pada pos-test siklus II berkategori sangat baik dengan rata-rata 90,6 berada pada interval (80 – 100).

Untuk lebih jelasnya hasil simpulan refleksi dapat dilihat pada tabel 3.13 dibawah ini sebagai berikut:

  Tabel 3.13

Simpulan Refleksi

No

Asfek-Asfek pengamatan/Refleksi

 

Catatan Hasil Pengamatan  dan  Refleksi

Siklus I

Siklus II

Rata-Rata Skor/Nilai

Kategori

Rata-Rata Skor/Nilai

Kategori

1

Setting Lokasi Penelitian

3,44

Cukup

4,78

Sangat baik

2

Proses PTK/KBM

3,45

Cukup

4,90

Sangat baik

3

Hasil Penguasaan

1. Pre-test

2. Post-test

 

53,2

76,2

 

Kurang

Cukup

 

76,2

90,6

 

Cukup

Sangat Baik

Untuk memperjelas perbandingan hasil dan analisis mengenai setting lokasi,  proses PTK dan hasil penelitian dapat dilihat pada grafik 3.1 dan 3.2 Sebagai berikut:

Grafik 3.1

Perbandingan Setting Lokasi dan Proses PTK

     Antara :

 

  5,50……………………………………………………………………………………………………………….                        SB

4,51 ………………………………………………………………………………………………………………

4,50 ………………………………………………………………………………………………………………

                   B

3,51……………………………………………………………………………………………………………….

3,50……………………………………………………………………………………………………………….

                   C

2,51……………………………………………………………………………………………………………….

 

2,50……………………………………………………………………………………………………………….

                   J

1,51……………………………………………………………………………………………………………….

 

1,50……………………………………………………………………………………………………………….

                 SJ

0,50……………………………………………………………………………………………………………....

 

 

Rata-rata:      (3,44)    (3,45)    (4,78)     (4,90)

 

                               Siklus I              Siklus II

Keterangan:

   

Setting Lokasi :                   

                

 

Proses PTK     :                                                                               

 SB

B

C

J

SJ

:

:

:

:

:

Sangat Baik

Baik

Cukup

Jelek

Sangat Jelek

 

Grafik 3.2

Perbandingan Hasil PTK

 

Antara :

 

  100……………………………………………………………………………………………………………                  SB

  1. ……………………………………………………………………………………………………………

79 …………………………………………………………………………………………………………….

              B

70……………………………………………………………………………………………………………..

69……………………………………………………………………………………………………………..

              C

60……………………………………………………………………………………………………………..

 

59……………………………………………………………………………………………………………..

              K

50……………………………………………………………………………………………………………..

 

49……………………………………………………………………………………………………………..

              G

0………………………………………………………………………..…….……………………………….

 

 

Rata-rata:      (53,18) (65,68)  (76,14)  (90,23)

                             

                                 Siklus I           Siklus II

Keterangan:                          

   

Pre – tes    :                   

     

Post – test :                                                                                         

Antara                                    0 ‒ 49                                             =  Gagal

Antara                                  50 – 59                                             =  Kurang

Antara                                  60 ‒ 69                                             =  Cukup

Antara                                  70 ‒ 79                                             =  Baik

Antara                                  80 – 100                                           =  Sangat Baik 

 

 

 

BAB V

PENUTUP

 

  1. Simpulan

Simpulan yang diperoleh berdasarkan uraian bab III dan sealur dengan rumusan masalah atau pertanyaan penelitian bahwa penerapan metode drill dalam meningkatkan minat dan kemampuan menghafal siswa terhadap pokok bahasan membaca Surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-qari’ah dan tarjamahnya adalah sebagai berkut:

  1. Setting Lokasi Penelitian

Setting Lokasi Penelitian bersumber pada hasil observasi dan analisis, dari hasil observasi dan analisis diperoleh informasi bahwa secara umum setting lokasi penelitian pada siklus I diperoleh nilai dengan jumlah skor 31, dengan skor tersebut diperoleh rata-rata =  = 31 : 9 = 3,44. Nilai tersebut berkategori cukup, karena berada pada interval antara 2,51 – 3,50 dari skala lima absolut Sedangkan pada siklus II kondisi setting telah kondusif dengan diperoleh nilai dalam jumlah skor 43. Dengan skor tersebut diperoleh rata-rata =  43 : 9 = 4,77 Nilai tersebut berkategori sangat baik, karena berada pada interval antara 4,51 – 5,50 dari skala lima absolut Kondisi setting lokasi PTK pada siklus II secara umum dari awal sampai akhir telah efektif dan sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa setting lokasi penelitian dalam melaksanakan penerapan metode drill  pada  pokok bahasan membaca surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya, mengalami perbaikan dan peningkatan, sehingga dapat dikategorikan bahwa setting lokasi pada penelitian mendukung atau kondusif.

  1. Proses PTK (Langkah KBM)

Berdasarkan hasil pengamatan proses dan analisis PTK pada langkah syntax PTK, perencanaan, aktivitas guru dan aktipitas siswa, Secara keseluruhan proses PTK siklus I, berdasarkan hasil observasi proses PTK siklus I diperoleh skor sebesar 152, dengan jumlah skor tersebut diperoleh rata-rata =  = 152 : 44 = 3,45. Nilai tersebut berkategori cukup karena pada interval (2,51-3,50)  dari skala lima absolut. Sedangkan secara keseluruhan pada proses PTK siklus II, berdasarkan hasil observasi proses PTK siklus II diperoleh skor sebesar 216, dengan jumlah skor tersebut diperoleh rata-rata =  = 216 : 44 = 4,90. Nilai tersebut berkategori sangat baik  karena berada pada interval (4,51-5,50)  dari skala lima absolut. Hal ini menunjukkan bahwa proses PTK telah relevan sehingga penerapan metode drill pada  pokok bahasan membaca surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QA Al-Qari’ah dan tarjamahnya mengalami perbaikan dan peningkatan.

  1. Hasil Tindakan Kelas

Minat siswa terhadap materi pokok bahasan membaca surat pendek pilihan sub pokok bahasan menghafal QA Al-Qari’ah dan tarjamahnya, dari hasil pre-test  pada siklus I diperoleh jumlah nilai dari 25 siswa sebesar 1330 , dengan jumlah skor tersebut diperoleh  rata-rata =  = 1330  : 20 = 53,2  . Nilai tersebut berkategori kurang,  karena berada pada interval 50 – 59 dari skala lima penilaian angka. Sedangkan penguasaan siswa terhadap kemampuan menghafal, berdasarkan hasil post-test siklus I diperoleh jumlah skor dari 20 siswa sebesar 1520, dengan jumlah skor tersebut diperoleh rata-rata =  = 1645  : 25 = 66,16. Nilai tersebut berkategori cukup  karena berada pada interval 60 – 69 dari skala lima penilaian angka. Sedangkan dari hasil pre-test  pada siklus II diperoleh jumlah skor dari 25 siswa sebesar 1645, dengan jumlah skor tersebut diperoleh  rata-rata =  = 1520  : 20 = 76. Nilai tersebut berkategori baik  karena berada pada interval 70 -79 dari skala lima penilaian angka. Sedangkan penguasaan siswa terhadap mempraktekkan shalat ‘id, berdasarkan hasil post-test siklus II diperoleh jumlah nilai dari 20 siswa sebesar 1800 dengan jumlah skor tersebut diperoleh  rata-rata =  =  1800 : 20 = 90. Nilai tersebut berkategori sangat baik  karena berada pada interval 80 – 100 dari skala lima penilaian angka, dengan demikian hasil kemampuan siswa secara keseluruhan mengalami perubahan dan peningkatan.

  1. Implikasi Hasil Penelitian Tindakan Kelas

Imlikasi hasil dari kesimpulan di atas maka akibat kausal dari Penelitian Tindakan Kelas dengan penerapan metode drill pada materi selain berpengaruh terhadap pelaksanaan pembelajaran juga berpengaruh terhadap hasil penguasaan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

al-Kahiil,  Abdud  Daa-im. Metode baru menghafal al-Quran yang mulia :  Innovative way to memorize the Quran. Diterjemahkan Oleh ; Farid Zainal Effendi PP Assalam – Cepu Jawa Tengah – Indonesia 2010

Depag R.I. Al-Quran dan Terjemahnya. Proyek Pengadaan Kitab Suci Al Quran. Jakarta: 1982

Mahmud dan Priatna, Tedi.Penelitian Tindakan Kelas; Teori dan Praktik.Tsabita. Bandung: 2008.

 Nasih, Ahmad Munjuin, dkk. 2009. Metode & teknik Pembelajaran PAI. Bandung: Refika Aditama

Suparjo.Materi Pendidikan Agama Islam IX.Tiga Serangkai. Jakarta: 1996.

Surya, Mohamad. Psikologi Pengajaran dan Pembelajaran, Pustaka Bani Quraisy. Bandung: 2004.

Suryana, Yaya & Priatna, Tedi.Metode Penelitian Pendidikan. Azkia Pustaka Utama. Bandung: 2007.

Suryana, Yaya. Prosedur dan Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas; Suatu Model Desain Pendekatan Kualitatif.(Makalah) Suplemen Pelatihan Peningkatan Kualitas Guru PAI Kemenag Tasikmalaya. Tasikmalaya: 2012

Sutikno, Sobri M. Belajar dan Pembelajaran; Upaya Kreatif dalam mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil.Prospect. Bandung: 2009.

Usman, Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Pers

 Zuhairini & Abdul Ghofur, dkk. 1983. Methodik Pendidikan Agama. Surabaya: Usana Offset Printing

[1] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), hlm. 334.

[2] Abu, Ahmad. 1986. Metode Khusus Pendidikan Agama.Bandung: CV Amrico, hal: 152

[3] Abu, Ahmad. Ibid, hal: 125

[4] Nana, Sudjana. 1991. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.  Bandung: Sinar Baru, hal: 86

[5]Jusup, Djajadisastra. Op. Cit, hal: 65

[6]Ibid, hal: 66-67

[7] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), hlm. 623.

[8] Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1984), hlm. 169

[9] Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia,  Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), hlm. 333.

[10] Abdulrab Nawabuddin, Kaifa Tahfadzul Qur’an, terj. Bambang Saiful Ma’arif, “Teknik Menghafal al-Qur’an”, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1996), hlm. 23.

[11] James Deese dan Stewart H. Hulse, The Psychology of Learning, (USA: McGraw-Hill, 1967), hlm.370-371.

[12] Muslim Nurdin dkk.,Moral dan Kognisi Islam, (Jawa Barat: Alfabeta, 2001), hlm. 48.

[13] Lihat, QS. al-Qiyamah: 18

[15] Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hal. 1

[16] M. Ziyad Abbas, Abdul Aziz Abdul Rouf,  Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur’an Daiyah, Bandung, Syamil, 2004. hlm. 32.

[17] Abdulrab Nawabuddin, Abdul Aziz Abdul Rouf,  Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur’an Daiyah, Bandung, Syamil, 2004. hlm. 47.. 48-49.

[18] Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 56-57.

[19] Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000),hal. 60

[20] Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 61.

[21] Abdurrahman Abdul Khaliq,  al-Qawaid al-Dzahabiyat li al-Hifz al-Qur’an al-Karim, terj. Abdul Rosyad Shiddiq, “Bagaimana Menghafal al-Qur’an”, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1991), hal. 18

[1] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), hlm. 334.

[2] Abu, Ahmad. 1986. Metode Khusus Pendidikan Agama.Bandung: CV Amrico, hal: 152

[3] Abu, Ahmad. Ibid, hal: 125

[4] Nana, Sudjana. 1991. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.  Bandung: Sinar Baru, hal: 86

[5]Jusup, Djajadisastra. Op. Cit, hal: 65

[6]Ibid, hal: 66-67

[7] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), hlm. 623.

[8] Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1984), hlm. 169

[9] Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia,  Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), hlm. 333.

[10] Abdulrab Nawabuddin, Kaifa Tahfadzul Qur’an, terj. Bambang Saiful Ma’arif, “Teknik Menghafal al-Qur’an”, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1996), hlm. 23.

[11] James Deese dan Stewart H. Hulse, The Psychology of Learning, (USA: McGraw-Hill, 1967), hlm.370-371.

[12] Muslim Nurdin dkk.,Moral dan Kognisi Islam, (Jawa Barat: Alfabeta, 2001), hlm. 48.

[13] Lihat, QS. al-Qiyamah: 18

[15] Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hal. 1

[16] M. Ziyad Abbas, Abdul Aziz Abdul Rouf,  Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur’an Daiyah, Bandung, Syamil, 2004. hlm. 32.

[17] Abdulrab Nawabuddin, Abdul Aziz Abdul Rouf,  Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur’an Daiyah, Bandung, Syamil, 2004. hlm. 47.. 48-49.

[18] Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 56-57.

[19] Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000),hal. 60

[20] Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 61.

[21] Abdurrahman Abdul Khaliq,  al-Qawaid al-Dzahabiyat li al-Hifz al-Qur’an al-Karim, terj. Abdul Rosyad Shiddiq, “Bagaimana Menghafal al-Qur’an”, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1991), hal. 18

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1    Nilai  Praktek Pelajaran   Al-Qur’an  hadits  Pokok  Bahasan

                   Membaca Qur’an Surat  Pendek  QS Al-Qari’ah  Sub  Pokok

                   Bahasan   Menghafal  QS  Al-Qari’ah dan Tarjamahnya di

                   Kelas IX MTs Ma’arif NU  Tahun 2013-2014……….….              1

Tabel 3.1    Fasilitas   Bangunan   MTs Ma’arif NU   Desa Cilempuyang

                   Kecamatan  Kabupaten Cilacap ……………………..…..            68

Tabel 3.2    Guru-guru dan Tenaga Administrasi MTs Ma’arif NU   Desa

                   Cilempuyang Kecamatan  Kabupaten Cilacap…………………. 68

Tabel 3.3    Keadaan Siswa MTs Ma’arif NU  Desa Cilempuyang

                   Kecamatan  Kabupaten Cilacap……………………….…            69

Tabel 3.4    Jadwal Penelitian……………………………………………………            77

Tabel 3.5    Tabel Hasil Pengamatan Setting Lokasi Siklus I………………...…            94

Tabel 3.6    Tabel Hasil Pengamatan Setting Lokasi Siklus II…………………..            95

Tabel 3.7    Hasil Proses PTK Siklus I dan II……………………………………            97

Tabel 3.8    Hasil Pre -Test  dan Post-TestSiklus I Kelas IX A MTs Ma’arif NU  Desa   Cilempuyang Kecamatan   Kabupaten

                   Cilacap Pada Materi Pokok  Bahasan membaca QS Pendek

                   Pilihan  QS Al-Qari’ah dan Sub Pokok  Bahasan  menghafal

                   QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya…………………………………….            99

Tabel 3.9    Hasil Pre-test  dan Post-Test Siklus II Kelas IX A MTs Ma’arif NU    Desa  Cilempuyang Kecamatan   Kabu –

                   Paten Cilacap Terhadap Peningkatan Minat…………… …….…….          101

 

Tabel 3.10  Hasil Pre-test  dan Post-Test Siklus II Kelas IX A MTs  Ma’arif NU   Desa  Cilempuyang  Kecamatan   Kabu-

                   patenCilacap Terhadap Peningkatan Kemampuan  meng –

                   hafal QS Al-Qari’ah dan tarjamahnya…………………………….          101

Tabel 3.11  Uji Beda Dua Rata-Rata Pre-Test  dan Post-Test Siklus I….…….          113

Tabel 3.12  Uji Beda Dua Rata-Rata Pre-Test  dan Post-Test Siklus II……….          114

Tabel 3.13  Uji  Beda  Dua  Rata-Rata  Pos – Test   Siklus  I dan Pos – test

                   siklus II………………………………………  ………………                115

Tabel 3.14  Simpulan Refleksi………………………………………      …………… 118

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar3.1,    Kerangka pemikiran………………...………………………….……….. 11

Gambar 3.2     Kegiatan Menghafal dengan metode Drill secara bersama…… .……….46

Gambar 3.3     Kegiatan Pre Test…………………………………………..……..…….. 46

Gambar 3.4    Kegiatan pemberian materi Menghafal dengan metode Drill …......……. 46

Gambar 3.5    Kegiatan menghafal dengan metode drill secara bersama………...…….. 47

Gambar 3.6    Kegiatan menghafal dengan metode drill bersama …..……………...….. 47

Gambar3.7    Kegiatan menghafal dengan metode drill secara kelompok………..……..48

Gambar3.8    Kegiatan menghafal dengan metode drill secara kelompok. ……….…….48

Gambar3.9    Kegiatan menghafal dengan metode drill secara individu………………. 49

Gambar 3.10 Kegiatan pengamatan observasi...………….……………………….. ….. 49

Gambar3.11  Keadaan saat pembelajaran…………………………………… ………… 50

Gambar 3.12     Kegiatan menghafal dengan metode drill …………….……………… .51

Gambar 3.13  Pelaksanakan Refleksi…………………..……………..……….……….. 51

Gambar 3.14  Pelaksanakan Mushofahah……………………………………’…… ….. 51

Gambar 3.15   Pemberian Gambaran Pelaksanaan Post-Test Siklus I

                        Terhadap Materi Pokok Bahasan membaca QS pendek

                        pilihan (QS Al-Qari’ah Sub Pokok Bahasan menghafal

                       QSAl-Qari’ah dan tarjamahnya…………..……………………………... 52

 

 

 

 

 

DAFTAR  BAGAN

Halaman

Bagan 3.1  Bagan Kemmis dan Taggart Dua Siklus………………………………..  .    42

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR  GRAFIK

 

Halaman

Grafik 3.1   Perbandingan Hasil Setting Lokasi Dan Proses PTK…………….. ……….71

Grafik3.2 Perbandingan,Hasil PTK...................................................................................73

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran I  : Kisi-Kisi Penelitan

  1. Setting,Lokasi Penelitian…………………….…………………………………….………….. .75
  2. Proses PTK………………….…………………… …………….…………….. .75
  3. Hasil,Tindakan Kelas…………………………………………………………….…………….. .75

Lampiran II………………………………………………………………………………87

Lampiran III : Silabus

  1. Silabus………………………………………….………...……………..….… .109

Lampiran IV : RPP

  1. RPP ……….…………………………………………….……………………. .111

Lampiran V  :  Surat Keterangan Penelitian dari MTs Ma’arif NU  Desa      Cilempuyang kecamatan  Kabupaten Cilacap…………………………………………………………………………..    …..88

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                                                                                         

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 al-Kahiil,  Abdud  Daa-im. Metode baru menghafal al-Quran yang mulia :  Innovative way to memorize the Quran. Diterjemahkan Oleh ; Farid Zainal Effendi PP Assalam – Cepu Jawa Tengah – Indonesia 2010

Depag R.I. Al-Quran dan Terjemahnya. Proyek Pengadaan Kitab Suci Al Quran. Jakarta: 1982

Mahmud dan Priatna, Tedi.Penelitian Tindakan Kelas; Teori dan Praktik.Tsabita. Bandung: 2008.

 Nasih, Ahmad Munjuin, dkk. 2009. Metode & teknik Pembelajaran PAI. Bandung: Refika Aditama

Suparjo.Materi Pendidikan Agama Islam IX.Tiga Serangkai. Jakarta: 1996.

Surya, Mohamad. Psikologi Pengajaran dan Pembelajaran, Pustaka Bani Quraisy. Bandung: 2004.

Suryana, Yaya & Priatna, Tedi.Metode Penelitian Pendidikan. Azkia Pustaka Utama. Bandung: 2007.

Suryana, Yaya. Prosedur dan Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas; Suatu Model Desain Pendekatan Kualitatif.(Makalah) Suplemen Pelatihan Peningkatan Kualitas Guru PAI Kemenag Tasikmalaya. Tasikmalaya: 2012

Sutikno, Sobri M. Belajar dan Pembelajaran; Upaya Kreatif dalam mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil.Prospect. Bandung: 2009.

Usman, Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Pers

 Zuhairini & Abdul Ghofur, dkk. 1983. Methodik Pendidikan Agama. Surabaya: Usana Offset

hal. 18

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………………………I

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………………….2

BAB I

PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………………….…………………4

LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………………………………….………………..4

RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………………………………………….……………….5

TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN……………………………………………………………………………………..6

KERANGKA PEMIKIRAN………………………………………………………………………………………………………………6

LANGKAH LANGKAH PENELITIAN……………………………………………………………………………………………….9

9METODEDAN TEHNIK PENGUMPULAN DATA…………………………………………………………………….……9

BAB II…………………………………………………………………………………………………………………………….………….15

KAJIAN TEORITIK……………………………………………………………………………………………………………………….15

BAB III……………………………………………………………………………………………………………………………………….40

METODOLOGI PENELITIAN

PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS………………………………………………………………………..40

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN…………………………………………………………………………………………………  …57

SIKLUS I………………………………………………………………………………………………………………………..………… 57

SIKLUS II…………………………………………………………………………………………………………………………………...59

PROSES PTK(LANGKAH KBM)……………………………………………………………………………………………………60

HASIL PROSES PTK SIKLUS I DAN SIKLUS II………………………………………………………………………………..61

HASIL TINDAKAN KELAS…………………………………………………………………………………………………………….61

TINDAKAN KELAS (MINAT SISWA)

SIKLUS ……………………………………………………………………………………………………………………………………..62

SIKLUS I…………………………………………………………………………………………………………………………………….62

HASIL KEMAMPUAN MENGHAFAL………………………………….……………………………………………..……….65

UJIBEDADUARATARATAPRETESTDANPOST TEST…………………………………………………..………………………………………………………………….………………….66

HASIL KESIMPULAN REFLEKSI…………………………………………………………………………………………………..69

PERBANDINGANHASIL  PTK………….…………………………………………..…………………………………………………………………………………..71

BAB V

PENUTUP……………………………………………….…………………………………………………………………………………75

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….…………………………………………………………………….…………77

LAMPIRAN –LAMPIRAN……………………………………………….….……………………………………………….…………………………..87

 

 

 

 

 

Lembar Tes Praktek Pre-test Siklus I

 

 

1.       Apa yang di maksud dengan Ilmu Tajwid!

2.       Qs. Al-Qori’ah masuk dalam Juz berapa dalam Al-Qur’an!

3.       Ada berapa bacaan Mad yang ada dalam Qs. Al-Qori’ah!

4.       Apa yang dimaksud dengan Mad Thabi’i!

5.       Tuliskan contoh Mad Wajib Muttasil dalam Qs. Al-Qori’ah!

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lembar Tes Praktek Post-Test Siklus I

 

 

1.       Apa yang di maksud dengan Ilmu Tajwid!

2.       Qs. Al-Qori’ah masuk dalam Juz berapa dalam Al-Qur’an!

3.       Ada berapa bacaan Mad yang ada dalam Qs. Al-Qori’ah!

4.       Apa yang dimaksud dengan Mad Thabi’i!

5.       Tuliskan contoh Mad Wajib Muttasil dalam Qs. Al-Qori’ah!

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                                                                                                             

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Standar Kompetensi    : 2. Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan tentang hukum fenomena alam

Kompetensi Dasar

Materi Pembelajaran

Nilai Budaya & Karakter Bangsa

Nilai-Nilai Kewirausa-haan

Kegiatan Pembelajaran

Indikator

Penilaian

Alokasi Waktu

Sumber Belajar

Teknik

Bentuk Instrumen

Contoh Instrumen

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

2.1.   Memahami isi kandu-ngan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum alam

 

 

§ Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah

§ Terjemahan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum alam

§ Ayat-ayat dalam Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum alam

§ Isi kandungan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum alam

§ Cinta ilmu

§ Gemar Membaca

§ Kreatif

§ Disiplin

§ Ingin tahu

§ Kebiasaan menyedia-kan waktu untuk mem-baca berba-gai bacaan yang mem-berikan kebajikan bagi dirinya.

§ Mampu men-cari sumber belajar sendiri

§ Tidak putus asa dalam menghadapi kesulitan belajar

§ Membaca Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum alam

§ Menerjemahkan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum alam

§ Menentukan ayat-ayat dalam Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum alam

§ menggali isi kandungan Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur tentang menimbun harta (serakah)

§ Membaca Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum alam

§ Menerjemah-kan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum alam

§ Memilih ayat-ayat dalam Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum alam

§ Menjelaskan isi kandungan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum alam

Tes tulis

Uraian

§ Terjemah-kan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hu-kum alam!

§ Jelaskan isi kandungan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hu-kum alam!

2 x 40 menit

§ Juz ‘Amma

§ Buku Tajwid

§ Buku paket Al-Qur’an dan Hadits kelas IX

§ LKS PAI Madrasah Tsanawiyah

§ Buku lain yang relevan

2.2.   Memahami keterkaitan isi kandu-ngan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah  tentang hukum fenomena alam dalam kehidupan 

§ pengertian kiamat soghro dan kubro

§ Macam-macam bencana alam dalam kehidupan

§ Penyebab bencana alam dalam kehidupan

§ Contoh ulah manusia yang menyebabkan bencana alam

§ kesimpulan tentang keterkaitan antara bencana alam dengan akibat ulah manusia

§ Cinta ilmu

§ Gemar Membaca

§ Kreatif

§ Disiplin

§ Ingin tahu

§ Kebiasaan menyedia-kan waktu untuk mem-baca berba-gai bacaan yang mem-berikan kebajikan bagi dirinya.

§ Mampu men-cari sumber belajar sendiri

§ Tidak putus asa dalam menghadapi kesulitan belajar

§ Membeda-kan penger-tian kiamat soghro dan kubro

§ Menyebut-kan macam-macam bencana alam dalam kehidupan

§ Mendiskusikan penyebab bencana alam dalam kehidupan

§ Mencari contoh ulah manusia yang menyebabkan bencana alam

§ Membuat kesimpulan tentang keterkaitan antara bencana alam dengan akibat ulah manusia

§ Menjelaskan pengertian kiamat soghro dan kubro

§ Menunjukkan fakta macam-macam bencana alam dalam kehidupan

§ Menjelaskan penyebab bencana alam dalam kehidupan

§ Menyebutkan contoh ulah manusia yang menyebabkan bencana alam

§ Menyimpulkan keterkaitan antara bencana alam dengan akibat ulah manusia

Tes tulis

Uraian

§ Jelaskan pengertian kiamat soghro dan kubro!

§ Tunjukkan fakta ma-cam-macam bencana alam dalam kehidupan!

 

2 x 40 menit

 

2.3.   Menerapkan kandungan Al-Qari’ah, Al-Zalzalah dalam fenomena kehidupan sehari-hari dan akibatnya

§ Contoh perilaku orang yang peduli terhadap alam

§ cara menghindari terjadinya bencana alam yang dianjurkan agama

§ Cinta ilmu

§ Gemar Membaca

§ Kreatif

§ Disiplin

§ Ingin tahu

§ Kebiasaan menyedia-kan waktu untuk mem-baca berba-gai bacaan yang mem-berikan kebajikan bagi dirinya.

§ Mampu men-cari sumber belajar sendiri

§ Tidak putus asa dalam menghadapi kesulitan belajar

§ Menacari contoh perilaku orang yang peduli terhadap alam

§ Menentukan cara menghindari terjadinya bencana alam yang dianjurkan agama

§ Menunjukkan contoh perilaku orang yang peduli terhadap alam

§ Menjelaskan cara menghindari terjadinya bencana alam yang dianjurkan agama

Tes tulis

Uraian

§ Jelaskan cara meng-hindari terjadinya bencana alam yang dianjurkan agama!

2 x 40 menit

§ Juz ‘Amma

§ Buku Tajwid

§ Buku paket Al-Qur’an dan Hadits kelas IX

§ LKS PAI Madrasah Tsanawiyah

§ Buku lain yang relevan

 

Mengetahui,

Kepala Madrasah

 

 

 

SITI ULFAH MAEMUNAHS.Pd

NIP.-

 

    ,  Juli  2015

Guru bidang studi

 

 

 

NURLALATUSSAADAH, S.Th.I

NIP. 197511292007102001

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar