Samudra Jaya
Kapal karam itu benar-benar
terlihat aneh, sehingga
membingungkan Yasmin dan Saleem. Mereka berenang
perlahan melihat yang terpasang
pada lambung kapal itu Yasmin menyingkirkan rumput
laut yang menutupi. Saleem datang menghampiri,
lalu ikut membaca tulisan yang tertera pada pelat itu. Perahu layar pesiar
aneh itu ternyata bernama aneh: SAMUDRA JAYA!
Yasmin memalingkan muka, memandang
Saleem, lalu mengarahkan telunjuknya ke atas.
Dengan tenang keduanya menggerakkan sepatu renang mereka, naik ke permukaan.
Mereka menghampiri perahu.
"Nah, akhirnya? Muncul juga"
seru Husna dengan nada kurang sabar, begitu Saleem dan Yasmin muncul di permukaan.
"Kanda Saleem " kata Yasmin, sambil membuka masker yang menutupi
muka, "kapal itu terlihat aneh
kan!”
“Husna, Kami belum tahu apa isinya. Tapi sebelah luarnya memang
terlihat agak aneh menurutku dan Yasmin "
"Ada apa dengan sebelah luarnya Kak Saleem?"
desak Husna, karena dilihatnya Yasmin
agak ragu. Saleem yang memberi keterangan. Diceritakannya apa
yang baru saja dilihatnya bersama Yasmin di dasar laut. Kapal "SAMUDRA JAYA"
dikatakan aneh, karena dibangun dengan dua gaya yang sangat
berbeda. Anak-anak ingin sekali tahu, kenapa
kelihatannya begitu aneh.
"Sekarang kita harus memeriksa bagian dalamnya!" kata Saleem, sambil
memasang
maskernya kembali. "Aku turun lagi. Kau ikut, Husna?"
Husna meminjam perlengkapan selam
abangnya, seperti sudah di sepakatkan tadi.
Perasaan Saleem sebenarnya tidak begitu enak mengenainya. Sewaktu turun
sebentar untuk memeriksa tadi, Ia sempat melihat
bahwa kapal tenggelam itu tergeletak di atas sebuah tumpukan
runtuhan batu yang tidak stabil. Yasmin tahu
jika Saleem agak cemas,
jangan-jangan kapal itu nanti bergerak, lalu terjungkir ke tempat
yang lebih dalam.
"Sebaiknya kalian
berdua jangan masuk dulu" kata yasmin. "Sekarang
ini kalian melihat-lihat di geladak saja - setelah
itu aku turun lagi untuk memeriksa lebih jauh!"
"Ya deh," kata
Husna dan Yasmin, walau dengan segan. Setelah itu Yasmin mencebur lagi ke
dalam air, disusul oleh Husna. Kali ini Yasmin turun tepat di atas geladak
kapal karam yang miring itu. Husna menyusulnya
ke situ. Sambil berpegangan pada sandaran pagar kapal,
keduanya maju dengan hati-hati. Lantai geladak licin
dan berlendir. Husna dan Yasmin
mengernyitkan muka dengan jijik.
Ikan-ikan kecil yang nampak berkawan-kawan di depan mereka, dengan cepat
menjauh ketika didekati Yasmin dan Husna sampai ke sebuah lubang tingkap yang terbuka, menampakkan ruangan
gelap di belakangnya Yasmin berenang menuju lubang itu. Rupanya ia sudah
melupakan janjinya pada Saleem. Husna sebenarnya
hendak mencegah. Tapi ia tidak mungkin
bisa berteriak dalam air. Karenanya dengan cepat ia berenang mengejar.
Maksudnya hendak memberi isyarat agar berhati-hati.
Baru saja tangan Husna hendak menyentuh
bahunya itu, ketika kapal tenggelam itu tahu-tahu
bergerak dan mulai meluncur ke tempat yang dalam.
Gerakan yang tiba-tiba itu menyebabkan Husna
berbenturan dengan Yasmin.
Keduanya
berpegangan erat-erat ke dinding kapal. Dengan cepat Yasmin menyadari apa yang harus
dilakukan dalam keadaan gawat seperti saat itu. Disambarnya pergelangan tangan Husna, dan ditariknya keluar lagi lewat lubang
tingkap yang tadi, Begitu sampai diluar, dengan
gerakan cepat mereka berenang ke permukaan, menjauhi
kapal tenggelam. Mereka merasa nyaris saja ditimpa kecelakaan mengerikan.
Mereka berenang selekas mungkin ke atas, menghindar dari arus air
berputarputar, yang mungkin akan menarik kapal karam itu ke tempat yang lebih
dalam.
"Kanda Saleem! Hasna!" seru Yasmin dengan gugup. Ia membuka masker yang
menutupi muka, begitu sudah berada lagi di atas perahu.
"Kita kurang beruntung - takkan bisa melanjutkan pemeriksaan
di SAMUDRA JAYA! Kita tidak bisa lagi mengetahui rahasia yang ada di
dalamnya, karena kapal itu terseret arus ke dalam jurang!"
Husna tidak segugup saudara nya. Ia menjenguk ke bawah, memandang dasar laut
yang nampak di bawah perahu mereka.
"Kau sudah dihanyutkan khayalanmu lagi, Kak Yasmin,' katanya
setelah beberapa saat memandang ke bawah. "Kapal itu
memang tergeser sedikit, tapi tidak sampai terjungkir
ke dalam jurang. Itu, masih nampak - dan kelihatannya takkan tergeser lagi
dari tempatnya yang sekarang."
"Kelihatannya, katamu" Tapi itu kan belum pasti," kata Saleem.
Ia merasa cemas.
"Aku tadi sebetulnya tidak mengizinkan kalian berdua turun. Coba kemarikan perlengkapan
selamku, Husna! Aku hendak turun lagi -
untuk memeriksa dengan teliti." "Aku ikut!" kata
Yasmin. Kelesuannya langsung lenyap,
begitu ia melihat bahwa kapal tenggelam masih ada di tempat
semula, walau tergeser sedikit letaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar