Selasa, 25 Oktober 2022

Misteri Hutan Geometri 13

 

Penemuan tidak terduga


"Hati-hati
lah, Kak!" keluh Hasna. Ia merasa seram, membayangkan apa yang hendak dilakukan Saleem dan  Yasmin. "Meaoow"  suara Sansan, seperti memprotes. Kucing cerdik itu tidak suka melihat tuannya menghilang ke dalam air. Sansan tidak bisa ikut - dan karenanya juga tidak bisa melindungi, jika nanti ada apa-apa.


Kedua penyelam itu turun ke dasar laut dengan berhati-hati. Saleem berkeras
bahwa kali ini ia yang lebih dulu turun Yasmin menurut, walau biasanya Ia selalu ingin mendului. Soalnya, Ia tahu, ayahnya mengandalkan Saleem – sebagai yang paling tua di antara mereka berempat - untuk menjaga keselamatan anak-anak yang lain. Saleem sudah sampai di dekat kapal tenggelam. Saleem senang dan sekaligus lega, ketika melihat bahwa badan kapal itu memang agak tergeser letaknya, bukan ke tempat yang lebih dalam, tapi ke arah yang berlawanan. Dan kini terjepit di antara batu-batu besar, sehingga kedudukannya hampir tegak lurus.

 

Dengan begitu Saleem dan Yasmin akan bisa memeriksanya dengan lebih mudah nanti. Saleem memberi isyarat pada  Yasmin. Yasmin mengangkat jempolnya dengan gerakan gembira. Tapi  Yasmin tidak perlu diberi tahu lagi. Perasaannya sangat senang! Kini Ia akan bisa memasuki kapal itu, untuk memeriksa ruangan-ruangannya yang nampak begitu gelap dan misterius.


Dengan perasaan yang kini sudah tenang, Saleem memperhatikan keadaan di geladak
dengan penuh minat. Sementara itu  Yasmin sudah menyusup masuk. Mulanya tidak banyak yang bisa dilihatnya. Tapi berkat cahaya samar yang sampai di dasar laut, kemudian dilihatnya suatu gang yang panjang, di kaki sebuah tangga. Dengan segera dituruninya tangga itu.


 Yasmin membawa senter yang dapat dipakai di bawah air, untuk berjaga-jaga.
Senter itu dinyalakannya , karena gang panjang itu ternyata sangat gelap, sehingga ia tidak bisa melihat apa-apa di situ.


Mata  Yasmin terbelalak, begitu sinar senter menerangi gang. Samudra Jaya
ternyata merupakan kapal pesiar modern yang bagus dan mewah. Yasmin mengagumi ruang duduk yang anggun, lalu kabin-kabin yang nyaman, dapur - tapi ada sebuah pintu yang ternyata tidak bisa dibuka. Apakah isi ruangan yang ada di belakangnya"  Yasmin mendorong-dorong daun pintu, tapi sedikit pun tidak bisa digerakkannya.


"Pasti dikunci, bukan cuma macet," kata
Yasmin dalam hati. "Ini perlu kulaporkan pada Kanda Saleem."  Yasmin berpaling. Maksudnya hendak naik lagi ke geladak, untuk memberi tahu Saleem. Tapi ketika melewati pintu ruang duduk, dilihatnya Saleem ada di situ.
Saleem sedang melihat-lihat setumpuk piringan hitam Yasmin memberi isyarat,
meminta agar Saleem ikut dengannya.


Sesampai di depan pintu yang tidak bisa dibuka, keduanya mula-mula berusaha
memutar-mutar pegangannya sambil mendorong-dorong. Percuma - pintu tetap tidak bisa dibuka. Akhirnya Saleem mengambil pisau yang terselip di ikat pinggangnya.


Ujung pisau itu dimasukkan
Saleem ke lubang kunci, lalu diputar-putarnya ke kiri dan ke kanan. Ia sendiri kaget, ketika tahu-tahu pintu terbuka!

Dengan cepat  Yasmin mendorong  Saleem ke dalam, karena Ia juga ingin masuk. Saleem dan Yasmin ternyata memasuki sebuah kabin, yang ukurannya lebih besar dari kabin-kabin lainnya. Mungkin itu kabin nakhoda! Di satu sudut nampak tiga peti kayu yang ditaruh bertumpuk-tumpuk. Saleem menghampiri peti-peti itu. Tutupnya dipaku. Tapi papannya nampak sudah agak lapuk, kena air laut. Saleem mencongkel-congkel dengan pisaunya. Siapa tahu, bisa terbuka - Sekali lagi Saleem terkejut, karena tahu-tahu papan penutup peti pecah. Mata Saleem - dan juga  Yasmin - terbelalak, ketika melihat isi peti itu.


Mereka melihat emas berbatang-batang, nampak kuning mengkilat. walau mestinya
agak lama juga terendam dalam air laut!

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar