“Yeyyy, alhamdulillah” seru Yasmin dan Hasna
hamper berbaringan, Saleem tersenyum lebar sambil melihat reaksi Yasmin, Hasna
dan Husna.
"Yah
- bukan tepat begitu kejadiannya sih. Ibra beserta kedua kawannya mengalami
kecelakaan. Mobil mereka menabrak pohon. Polisi menemukan mereka di rumah
sakit!"
"Biar
tahu rasa mereka!" katanya. "Kejahatan pasti membawa keburukan!"
"Ya,
itu mungkin saja - tapi emas batangan milik bank masih belum juga
ditemukan," sambung Paman Geo.
"Aduh
- ini benar-benar menjengkelkan!" teriak Yasmin dengan kesal. Ketiga penjahat itu, Noahlah yang paling
parah cederanya. Ia mengigau di rumah sakit, karena demam. Seorang polisi
ditugaskan mendampinginya, untuk mencatat semua yang dikatakan oleh penjahat
itu."
"Astaghfirullah!
Lalu apa yang dikatakannya, Paman Geo?" seru Hasna dengan perasaan tegang.
"Pertama-tama, ia mengaku bahwa ia bersama kedua temannyalah yang merampok
bank dua tahun yang lalu. Jadi urusan itu sudah beres! Selanjutnya dari catatan
yang dibuat oleh polisi tentang igauannya, mengatakan - "
"Sebentar,
Paman," kata Yasmin memotong. "Coba kutebak bagaimana kejadian
sebenarnya! Kurasa Ibra, yang kelihatannya merupakan pemimpin komplotan
penjahat itu, mengatur usaha pengambilan kembali batang-batang emas hasil
perampokan mereka itu dari Samudra Jaya. Dan seperti kita ketahui, aksi mereka
itu berhasil! Lalu perkembangan selanjutnya, kurasa begini. Karena salah satu
alasan - katakanlah karena mobil mogok, trio perampok tidak bisa dengan segera
lari membawa harta hasil rampokan mereka.
"Penalaranmu
baik sekali, Yasmin! Teruskan," kata pamannya memberi semangat.
"Nah
- saat itu Trio penjahat mendapat akal untuk bekerja secara bertahap, dengan
pelan-pelan," kata Yasmin menyambung. "Dengan begitu risiko ditangkap
akan berkurang. Akal mereka ternyata berhasil, karena ketika pertama kalinya
tertangkap, mereka tidak membawa apa-apa! Dan setiap kali emas diangkut, mereka
membawa agak lebih jauh lagi dari Vila Cuzco. Tapi langkah selanjutnya ternyata
tidak berjalan dengan lancar!"
"Ya
- kecuali bahwa mereka sudah sempat menyembunyikan peti-peti berisi emas batangan
itu di salah satu tempat, sebelum kemudian mengalami kecelakaan mobil!"
kata
Husna menyela. "lalu, kita diam saja?" "Aku tidak
sependapat," kata Saleem. "Kita kan tinggal melanjutkan usaha
pencarian! Jangan lupa, sekarang kita tidak perlu takut akan berurusan dengan
Trio penjahat itu lagi!"
"Ya,
kau benar!" seru Yasmin. Semangatnya bangkit kembali. "Kita mulai
saja sekarang!" Tiba-tiba ada pengumuman, yang isinya seakan-akan
merupakan gema kata-kata Yasmin.
"Bank
sentral dirampok, para perampok sudah tertangkap, batang-batang emas itu
sendiri sampai kini masih belum ditemukan kembali. Trio penjahat tetap
membungkam, tidak mau mengatakan di mana mereka menyembunyikannya. Pihak Bank
Sentral menjanjikan hadiah sebesar Lima puluh juta bagi orang yang berhasil
menemukan dan mengembalikan emas itu. Polisi masih melanjutkan
penyelidikan."
"Wah
- ada hadiah!" kata Husna.
"Bisakah
kita beraksi lebih cepat daripada polisi?" kata Hasna setengah sangsi.
"Lima
puluh juta!" kata Saleem termangu. "Tidak sedikit!"
"Dan
kita memerlukannya!" kata Yasmin. Matanya bersinar-sinar.
"Apa
maksudmu, Yasmin?" tanya Maria. Ia kaget, karena menyangka Yasmin mata
duitan. "Kan asyik, Maria - jika kami mendapat hadiah itu! Aku ingat pada
Alois yang malang tinggal dalam pondok reyot, seorang diri di tengah hutan
Geometri. Kalau hadiah sebesar itu bisa kita peroleh, kita akan bisa membelikan
sebuah rumah kecil untuk Alois, lengkap dengan segala peralatannya. Nah - apa
kata kalian?" katanya, sambil memandang ketiga temannya.
"Itu
ide yang bagus sekali" kata Saleem.
"Hebat!"
seru Husna.
"Gemilang!"
kata Hasna.
"Meong!"
suara Sansan.
Paman
Geo dan Maria sangat senang, karena Yasmin serta ketiga temannya, ternyata
empat sekawan yang budiman. Alangkah baiknya, jika mereka benar-benar bisa memenangkan
hadiah itu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar