"Masa sekali aja
tidak bisa, Ayah, tiap Ahad rutin bertemu relasi ini itu. Kebutuhan rohaninya
kapan?" tegurku dengan manja.
Biasanya ayah hanya
mencubit pipiku sambil menyahut, "Iya deh, iya!"
***
Pernah Kak Rayhan
mengajakku ke acara pernikahan teman yang bernama Mira dan Hasan. Asma sempat
bingung juga, tidak terbayang sama sekali dengan pesta pernikahan ala teman Kak
Ray ini. Soalnya saat masuk lokasi pesta pernikahan kita diarahkan menuju
tempat yang berbeda, terpisah tamu laki dan perempuan, bingung, kayak orang
hilang begitu deh, solusinya akhirnya kita berwhats app ria deh.
“Kak ray, aku sendirian
nih,”
“Sabar ya dik Asma, Dipisah
tamu karena biasanya orang kalau datang ke kondangan pasti pakai baju terbaik,
makeup juga makeup terbaik. Nah itu kan bisa menyulitkan laki-laki untuk
menundukkan pandangan dan wanita jadi sumber fitnah bagi laki-laki. Tujuan
infishal (pemisahan laki-laki dan perempuan) ini untuk
memuliakan tamu laki-laki maupun tamu perempuan. Terus juga sebenarnya untuk
memuliakan mempelai wanitanya karena kan dalam keadaan berias. Jangan sampai
membuat pengantin sebagai bahan tontonan banyak orang, terutama laki-laki,”
papar Kak Rayhan, panjang lebar whats appnya.
Saat acara ijab akan
dimulai, pengantin wanita tidak disandingkan pengantinnya, tetapi terpisah!
Masya Allah, saat Kak Ray kutanya via whats app,
“Kak, acara sudah mau
dimulai kan ijabnya? Ini mengapa pengantin wanitanya masih duduk di sini, tidak
dibawa ke depan penghulu sih?”
“Ya dek, kan belum sah
status suami istrinya.”
“Oh begitu.”
***
Sesudah selesai ijab, Asma
keluar dari tempat pengantin wanita yang sedang berkumpul dengan keluarga pengantin,
menuju aneka
makanan yang digelar, karena MC acara mempersilahkan untuk menikmati hidangan.
Selain tempat tamu yang
dipisah, ternyata untuk makanan juga dipisah. Shahibul hajat menyediakan
makanan terbaik dan cukup dengan jumlah tamu yang diundang karena ini adalah
pesta untuk membagikan kebahagiaan dari pasangan pengantin. Satu hal yang kulihat
adalah tidak boleh ada alkohol ataupun makanan non halal dalam makanan yang
disuguhkan.
Mata Asma memandang
tempat acara yang terlihat luas. Jumlah kursi yang disediakan dalam pesta
pernikahan tersedia cukup dengan jumlah tamu yang hadir. Dalam whats app yang
ditujukan ke Kak Ray, Asma mengomentari, “Wah ini tempat pesta makan apa
lapangan, luas banget ya Kak Ray?”
“Sesuai sunah Rasulullah,
makan dan minum sebaiknya dilakukan sambil duduk kan dek? Makanya kursi yang
disediakan harus cukup, agar tamu undangan merasa nyaman saat makan atau
mengobrol dengan teman-teman lain yang hadir? Makanya, standing party sangat
tidak dianjurkan dalam pernikahan syar’i ini.”
“Boros banget kan kak,
sewa kursi dan tendanya,”
“Tidak ada salahnya kan,
kita mengeluarkan bujet buat memperbanyak kursi sebagai bentuk memuliakan tamu
supaya nyaman. Makanya dalam pernikahan syar’i itu, memuliakan tamu sangat
dipentingkan karena tujuan resepsi dalam Islam itu salah satunya sebagai bentuk
rasa syukur dengan mengundang tamu dan memuliakan mereka dengan kenyamanan dan
fasilitas yang kita berikan dalam acara itu,” jelas Kak Rayhan.
“Kak Ray, pengantin
wanitanya di sini biasa saja loh, sederhana banget riasannya,”
“Salah satu pembeda dari
pernikahan syar’i itu kan dari tampilannya. Dalilnya jelas, tidak boleh
mencukur alis dan pakai bulu mata palsu. Juga tidak boleh tabarruj (berlebihan
dalam menampakkan kecantikan), tidak boleh kelihatan ‘manglingi’ karena tampak
sangat berlebihan,” ungkap Kak Rayhan.
“Iya kak, bajunya juga
biasa, tidak ketat, jilbabnya menutupi dada.”
Saat Asma mendekat menuju
pelaminan khusus wanita, Ucapan untuk pengantinpun kebanyakan menggunakan kalimat
atau doá ini,
“Baarakallahu laka whats
app baarakaa alaika whats app jama’a bainakumaa fii khoir.” Artinya:
mudah-mudahan Allah memberkahimu, baik dalam suka maupun duka dan selalu
mengumpulkan kamu berdua pada kebaikan.
Dipisah antara tamu lelaki
dan perempuan, membuat tamu perempuan hanya memberikan ucapan doá pada
pengantin perempuan dan sebaliknya juga begitu.
Dalam perjalanan pulang,
baru Kakak Rayhan memberi tahu bagaimana hakikat acara pernikahan dalam Islam.
Acara itu tidak boleh menjadi ajang kemaksiatan dan kemubaziran, harus Islami
dan semacamnya. Kak Ray juga memberi warning agar Asma tidak mengulangi ulah
mengintip tempat laki-laki dari tempat perempuan! nyengir kudalah aku
dibuatnya.
Tampaknya Kakak Rayhan
mulai senang pergi denganku. Soalnya Asma mulai bisa diatur. Pakai baju sudah
mau menggunakan yang sopan, pakai rok panjang, tertawa tidak cekikikan.
"Coba pakai jilbab,
Asma!" pinta Kakak Rayhan suatu ketika.
"Loh, rambut Asma kan
udah tidak pendek! Lagian belum mau deh!"
Kakak Rayhan tersenyum.
"Asma lebih anggun kalau pakai jilbab dan lebih dicintai Allah. Seperti
Bunda".
Memang sudah beberapa
hari ini Bunda berjilbab. Gara-garanya dinasehati terus sama si Kakak, di
belikan buku-buku tentang wanita, juga dipanas-panasi sama teman-teman
pengajian beliau.
"Asma mau, tetapi
tidak sekarang," kataku.
"Itu bukan
halangan." Ujar Kakak Rayhan seolah mengerti jalan pikiranku.
Aku menggelengkan kepala.
Heran, Bunda yang wanita karier itu kok cepat sekali terpengaruh sama Kakak
Rayhan!
"Ini hidayah, Asmaa!"
kata Bunda. Ayah yang duduk di samping beliau senyum-senyum.
"Hidayah? Perasaan Asma
duluan deh yang dapat hidayah baru Bunda! Asma pakai rok aja udah
hidayah!" gerutu Asma memasang muka mode juteknya.
"Lho?" Kak Rayhan
bengong, dengan jawaban Asma, hanya karena melihat muka jutek adiknya, dia
lebih memilih untuk mendiamkan dan akan menasehati adiknya, kala hati adiknya
senang nanti.
***
Dengan penuh kebanggaan,
kutatap lekat wajah Kakak Rayhan. Gimana tidak bangga? Dalam beberapa bulan
ini, Asma menyaksikan sendiri, layaknya sebuah metamorfosis, kini si kepompong
sudah menampakan jati diri sebagai kupu-kupu, ada banyak hal yang telah
diperbuat Kak Ray dan kawan-kawan, ada mendirikan TPQ untuk anak usia anak-anak
tiap sore, kajian remaja yang dilaksanakan pekanan, tiap jumát sore.
Hari ini, mengadakan
acara Studi Tentang Islam yang diadakan FTUI untuk umum ini, Kakak Rayhan
menjadi salah satu pembicaranya! Asma yang berada di antara ratusan peserta ini
rasa-rasanya ingin berteriak,"Hei, itu kan Kakak Rayhan-ku!"
Kakak Rayhan tampil
tenang. Semua hening mendengar kak Ray bicara. Asma juga. Kakak Rayhan fasih
mengeluarkan dalil yang diambil dari ayat-ayat Al-al quran dan Hadits Rasul.
Menjawab semua pertanyaan dengan baik dan tuntas. Asma sempat bingung lho, kok Kakak
Rayhan bisa sih? Bahkan materi yang disampaikannya jauh lebih bagus daripada
yang dibawakan oleh kiai-kiai kondang atau ustaz tenar yang biasa kudengar!
“Nabi Muhammad adalah utusan yang paling akhir
Allah. Allah membimbing tindakan Nabi Muhammad, baik pribadi maupun ketika
berada di hadapan umum. Seharusnya tiap muslimah mengagumi Nabi dengan meniru
tindakannya sepenuhnya ke dalam kehidupan praktis mereka sendiri,” ucap kak Ray
dengan bersemangat.
"Jika kamu mencintai Allah, maka ikutilah aku,
Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosamu," (Alquran Surah Al Imran 3
ayat 31).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar