Minggu, 23 Oktober 2022

Novel Dandelion and you part 2

 

Ada apa denganmu Kak?

 

Hal lain yang menyebalkan, Style berpakaian Kakak Rayhan jadi aneh. Sering juga mama menegurnya. "Style berpakaianmu kok sekarang beda, Ray?’

 "Beda gimana sih, Ma? Biasa saja lah Ma, lagi pingin ada pergantian model aja, bosen kan yang begitu, kayak terlalu gaul"

 "Ya, tidak semodis dahulu. tidak sedandy dulu.”

 Kakak Rayhan cuma senyum-senyum aja. "Suka begini, Ma. Bersih, rapi walau sederhana. Kelihatannya juga lebih santun."

 Ya, dalam penglihatanku Kakak Rayhan jadi lebih kuna dengan kemeja lengan panjang atau baju koko yang dipadu dengan celana panjang semi baggy-nya. "Untung saja masih lebih ganteng."

 Kakak Rayhan cuma tertawa aja. Mengacak-acak rambutku seperti biasa dan berlalu ke kamar.

Jadi Speechless sendiri kan?

 Kakak Rayhan lebih pendiam? Itu perubahan lain yang juga sangat kurasakan. Sekarang Kakak Rayhan tidak sekocak seperti dahulu, yang suka menjahili dan menggodaku. Teman-temanku kadang jadi suka bertanya-tanya. Aneh aja, biasanya terdengar teriakanku saat dijahili kak Rayhan, dilanjutkan suara ketawanya yang agak heboh begitu, kini sepi dan lempeng-lempeng aja.

 Dan... yang paling gawat bin ajaib sih menurutku, Kakak Rayhan sudah tidak mau jabat tangan sama perempuan!! It’s very dangerous kan? Kupikir apa sih maunya Kakak? Sok jaim banget kan? Aku nggak suka banget sama yang ini, aku beri bold ya *Tidak Suka*

 

"Kakakaaak Rayhaaan!!” teriakku mengajak perang sama Kak Rayhanku yang makin keterlaluan ini menurutku kala itu.

 

“Ada apa sih? Heboh banget nih adik kesayangan kakak.”

 

“Sok ganteng banget sih kamu Kak? Masak tidak mau salaman sama Salma? Dia tuh perempuan paling beken di Sanggar dance Asma tahu?" tegurku suatu hari.

 

"Asma, adik tersayang kakak, karena Kakak menghargai Salma makanya Kakak begitu," dalihnya, lagi-lagi dengan nada amat sabar. " Asma lihat khan orang Sunda salaman? Santun seperti ini, walau tidak sentuhan. Itu yang lebih benar!" ujar Kak Rayhanku sambil mempraktikan gaya orang sunda bersalaman.

 

“Itu kan disana kak? Lagian kakak bukan orang sunda juga kan?” gerutuku sambil memasang muka mode cemberut.

 

Huh menyebalkan. tidak mau salaman. Ngomong nunduk-nunduk melulu, kaya orang cari receh yang jatuh, sekarang bawa-bawa orang sunda. Apa hubungannya?

 

Kakak Rayhan cuma tertawa aja. Mengacak-acak rambutku seperti biasa dan berlalu ke kamar, sambil berkata, “Sebentar ya, kuambilkan sesuatu untukmu.”

 

Tak berapa lama Kak Rayhan keluar dari kamarnya, merangkulku sambil berkata, “Adik tersayang kakak, coba baca tulisan ini, biar makin shalihah, makin kece deh.”

 

Kubaca keras-keras, sebuah tulisan yang didekatkan kakak Rayhan ke muka. "Dari shahabiah ‘Aisyah ra. Demi Allah, demi Allah, demi Allah. Rasulullah saw tidak pernah berjabat tangan dengan wanita kecuali dengan mahromnya, ini karya Hadits Bukhari Muslim!"

 

Si Kakak tersenyum.

 

“Tetapi kiai Sapin mau salaman sama mama. Haji otong, Haji Kasmin, ustaz Ahmad, biasa aja tuh mereka, kalau diajak salim mau loh mereka" kataku mengajak debat kak Ray.

 

"Bukankah Rasulullah itu adalah uswatun hasanah? Teladan terbaik?" kata Kakak Rayhan sambil mengusap kepalaku. "Coba untuk mengerti ya, Adik kakak tersayang!?"

 

"Bukankah Rasulullah itu adalah uswatun hasanah? Teladan terbaik?" kata Kakak Rayhan sambil mengusap kepalaku. "Coba untuk mengerti ya? Adik kakak tersayang."

 

Adik kakak tersayang? Coba untuk mengerti? Huh menyebalkan! Dan seperti biasa Asma meluncur pergi dari kamar Kakak Rayhan dengan jengkel. Menurutku Kakak Rayhan terlalu fanatik! Asma jadi khawatir. Apa dia lagi nuntut ‘ilmu putih’? Ah big no banget kan? Asma juga takut kalau dia terbawa oleh orang-orang sok agamais tetapi ngawur. Namun..., akhirnya Asma tidak berani menduga demikian. Kakakku itu orangnya cerdas sekali! genius malah! Umurnya baru dua puluh satu tahun tetapi sudah tingkat enam di UNJ! Dan yakin mata batinnya jernih dan tajam. Hanya..., yaaa akhir-akhir ini dia berubah. Itu saja.

***

"Mau ke mana, Asma, adik kesayangan kakak."

"Nonton sama teman-teman." Kataku sambil mengenakan sepatu. "Habis Kakak Rayhan kalau diajak nonton sekarang kebanyakan alasan sih!”

"Ikut kakak aja, yuk! Pasti Asma suka!"

 

"Ke mana? Ke tempat yang waktu itu lagi? Ogah banget sih, Tidak mau! Asma kayak orang urakan di sana!"

 

Ingatanku melayang masih teringat dengan jelas. Beberapa waktu yang lalu Kakak Rayhan pernah mengajakku ke rumah temannya. Ada pengajian, temanya tentang “Muslim terbaik adalah terbaik akhlaknya.” Terus pernah juga Asma diajak menghadiri tablig akbar di suatu tempat. Bayangkan, berapa kali Asma dilihat sama perempuan-perempuan lain yang kebanyakan berjilbab itu. Pasalnya, Asma ke sana memakai kemeja lengan pendek, jeans belel dan ransel. Belum lagi rambut kriwil pendek yang tidak bisa Asma sembunyikan, malu banget kan? Sebenarnya Kakak Rayhan menyuruhku memakai baju panjang dan kerudung yang biasa mama pakai ngaji. Asma nolak sambil ngancam tidak mau ikut, Kak Rayhan nggak cerita sama sekali mau ada acara begitu.

 

“Kak Ray, kalau mau ngajak aku yang ikhlas, jangan nuntut aku suruh begini begitu, biasa aja keles, Aku yang pakai baju, kenapa Kakak ngatur begini begitu sih, males banget deh jadinya, ya sudah, aku nggak usah ikut aja deh kalau begitu” ancamku, dengan suara merepet tak berkesudahan.

 

“Ya sudah deh, yang penting sudah diingatkan loh ya,” kata Kakak Rayhan.

 

"Assalaamu’alaikum!" terdengar suara beberapa lelaki, jadi seperti bersahutan.

“Wa’alaikumussalam warohmatulloh Naufal, Syam, Maheer sini, masuklah,” jawab Kak Rayhan. Tidak lama kulihat Kakak Rayhan dan teman-temannya di ruang tamu. Asma sudah hafal dengan teman-teman si Kakak ini. Masuk, lewat, nunduk-nunduk, tidak melirik aku..., persis kelakuannya Kakak Rayhan.

"Lewat aja nih, Kak? Asma tidak dikenalkan?" tanyaku iseng.

“Emang aku manekin, enak aja, nggak tahu kan disini ada cewek cakep, nunduk gitu sih,” gerutuku panjang pendek tak berkesudahan.

Kakak Rayhan cuma tertawa aja. Mengacak-acak rambutku seperti biasa dan berlalu ke kamar, mengambil beberapa buku permintaan temannya itu.

Dahulu tidak ada deh teman Kakak Rayhan yang tidak akrab denganku. Tetapi sekarang, Kakak Rayhan tidak memperkenalkan mereka padaku. Padahal teman-temannya lumayan cakep!

Kakak Rayhan menempelkan telunjuknya di bibir. "Ssssttt!"

Seperti biasa, Asma bisa menebak kegiatan mereka. Pasti ngomongin soal-soal ke-Islaman, diskusi, belajar apa tuh, nahwu, shorof, tajwid sama tahsin baca Al-quran atau membaca buku yang berbahasa Arab terus diartikan, dibahas dan lain-lain sampai puyeng nih kepala menyebutkan kegiatan mereka yang seabreg itu ..., yaaa begitu deh!!

-------------

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar