Apalah diriku
tanpamu
Terdengar gumaman, Man ana man ana, man ana
laulaakum
Kaifa maa hubbukum kaifa maa ahwaakum
Dalam deraian air mata, aku berbisik, siapakah
diriku
Siapakah diriku kalau tiada bimbinganmu, guru.
Bagaimana aku tidak cinta kepadamu
Bagaimana aku tidak menginginkan bersamamu
Tiada siapapun, Selain engkau dalam hatiku
Kalianlah, kalianlah dambaanku
Tiada seorangpun dalam cintaku
Selain engkau di sisiku
Siapakah diriku,
Siapakah diriku kalau tiada bimbinganmu, guru.
Bagaimana aku tidak cinta kepadamu
Bagaimana aku tidak menginginkan bersamamu
Siapakah diriku,
Siapakah diriku kalau tiada bimbinganmu
Setiap kali bertambah cinta
Bertambah pula rinduku padamu
Tertunduk aku karena ilmumu
Tawadhu mengharap ikhlasmu
Tingkahmu, cerminan dirimu
Kau bak oase di tengah gurun
Penyejuk kalbuku
Laku baikmu menjadi tiruku
Apalah diriku tanpamu
Do’akan aku
Agar bisa meniru laku muliamu
Kan kuukir budimu dalam kalbu
(Cilacap, 13
Ramadhan 1443 H)
15 April
2022
Judul 2:
Sang Perindu
Rinduku padamu
Makin
menggebu
Hatiku makin
sebu
Kala
mengingatmu
Demi buah Tin
buah zaitun
Bukit Sinai,
Dan habbas saud
Sang perindu
Bagaikan Laila majnun
Meniru semua tingkahmu
Berharap mendapat syafaátmu
(Cilacap, 13 Ramadhan 1443 H)
15 April
2022
Judul 3 :
Demi kota Mekah
Hanya dengan lafal kun fayakun
Tercipta manusia dengan paripurna.
Durhaka? Kembalikan dia ke neraka- Mu
Kerjakan amal salih?
Masuklah ke jannah
Namun, mengapa kau mendustakan hari
berbangkit?
Bukankah Allah Hakim yang
seadil-adilnya?
(Cilacap, 13 Ramadhan 1443 H)
15 April
2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar