Selasa, 25 Oktober 2022

Puisi Mujahid sesungguhnya; Phobia Islam; Pendosa

 

Mujahid sesungguhnya

 

Merekalah sesungguhnya Manusia Jihad

Mereka yang lahir di antara desingan peluru,

Mereka yang besar di antara bom dan tebaran jasad

Diantara kedua pihak yang terus berseteru

 

Semangat bergelora untuk berkiprah

Darah harus di bayar darah

Kehancuran harus dibayar dengan kehancuran parah

Kami akan memukul berhala, dengan pantang menyerah

 

Allohu Akbar!! Allohu Akbar!!

Bismillah, Allah bersama kami, merekalah askar

Wahai kamu yang enggan maju di perang badar

Sementara dari mulutmu, terdengar kalimat tauhid menggelegar

 

Kapankah kamu kibaskan debu kehinaan?

Kapan kamu patahkan rantai penjajahan?

Kapan kamu lepas belenggu perbudakan zaman?

Lantas, kapan kalian pasang pelana kuda-kuda kemuliaan?

 

 (Cilacap, 19 Ramadan 1443 H/21 April 2022)

 

 

 

 

Judul 2:

Phobia Islam

 

Phobia Islam terus menjangkiti umat.

Islam khilafah dianggap-isme setara dengan komunisme, liberalisme, menyedihkan!

Lamat-lamat kini terdengar dari mulut pejabat

Ketuhanan yang maha esa ingin diganti dengan ketuhanan yang berkebudayaan.

 

Allohul mustaán, benarlah kabar dari Rasulullah

bahwa akan ada masa, saat Islam kembali terasing seperti pada awal kedatangannya, di era jahiliyyah.

Masa itu telah tiba, bukan sekedar sirah

Namun fakta, yaitu ketika banyak muslim, tetapi tak kenal dengan syariah.

 

Tidak hanya tak kenal, sebagian menentang mengimplementasikan dalam kehidupannya.

Bangga dengan sekulerisme yang dianutnya,

Bahkan mendukung ideologi komunisme tetap eksis dinegerinya

Meski ideologi ini bertentangan dengan aqidahnya

 

Sungguh, inilah bukti keterasingan ajaran Islam, buah dari hilangnya perisai kesatuan umat

 

(Cilacap, 19 Ramadan 1443 H/21 April 2022)

 

 

Judul 3 :

 

Pendosa

 

Aku sang pendosa

Hariku terlalu sebu dengan penyesalan

Aku merasa hidupku sia-sia

Aku hanya berharap aksama Tuhan

 

Aku tak berani berharap

Masuk dalam surga-Mu

Bekalku belumlah meluap

Ya rabb, aku minta ampunan-Mu

 

Aku sang pendosa, malu bertanya

Aku tak berani berharap surga atau neraka-Nya

Aku percaya hanya kepada-Nya

Sang maha pengampun, penyayang hamba-Nya

 

(Cilacap, 19 Ramadan 1443 H/21 April 2022)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar